Organisasi Standar
Struktur
JCI JCI 6th Edition Continous
Proses
Improvement
KARS SNARS Edisi 1 Outcome
STANDAR JCI/SNARS
INPUT
Manajemen RS Tim Akreditasi/ Pokja
(STANDAR)
PENDALAMAN MATERI
Pemahaman Perubahan Standar & Konsep Tracer
SINKRONISASI
Standar JCI/SNARS +
ANALYZED GAP
Kebijakan, Prosedur, Panduan +
Kondisi aktual di RS
REVISI KEBIJAKAN
OUTPUT
(INDIKATOR MUTU/PELAPORAN/REKAM MEDIS/DOKUMEN IMPLEMENTASI)
PERUBAHAN NAMA BAB
1. Akses Pelayanan dan Kontinuitas (APK) → Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas
Pelayanan (ARK)
2. Pelayanan Pasien (PP) → Pelayanan Asuhan Pasien (PAP)
3. Manajemen Penggunaan Obat (MPO) → Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat (PKPO)
4. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) → Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE),
dimana beberapa standar dari Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) standar
versi 2012 yang terkait dengan komunikasi, dijadikan satu di Manajemen Komunikasi
dan Edukasi ini.
5. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP) → Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
PERUBAHAN NAMA BAB
6. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) → Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
7. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) → Manajemen Informasi dan
Rekam Medis (MIRM)
8. Sasaran Milenium Development Goals (SMDGs) →
Program Nasional dimana terdiri dari:
1. Program Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
2. Program Menurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS.
3. Program Menurunan Angka Kesakitan TB
4. Penyelenggaraan Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
5. Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
APA YANG BARU DALAM SNARS edisi 1
1. Standar pengelolaan pengendalian resistensi antimikroba (PPRA)
2. Pelayanan geriatri
3. Integrasi pendidikan kesehatan dalam pelayanan (untuk Rumah Sakit
Pendidikan)
PROGRAM NASIONAL
Program Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
Program Menurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS.
Program Menurunan Angka Kesakitan TB
Penyelenggaraan Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
1. PKPO 1 : Pengorganisasian
2. PKPO 2 : Seleksi dan Pengadaaan
2.1 : Proses mendapatkan obat bila tdk tersedia
3. PKPO 3 : Penyimpanan
3.1 : Penyimpanan dengan persyaratan khusus
3.2 : Penyimpanan elektrolit kosentrat
3.3 : Penyimpanan dan Pengawasan
3.4 : Penyimpanan obat emergensi
3.5 : Penarikankembali (recall)
4. PKPO 4 : Peresepan & Penyaluran
4.1 : Syarat kelengkapan resep
4.2 : Individu yang kompeten
4.3 : Obat yg diberikan tercatat dalam rekam medis
5. PKPO 5 : Persiapan & Penyerahan
5.1 : Kebijakan & Prosedur obat telah ditelaah ketepatan
5.2 : Pasien menerima obat dengan 5 tepat
PENILAIAN →19 STANDAR, 69 ELEMEN
FOKUS AREA → Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan
Obat
perencanaan
Seleksi &
evaluasi
pengadaan
monitoring penyimpanan
Permintaan &
dokumentasi
pencatatan
Penyiapan &
pemberian
pencampuran
SELEKSI DAN PENGADAAN
Standar PKPO.2
Ada proses seleksi obat dengan benar yang menghasilkan
formularium dan digunakan untuk permintaan obat serta
instruksi pengobatan. Obat dalam formularium senantiasa
tersedia dalam stok di rumah sakit atau sumber di dalam
atau di luar rumah sakit.
CONTOH KRITERIA PEMILIHAN OBAT UNTUK
MASUK FORMULARIUM
1. Mengutamakan penggunaan obat generik
2. Pembatasan nama dagang untuk satu nama generik (maksimal 5 nama
dagang)
3. Memiliki rasio manfaat – resiko (benefit – risk ratio) yang paling menguntungkan
penderita
4. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas
5. Tersedia di pasaran
6. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
7. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
8. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
9. Memiliki rasio manfaat – biaya (benefit – cost ratio) yang tertinggi berdasarkan
biaya langsung dan tidak langsung
10. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan, dengan harga yang
terjangkau
Standar PKPO .2.1.
