Anda di halaman 1dari 56

Overview Standar Pelayanan Kefarmasian

dan Penggunaan Obat (PKPO) pada


Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
(SNARS) Edisi 1

Drs. Ali Syamlan, S.E., MARS., Apt


INSTALASI FARMASI RSUD DR. SOETOMO
2019
Akreditasi Rumah Sakit
Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan terhadap rumah
sakit yang diberikan oleh lembaga independen
penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh
menteri kesehatan, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu
memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku
untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara
berkesinambungan (Permenkes No.12 tahun 2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit).
MAKNA AKREDITASI

Sebuah proses yang secara sadar dilakukan oleh organisasi


pemerintah/non pemerintah yang menunjukkan pengakuan
kepada institusi kesehatan yang memenuhi standar-standar
tertentu yang selalu dikembangkan secara kontinyu baik pada
stuktur, proses dan outcome.

Organisasi Standar
Struktur
JCI JCI 6th Edition Continous
Proses
Improvement
KARS SNARS Edisi 1 Outcome
STANDAR JCI/SNARS

INPUT
Manajemen RS Tim Akreditasi/ Pokja
(STANDAR)
PENDALAMAN MATERI
Pemahaman Perubahan Standar & Konsep Tracer

SINKRONISASI
Standar JCI/SNARS +
ANALYZED GAP
Kebijakan, Prosedur, Panduan +
Kondisi aktual di RS

REVISI KEBIJAKAN

• Perbaikan Sistem/ Process Redesign


• Perbaikan Dokumen Kebijakan & Prosedur
• Pemenuhan Sarana Prasarana PROSES
• Perbaikan SDM
(LEAN HOSPITAL)
UNIT TRACER & FEEDBACK
SOSIALISASI
Lean Hospital

Tenaga Keperawatan Tenaga Medis Dokter • Effective Treatment


• Kepala Ruangan • Efficiency
• SMF (DPJP, PPDS) • Timeliness
• Kepala Keperawatan
• Instalasi • Equitable
• Champion Mutu
• Patient Safety

OUTPUT
(INDIKATOR MUTU/PELAPORAN/REKAM MEDIS/DOKUMEN IMPLEMENTASI)
PERUBAHAN NAMA BAB

1. Akses Pelayanan dan Kontinuitas (APK) → Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas
Pelayanan (ARK)
2. Pelayanan Pasien (PP) → Pelayanan Asuhan Pasien (PAP)
3. Manajemen Penggunaan Obat (MPO) → Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat (PKPO)
4. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) → Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE),
dimana beberapa standar dari Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) standar
versi 2012 yang terkait dengan komunikasi, dijadikan satu di Manajemen Komunikasi
dan Edukasi ini.
5. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP) → Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
PERUBAHAN NAMA BAB

6. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) → Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
7. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) → Manajemen Informasi dan
Rekam Medis (MIRM)
8. Sasaran Milenium Development Goals (SMDGs) →
Program Nasional dimana terdiri dari:
1. Program Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
2. Program Menurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS.
3. Program Menurunan Angka Kesakitan TB
4. Penyelenggaraan Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
5. Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
APA YANG BARU DALAM SNARS edisi 1
1. Standar pengelolaan pengendalian resistensi antimikroba (PPRA)
2. Pelayanan geriatri
3. Integrasi pendidikan kesehatan dalam pelayanan (untuk Rumah Sakit
Pendidikan)

KELEBIHAN SNARS edisi 1


Mudah dipahami sehingga mudah diimplementasikan, yang lebih
mendorong peningkatan mutu, keselamatan pasien dan
manajemen risiko, termasuk di rumah sakit pendidikan, serta
mendukung program nasional bidang kesehatan, dan berlaku
mulai tgl 1 Januari 2018
PENGELOMPOKAN BAB
STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
International Patient Safety Goals IPSG SKP Sasaran Keselamatan Pasien
Access to Care and Continuity of Care ACC ARK Akses ke rumah sakit dan kontinyuitas pelayanan
Patient and Family Rights PFR HPK Hak Pasien & Keluarga
Assessments of Patients AOP AP Asesmen Pasien
Care of Patients COP PAP Pelayanan dan asuhan Pasien
Anesthesia and Sugical Care ASC PAB Pelayanan Anestesi & Bedah
Medication Management and Use MMU PKPO Pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat
Patient and Family Education PFE MKE Manajemen komunikasi dan edukasi

STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT


Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien PMKP
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi PPI
Tata Kelola Rumah Sakit TKRS
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan MFK
Kompetensi dan Kewenangan Staf KKS
Manajemen Informasi dan Rekam Medis MIRM
PENGELOMPOKAN BAB
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
SASARAN 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar
SASARAN 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
SASARAN 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai (High Alert Medications)
SASARAN 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar.
SASARAN 5 : Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
SASARAN 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh

PROGRAM NASIONAL
Program Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
Program Menurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS.
Program Menurunan Angka Kesakitan TB
Penyelenggaraan Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri

INTEGRASI PELAYANAN DALAM PENDIDIKAN KLINIS DI RUMAH SAKIT


Standar SKP.III.
SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT  RS mengembangkan suatu pendekatan untuk
YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT) memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)
• hidraALAzine ▪ hidrOXYzine
 Obat yg Perlu diwaspadai : → obat yang • ceREBYx ▪ ceLEBRex
sering menyebabkan KTD atau kejadian • vinBLASTine ▪ vinCRIStine
• chlorproPAMIDE ▪ chlorproMAZINE
sentinel
• glipiZIde ▪ glYBURIde
 Obat yg Perlu diwaspadai : • DAUNOrubicine ▪ dOXOrubicine
1. NORUM/ LASA. Tulis yang berbeda dengan huruf KAPITAL
2. Elektrolit konsentrat
 Kesalahan bisa terjadi →Secara tidak
sengaja pada keadaan gawat darurat

 Cairan ini bisa mengakibatkan KTD/sentinel Event bila tak disiapkan


dan dikelola dengan baik
Elektrolit Konsentrat :  Terpenting :
1. KCl 2meq/Ml atau yang > Pekat (Tidak boleh
bolus) Ketersediaan, Akses, Resep, Pemesanan, Persiapan, Distribusi,Label,
2. NaCl 3,0% atau lebih Verifikasi,Administrasi dan pemantauan
3. MgSO4 Konsentrat
4. D40%
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT
(PKPO)
-PENDUKUNG REGULASI DAN DOKUMEN-
PERUBAHAN PERAN PARA PROFESI DALAM
PKPO

A. PERAN DOKTER DALAM PKPO


 Kompetensi :
Kemampuan menulis resep : pemilihan obat, indikasi, manfaat, dosis,
efek samping, alergi, interaksi
 Perbaikan budaya :
Penulisan resep
a. Singkatan yang dilarang
b. Tulisan tangan yang tidak terbaca
c. Kepatuhan terhadap standar dan prosedur
d. Memperhatikan : alergi, kontra indikasi dan interaksi
PERUBAHAN PERAN PARA PROFESI DALAM
PKPO

A. PERAN PERAWAT DALAM PKPO


 Kompetensi :
Memberikan obat kepada pasien sesuai dengan instruksi yang diberikan
dokter
 Perbaikan budaya :
a. Dokumentasi secara benar
b. Labelisasi obat
c. Kepatuhan terhadap standar dan prosedur
d. Memperhatikan : alergi, kontra indikasi dan interaksi
DAFTAR SINGKATAN YANG TIDAK BOLEH DIGUNAKAN
Singkatan yang Arti Kesalahan Penulisan yang benar
dilarang Interpretasi
U atau u Unit 0 atau 4 Unit
IU Internasional Unit iv atau 10 Unit

cc sentimeter kubik u (unit) Ml


µg mikrogram mg Mcg
IJ injeksi iv atau intrajugular Injeksi
IN intranasal im atau iv Intranasal atau “NAS”
SC, SQ, sub q Subcutaneus SL (Sub Lingual) subcut atau subcutaneus

Jangan menulis angka “0” di belakang koma


x,0 x mg x0 mg
desimal (mg)

Harus menggunakan “0” sebelum koma


,x mg 0,x mg x mg
desimal (0,x) mg)

mata kanan, mata kiri, telinga kanan, telinga


OD, OS, OU mata kanan, mata kiri, tiap mata
tiap mata kiri, tiap telinga

Once Daily / Sekali


o.d atau OD mata kanan Sekali sehari
sehari

Singkatan Nama Obat Nama Obat ditulis lengkap


B. PERAN TENAGA KEFARMASIAN DALAM PKPO
 Medication History
 Visite → Drug Related Problem
 Telaah resep
 Telaah obat
 Supervisi
 Pencampuran obat (IV admixture, Sitostatika)
 Discharge (KIE pasien KRS)
PENILAIAN →19 STANDAR, 69 ELEMEN
FOKUS AREA → Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan Obat

