01 GDL Deltrianat 320 1 Deltrian - PDF
01 GDL Deltrianat 320 1 Deltrian - PDF
S G1P0A0
DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD
Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Disusun oleh:
DELTRIANA TUANGER
NIM. B10.009
Diajukan oleh:
DELTRIANA TUANGER
NIM. B10.009
PENGUJI I PENGUJI II
iii
DAFTAR LAMPIRAN
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong masih cukup tinggi yaitu
mencapai 200 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian maternatal telah lama
maju hanya terjadi 5-30 kematian maternal setiap 100.000 kelahiran hidup, di
(Hakimi, 2010).
mungkin fisik dan mental ibu dan anak yang sehat. Selain itu juga biasanya
dialami oleh ibu hamil sehingga hal tersebut dapat dicegah ataupun diobati.
Dengan demikian maka angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi dapat
Penanganan yang kurang tepat atau memadai terutama dalam kasus patologi
1
2
ibu bersalin dengan ketuban pecah dini, seperti terkenanya virus atau infeksi
air ketuban. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan cara penanganan
melahirkan atau sebelum inpartu pada pembukaan < 4 cm (Fase laten). Hal ini
dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktu melahirkan
(Joseph, 2010).
kurang bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian
perinatal pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan
Penatalaksanaan ketuban pecah dini masih dilema bagi sebagian besar ahli
bedah cesar dan kalau menunggu persalinan spontan akan menaikan insidensi
dapat diketahui bahwa jumlah persalinan selama 1 tahun yaitu dari bulan
Januari 2011 Desember 2011 ada 960 persalinan, terdapat 505 (52,7%)
3
persalinan patologi, antara lain prematur berjumlah 218 (48%) kasus, ketuban
(13,6%) dan infeksi berjumlah 55 (12,1%) kasus. Dari kasus tersebut di atas
Berdasarkan data di atas jumlah dari kasus ketuban pecah dini sebagian
besar penatalaksaannya adalah insidensi bedah caesar. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk menyusun proposal karya tulis ilmiah ini dengan judul: Asuhan
Kebidanan Ibu Bersalin Ny. S G1P0A0 dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan Umum
asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. S G1P0A0 dengan ketuban pecah
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu:
2. Bagi Profesi
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
terkhususnya pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini sesuai teori
b. Pendidikan
Karya Tulis Ilmiah tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
dan VT setiap 4 jam, mengobservasi DJJ dan His tiap 30 menit, memantau
5 unit dalam 500 cc D5% mulai 8 tetes/ menit, tetesan dinaikkan 4 tetes
ibu tirah baring. Hasil asuhan yaitu persalinan dapat berlangsung secara
2. Yuwita Tri Hastuti (2011), dengan judul Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
setiap 4 jam, mengobservasi DJJ dan His tiap 25 Menit, memantau tanda-
unit dalam 500 cc D5% mulai 8 tetes, tetesan dinaikkan 4 tetes tiap 15
F. Sistematika Penulisam
Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB, yaitu antara lain sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan
sistematika penulisan.
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang berisi tentang tinjauan
teori medis tentang ibu bersalin, teori ketuban pecah dini meliputi
landasan hukum.
Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Persalinan
a. Pengertian
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
b. Tanda Persalinan
9
10
a) Power
c) Passage terdiri dari jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang
c. Tahap persalinan
akan melewati empat tahapan. Mulai dari kontraksi dan leher rahim
setelah bayi keluar. Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses
atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu dapat
tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena
Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi
datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan terasa seperti ada
tekanan yang sangat besar ke arah bawah, seperti ingin buang air
kuat, dan bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap
cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun
mengedan. Anda merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda
berakhir dua jam setelah itu. Kala IV disebut juga dengan masa
IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama
setelah persalinan.
a. Pengertian
laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan manapun jauh
bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari
b. Etiologi
ketuban pecah dini, namun faktor mana yang lebih berperan sulit
gamelli.
5) Kehamilan kembar
6) Trauma
7) Serviks (leher rahim) yang pendek (< 25 mm) pada usia kehamilan
23 minggu
melalui vagina.
2) Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak,
3) Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi
sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin
d. Diagnosa
(Manuaba, 2008).
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
oligohidramnion.
f. Komplikasi
4) Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi
apabila KPD preterm ini terjadi pada usia kehamilan kurang dari
23 minggu.
g. Penatalaksanaan
ahli kebidanan. Kasus ketuban pecah dini yang cukup bulan, kalau
Resiko yang lebih sering pada kasus ketuban pecah dini dengan
penderita ketuban pecah dini yaitu umur kehamilan dan ada tidaknya
2) Setelah pemantau janin elektronik, cek DJJ setiap empat jam ketika
3) Hitung sel darah putih dengan hitung jenis setiap hari atau setiap
dua hari.
