Anda di halaman 1dari 16

KETERLIBATAN KERJA KARYAWAN SPBU BAGIAN OPERATOR

DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA


DAN SHIFT KERJA
(Job Involvement in Gas Station Operator Employees review from
Co-Worker Social Support and Work Shift)
Agung Nugroho
Fakultas Psikologi Universitas Semarang

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan
sosial rekan kerja dengan keterlibatan kerja karyawan bagian operator SPBU dan
mengetahui perbedaan keterlibatan kerja karyawan bagian operator SPBU
berdasarkan shift kerja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara
dukungan sosial rekan kerja dengan keterlibatan kerja karyawan SPBU bagian
operator dan ada perbedaan keterlibatan kerja karyawan bagian operator SPBU
berdasarkan shift kerja.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 87 orang karyawan bagian operator
SPBU PT. Anugerah Temurun Abadi Semarang. Penelitian ini merupakan
penelitian populasi. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua skala
yaitu Skala Keterlibatan Kerja dan Skala Dukungan Sosial Rekan Kerja. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara
dukungan sosial rekan kerja dengan keterlibatan kerja karyawan karyawan SPBU
bagian operator yang ditunjukkan dengan nilai Spearman rho = 0,310 p = 0,003
(p < 0,01), sehingga dalam penelitian ini hipotesis diterima. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterlibatan kerja karyawan bagian
operator SPBU berdasarkan shift kerja pagi, siang dan malam.
Kata kunci: keterlibatan kerja, dukungan sosial rekan kerja, shift kerja
Abstract
The purpose of the study was to know a corelation between co-worker social
support with job involvement in gas station operator employees and to know the
different job involvement in gas station operator employees from work shift. The
hypothesis of the study, there was a coreelation between co-worker social support
with job involvement in gas station operator employees and any different job
involvement in gas station operator employees from work shift.
The respondents of this study were consisted of 87 gas station operator
employees in PT. Anugerah Temurun Abadi Semarang. This study was a
population. The data of this study was collected by using two scales, the first job
involvement scale and co-worker social support scale. Data analysis was
conducted by using Product Moment correlation techniques.
The result shows that there is positive correlation between co-worker social
support with job involvement in gas station operator employees, indicated
Spearman rho = 0,310 p = 0,003 (p < 0,01), so the hypothesis in this study was
received. The result shows that there is no difference of employee engagement
part gas station operator on shift work morning, noon and night.

