Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

ANALISIS ASPEK PERPAJAKAN PADA APOTEK GANESA

Disusun Oleh:
Karen Berliana Suharso (232016277)
Ester Novita Sari Sidabutar (232017035)
Vania Aurellia Noverinae (232017086)
Febe Vionita (232017100)
Alic Kurniasih (232017111)
Anggita Rehulina Pinem (232017132)

Dosen Pembimbing:
Dr Theresia Woro Damayanti SE Msi Ak CA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2019

0
Daftar Isi
Kata Pengantar …………………………………………………………………….2
Halaman Pengesahan ……………………………………………………………...3
Berita Acara Kegiatan……………………………………………………………...4
Pendahuluan
1. Dasar Penyelenggaraan …………………………………………………….5
2. Maksud dan Tujuan ………………………………………………………..5
3. Nama Kegiatan …………………………………………………………….5
4. Keterangan Kegiatan……………………………………………………….6
5. Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………………………..7
6. Hasil Kegiatan .………………………………………………………….7-9
Lampiran
1. Materi Kegiatan
1.1 Latar Belakang Apotek ……………………………………………….10
1.2 Proses Bisnis ………………………………………………………….11
1.3 Analisis Kewajiban Pajak………………………………………….12-22
1.4 Penutup………………………………………………………………. 23
2. Surat Tugas………………………………………………………….....…24
3. Foto Kegiatan …………………………………………………………….25

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga laporan
pengabdian masyarakat ini dapat tersusun hingga selesai. Tujuan dari pembuatan laporan ini
adalah untuk melaksanakan salah satu bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian
masyarakat.
Terimakasih pula kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami, yang
bersedia dan membantu kami dalam menyelesaikan laporan pengabdian masyarakat ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada Bpk Masrdi Susilo sebagai narasumber kami
wawancarai sekaligus teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan
pengabdian masyarakat.
Dalam pembuatan laporan ini, kami harapkan para pembaca mendapatkan
manfaat dan mendapatkan pengetahuan meskipun di dalamnya masih terdapat kekurangan
yang disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, kami memohon kritik dan saran para
pembaca demi laporan yang lebih baik. Terimakasih.

Salatiga, 10 April 2019

Tim Pengabdian Masyarakat

2
3
4
Pendahuluan

1. Dasar Penyelenggaraan
Berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berisikan Pendidikan, Penelitian dan
Pengembangan, serta Pengabdian Masyarakat, kita memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
menjalankannya. Dengan isu dan masalah yang sedang terjadi saat ini kita dapat memberikan
ide maupun gagasan untuk mengembangkan dan memperbaiki masalah yang sudah terjadi.
Sehingga kami melakukan penelitian tentang aspek perpajakan di sektor UMKM yaitu
Apotek Ganesa Salatiga.

2. Maksud dan Tujuan


Pengabdian masyarakat ini memiliki maksud untuk mengetahui apakah salah satu
UMKM yang kami pilih menjadi objek analisis perpajakan yaitu Apotek Ganesa sudah
mengerti tentang sistem perpajakan yang ada di Indonesia dan apakah Apotek Ganesa sudah
membayarkan pajak secara benar atau sesuai dengan usaha yang dijalankannya.
Tujuan kami dalam kegiatan pengabdian masyarakat kali ini mahasiswa melakukan
penelitian terkait analisis aspek perpajakan sebuah Apotek Ganesa untuk membantu
mahasiswa serta objek penelitian dalam mengetahui dan menganalis aspek pajak yang telah
dibayarkan maupun yang belum dibayarkan. Serta mengumpulkan, mengevaluasi dan
memberikan rekomendasi aspek perpajakan pada Apotek Ganesa melalui bukti - bukti yang
telah kami temukan sebelumnya. Hasil temuan yang kami dapatkan diharapkan dapat berguna
untuk memberi rekomendasi dan penjelasan kepada Apotek Ganesa tentang bagaimana aspek
perpajakan yang baik dan harus dibayarkan menurut pemahaman kelompok kami selama
mempelajari mata kuliah ini.