1. PKPO 1 : Pengorganisasian
2. PKPO 2 : Seleksi dan Pengadaaan
2.1 : Proses mendapatkan obat bila tdk tersedia
3. PKPO 3 : Penyimpanan
3.1 : Penyimpanan dengan persyaratan khusus
3.2 : Penyimpanan elektrolit kosentrat
3.3 : Penyimpanan dan Pengawasan
3.4 : Penyimpanan obat emergensi
3.5 : Penarikankembali (recall)
4. PKPO 4 : Peresepan & Penyaluran
4.1 : Syarat kelengkapan resep
4.2 : Individu yang kompeten
4.3 : Obat yg diberikan tercatat dalam rekam medis
5. PKPO 5 : Persiapan & Penyerahan
5.1 : Kebijakan & Prosedur obat telah ditelaah ketepatan
5.2 : Pasien menerima obat dengan 5 tepat
PENILAIAN →19 STANDAR, 69 ELEMEN
FOKUS AREA → Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan
Obat

6. PKPO 6 : Pemberian (Administrasi) Obat


6.1 : Pemberian & verifikasi obat sesuai resep
6.2 : Regulasi obat yg dibawa oleh pasien
7. PKPO 7 : Pemantauan (Monitoring)
7.1 : Menetapkan, menerapkan, tindakan Medication Error
GAMBARAN UMUM
Pelayanan kefarmasian adalah sesuatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dan alat kesehatan dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit
bertujuan untuk:
a. Menjamin mutu, manfaat, keamanan dan khasiat sediaan farmasi dan alat
kesehatan
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
c. Melindungi pasien, masyarakat, dan staf dari penggunaan obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety)
d. Menjamin sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang lebih
aman (medication safety)
e. Menurunkan angka kesalahan penggunaan obat
Aspek Legal Praktek Tenaga
Kesehatan di Rumah Sakit
Sertifikat Kompetensi
STR
SIP/SIK
Surat Penugasan Klinis dan Rincian
Kewenangan Klinis dari Direktur RS
Evaluasi berkala kinerja tenaga kefarmasian
(Ongoing Profesional Practice Evaluation/OPPE)
GAMBARAN UMUM (Lanjutan)
Pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat merupakan komponen yang
penting dalam pengobatan simptomatik, preventif, kuratif,paliatif, dan
rehabilitatif terhadap penyakit dan berbagai kondisi,serta mencakup sistem
dan proses yang digunakan rumah sakit dalam memberikan farmakoterapi
kepada pasien. Pelayanan ke farmasian dilakukan secara multidisiplin
dalam koordinasi para staf di rumah sakit.
Rumah sakit menerapkan prinsip rancang proses yang efektif, implementasi
dan peningkatan mutu terhadap seleksi, pengadaan, penyimpanan,
peresepan atau permintaan obat atau instruksi pengobatan, penyalinan
(trankripsi), pendistribusian, penyiapan (dispensing), pemberian,
pendokumentasian dan pemantauan terapi obat. Praktik penggunaan obat
yang tidak aman (unsafe medication practices) dan kesalahan
penggunaan obat (medication errors) adalah penyebab utama cedera
dan bahaya yang dapat dihindari dalam sistem pelayanan kesehatan di
seluruh dunia.
PENGORGANISASIAN
Standar PKPO.1.
Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan
penggunaan obat di rumah sakit harus sesuai dengan
peraturan perundangan-undangan dan diorganisir untuk
memenuhi kebutuhan pasien.

Pelayanan kefarmasian dilakukan oleh apoteker yang


melakukan pengawasan dan supervisi semua aktivitas
pelayanan kefarmasian serta penggunaan obat di rumah
sakit.
PROSES MANAJEMEN OBAT

perencanaan

Seleksi &
evaluasi
pengadaan

monitoring penyimpanan

Permintaan &
dokumentasi
pencatatan

Penyiapan &
pemberian
pencampuran
SELEKSI DAN PENGADAAN
Standar PKPO.2
Ada proses seleksi obat dengan benar yang menghasilkan
formularium dan digunakan untuk permintaan obat serta
instruksi pengobatan. Obat dalam formularium senantiasa
tersedia dalam stok di rumah sakit atau sumber di dalam
atau di luar rumah sakit.
CONTOH KRITERIA PEMILIHAN OBAT UNTUK
MASUK FORMULARIUM
1. Mengutamakan penggunaan obat generik
2. Pembatasan nama dagang untuk satu nama generik (maksimal 5 nama
dagang)
3. Memiliki rasio manfaat – resiko (benefit – risk ratio) yang paling menguntungkan
penderita
4. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas
5. Tersedia di pasaran
6. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
7. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
8. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
9. Memiliki rasio manfaat – biaya (benefit – cost ratio) yang tertinggi berdasarkan
biaya langsung dan tidak langsung
10. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan, dengan harga yang
terjangkau
Standar PKPO .2.1.
Rumah sakit menetapkan proses pengadaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
yang aman, bermutu, bermanfaat dan berkhasiat sesuai
peraturan perundang-undangan.