Rumah sakit menetapkan proses pengadaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
yang aman, bermutu, bermanfaat dan berkhasiat sesuai
peraturan perundang-undangan.
a. produk nutrisi;
b. obat dan bahan radioaktif;
c. obat yang dibawa pasien sebelum rawat inap mungkin memiliki
risiko terhadap keamanan;
d. obat program atau bantuan pemerintah/pihak lain;
e. obat yang digunakan untuk penelitian.
PERESEPAN DAN PENYALINAN
Standar PKPO.4
Ada regulasi tentang peresepan / permintaan obat dan instruksi
pengobatan.
Standar PKPO.4.1
Regulasi ditetapkan untuk menentukan pengertian dan syarat
kelengkapan resep atau pemesanan.
Standar PKPO 4.2
Rumah sakit menetapkan individu yang kompeten yang diberi
kewenangan untuk menulis resep/permintaan obat atau instruksi
pengobatan.
Standar PKPO.4.3
Obat yang diresepkan dan diberikan tercatat di rekam medis pasien
(Rekam Pemberian Obat (RPO)).
8 BENAR 1 WASPADA
Diagnosis
Dokumentasi Indikasi
Informasi
BENAR Obat
Rute
Dosis
Standar PKPO.6
Rumah sakit menetapkan staf klinis yang kompeten dan berwenang
untuk memberikan obat.
Standar PKPO.6.1
Proses pemberian obat termasuk proses verifikasi apakah obat yang
akan diberikan telah sesuai resep/ permintaan obat.
Standar PKPO.6.2
Ada regulasi tentang obat yang dibawa oleh pasien ke rumah sakit
untuk digunakan sendiri
Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat adalah kegiatan membandingkan
instruksi penggunaan obat dengan obat yang diperoleh
pasien. Proses ini dapat menjadi salah satu tahap untuk
mencegah adanya medication error seperti adanya obat
yang tidak diberikan, dosis obat yang tidak sesuai,
duplikasi obat, interaksi antar obat ataupun kontraindikasi
obat.
PEMANTAUAN (MONITOR)
Standar PKPO.7
Efek obat dan efek samping obat terhadap pasien dipantau.
Standar PKPO.7.1
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan proses pelaporan dan
tindakan terhadap kesalahan penggunaan obat (medication error)
serta upaya menurunkan angkanya.
ESO Yang Perlu Dilaporkan
➢ Setiap reaksi efek samping yang dicurigai akibat obat. Terutama efek samping
yang selama ini tidak pernah/belum pernah dihubungkan dengan obat yang
bersangkutan.
➢ Setiap reaksi efek samping yang dicurigai akibat interaksi obat.
➢ Setiap reaksi efek samping serius yang:
▪ Menyebabkan kematian
▪ Mengancam jiwa
▪ Kecacatan permanen
▪ Memerlukan perawatan di rumah sakit
▪ Perpanjangan waktu perawatan di rumah sakit Kelainan kongenital dan
atau kejadian/medis lainnya.
➢ Setiap reaksi ketergantungan Sebagai contoh klasik adalah yang berkaitan
dengan obat golongan opiat; walaupun demikian berbagai obat lain dapat
menimbulkan reaksi ketergantungan fisik dan atau psikis
➢ Lack of efficacy (obat dicurigai tidak berfungsi)/sub-standart/palsu)
Tindakan Bila Terjadi Insiden
Keselamatan Pasien
• Membuat laporan kepada atasan langsung
• Menulis form insiden keselamatan pasien
kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKPRS)
• Dilarang menulis dalam rekam medik atau
memberitahukan kepada pasien secara
langsung tanpa koordinasi dengan tim KKPRS
TERIMA KASIH