3. Nama Kegiatan
Kegiatan yang kami lakukan yaitu pengabdian masyarakat dengan cara menganalisis
aspek perpajakan pada UMKM atau objek pajak yang ada di Indonesia.

5
4. Kerangka Kegiatan

No. Kegiatan Person In Charge Waktu

Mencari objek Karen, Vania,


1 pengabdian Febe, Ester, Alic, 3 Maret – 21
Anggita Maret 2019
masyarakat
Karen, Ester, 20 Maret - 21
Menyusun daftar Vania, Anggita, Maret 2019
pertanyaan untuk Febe, Alic
2
wawancara dengan
objek

Mendapatkan objek
wawancara dan Karen dan
3 22 Maret 2019
membuat janji untuk Anggita
wawancara
Karen, Ester,
4 Wawancara Vania, Febe, 23 Maret 2019
Alic, Anggita

Identifikasi aspek
Karen, Vania, 25 Maret 2019 –
5 perpajakan yang
Anggita, Febe 8 April 2019
sudah dibayarkan
Identifikasi aspek
perpajakan yang 25 Maret 2019 –
6 Karen, Anggita
seharusnya 8 April 2019
dibayarkan
Membuat laporan
analisis aspek aspek Karen, Ester,
26 Maret 2019 –
7 perpajakan pada Febe, Alic,
10 Maret 2019
Apotek Ganesa dan Anggita
pembuatan banner

Menyampaikan hasil
perhitungan aspek
Karen dan
8 perpajakan dan 10 Maret 2019
Anggita
memberikan
rekomendasi.

6
5. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan yang kami lakukan selama masa pengabdian masyarakat pada UMKM adalah kami
mencari UMKM atau objek yang bersedia untuk kami jadikan tempat pengabdian
masyarakat bagi kelompok kami. Setelah itu kami datang membuat janji dan esoknya kami
datang ketempat UMKM untuk pengenalan, memberitahukan secara garis besar hal-hal yang
akan kami tanyakan berkaitan dengan perpajakan yang dikenakan atas objek pajak kami, dan
memberitahukan bahwa kedepannya kami akan berkunjung kembali untuk melakukan
wawancara yang lebih detail guna kelengkapan untuk memenuhi tugas laporan pengabdian
masyarakat kami.
Setelah mendapatkan informasi dari penanggung jawab usaha tentang sejarah berdiri
usahanya, perizinan usaha, pendapatan yang diterima perbulan/pertahun, serta aspek-aspek
yang berhubungan dengan perpajakan seperti tanah dan bangunan,penggajian, tunjangan, dsb.
Maka, dari hasil wawancara kami tersebut maka kelompok kami akan berdiskusi untuk
menganalisis mengenai aspek-aspek perpajakan yang sudah dibayarkan secara rutin maupun
perkiraan aspek perpajakan yang seharusnya dibayarkan. Serta melakukan konsultasi, revisi
serta perbaikan pada laporan pengabdian masyarakat agar aspek aspek perpajakan yang
dihitung dan diperkirakan lebih akurat.

Hasil Kegiatan
Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan dan tidak mendapatkan prestasi-prestasi kembali
yang secara langsung dapat ditunjuk (Rochmat Soemitro dan Mardiasmo 2011 : 1). Apotek
Ganesa merupakan wajib pajak yang harus membayar pajak pajak dalam usahanya. Apotek
Ganesa telah membayarkan beberapa jenis pajak kepemerintah, namun setelah kami
mendapat informasi tentang Apotek Ganesa terkait perpajakannya ditemukan ada pajak yang
seharusnya dibayarkan namun belum dibayarkan. Berikut ini adalah penjelasan dan
perhitungan tentang perpajakan yang sudah dibayarkan oleh Apotek Ganesa :
1. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Alasan dikenakannya pajak bumi dan bangunan karena Apotek Ganesa
memiliki bumi atau tanah dan bangunan. Pajak ini merupakan pajak pusat dimana
presentase pembagian hasil penerimaannya sebagian besar dialokasikan ke daerah.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka Pajak Bumi dan Bangunan yang ada
sekarang ini mengalami kemajuan menuju terciptanya suatu sistem perpajakan yang
adil, sederhana, dan memiliki kepastian hukum.
7
Dasar dasar hukum terkait pajak bumi dan bangunan (PBB) yaitu :
● Undang-undang No. 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
● Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2000 tentang Penetapan Besarnya Nilai jual
Kena Pajak untuk Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan
● Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 16/PJ.6/1998 tentang Pengenaan Pajak
Bumi dan Bangunan.

Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan :

Pajak Bumi dan Bangunan : Rp 66.000,-

Data pajak ini sudah diberikan oleh penaggungjawab sehingga kami tidak
menghitung kembali.

2. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)


Alasan Apotek Ganesa dikenakan pajak kendaraan bermotor (PKB) karena
apotek tersebut memiliki kendaraan operasional bersama yaitu motor Revo. Oleh
karena itu Apotek Ganesa dikenakan pajak atas kepemilikan dan penguasaaan
kendaraan bermotor.
Dasar hukum Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yaitu :
● Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 tentang perubahan Peraturan Daerah
Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pajak Kendaraan Bermotor.
● Berdasarkan Pasal 3 UU No. 28 Tahun 2009, Objek Pajak Kendaraan
Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.
Termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor
beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat
dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT
5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage).

8
Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) :

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) : tarif x harga perolehan awal


: 2% x Rp 12.640.000,-
: Rp 252.800,-
Atau jika dibulatkan menjadi Rp 253.000,-

3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pungutan yang dibebankan atas
transaksi jual-beli barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau wajib
pajak badan yang telah menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP). Apotek Ganesa harus
membayar PPN karena dalam pemesanan dan penyerahan obatnya diantarkan oleh
distributor ke Apotek Ganesa.
Dasar hukum nya yaitu UU No.8 Tahun 2983 stdtd UU No 42 Tahun 2009.
Tentang pengenaan pajak atas penyerahan obat – obatan yang dilakukan oleh Apotek
Ganesa terutang PPN sebesar 10%.
Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) :

PPN Terutang Rp. 20.400.000,- x 10%


Rp. 2.040.000,- / tahun

Total Rp.170.000,- / bulan

Asumsi : dalam satu bulan Apotek Ganesa membeli obat senilai Rp


1.700.000,- maka jika disetahunkan biaya yang dikeluarkan oleh Apotek Rapih yaitu
Rp. 20.400.000,- pembelian obat sebesar Rp 20.400.000,- didalamnya sudah
termasuk PPN.