Key words: job involvement, co-worker social support, work shift


Pendahuluan
Bekerja merupakan langkah yang karyawan di perusahaan bersedia
ditempuh individu untuk dapat bekerja. Seseorang yang berkeinginan
memenuhi kebutuhan hidupnya. bekerja keras dikatakan memiliki
Individu yang bekerja pada suatu keterlibatan kerja yang tinggi.
perusahan hendaknya dapat Sebaliknya, seseorang yang tidak
menunjukkan keseriusan dalam berkeinginan bekerja keras termasuk
bekerja, sehingga perusahaan yang karyawan berketerlibatan rendah
bersangkutan tidak akan dirugikan. (Istijanto, 2005: 202).
Hal tersebut dikarenakan karyawan Robbins dan Coulter (dalam
memegang peranan penting dalam Faslah, 2010: 149) menyatakan bahwa
perusahan. Karyawan merupakan karyawan dengan tingkat keterlibatan
faktor produksi penting bagi kerja yang tinggi dengan kuat
perusahaan, di samping faktor lainnya, mengenali dan benar-benar
seperti bahan produksi, modal, pasar, memerhatikan jenis pekerjaan yang
ataupun penggunaan mesin-mesin mereka lakukan, tingkat yang tinggi
teknologi baru. Hal ini dikarenakan telah ditemukan terkait dengan tingkat
manusia adalah sebagai perencana, absensi yang lebih sedikit dan tingkat
pelaku dan penentu terwujudnya pengunduran diri karyawan yang lebih
kebutuhan dan tujuan perusahaan rendah. Karyawan yang mempunyai
(Faslah, 2010: 146). keterlibatan kerja yang tinggi akan
Karyawan yang bekerja pada benar-benar serius menangani jenis
suatu perusahaan dituntut untuk dapat pekerjaannya dengan demikian dapat
menunjukkan keterlibatan kerja yang mengurangi absensinya dan dari
maksimal, sehingga setiap tujuan dari tingkat pengunduran diri atau tingkat
suatu perusahan dapat tercapai. permohonan diri karyawan yang
Keterlibatan kerja merupakan tingkat rendah berarti sedikit sekali karyawan
sampai mana individu secara yang mempunyai keinginan berpindah
psikologis memihak pekerjaan mereka (intention turnover).
dan menganggap penting tingkat Nathania, dkk (2013: 80)
kinerja yang dicapai sebagai bentuk menyatakan bahwa keterlibatan kerja
penghargaan diri (Robbins dan Judge, adalah internalisasi nilai-nilai tentang
2012: 100). Keterlibatan (job pekerjaan atau pentingnya pekerjaan
involvement) karyawan dalam sesuai dengan individu. Individu
pekerjaan adalah tingkat saat dengan keterlibatan kerja yang tinggi
dan komitmen organisasi individu dapat yang tertidur di mushola saat jam kerja,
menjadi termotivasi untuk pergi bekerja keterlambatan datang ke tempat kerja
dan pergi tepat waktu. Keterlibatan kerja ataupun keterlambatan kembali ke tempat
akan menjadikan karyawan bagian kerja pada saat jam istirahat untuk
operator SPBU semakin menunjukkan membeli makanan. Karyawan juga kurang
ketepatan dalam jam kerja dan dapat menumbuhkan kebanggaan atau
menghindari hal-hal yang dapat rasa senang terhadap pekerjaan sebagai
menghambat pencapaian tujuan kerja. operator SPBU, serta adanya keinginan
Hasil pengambilan data awal dari untuk berpindah kerja ke tempat lain yang
absensi karyawan bagian operator SPBU dirasa lebih menjanjikan.
per bulan Maret 2014 menunjukkan Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan
bahwa masih terdapat karyawan yang dapat menunjukkan seorang pekerja
menunjukkan kurangnya keterlibatan terlibat dalam pekerjaan. Aktif partisipasi
kerja yang terlihat dari masih adanya adalah perhatian seseorang terhadap
karyawan yang datang terlambat, kurang sesuatu. Ciri-ciri individu yang memiliki
mematuhi peraturan yang berlaku di keterlibatan kerja yang rendah adalah
perusahan, tidak masuk tanpa keterangan, individu yang memandang pekerjaan
serta pulang kerja sebelum waktunya. sebagai bagian yang tidak penting dalam
Data tersebut sejalan dengan hasil hidupnya, memiliki rasa kurang bangga
wawancara pada tanggal 4 April 2014 terhadap perusahaan, dan kurang
dengan lima orang karyawan bagian berpartisipasi terhadap pekerjaannya
operator SPBU, diketahui bahwa pada (Pachen, dalam Faslah, 2010: 149).
dasarnya masih terdapat karyawan bagian Karyawan bagian operator SPBU yang
operator yang menunjukkan kurangnya memiliki keterlibatan kerja akan berusaha
keterlibatan kerja. Kurangnya keterlibatan menunjukkan partisipasi aktif terhadap
kerja disampaikan oleh karyawan karena pekerjaannya.
masih adanya karyawan yang belum Srivastava (2005: 102) menyatakan
sepenuhnya bertanggung jawab atas keterlibatan kerja sebagai identifikasi