Standar PKPO 2.1.1


Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mendapatkan
obat bila sewaktu-waktu obat tidak tersedia.
PENYIMPANAN
Standar PKPO.3
Rumah sakit menetapkan tata laksana pengaturan penyimpanan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
baik, benar dan aman.
Standar PKPO 3.1
Rumah sakit mengatur tata kelola bahan berbahaya, obat narkotika
dan psikotropika yang baik, benar dan aman sesuai peraturan
perundang-undangan.
Standar PKPO 3.2
Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit konsentrat
yang baik, benar dan aman sesuai peraturan perundang-undangan.
Standar PKPO.3.3
Rumah sakit menetapkan pengaturan tentang penyimpanan dan
pengawasan penggunaan obat tertentu.
KEBIJAKAN PENYIMPANAN
1. Keamanan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai di Unit Pelayanan Farmasi, Gudang Farmasi dan Unit Dispensing
Sediaan Farmasi perlu memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
❑ Akses terbatas,
❑ Pintu selalu terkunci, dilakukan serah terima kunci saat tutup
❑ Dijaga oleh satuan polisi Pamong Praja untuk Gudang Farmasi
❑ Menggunakan Closed CircuitTelevision (CCTV)
2. Sistem penyimpanan menggunakan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan
First In First Out (FIFO) disertai Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah
Sakit
3. Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan berdasarkan stabilitas, bentuk sediaan, kelas farmakologi, alfabetis
dan penyimpanan khusus.
KEBIJAKAN PENYIMPANAN
4. Suhu dan tempat penyimpanan obat disesuaikan dengan
persyaratan farmasetis yang tercantum dalam kemasan.
a. Di dalam lemari es, apabila aturan penyimpanannya pada suhu
2-8 °C (Vaksin, serum, dan obat termolabil)
b. Di ruangan, apabila aturan penyimpanan pada suhu 15- 25°C.
c. Kelembapan ruang penimpanan obat tidak lebih dari 70%.
d. Monitoring suhu dan kelembapan untuk menjaga stabilitas suhu
lemari es dan suhu serta kelembapan ruang penyimpanan obat,
dilakukan setiap jam buka dan jam tutup Unit Pelayanan Farmasi
atau pada pukul 08.00 dan 21.00 di UPF yang buka 24 jam.
Standar PKPO 3.4
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk memastikan obat emergensi yang
tersimpan di dalam maupun di luar unit farmasi tersedia, tersimpan aman,
dan dimonitor.
Standar PKPO.3.5
Rumah sakit memiliki sistem penarikan kembali (recall), pemusnahan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai tidak layak digunakan
karena rusak, mutu substandar atau kadaluwarsa.
Beberapa macam obat memerlukan ketentuan khusus untuk menyimpan
dan mengawasi penggunaannya seperti:

a. produk nutrisi;
b. obat dan bahan radioaktif;
c. obat yang dibawa pasien sebelum rawat inap mungkin memiliki
risiko terhadap keamanan;
d. obat program atau bantuan pemerintah/pihak lain;
e. obat yang digunakan untuk penelitian.
PERESEPAN DAN PENYALINAN
Standar PKPO.4
Ada regulasi tentang peresepan / permintaan obat dan instruksi
pengobatan.
Standar PKPO.4.1
Regulasi ditetapkan untuk menentukan pengertian dan syarat
kelengkapan resep atau pemesanan.
Standar PKPO 4.2
Rumah sakit menetapkan individu yang kompeten yang diberi
kewenangan untuk menulis resep/permintaan obat atau instruksi
pengobatan.
Standar PKPO.4.3
Obat yang diresepkan dan diberikan tercatat di rekam medis pasien
(Rekam Pemberian Obat (RPO)).
8 BENAR 1 WASPADA
Diagnosis