9
Lampiran 1. Materi Kegiatan

1. Latar Belakang Apotek Ganesa


Apotik Ganesha adalah salah satu dari sekian banyak apotek yang ada di Salatiga. Apotek
yang kini berada di Jl. Osamaliki ini sudah berdiri sejak tahun 1999. Sebelumnya Apotek
Ganesha ini berada di Jl. Senjoyo dengan nama yang sama dengan nama jalan tersebut yaitu
Apotek Senjoyo. Alasan didirikan Apotek Senjoyo karena dahulu pemilik dari PT Damatex
yaitu Bapak Andisana Romawi ingin karyawannya dapat dimudahkan membeli obat dan
mendapat mendapat jaminan sosial kesehatan. Oleh karena itu pemilik Damatex bekerja sama
dengan PT ASKES.
Pada tahun 2003 apotek ini memutuskan untuk pindah lokasi ke Jl. Osamaliki. Alasan
memindahkan apotek ini karena lokasi sebelumnya yang jauh dari pusat kota, rumah sakit
umum daerah Kota Salatiga. Setelah pindah, apotek ini juga memutuskan untuk berganti
nama menjadi Apotek Ganesa karena lokasi apotek yang berada tepat di depan patung
ganesa.
Pemilik Apotek Ganesa ini sendiri juga menjadi kepala koperasi setempat. Oleh
karena itu pemilik Apotek Ganesa menjalin kerjasama dengan koperasi daerah setempat
untuk mengelola apotek tersebut pada awal didirikan pada tahun 2003. Sehingga diambillah
beberapa orang di dalam koperasi untuk dipercayakan mengurus apotek sebagai direktur
maupun karyawan lainnya yang dianggap kompeten dan dapat dipercaya kinerjanya.
Awalnya apotik ini didirikan untuk menunjang kebutuhan para karyawan Damatex.
Namun akhirnya apotik ini terus berkembang dan menjadi apotik umum. Saat ini Apotek
Ganesha memiliki 14 orang karyawan termasuk 1 karyawan lepas. Untuk upah karyawan,
Apotek ini memberi upah setara dengan UMR Kota Salatiga dengan tunjangan asuransi,
BPJS ketenagakerjaan,dan THR. Sedangkan untuk upah karyawan lepas dihitung per-hari
sesuai dengan Ketentuan apotek tersebut. Untuk mempermudah pekerjaan, apotek
memfasilitasi karyawan dengan 1 kendaraan operasional yaitu sepeda motor. Apotek ini
memiliki omzet Rp 2.500.000.000,-.
Selama Apotek Ganesha ini beroperasi, tidak ada kendala yang dirasa besar atau
signifikan. Kendala yang dirasa paling besar yang pernah dialami apotik ini adalah
kosongnya persediaan salah satu jenis obat di apotek namun ternyata stock di supplier juga
kosong. Apotek dapat mengatasi kendala ini dengan cara mengganti jenis obat yang sama
namun dengan merk yang berbeda sampai obat yang dipesan dating

10
2. Proses Bisnis

Bagan siklus operasional Apotek Ganesa

Keterangan bagan siklus operasional Apotek Ganesa :


Apotek Ganesa memesan obat generik dan bahan dasar obat paten kepada distributor yang
sudah bekerja sama dengan apotek tersebut, kemudian distributor akan memeriksa
persediaan yang diminta oleh Apotek Ganesa dipabrik obat apabila pesanan yang
dibutuhkan sudah siap maka distributor akan memberi kabar kesanggupan untuk
mengirimkan pesanan Apotek Ganesa tersebut dalam waktu 1-5 hari, tetapi apabila
persediaan pesanan yang diminta oleh Apotek Ganesa sudah habis maka distributor akan
menerima pemesanan obat yang di butuhkan lalu catatan pemesanan itu akan dikirim ke
pabrik untuk memenuhi stok persediaan, kemudian bila pihak pabrik sudah menyetujui dan
mengirim pesanan kepada pihak distributor maka distributor akan menyimpan barang
tersebut sebagai persediaan dan BTUD (Barang Tersedia Untuk Dijual), kemudian
distributor akan memenuhi permintaan pesanan dari Apotek Ganesa dan mengirimkan
barang tersebut, setelah itu obat diterima oleh Apotek Rapih maka akan dilakukan
pencatatan obat tersebut sebagai persediaan dan Apotek Ganesa akan menjual barang
tersebut kepada konsumen, dan konsumen akan menerima obat tersebut dan memberikan
uang yang akan dianggap sebagai pendapatan oleh Apotek Ganesa.

11
3. Analisi Kewajiban Pajak

Jenis jenis pajak yang sebenarnya harus dibayarkan Apotek Ganesa :


a. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Alasan dikenakannya pajak bumi dan bangunan karena Apotek Ganesa
memiliki bumi atau tanah dan bangunan. Pajak ini merupakan pajak pusat dimana
presentase pembagian hasil penerimaannya sebagian besar dialokasikan ke daerah.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka Pajak Bumi dan Bangunan yang ada
sekarang ini mengalami kemajuan menuju terciptanya suatu sistem perpajakan yang
adil, sederhana, dan memiliki kepastian hukum.
Dasar dasar hukum terkait pajak bumi dan bangunan (PBB) yaitu :
● Undang-undang No. 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
● Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2000 tentang Penetapan Besarnya Nilai jual
Kena Pajak untuk Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan
● Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 16/PJ.6/1998 tentang Pengenaan Pajak
Bumi dan Bangunan.

Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan :

Pajak Bumi dan Bangunan : Rp 66.000,-

Data pajak ini sudah diberikan oleh penaggungjawab sehingga kami tidak
menghitung kembali.

12
b. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
(PBBKB)
Alasan Apotek Ganesa dikenakan pajak kendaraan bermotor (PKB) dan
PBBKB karena apotek tersebut memiliki kendaraan operasional bersama yaitu motor
Revo dan memakai Bahan bakar. Oleh karena itu Apotek Ganesa dikenakan pajak atas
kepemilikan dan penguasaaan kendaraan bermotor.
Dasar hukum Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yaitu :
● Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 tentang perubahan Peraturan Daerah
Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pajak Kendaraan Bermotor.
● Berdasarkan Pasal 3 UU No. 28 Tahun 2009, Objek Pajak Kendaraan
Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.
Termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor
beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat
dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT
5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage).

Dasar Hukum PBBKB:


 Bagian Keempat Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Pasal 43(Perda Jawa Tengah)
(1) Tarif PBBKB ditetapkan sebesar 5% (lima persen).
(2) Dalam hal terjadi perubahan tarif yang dilakukan Pemerintah, maka tarif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyesuaikan dengan tarif yang telah
ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) :

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) : tarif x harga perolehan awal


: 2% x Rp 12.640.000,-
: Rp 252.800,-
Atau jika dibulatkan menjadi Rp 253.000,-

13
Perhitungan PBBKB
Tarif PBBKB X Bahan
Bakar/Bulan 5%XRp. 300.00

Rp. 15.000

c. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pungutan yang dibebankan atas
transaksi jual-beli barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau wajib
pajak badan yang telah menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP). Apotek Ganesa harus
membayar PPN karena dalam pemesanan dan penyerahan obatnya diantarkan oleh
distributor ke Apotek Ganesa.
Dasar hukum nya yaitu UU No.8 Tahun 2983 stdtd UU No 42 Tahun 2009.
Tentang pengenaan pajak atas penyerahan obat – obatan yang dilakukan oleh Apotek
Ganesa terutang PPN sebesar 10%.
Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) :

PPN Terutang Rp. 20.400.000,- x 10%


Rp. 2.040.000,- / tahun

Total Rp.170.000,- / bulan

Asumsi : dalam satu bulan Apotek Ganesa membeli obat senilai Rp


1.700.000,- maka jika disetahunkan biaya yang dikeluarkan oleh Apotek Rapih yaitu
Rp. 20.400.000,- pembelian obat sebesar Rp 20.400.000,- didalamnya sudah
termasuk PPN.

14
d. Pajak Penghasilan Pasal 21
Alasan dikenakan pajak penghasilan pasal 21 karena Apotek Ganesa memiliki
penghasilan yang harus dikenakan pajak berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan,
dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa,dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek
Pajak dalam negeri jika sudah melebihi atau setara dengan PKP.
● Objek Pajak : Apotek Ganesa membayar upah tenaga kerja tetap.
● Mekanisme : Apotek Rapih memiliki 12 Karyawan dan 2 Bagian
Keamanan. Gaji semua pegawai dibayarkan secara bulanan. Secara
keseluruhan gaji mereka mencapai UMR Kota Salatiga (sekitar Rp
1.900.000,-) dan adanya tunjangan hari raya (THR) sekali setahun pada hari
Raya Lebaran sebesar gaji satu bulan.

Landasan hukum pajak penghasilan pasal 21 :


● Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
No. 28 Tahun 2007.
● Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008.
● Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2009
tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan
Pajak Penghasilan Pasal 21/26.

15
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 :

Perhitungan PPh 21 untuk karyawan biasa

Gaji Pokok
1.900.000

Pendapatan Bruto
1.900.000

Biaya Jabatan(5%*P.Bruto)
95.000

P.Netto/Bln
1.805.000

P.Netto/Thn
21.660.000

P.Netto/Thn + THR 21.660.000 +


1.900.000 =
23.560.000

PTKP
54.000.000

PKP -

Net Take Home 31 Desember untuk karyawan biasa

Gaji Pokok
1.900.000

16
(+) Uang Transport
100.000

(+)Bingkisan Hari Raya


100.000

(+)BPJKS Kesehatan
25.000

(+)BPJS TK(5.7%*Gaji Pokok)


108.300

(-)PPh 21 -

Total 2.233.300

Perhitungan PPh 21 untuk kepala keuangan dan


kepala pembukuan

Gaji Pokok
2.100.000

Pendapatan Bruto
2.100.000

Biaya Jabatan(5%*P.Bruto)
105.000

P.Netto/Bln
1.995.000

P.Netto/Thn
23.940.000

17
P.Netto/Thn + THR 23.940.000 +
2.100.000 =
26.040.000

PTKP
54,000,000

PKP -

Net Take Home 31 Desember untuk kepala keuangan dan


kepala pembukuan

Gaji Pokok
2.100.000

(+) Uang Transport


100.000

(+)Bingkisan Hari Raya


100.000

(+)BPJKS Kesehatan
51.000

(+)BPJS TK(5.7%*Gaji Pokok)


119.700

(-)PPh 21 (-)

Total 2.370.700

Perhitungan PPh 21 untuk apoteker

18
Gaji Pokok 3.000.000

Pendapatan Bruto 3.000.000

Biaya Jabatan(5%*P.Bruto) 150.000

P.Netto/Bln 2.850.000

P.Netto/Thn 34.200.000

P.Netto/Thn + THR 34.200.000 + 3.000.000 =


37.200.000

PTKP 54,000,000

PKP (-)

Net Take Home 31 Desember untuk apoteker

Gaji Pokok
3.000.000

(+) Uang Transport


100.000

(+)Bingkisan Hari Raya


100.000

(+)BPJKS Kesehatan
80.000

19
(+)BPJS TK(5.7%*Gaji
Pokok) 171.000

(-)PPh 21
-

Total 3.451.000

Perhitungan PPh 21 untuk direktur

Gaji Pokok
3.200.000

Pendapatan Bruto
3.200.000

Biaya Jabatan(5%*P.Bruto)
160.000

P.Netto/Bln
3.040.000

P.Netto/Thn
36.480.000

P.Netto/Thn + THR 36.480.000 +


3.200.000 =
39.680.000

PTKP
54,000,000

PKP -

Net Take Home 31 Desember untuk direktur

20
Gaji Pokok
3.200.000

(+) Uang Transport


100.000

(+)Bingkisan Hari Raya


100.000

(+)BPJKS Kesehatan
80.000

(+)BPJS TK(5.7%*Gaji Pokok)


182.400

(-)PPh 21 -

Total
3.662.400

Apotek Ganesa tidak membayar PPh 21 dikarena dari semua perhitungan yang
telah dihitung tidak ada yang memenuhi PTKP maupun melebihinya. Hal ini
mengakibatkan karyawan, apoteker dan direktur tidak dikenai pajak penghasilan 21
karena tidak memiliki PKP.

e. PPh 25 (WP Baru)


Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pembayaran Pajak
Penghasilan secara angsuran. Tujuannya adalah untuk meringankan beban Wajib
Pajak, mengingat pajak yang terutang harus dilunasi dalam waktu satu tahun.
Pembayaran ini harus dilakukan sendiri dan tidak bisa diwakilkan.

Dasar hukum dari penghitungan besarnya angsuran PPh pasal 25 dalam hal-
hal/keadaan tertentu yaitu :
● Pasal 25 ayat (6) Undang-undang Pajak Penghasilan No. 7 Tahun 1983 tentang PPh
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36
Tahun 2008.

21
● Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-537/PJ./2000 tentang penghitungan
besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan dalam hal-hal tertentu.

Perhitungan Pasal 25 (WP Baru)

PPh Terutang Rp.2.500.000.000 x 1%


Rp. 25.000.000/ tahun

Total Rp. 2.083.333,33 / bulan


atau jika dibulatkan menjadi
Rp. 2.084.000/bulan

Asumsi : Tahun 2003 Apotek Ganesa telah resmi beroperasi dan


menggantikan apotek yang lama yaitu Apotek Senjoyo. Omzet awal Apotek Ganesa
adalah 2.500.000.000 pertahun. Dilihat dari omset tersebut yang kurang dari 4,8 M ,
maka langsung dikenakan pajak final.

f. Pajak Daerah Kabupaten / Kota – Penerangan Jalan


Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengertian tersebut termuat di dalam Undang-
undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009. Penggunaan
tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan sebesar
1,5%.
● Objek : Penggunaan Tenaga Listrik (PLN) sebagai penerangan
jalan
● Mekanisme : Apotek Ganesa akan membayar pajak daerah
(penerangan jalan) dan menyetorkan pajak tersebut kepada pemerintah.
Perhitungan pajak daerah atau kota atas penerangan jalan :

Pajak Terutang 1,5% x Rp. 500.000,-


= Rp. 7.500

22
4. Penutup

Simpulan
a. Apotek Ganesa telah melakukan perhitungan pajak sesuai dengan undang undang
yang ada di Salatiga, Jawa Tengah. Sebagian besar sudah mengerti dan
memahami sistem dan perhitungan pajak yang berlaku di Indonesia dengan cara
Apotik Ganesa membayarkan pajak dengan tepat waktu dan benar sesuai dengan
usaha yang dijalankannya.
b. Apotek Ganesa mulai dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada tahun
2003 sebesar Rp 66.000,-
c. Dalam penerimaan obat dari distributor ke Apotek Ganesa dikenakan pajak
pertambahan nilai (PPN) sebesar Rp 170.000,-
d. Memiliki satu kendaraan operasional yang dikenakan pajak sejumlah Rp 253.000
e. Ganesa tidak membayar PPh 21, karena penghasilan pegawai tidak memenuhi
PTKP.
f. Saat Apotek Ganesa menjadi WP baru dan memiliki omzet Rp 2.500.000.000
maka dikenakan PPh 25 pada tahun 2003 sejumlah Rp 2.084.000,-
g. pajak daerah atas Pajak PBBKB dikenakan sebesar Rp. 15.000,-
h. Pajak daerah atas penerangan jalan dikenakan sebesar Rp 7.500,-
i. Jadi total aspek pajak yang harus dibayarkan oleh Apotek Ganesa yaitu (Rp.
66.000+Rp. 170.000+Rp. 253.000+ Rp. 2.084.000+ Rp. 15.000+Rp.7.500 =
Rp. 2.580.500 /bulan )

Saran
Dalam hal ini untuk meningkatkan pendapatan Apotek Ganesa lebih tinggi.
Apotik Ganesa dapat memperluas jaringan relasi dengan instansi kesehatan yang lain
dan dengan distributor obat dengan tujuan agar tidak mengalami kesulitan ketika ingin
memasukkan persediaan obat. Dalam perhitungan perpajakannya bisa menyewa jasa
konsultan untuk menghitungkan pajak yang dikenakan pada Apotek Ganesa secara
tepat, efektif dan efisien. Karena setelah kami teliti masih ada beberapa jenis pajak
yang belum dibayarkan seperti pajak penghasilan pasal 25 (WP Baru) dan pajak
daerah tentang penerangan jalan.

23
Lampiran 2. Surat tugas

24
Lampiran 3. Foto-foto kegiatan

25

Anda mungkin juga menyukai