pekerjaannya, seperti karyawan operator psikologis karyawan terhadap pekerjaan
yang bergantung pada sejauhmana yang diterima karyawan dari rekan kerja
karyawan melihat pekerjaan dapat terkait permasalahan yang dialami dalam
memuaskan kebutuhan intrinsik karyawan pekerjaan juga dapat semakin
dan menunjang kebutuhan karyawan. meningkatkan keterlibatan kerja karyawan
Keterlibatan kerja yang tinggi akan bagian operator SPBU.
menjadikan rendahnya turnover, Hasil penelitian yang dilakukan Putri
mengurangi keterlambatan, dan lebih (2011: 112-113) menunjukkan bahwa ada
banyak waktu untuk bekerja. Keterlibatan hubungan yang sangat signifikan antara
kerja yang tinggi akan menjadikan dukungan sosial dengan stres kerja.
berkurangnya absensi dan tingkat Semakin besar dukungan sosial yang
pengunduran diri yang lebih rendah diberikan maka semakin rendah stres kerja
(Blaue, dalam Srivastava, 2005: 95-96). yang muncul. Dukungan sosial pada
Istijanto (2005: 202) menyatakan karyawan SPBU bagian operator terlihat
bahwa keterlibatan karyawan terhadap dari hasil wawancara pada tanggal 4 April
pekerjaan dipengaruhi faktor dukungan 2014, diantaranya dalam bentuk dukungan
sosial rekan kerja. Dukungan sosial yang instrumental, seperti bantuan langsung
diterima individu terdiri dari informasi ketika kewalangan menghadapi
atau nasehat verbal dan non verbal, konsumen; dukungan emosional, seperti
bantuan nyata atau tindakan yang adanya kesediaan rekan kerja untuk
diberikan oleh keakraban sosial atau memberikan saran mengenai
didapat karena kehadiran mereka permasalahan yang dihadapi rekan kerja;
mempunyai manfaat emosional atau efek dukungan penghargaan, seperti kesediaan
perilaku bagi pihak penerima (Gottlieb, rekan kerja meminjamkan uang ketika ada
dalam Smet, 1994: 135). Dukungan sosial rekan kerja yang lupa membawa uang
rekan kerja yang diterima karyawan dapat untuk makan saat istirahat, maupun
menjadikan karyawan merasakan adanya dukungan informasi seperti halnya dengan
bentuk perhatian dan pengertian ketika kesediaan berbagi informasi baru
karyawan mengalami kesulitan dalam mengenai pekerjaan. Apabila karyawan
pekerjaan. Selain itu, informasi atau saran mengalami stres, namun merasa adanya
dukungan sosial, maka hal ini dapat kesulitan dalam pekerjaan, akan
melindungi individu dari gangguan menjadikan karyawan merasakan
kesehatan psikologis dan fisik. Efek kenyamanan dalam bekerja dan lebih
langsung dari adanya dukungan sosial dapat menunjukkan keterlibatan kerja.
yang dirasakan adalah menurunnya Selain itu, pembagian shift kerja juga
tingkat stres kerja serta gangguan memiliki dampak terhadap keterlibatan
kesehatan fisik maupun psikologis. kerja karyawan. Baker dan Leiter (2010)
Dukungan sosial yang diterima karyawan menyatakan bahwa keterlibatan kerja
bagian operator SPBU, seperti halnya karyawan dipengaruhi oleh faktor tuntutan
dengan dukungan informasi mengenai pekerjaan (job demand), salah satunya
pekerjaan ataupun pemberian semangat adalah shift kerja. Shift kerja menurut
oleh rekan kerja akan dapat mengatasi Maurits dan Widodo (2008: 19-20) adalah
setiap tekanan yang muncul dalam periode waktu dimana suatu kelompok
pekerjaan, terutama dengan adanya shift pekerja dijadualkan bekerja pada tempat
malam, sehingga karyawan bagian kerja tertentu. Dampak negatif dari shift
operator SPBU dapat lebih menunjukkan kerja dapat menyebabkan gangguan psikis
keterlibatan kerja. pada pekerja, seperti ketidakpuasan dan
Hasil penelitian yang dilakukan stres. Hal ini yang dapat berakibat pada
Suseno dan Sugiyanto (2010: 104) keterlibatan kerja yang ditunjukkan
menyatakan bahwa dukungan sosial karyawan. Karyawan yang mendapatkan
berpengaruh terhadap motivasi kerja. bagian shift malam dapat menunjukkan
Hasil penelitian tersebut memberikan keterlibatan kerja yang lebih rendah
gambaran pentingnya dukungan sosial dibandingkan karyawan yang bekerja pada
rekan kerja terhadap kesediaan karyawan shift pagi ataupun siang. Namun
untuk bekerja secara sungguh-sungguh demikian, kurangnya keterlibatan kerja
dalam bekerja. Rekan kerja yang bersedia juga terlihat pada karyawan yang
memberikan dukungan, baik secara mendapatkan shift siang. Berdasarkan
informasi dalam pekerjaan hingga bantuan permasalahan tersebut penulis tertarik