Dokumentasi Indikasi

Informasi
BENAR Obat

Rute
Dosis

WASPADA Saat dan Lama


ESO penggunaan
Penulisan Instruksi Terapi Obat di RPO

Injeksi Ceftriaxone 1 gram IV drip dalam


Natrium Chlorida 0,9% 100mL selama 30
menit tiap 12 jam (Empiris)

Parasetamol tablet 500 mg PO, tiap 6


jam prn panas, dosis maksimal 2
gram/hari
Penulisan Instruksi Terapi Cairan di Lembar Observasi dan Pemberian Cairan (Per Jam)
Penulisan Instruksi Pengobatan di Lembar Perawatan Intensif
PERSIAPAN DAN PENYERAHAN
Standar PKPO.5
Obat disiapkan dan diserahkan di dalam lingkungan aman dan bersih.
Standar PKPO.5.1
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur semua resep / permintaan obat dan
instruksi pengobatan obat ditelaah ketepatannya.
Pengkajian resep dilakukan oleh tenaga kefarmasian meliputi:
a) Ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan minum/makan obat, waktu
pemberian
b) Duplikasi pengobatan
c) Potensi alergi atau sensitivitas
d) Interaksi antara obat dan obat lain atau dengan makanan
e) Variasi dari kriteria penggunaan dari rumah sakit
f) Berat badan pasien dan atau informasi fisiologik lainnya
g) Kontra indikasi
Penyiapan Obat Suntik
Obat berikut wajib disiapkan oleh instalasi farmasi dengan teknik aseptik:
 Kemoterapi
 Nutrisi Parenteral
 I.V Admixture
 Repacking Obat Suntik

Perawat hanya diperbolehkan menyiapkan obat suntik tunggal sekali pakai


Telaah obat dilakukan terhadap obat yang telah siap, telaah
dilakukan meliputi 5 informasi (5 Tepat) yaitu:
1) Tepat identitas pasien
2) Tepat obat;
3) Tepat dosis
4) Tepat rute pemberian
5) Tepat waktu pemberian.
Penulisan Instruksi Pengobatan di Resep
PEMBERIAN (ADMINISTRATION) OBAT

Standar PKPO.6
Rumah sakit menetapkan staf klinis yang kompeten dan berwenang
untuk memberikan obat.
Standar PKPO.6.1
Proses pemberian obat termasuk proses verifikasi apakah obat yang
akan diberikan telah sesuai resep/ permintaan obat.
Standar PKPO.6.2
Ada regulasi tentang obat yang dibawa oleh pasien ke rumah sakit
untuk digunakan sendiri
Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat adalah kegiatan membandingkan
instruksi penggunaan obat dengan obat yang diperoleh
pasien. Proses ini dapat menjadi salah satu tahap untuk
mencegah adanya medication error seperti adanya obat
yang tidak diberikan, dosis obat yang tidak sesuai,
duplikasi obat, interaksi antar obat ataupun kontraindikasi
obat.
PEMANTAUAN (MONITOR)
Standar PKPO.7
Efek obat dan efek samping obat terhadap pasien dipantau.
Standar PKPO.7.1
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan proses pelaporan dan
tindakan terhadap kesalahan penggunaan obat (medication error)
serta upaya menurunkan angkanya.
ESO Yang Perlu Dilaporkan
➢ Setiap reaksi efek samping yang dicurigai akibat obat. Terutama efek samping
yang selama ini tidak pernah/belum pernah dihubungkan dengan obat yang
bersangkutan.
➢ Setiap reaksi efek samping yang dicurigai akibat interaksi obat.
➢ Setiap reaksi efek samping serius yang:
▪ Menyebabkan kematian
▪ Mengancam jiwa
▪ Kecacatan permanen
▪ Memerlukan perawatan di rumah sakit
▪ Perpanjangan waktu perawatan di rumah sakit Kelainan kongenital dan
atau kejadian/medis lainnya.
➢ Setiap reaksi ketergantungan Sebagai contoh klasik adalah yang berkaitan
dengan obat golongan opiat; walaupun demikian berbagai obat lain dapat
menimbulkan reaksi ketergantungan fisik dan atau psikis
➢ Lack of efficacy (obat dicurigai tidak berfungsi)/sub-standart/palsu)
Tindakan Bila Terjadi Insiden
Keselamatan Pasien
• Membuat laporan kepada atasan langsung
• Menulis form insiden keselamatan pasien
kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKPRS)
• Dilarang menulis dalam rekam medik atau
memberitahukan kepada pasien secara
langsung tanpa koordinasi dengan tim KKPRS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai