Anda di halaman 1dari 13

4.2.

2 Faktor Penghambat dan Pendukung Koordinasi Kerja Food and

Beverage Service dengan Food and Beverage Product.

Berikut adalah faktor penghambat dan pendukung koordinasi:

1. Faktor Penghambat Koordinasi.

Beberapa faktor penghambat koordinasi yang dapat diidentifikasian dalam

penelitian ini adalah :


55

a. Kelalaian manusia

Terjadi pada saat kesalahan sederhana dari manusia, faktor ini menjadi

penghambat koordinasi kerja antara food and beverage service dengan food

and beverage product, berikut kutipan wawancara yang menyatakan kelalaian

manusia sebagai faktor penghambat koordinasi.

“kitchen mungkin agak terlambat dalam menyediakan makanan, kadang kala

hal ini terjadi karena banyak faktor yang tidak bisa saya sebutkan, anggaplah

ini faktor manusia ya manusia itu selalu membuat kesalahan”.

b. Kesalahan komunikasi.

Terjadi pada saat informasi yang diberikan tidak sesuai dengan yang terjadi,

faktor ini menjadi penghambat koordinasi selama operasional kerja, berikut

kutipan wawancara yang menyatakan kesalahan komunikasi sebagai faktor

penghambat koordinasi.

“koordinasi kami sebenarnya lancar dan bagus, namun ada kalanya terjadi

kesalahan komunikasi antara kami selaku waiter dan para cook atau chef yang

bertanggung jawab di kitchen”

c. Kurangnya komunikasi.

Terjadi pada saat tidak adanya komunikasi antara karyawan food and beverage

service dengan karyawan food and beverage product yang mengakibatkan

terjadinya kesalahan koordinasi, faktor ini menjadi penghambat koordinasi

selama operasional kerja, berikut kutipan wawancara yang menyatakan

kurangnya komunikasi sebagai faktor penghambat koordinasi.


56

“kitchen yang tidak mengkoordinasikan bahwa stock mereka pun habis atau

sold out, membuat kami bingung karena kami sudah terlanjur meminta tamu

untuk menunggu sebentar, inilah salah satu contoh kesalahan dalam

koordinasi yang sering terjadi”.

2. Faktor Pendukung koordinasi.

Beberapa faktor pendukung koordinasi yang dapat diidentifikasi dalam

penelitian ini adalah :

a. Komunikasi yang baik.

Terjadi pada saat komunikasi berjalan lancar dan baik, dengan tidak ada

kesalahan sama sekali dan menghasilkan kinerja yang baik, faktor ini menjadi

faktor pendukung dalam koordinasi, berikut kutipan wawancara yang

menyatakan komunikasi yang baik sebagai faktor pendukung koordinasi.

“banyak penyebab yang bisa mengakibatkan tamu komplain dan kebetulan

kami dari food and beverage departemen selalu membuka diri untuk menerima

komplain dan komentar dari tamu-tamu baik tamu breakfast, lunch maupun

dinner, oleh karena dari data guest complain memang terlihat dari

departemen kami yang paling banyak terjadi komplain padahal kenyataan

belum tentu seperti itu juga.”

b. Kerja sama tim.

Terjadi pada saat food and beverage service dengan food and beverage product

saling membantu dalam mengatasi permasalahan yang mungkin timbul selama

operasional kerja, faktor ini menjadi faktor pendukung dalam koordinasi,


5
7

berikut kutipan wawancara yang menyatakan kerja sama tim sebagai faktor

pendukung koordinasi.

“Menurut saya selama ini koordinasi kerja kami sudah sangat baik sebagai

satu tim yang solid, walaupun sudah banyak berganti kepala departemen

maupun chef kami tetap mampu menjaga koordinasi kerja antara restoran dan

kitchen guna mengghindari terjadinya tamu komplain dan mengakibatkan

penurunan jumlah tamu”.

c. Disiplin Kerja

Terjadi pada saat kedisiplinan kerja karyawan food and beverage service dan

karyawan food and beverage product dalam operasional kerja sehingga tidak

mengakibatkan permasalahan seperti komplainnya tamu, faktor ini menjadi faktor

pendukung koordinasi.

4.4 Permasalahan yang Ditemukan Selama PKL

Dari hasil kegiatan yang penulis lakukan selama melukukan PKL (Praktek

Kerja Lapangan) di grand Madani Hotel, ada beberapa temuan yang diperoleh

antar lain :

1. Kurangnya kordinasi antara kichen dan waitres mengenai bahan makanan

yang Sold Out (habis) sehingga para waitress tidak mengetahui dan tetep

menjual menu yang ada, dan pada saat makanan tersebut diorder tamu

harus menunggu lama dan kecewa karena sudah menunggu dan juga harus

diganti pesanannya akibat makanan yang dipesan Sold Oud.


2. Sering terjadinya staff yang meninggalkan area kerja, seperti saat tamu

sudah memesan menu dan witer/waitressakan mengantarkan captain order

ke kitchen, area kitchen kosong (tidak ada staff).

3. Kurangnya koordinasi antara pihak kitchen, supervisor dan waitress, seperti

saat ada event saat pihak kitchen menyuruh supervisor menutup restaurant

untuk acara event, supervisor tidek menginformasikan kepada

waiter/waitress untuk tidak menerima tamu luar hal ini menyebabkan

complaint tamu saat sudah memesan menu.

4. Makanan yang di pesan waktu kedatangannya lama dari kitchen, sehingga

membuat tamu complaint, karena lama menunggu.

5. Tidak adanya briefing sebelum operasional restaurant berlangsung.


61

4.5 Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah yang dapat ditangani, sebagai berikut:

1. Tingkatkan komunikasi dan hubungan antar bagian f&b service dan f&b

product mengenai menu-menu yang sold out.

2. Tidak membiarkan area kitcen kosong, apabila jam break staff sebiknya

bergilir untuk istirahat agar bisa mengoptimalkan kerja kitchen.

3. Demi kelancaran operasional restoran, dalam hal ini supervisor dan

kitchen sebaiknya meningkatkan koordinasi ketika ada event sehingga hal

ini akan meminimalisir terjadinya complaint tamu.

4. Pihak kitchen harus menentukan berapa lama waktu makanan yang dipesan

tamu akan siap disajikan, sehingga tamu tidak akan lama menunggu.

5. Supervisor atau F&B Manager selalu mengadakan briefing sebelum

operasional restaurant berjalan agar waiter/waitress mengetahui apa yang

akan dikerjakan hari ini.


62

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Kesalahan yang terjadi dan berujung pada komplainnya tamu tidak

sepenuhnya terjadi karena kesalahan pihak restoran, faktor pendukung

koordinasi adalah komunikasi yang baik, kerjasama tim dan disiplin kerja.

Sedangkan faktor penghambat koordinasi adalah kesalahan komunikasi,

kelalaian manusia, dan kurangnya komunikasi.

2. Berdasarkan hasil responden berkaitan dengan kualitas pelayanan dan

kepuasan pelanggan masih sangat kurang, sehingga hal ini akan

menyebabkan komplain tamu.

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil praktik kerja lapangan (PKL) maka penulis dapat

memberikan saran kepada pihak hotel sendiri terutama pada bagian food and

baverage service yaitu :

1. Peningkatan komunikasi antara karyawan dengan cara training mingguan

harus diingkatkan lagi agar karyawan terbiasa berkomunikasi dan

berkoordinasi satu sama lain, karena keryawan hotel itu memang sudah

biasa terjadi rotasi dan pergantian karyawan lama dengan karyawan baru,

agar kekompakan tim tetap terjaga dan tetap solid tingkatkan training

untuk karyawan.

63
karyawan yang

dilakukan satu bulan

2. Tingkatkan kualitas sekali untuk mengetahui

pelayanan dan kepuasan sejauh mana

tamu sehingga pengetahuan karyawan

meminimalisir tentang hotel.

terjadinya complain 6. Karyawan FB service

tamu kedepannya. sebanyak 6 orang dan

3. Membuka lamaran karyawan FB product

kerja untuk staf ahli di sebanyak 8 orang,

bidang waiter/ss untuk sebaiknya menambah

menunjang kelancaran karyawan sehingga

oprasional di restourant meminimalkan kerja

sehingga tidak terlalu karyawan yang lain,

mengharapkan anak agar pekerjaan tidak

training saja sehingga rangkap.

dapat meminimalisir

terjadinya complaint

tamu.

4. Perlu adanya pelatihan

untuk anak training

sehingga dapat

menambah pengetahuan

serta ilmu dalam bidang

service.
B. Bentuk Koordinasi Antara Food and
5. Perlu adanya uji Beverage Service dengan Food and
Beverage Product.
kopetensi untuk semua
1. Sebelum operasional breakfast.
a. secara horizontal.
Gambar 4.3 briefing pagi sebelum
1) Cook dan Supervisor. jam operasional breakfast.

Hasil wawancara mendalam bersama


cook :

“Namun selalu ada hal yang tidak


berjalan lancar dalam operasional,
karena bisa kita maklumi kita
adalah manusia tidak selamanya
kita bisa mencapai hal sempurna.”

Kutipan wawancara mengenai faktor


Gambar 4.3 briefing pagi sebelum penghambat koordinasi, yaitu
jam operasional breakfast. faktorr kelalaian manusia.

Hasil wawancara mendalam Gambaran koordinasi yang


bersama cook : terjadi adalah sebagai berikut:
Supervisor
“Namun selalu ada hal yang tidak Cook
Restoran
berjalan lancar dalam operasional, Usman,Samad,A
karena bisa kita maklumi kita Agus M sep
adalah manusia tidak selamanya
kita bisa mencapai hal sempurna.”
Koordinasi terjadi dalam bentuk vertikal
Kutipan wawancara mengenai karena jabatan supervisor lebih tinggi
faktor penghambat koordinasi, yaitu dari pada waiter/s.
faktorr kelalaian manusia.
3. Captain dan cook helper.
Gambaran koordinasi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
Supervisor Cook
Restoran
Usman,Samad,A
Agus M sep

B. Bentuk Koordinasi Antara Food and


Beverage Service dengan Food and
Beverage Product. Gambar 4.5 captain berkoordinasi dengan
cook helper.
1. Sebelum operasional breakfast.
Berikut wawancara mendalam bersama
a. secara horizontal.
captain :
1) Cook dan Supervisor.
“Koordinasi kami selama ini berjalan
dengan baik, selama operasional kami
selalu bisa menjaga untuk tetap
berkomusikasi dengan orang-orang
kitchen baik cook maupun cook helper,
selama operasional breakfast”.

Kutipan wawancara mengenai faktor


pendukung koordinasi, yaitu faktor
komunikasi yang baik.
1) Chef, Assistant manajer, Cook,
Gambaran koordinasi yang terjadi adalah Supervisor, waiter/s, cook helper.
sebagai berikut :
Captain

Vivi, Roland, Bugi

Cook helper

Tuti, Afan, Cici

Koordinasi terjadi dalam bentuk vertikal


karena jabatan captain lebih tinggi
daripada cook helper.
Gambar 4.6 Briefing setelah
3. Setelah operasional breakfast. operasional breakfast.
a. Secara Vertikal berikut wawancara mendalam bersama
chef :
“dalam menyediakan makanan, kadang
kala hal ini terjadi karena banyak faktor
yang tidak bisa saya sebutkan,
anggaplah ini faktor kelalaian manusia”

Kutipan wawancara mengenai faktor


penghambat koordinasi, yaitu faktor
kelalaian manusia.

Gambaran koordinasi yang terjadi


adalah sebagai berikut :
Imron
I Made kartika
Executive Chef
Asst F.B.M

Supervisor Cook
Restoran
Usman,Samad,Ase
Agus M p

Koordinasi terjadi secara vertikal dan


horizontal, assisten FBM berkoordinasi
secara horizontal dengan executive chef
dan berkoordinasi secara vertikal
dengan supervisor restoran dan cook.
Dari hasil obervasi dan wawancara
secara mendalam baik karyawan,
supervisor, maupun kepala departemen
mengatakan koordinasi berjalan dengan
baik dan lancar, berjalan dengan baik dan
bekerjasama sebagai satu tim yang solid. terlalu mempengaruhi tingkat kepuasan
namun tetap ada kesalahan yang dianggap tamu, namun tetap saja masalah yang
sebagai kesalahan manusiawi dan tidak
terjadi bisa menjadi penyebab “koordinasi kami sebenarnya lancar dan
berkurangnya tingkat occupency hotel bagus, namun ada kalanya terjadi
dalam setahun terkahir ini, baik karyawan kesalahan komunikasi antara kami selaku
food and beverage service maupun food waiter dan para cook atau chef yang
and beverage product menyatakan bertanggungjawab di kitchen, contohnya
koordinasi kerja mereka sangat baik dan ada kasus pada tanggal 26 juni 2016 yang
solid. kami catat di log book”(wawancara
mendalam bersama waiter/s halaman 68).

c. Kurangnya komunikasi.
C. Faktor Penghambat dan Pendukung
Koordinasi Kerja Food and Beverage Terjadi pada saat tidak adanya komunikasi
Service dengan Food and Beverage antara karyawan food and beverage service
Product. dengan karyawan food and beverage
product yang menngakibatkan terjadinya
1. Faktor Penghambat Koordinasi. kesalahan koordinasi, faktor ini menjadi
penghambat koordinasi selama operasional
Beberapa faktor penghambat
kerja, berikut kutipan wawancara yang
koordinasi yang dapat di identifikasian
menyatakan kurangnya komunikasi
dalam penelitian ini adalah :
sebagai faktor penghambat koordinasi.
a. Kelalaian manusia
“kitchen yang tidak mengkoordinasikan
Terjadi pada saat kesalahan sederhana dari bahwa stock mereka pun habis atau sold
manusia, faktor ini menjadi penghambat out, membuat kami bingung karena kami
koordinasi kerja antara food and beverage sudah terlanjur meminta tamu untuk
service dengan food and beverage product, menunggu sebentar, hingga jam sudah
berikut kutipan wawancara yang lewat pukul 10 pun pihak kitchen belum
menyatakan kelalaian manusia sebagai juga memberi kejelasan. Akibat hal ini
faktor penghambat koordinasi. sebanyak 6 kamar tamu yang komplain
kepada kami, inilah salah satu contoh
“kitchen mungkin agak terlambat dalam kesalahan dalam koordinasi yang sering
menyediakan makanan, kadang kala hal terjadi pada saat jam
ini terjadi karena banyak faktor yang tidak breakfast”(wawancara mendalam bersama
bisa saya sebutkan, anggaplah ini faktor waiter/s halaman 68).
manusia ya manusia itu selalu membuat
kesalahan”(wawancaramendalam bersama 2. Faktor Pendukung koordinasi.
chef halaman 79).
Beberapa faktor pendukung
b. Kesalahan komunikasi. koordinasi yang dapat di identifikasi dalam
penelitian ini adalah :
Terjadi pada saat informasi yang di
berikan tidak sesuai dengan yang
terjadi,faktor ini menjadi penghambat
a. Komunikasi yang baik.
koordinasi selama operasional kerja,
berikut kutipan wawancara yang Terjadi pada saat komunikasi berjalan lancar
menyatakan kesalahan komunikasi sebagai dan baik, dengan tidak ada kesalahan sama
faktor penghambat koordinasi. sekali dan menghasilkan kinerja yang baik
selama operasional breakfast, faktor ini
menjadi faktor pendukung dalam koordinasi,
berikut kutipan wawancara

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 10


yang menyatakan komunikasi yang baik “banyak penyebab yang bisa
sebagai faktor pendukung koordinasi. mengakibatkan tamu komplain dan
kebetulan kami dari food and beverage “Secara keseluruhan koordinasi kerja kami
departemen selalu membuka diri untuk dan restoran sangat baik, ambil contoh saat
menerima komplain dan komentar dari kami melayani breakfast saat perayaan hari
tamu-tamu baik tamu breakfast, lunch raya china beberapa minggu yang lalu,
maupun dinner, oleh karena dari data dengan banyak tamu dari tiongkok kami
guest complain memang terlihat dari menghandle lebih dari 200 tamu di restoran
departemen kami yang paling banyak itu, memang terlihat kalang kabut dan
terjadi komplain padahal kenyataan berantakan namun tamu tetap terlayani
belum tentu seperti itu juga.”(wawancara dengan baik dan merasa puas dengan
mendalam bersama captain halaman 75). pelayanan selama breakfast, tidak ada
satupun tamu yang komplain saat itu, tanpa
b. Kerja sama tim. mereka tahu di belakang meja ada teman-
teman kami sesama karyawan yang pingsan
Terjadi pada saat food and beverage service
karena capek nya melayani 200 lebih tamu
dengan food and beverage product saling
yang breakfast dari subuh sampai jam
membantu dalam mengatasi permasalahan
10:30, kami bolak-balik merefill menu di
yang mungkin timbul selama operasional
buffe, mengorder bahan baru dari store dan
kerja, faktor ini menjadi faktor pendukung
sebagai nya, bahkan saat subuh saya datang
dalam koordinasi, berikut kutipan
itu saya masih harus memasak lagi karena
wawancara yang menyatakan kerja sama tim
jumlah tamu bertambah, tidak sesuai beo
sebagai faktor pendukung koordinasi.
breakfast yang di keluarkan yang hanya
“Menurut saya selama ini koordinasi berjumlah 150pax, dari sini saja kita bisa
kerja kami sudah sangat baik sebagai satu melihat kalau koordinasi kami ini sangat
tim yang solid,walaupun sudah banyak baik dan bagus kami telah bekerjasama
berganti kepala departemen maupun chef sebagai 1 tim yang solid dan
kami tetap mampu menjaga koordinasi kompak selama ini.”(wawancara
kerja antara restoran dan kitchen guna mendalam bersama chef halaman 79).
mengghindari terjadinya tamu komplain
dan mengakibatkan penurunan jumlah PENUTUP
tamu”(wawancara mendalam bersama A. Kesimpulan
captain halaman 76).
Berdasarkan hasil analisis data
c. Disiplin Kerja. penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
Terjadi pada saat kedisiplinan kerja 1. Pembagian tugas dan kerjasama
karyawan food and beverage service dan yang terjadi di lapangan sangat
karyawan food and beverage product dalam tertata rapi dan profesional dengan
operasional kerja sehingga tidak bukti tingkat occupency yang
mengakibatkan permasalahan seperti terjaga walau sudah terjadi banyak
komplainnya tamu, faktor ini menjadi komplain oleh tamu. Karyawan
faktor pendukung koordinasi, berikut food and beverage departemen
kutipan wawancara yang menyatakan menyatakan bahwa koordinasi
disiplin kerja sebagai faktor pendukung kerja mereka yaitu food and
koordinasi. beverage service dengan food and
beverage product sangat baik dan
solid sebagai satu tim.
2. Kesalahan yang terjadi dan
berujung pada komplainnya tamu
restoran yang berjumlah 436 tamu
komplain pada tahun 2016, tidak
sepenuhnyaterjadikarena

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 11


kesalahan pihak restoran, faktor pendukung koordinasi adalah komunikasi yang baik,
kerjasama tim, dan disiplin kerja. Sedangkan faktor penghambat koordinasi adalah
kesalahan komunikasi, kelalaian manusia, dan kurangnya komunikasi.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian, maka saran yang bisa disampaikan sebagai
berikut:
1. Meskipun dikatakan bahwa koordinasi kerja karyawan sudah baik, tapi masih
diperlukan pelatihan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan
dan peningkatan kualitas pelayanan, agar restoran terhindar dari komplain tamu lagi.
2. Adanya suatu reward bagi karyawan yang berprestasi dan memiliki kinerja yang baik.
Hal ini diharapkan akan memacu semangat kerja karyawan restoran dan kitchen untuk
menunjukkan hasil kerja optimal.
b. Peningkatan komunikasi antara karyawan dengan cara training mingguan harus di
tingkatkan lagi
agar karyawan terbiasa berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain, karena
keryawan hotel itu memang sudah biasa terjadi rotasi dan pergantian karyawan lama
dengan karyawan baru, agar kekompakan tim tetap terjaga dan tetap solid tingkatkan
training untuk karyawan.

Anda mungkin juga menyukai