langsung ketika karyawan mengalami untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara dukungan sosial rekan kerja dengan lanjut Davis (dalam Mangkunegara, 2009:
keterlibatan kerja karyawan bagian 113) menyatakan bahwa keterlibatan kerja
operator SPBU, serta apakah ada atau partisipasi kerja adalah keterlibatan
perbedaan keterlibatan kerja karyawan emosi dan mental untuk menyumbang
bagian operator SPBU berdasarkan shift pada tujuan kelompok serta bertanggung
kerja? jawab terhadap hal tersebut. Milward
(2005: 216) menyatakan bahwa
Keterlibatan Kerja
keterlibatan kerja didefinisikan dalam
Keterlibatan (job involvement)
literatur sebagai sejauhmana seseorang
karyawan dalam pekerjaan adalah tingkat
secara psikologis mengidentifikasi diri
saat karyawan di perusahaan bersedia
dengan pekerjaannya, karakteristik yang
bekerja. Seseorang yang berkeinginan
relatif stabil berdasarkan orientasi nilai
bekerja keras dikatakan memiliki
pribadi.
keterlibatan kerja yang tinggi. Sebaliknya,
Berdasarkan uraian tersebut
seseorang yang tidak berkeinginan bekerja
disimpulkan bahwa keterlibatan kerja
keras termasuk karyawan berketerlibatan
adalah tingkat sampai mana individu
rendah (Istijanto, 2005: 202). Lebih lanjut
secara psikologis memihak pekerjaan dan
Srivastava (2005: 102) mendefinisikan
menganggap penting tingkat kinerja yang
keterlibatan kerja sebagai identifikasi
dicapai sebagai bentuk penghargaan diri.
psikologis karyawan terhadap pekerjaan
Istijanto (2005: 202) menyatakan
yang bergantung pada sejauhmana
bahwa karyawan yang memiliki
karyawan melihat pekerjaan dapat
keterlibatan tinggi terlihat dari beberapa
memuaskan kebutuhan intrinsik karyawan
ciri, antara lain:
dan menunjang kebutuhan karyawan.
a. Memberikan usaha-usaha terbaik
Keterlibatan kerja merupakan tingkat
dalam pekerjaan, termasuk
sampai mana individu secara psikologis
memberikan lebih banyak dari yang
memihak pekerjaan mereka dan
disyaratkan pekerjaan.
menganggap penting tingkat kinerja yang
dicapai sebagai bentuk penghargaan diri
(Robbins dan Judge, 2012: 100). Lebih
b. Bersedia bekerja sampai lembur, Dukungan Sosial Rekan Kerja
dengan senang hati mau ditugaskan ke Robert dan Greene (2009: 104)
luar kota. bahwa dukungan sosial dapat berlangsung
c. Selalu memikirkan cara-cara
secara alamiah di dalam jejaring bantuan
terbaik untuk bekerja.
keluarga kawan, tetangga dan teman
Robbins dan Judge (2012: 100)
sebaya atau di dalam kelompok dan
menyatakan bahwa ciri keterlibatan kerja,
organisasi yang secara spesifik diciptakan
antara lain:
atau direncanakan untuk mencapai tujuan.
a. Karyawan memihak sebuah
Menurut Cobb (dalam Smet, 1994: 136)
pekerjaan
menyatakan bahwa dukungan sosial dapat
b. Berpartisipasi aktif di dalam
berupa informasi yang menuntut
pekerjaan
c. Menganggap kinerja penting seseorang untuk meyakini bahwa dirinya
sebagai bentuk penghargaan diri masih diurus dan disayangi.
Milward (2005: 216) menyatakan Cohen dan Syme (1985: 5)
bahwa terdapat beberapa ciri perilaku menyatakan bahwa dukungan sosial
yang menunjukkan keterlibatan kerja, penting bagi peningkatan motivasi
yaitu: individu. Dukungan sosial menurut
a. Bekerja lembur untuk memenuhi Wellman (dalam Smet, 1994: 134)
batas waktu dianalisis jaringan yang lebih longgar
b. Kebanggaan dengan prestasi kerja
hanya dapat dipahami kalau orang tahu
Berdasarkan uraian tersebut
struktur jaringan yang lebih luas yang di
disimpulkan bahwa ciri-ciri keterlibatan
dalamnya terintergrasi, seringkali
kerja adalah berpartisipasi aktif di dalam
dukungan sosial diartikan sebagai suatu
pekerjaan, karyawan memihak sebuah
nasehat verbal dan non verbal, bantuan
pekerjaan, memberikan usaha-usaha
nyata atau tidak diberikan oleh jaringan
terbaik dalam pekerjaan, dan selalu
sosial yang dimiliki oleh individu dan hal
memikirkan cara-cara terbaik untuk
ini mempunyai efek emosional atau
bekerja.
perilaku bagi si penerima. Lebih lanjut
Santrock (2003: 548) menyatakan bahwa
terdapat beberapa sumber dukungan sosial manfaat emosional atau efek perilaku
yang diterima individu, yaitu keluarga dan sehingga dapat mengatasi masalah dalam
teman sebaya. Individu yang memiliki pekerjaan.
kawan-kawan yang baik dan membantu Ada empat jenis dukungan sosial
meringankan beban dari stres. yang dikemukan oleh House (dalam Smet,
Wulandari (2013: 504) menyatakan 1994: 136-137). Jenis-jenis dukungan
bahwa rekan kerja merupakan salah satu sosial tersebut antara lain:
tempat yang dibutuhkan untuk seseorang a. Dukungan emosional
dalam menghadapi segala persoalan hidup Mencakup ungkapan empati,
dan masalah pekerjaan di lingkungan kepedulian, perhatian terhadap individu
kerja. Soetjipto (2009: 169) menyatakan yang bersangkutan serta memberikan
bahwa dalam hubungan dengan sesama rasa aman, rasa saling memiliki, rasa
rekan kerja harus terjalin secara inovatif, dicintai.
saling mengingatkan, memberikan saran b. Dukungan penghargaan
perbaikan dan positif, dan memberi Terjadi lewat ungkapan hormat atau
dukungan penuh kepada rekan kerja. penghargaan yang positif bagi
Sesuai dengan nilai moral yang tinggi, individu, dorongan untuk maju atau
maka setiap karyawan dalam berhubungan gagasan perasaan individu dan
dengan rekan kerja harus saling perbandingan individu tersebut dengan
memercayai, memelihara kejujuran, individu yang lain yang kurang
mengutamakan keterbukaan, berperilaku mampu atau lebih buruk keadaannya
jujur terhadap rekan kerja, menghindari atau menambah penghargaan diri.
rasa curiga, saling memotivasi dan c. Dukungan instrumental
membantu kesulitan rekan kerja. Mencakup bantuan langsung sesuai
Berdasarkan beberapa simpulan dengan yang dibutuhkan oleh
tersebut diketahui bahwa dukungan sosial seseorang, seperti kalau orang-orang
rekan kerja adalah suatu nasehat verbal memberi pinjaman uang kepada orang
dan non verbal dari individu lain yang itu atau menolong dengan pekerjaan
berada di tempat kerja yang mempunyai pada waktu mengalami stres.
d. Dukungan informatif meyakinkan individu bahwa upayanya
Mencakup memberi nasehat, petunjuk akan berhasil dan hal-hal yang lebih
atau saran-saran, dan umpan balik. baik akan datang, membantu individu
Cohen dan Syme (1985: 67-73) bertahan mengatasi frustrasi, dan
menyatakan bahwa terdapat beberapa mengkomunikasikan keyakinan bahwa
jenis dukungan sosial, antara lain: individu bisa melaluinya.
a. Dukungan penghargaan Robert dan Greene (2009: 104)
Dukungan penghargaan mengacu pada menyatakan bahwa ada beberapa jenis
teori harga diri dengan meningkatkan dukungan sosial yang berbeda, yaitu:
penerimaan dan persetujuan dari orang a. Dukungan emosional
lain. Adanya seseorang yang
b. Dukungan informasi mendengarkan perasaan,
Dukungan informasi dapat berupa menyenangkan hati atau memberikan
pemberian informasi, saran dan dorongan.
bimbngan yang berguna untuk b. Dukungan informasional
mengatasi suatu masalah. Adanya seseorang yang mengajarkan
c. Dukungan instrumental sesuatu, memberi informasi atau
Dukungan instrumental dapat berupa nasihat, atau membantu membuat
bantuan terhadap suatu tugas, suatu keputusan utama.
menyediakan atau memberi uang, c. Dukungan konkret
menyediakan barang, serta membantu Adanya seseorang yang membantu
dalam menjalankan suatu tugas. dengan cara yang kasat mata,
d. Persahabatan meminjamkan sesuatu, memberikan
Persahabatan memungkinkan individu informasi, membantu melakukan tugas
untuk dapat menikmati aktivitas sosial. atau mengambil pesanan.
e. Dukungan motivasi Berdasarkan uraian tersebut dapat
Peningkatan motivasi dapat menodorng disimpulkan bahwa jenis-jenis dukungan
individu untuk bertahan dan sosial, yaitu dukungan emosional,
menemukan pemecahan masalah, dukungan penghargaan, dukungan
instrumental, dan dukungan informatif Berdasarkan hasil analisis data yang
yang bersumber dari rekan kerja. diperoleh diketahui bahwa Spearman rho
= 0,310 p = 0,003 (p < 0,01). Hal ini
Metode Penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan positif
Populasi yang akan diambil dalam
antara dukungan sosial rekan kerja dengan
penelitian ini adalah karyawan SPBU
keterlibatan kerja karyawan SPBU bagian
bagian operator yang merupakan anak
operator.
perusahaan dari PT. Anugerah Temurun
Hasil penelitian ini menunjukkan
Abadi Semarang. PT. Anugerah Temurun
bahwa ada hubungan positif antara
Abadi Semarang memiliki anak
dukungan sosial rekan kerja dengan
perusahaan sebanyak 7 SPBU dengan
keterlibatan kerja karyawan SPBU bagian
total karyawan sebanyak 87 orang.
operator. Semakin tinggi dukungan sosial
Penelitian ini merupakan penelitian
rekan kerja maka semakin tinggi
populasi.
keterlibatan kerja karyawan SPBU bagian
Penelitian ini menggunakan dua skala
operator, dan sebaliknya. Hasil penelitian
yaitu Skala Keterlibatan Kerja dan Skala
tersebut mendukung pendapat yang
Dukungan Sosial Rekan Kerja. Teknik
diutarakan oleh Istijanto (2005: 202) yang
analisis data yang digunakan untuk
menyatakan bahwa keterlibatan karyawan
menguji hubungan antara keterlibatan
terhadap pekerjaan dipengaruhi faktor
kerja dengan dukungan sosial rekan kerja
dukungan sosial rekan kerja. Karyawan
dengan menggunakan teknik analisis
SPBU bagian operator yang mendapatkan
korelasi product moment. Penelitian ini
dukungan sosial dari rekan kerja akan
juga menggunakan teknik analisis data
merasakan adanya kedekatan hubungan,
One Way Anova. Dalam penelitian ini
bantuan yang diberikan kepada karyawan
terdapat tiga kelompok sampel, yaitu
ketika mengalami kesulitan dalam
karyawan bagian operator shift pagi,
bekerja. Kondisi tersebut dapat semakin
karyawan bagian operator shift siang, dan
meningkatkan keterlibatan kerja karyawan
karyawan bagian operator shift malam.
karena karyawan tidak akan menghindari
Hasil dan Pembahasan pekerjaan yang terasa sulit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan mempunyai efek emosional atau perilaku
penelitian yang dilakukan Puspita (2012: bagi si penerima. Dukungan sosial rekan
12) yang menunjukkan bahwa dukungan kerja yang diterima karyawan bagian
sosial berkorelasi positif dengan operator SPBU dalam bekerja akan dapat
keterikatan kerja pada perawat di RSJ membantu meringankan setiap beban
Menur Surabaya. Dukungan sosial rekan dalam pekerjaan sehingga karyawan akan
kerja sebagai sumber daya kerja (job mampu menunjukkan keterlibatan kerja.
resources) memiliki peran penting dalam Cobb (dalam Smet, 1994: 136)
meningkatkan keterlibatan kerja karyawan menyatakan bahwa dukungan sosial dapat
SPBU bagian operator. Adanya rekan berupa informasi yang menuntut
kerja yang membantu dalam mengatasi seseorang untuk meyakini bahwa dirinya
berbagai kesulitan dalam pekerjaan akan masih diurus dan disayangi. Karyawan
semakin dapat meningkatkan keterlibatan yang merasa memperoleh dukungan
kerja karyawan SPBU bagian operator. sosial, secara emosional merasa lega
Baker dan Leiter (2010) menyatakan karena diperhatikan, mendapat saran atau
bahwa faktor sumber daya dalam kesan yang baik terhadap dirinya.
pekerjaan (job resource), salah satunya Karyawan SPBU bagian operator yang
adalah dukungan sosial merupakan mendapatkan dukungan sosial dari rekan
prediktor dari keterlibatan kerja. kerja akan merasakan adanya kedekatan
Dukungan sosial menurut Wellman hubungan, bantuan yang diberikan kepada
(dalam Smet, 1994: 134) dianalisis karyawan ketika mengalami kesulitan
jaringan yang lebih longgar hanya dapat dalam bekerja. Karyawan SPBU bagian
dipahami kalau orang tahu struktur operator yang mendapatkan dukungan
jaringan yang lebih luas yang di dalamnya sosial akan merasa tenang ketika
terintergrasi, seringkali dukungan sosial mengalami permasalahan dalam pekerjaan
diartikan sebagai suatu nasehat verbal dan karena rekan kerja bersedia menghibur,
non verbal, bantuan nyata atau tidak bahkan membantu permasalahan tersebut.
diberikan oleh jaringan sosial yang Karyawan SPBU bagian operator tidak
dimiliki oleh individu dan hal ini akan berusaha untuk menghindari
pekerjaan karena menganggap pekerjaan Hasil penelitian tersebut menunjang
tersebut sulit untuk diselesaikan. penelitian yang dilakukan oleh Maurits
Soetjipto (2009: 169) menyatakan dan Widodo (2008: 21) bahwa aspek
bahwa dalam hubungan dengan sesama demografis seperti jenis kelamin dan umur
rekan kerja harus terjalin secara inovatif, perlu diperhatikan dalam penyusunan shift
saling mengingatkan, memberikan saran kerja. Hal tersebut sangat diperhatian oleh
perbaikan dan positif, dan memberi PT. Anugerah Temurun Abadi dalam
dukungan penuh kepada rekan kerja. penyusunan shift kerja, dimana pada shift
Sesuai dengan nilai moral yang tinggi, malam diisi oleh karyawan laki-laki,
maka setiap karyawan dalam berhubungan sedangkan karyawan perempuan mengisi
dengan rekan kerja harus saling shift pagi dan siang. Pertimbangan jenis
memercayai, memelihara kejujuran, kelamin dalam pembagian shift kerja pada
mengutamakan keterbukaan, berperilaku masing-masing SPBU yang merupakan
jujur terhadap rekan kerja, menghindari anak perusahaan PT. Anugerah Temurun
rasa curiga, saling memotivasi dan Abadi tersebut berdampak positif, bahwa
membantu kesulitan rekan kerja. karyawan pada masing-masing shift tetap
Kesediaan rekan kerja untuk memberika dapat menunjukkan keterlibatan kerja.
dukungan dapat membantu karyawan Berdasarkan hasil data penelitian,
mengurangi rasa lelah ataupun tertekan variabel keterlibatan kerja diperoleh Mean
akibat beban dalam pekerjaan, sehingga Empirik sebesar 82,13, Mean
karyawan dapat semakin menunjukkan Hipotetiknya sebesar 62,5 dan Standar
keterlibatan kerja. Deviasi Hipotetiknya sebesar 12,5. Mean
Hasil perhitungan dengan SPSS Empirik variabel keterlibatan kerja berada
menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah pada area (+) 1SD hingga (+) 2SD dari
sebesar 0,455 dengan p = 0,636 (p>0,05), Mean Hipotetiknya. Hal ini
yang berarti bahwa tidak terdapat mengindikasikan bahwa keterlibatan kerja
perbedaan keterlibatan kerja karyawan tergolong pada kategori tinggi.
bagian operator SPBU berdasarkan shift Keterlibatan kerja yang tergolong tinggi
kerja pagi, siang, dan malam. berarti karyawan bagian operator SPBU
menunjukkan partisipasi aktif dalam dapat semakin terlibat dalam
pekerjaan serta menunjukkan usaha pekerjaannya.
terbaik agar pekerjaan dapat terselesaikan Sumbangan efektif variabel dukungan
dengan baik. Keterlibatan kerja yang sosial rekan kerja terhadap variabel
tinggi berdasarkan keterangan yang keterlibatan kerja karyawan bagian
diberikan oleh pengawas SPBU operator SPBU sebesar 6,6%. Sisanya
dikarenakan pada beberapa SPBU sedang sebesar 93,4% dari variabel lain seperti
diadakan audit dari Pertamina, sehingga faktor pribadi, meliputi sikap terhadap
karyawan berusaha untuk menunjukkan pekerjaan, rasa tidak aman, usia, jenis
keterlibatan yang lebih baik sesuai dengan kelamin, pengalaman kerja dan
arahan dari atasan. pendidikan, faktor organisasi, meliputi
Dukungan sosial rekan kerja karakteristik pekerjaan, tekanan waktu,
diperoleh Mean Empirik sebesar 93,84, kelebihan beban kerja, kontrol terhadap
Mean Hipotetiknya sebesar 75 dan pekerjaan, iklim perusahaan, umpan balik
Standar Deviasi Hipotetiknya sebesar 15. terhadap kinerja, pelatihan
Mean Empiriknya variabel dukungan supervisi/pengawasan, dan lingkungan
sosial rekan kerja berada pada area pada kerja.
area (+) 1SD hingga (+) 2SD. Hal ini Keterbatasan dalam penelitian ini
berarti mengindikasikan bahwa dukungan adalah situasi pada saat pengambilan data
sosial rekan kerja tergolong pada kategori penelitian pada karyawan Bagian Operator
tinggi. Dukungan sosial rekan kerja yang SPBU yang bertepatan dengan jam kerja.
tinggi berarti karyawan bagian operator Kondisi tersebut mengakibatkan ada
SPBU menganggap rekan kerja dapat kelemahan dalam penelitian ini
membantu dalam mengatasi masalah dikarenakan konsentrasi subjek yang
dalam pekerjaan, baik berupa informasi, kurang terjaga. Kelemahan lain dalam
saran ataupun bantuan langsung, yang penelitian ini adalah penggunaan try out
dapat mencegah berkembangnya masalah terpakai dan distribusi data yang tidak
yang dapat mengakibatkan tekanan, normal, sehingga dikhawatirkan hasil
sehingga karyawan bagian operator SPBU penelitian tidak dapat digeneralisasikan
pada kelompok subjek lain. Oleh sebab itu kerja, sehingga setiap beban dalam
dukungan sosial dan shift kerja perlu pekerjaan yang dirasakan karyawan SPBU
dipastikan situasinya agar penelitian ini bagian operator dapat terasa ringan karena
dapat digeneralisasikan. adanya dukungan dari rekan kerja.
Dukungan sosial rekan kerja yang
Simpulan
diterima karyawan SPBU bagian operator
Berdasarkan hasil penelitian dapat
bermanfaat dalam mengatasi setiap
diambil simpulan bahwa:
permasalahan yang muncul dalam
1. Ada hubungan positif antara
pekerjaan, sehingga karyawan SPBU
dukungan sosial rekan kerja dengan
bagian operator dapat menunjukkan
keterlibatan kerja karyawan SPBU
keterlibatan kerja.
bagian operator. Semakin tinggi
dukungan sosial rekan kerja maka 2. Bagi Pimpinan PT. Anugerah
semakin tinggi keterlibatan kerja Temurun Abadi
karyawan SPBU bagian operator, dan Pimpinan PT. Anugerah Temurun
sebaliknya, sehingga dalam penelitian Abadi diharapkan dapat mempertahankan
ini hipotesis diterima. keterlibatan kerja yang ditunjukkan
2. Tidak terdapat perbedaan karyawan SPBU bagian operator dengan
keterlibatan kerja karyawan bagian memperhatikan kesejahteraan yang
operator SPBU berdasarkan shift kerja dirasakan karyawan dalam bekerja.
pagi, siang, dan malam, sehingga Terpenuhinya harapan dari karyawan
hipotesis dalam penelitian ini ditolak. SPBU bagian operator dalam bekerja akan

Saran dapat semakin meningkatkan keterlibatan

1. Bagi Karyawan SPBU Bagian kerja karyawan SPBU bagian operator.

Operator 3. Bagi Peneliti Lain


Karyawan SPBU bagian operator Peneliti lain yang tertarik untuk
diharapkan dapat mempertahankan melanjutkan penelitian diharapkan dapat
hubungan baik dengan rekan kerja dan melihat faktor lain yang memengaruhi
tetap bersedia mencurahkan segala keterlibatan kerja, seperti faktor pribadi,
permasalahan yang dialami kepada rekan
meliputi sikap terhadap pekerjaan, rasa Mangkunegara, A.A.A.P. 2009.
Manajemen Sumber Daya Manusia
tidak aman, usia, jenis kelamin,
Perusahaan. Bandung: Remaja
pengalaman kerja dan pendidikan, faktor Rosdakarya.
organisasi, meliputi karakteristik
Maurits, L.S., dan Widodo, I.D. 2008.
pekerjaan, tekanan waktu, kelebihan Faktor dan Penjadualan Shift Kerja.
Teknoin. Vol. 13. No. 2: 18-22.
beban kerja, kontrol terhadap pekerjaan,
Yogyakarta: Program Studi Ilmu
iklim perusahaan, umpan balik terhadap Kesehatan Kerja, Fakultas
Kedokteran, Unviersitas Gadjah
kinerja, pelatihan supervisi/pengawasan,
Mada.
dan lingkungan kerja.
Milward, L. 2005. Understanding
Peneliti lain juga disarankan agar
Occupational & Organizational
dapat melakukan uji coba alat ukur Psychology. New Delhi: Sage
Publication Ltd.
terlebih dahulu, sehingga pada waktu
Nathania, L., Pali, M., dan Suprapto, M.
penelitian dapat memastikan alat ukur H. 2013. Pengaruh Kepuasan Kerja
dan Keterlibatan Kerja terhadap
tersebut sudah teruji validitas dan
Motivasi Kerja Karyawan Rumah
reliabilitasnya. Sakit Kristen Mojowarno. Jurnal
Gema Aktualita. Vol. 2. No. 2. Hal.
Daftar Pustaka
75-87. Surabaya Universitas Pelita
Bakker, A. B., dan Leiter, M. P. 2010. Harapan Surabaya.
Work Engagement: A Handbook of
Essential Theory and Research. Puspita, M. D. 2012. Hubungan antara
New York: Madison Avenue. Dukungan Sosial dan Makna Kerja
sebagai Panggilan (Calling) dengan
Cohen, S., dan Syme, S. L. 1985. Social Keterikatan Kerja. Calyptra. Vol. 1.
Support and Health. Florida: No. 1: 1-17. Surabaya: Universitas
Academic Press. Surabaya.

Faslah, R. 2010. Hubungan antara Putri, S. A. P. 2011. Hubungan Dukungan


Keterlibatan Kerja dengan Turnover Sosial Terhadap Stres Kerja Pada
Intention pada Karyawan PT. Garda Karyawan Balai Besar Wilayah
Trimitra Utama, Jakarta. Econo Sungai Pemali Juana Semarang.
Sains. Vol. VIII. No. 2: 146-151. Majalah Ilmiah Informatika. Vol. 2
No.1: 104-114. Semarang: Fakultas
Istijanto. 2005. Riset Sumber Daya Psikologi Universitas AKI
Manusia. Jakarta: PT. SUN. Semarang.
Robert, A. R., dan Greene, G. J. 2009. dengan Burnout pada Teller Bank.
Buku Pintar Pekerja Sosial. Alih Journal Online Psikologi. Vol. 01.
Bahasa: Juda Damanik dan Cynthia No. 02: 503-514. Malang: Fakultas
Pattiasina. Jakarta: Gunung Mulia. Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
Robbins, S. P., dan Judge, T. A. 2012.
Perilaku Organisasi. Alih Bahasa:
Diana Angelica, Ria Cahyani, dan
Abdul Rosyid. Jakarta: Salemba
Empat.

Santrock, J. W. 2003. Adolescence. Alih


Bahasa: Drs. Shinto B. Adelar dan
Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga.

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan.


Jakarta: PT. Grasindo.

Soetjipto, B. W. 2009. HR Excellence:


Kisah Sukses Para Kampiun SDM.
Jakarta: Salemba Empat.

Srivastava, S. K. 2005. Organizational


Behavior and Management. India:
Department of Psychology Mehra
Offset Press.

Suseno, M. N., dan Sugiyanto. 2010.


Pengaruh Dukungan Sosial dan
Kepemimpinan Transformasional
terhadap Komitmen Organisasi
dengan Mediator Motivasi Kerja.
Jurnal Psikologi. Vol. 37. No. 1: 94-
109. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada.

Wulandari, S. A. 2013. Persepsi


Dukungan Sosial Rekan Kerja

Anda mungkin juga menyukai