1. Pengertian
rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
(Varney, 2004).
a. Pengkajian
fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data obyektif
1) Data Subyektif
a) Biodata
sehari-hari.
dengan pendidikannya.
pasien tersebut.
(Wheeler, 2004).
d) Riwayat perkawinan
(Winkjosastro, 2007).
(Winkjosastro, 2007).
(3) Keluhan-keluhan
h) Riwayat penyakit
(Sujiyatini, 2009).
(Sujiyatini, 2009).
(1) Nutrisi
(3) Eliminasi
(4) Aktivitas
(5) Istirahat
2) Data Obyektif
a) Status generalis
(Nugroho, 2010).
(Saifuddin, 2006).
(Perry, 2005).
29
(Nursalam, 2003).
(Nursalam, 2003).
b) Pemeriksaan Sistematis
(1) Kepala
(Nursalam, 2003).
(Winkjosastro, 2007).
(Nursalam, 2003).
(Nursalam, 2003).
(Nursalam, 2003).
(1) Abdomen
(a) Inspeksi
(b) Palpasi
(c) Auskultasi
(Farrer, 2004).
(Farrer, 2004).
30 cm (Farrer, 2004).
(3) Anogenital
tidak.
(b) Perinium
tidak.
(c) Anus
tidak.
(d) Inspekulo
atau tidak.
melintang.
d) Pemeriksaan Penunjang
b. Interpretasi Data
(Varney, 2004).
1) Diagnosa
Diagnosa: Ny. X, G .. P .. A .. umur ibu .. tahun, umur
presentasi kepala/ bokong, UUK jam .., inpartu kala .. fase
Data Subyektif:
Data Obyektif:
composmentis
38
melalui vagina
2) Masalah
ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yaitu ibu tampak gelisah
3) Kebutuhan
c. Diagnosa Potensial
(Varney, 2004).
d. Antisipasi/ Intervensi
pecah dini yaitu dengan menaikkan insidensi bedah cesar dan kalau
e. Rencana Tindakan
dilakukan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini adalah sebagai
berikut:
3) Hitung sel darah putih dengan hitung jenis setiap hari atau setiap
f. Pelaksanaan
dan aman. Yang bidan dilaksanakan oleh semua bidan atau sebagian
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2004).
dibuat.
g. Evaluasi
1) Infeksi tidak terjadi dan tanda-tanda vital sign dalam batas normal
(Saifuddin, 2002).
Ayu, 2010).
42
S : Subyektif
melalui anamnesa.
O : Obyektif
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
A : Assessment
P : Planning
berdasarkan assesment.
43
C. Landasan Hukum
a. Kewenangan normal:
berencana
memiliki dokter.
Sebagai seorang bidan harus bisa mengenali cara tepat tanda dan
secara dini ke tempat yang memadai (RS atau Puskesmas) (IBI, 2005).
44
dengan kasus ini adalah kompetensi bidan ke-3, yaitu bidan memberikan
hamil yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari kasus
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan laporan studi kasus dengan metode
gambaran tentang studi keadaan secara obyektif. Studi kasus adalah studi yang
dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang
tersebut dilaksanakan (Notoatmodjo, 2005). Dalam studi kasus ini, lokasi studi
Subyek studi kasus merupakan hal atau orang yang akan dikenai
ini akan dilakukan pada ibu bersalin Ny. S G1P0A0 dengan ketuban pecah dini.
45
46
Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Studi kasus
dan dengan format asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan lembar observasi.
1. Data Primer
(Nursalam, 2003).
a. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
Toucher.
3) Perkusi
4) Auskultasi
b. Wawancara
medis dengan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini, orang tua dan
keluarga.
c. Observasi
2. Data Sekunder
a. Studi Kepustakaan
2003 2012.
b. Studi Dokumentasi
kasus ini informasi yang diperoleh didapatkan dari buku catatan rekam
lain:
b. Buku tulis
c. Ballpoint
c. Tensimeter
d. Stetoskop
e. Leanec
f. Partus set
g. Jangka panggul
h. Sarung tangan
i. Termometer
j. Jam tangan
BAB IV
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Maret 2013 sejak jam 08.00 WIB dan Merasakan pegel-pegel pada
punggung
51
52
2) Tanda-tanda persalinan
3) Riwayat menstruasi
pembalut/ hari
4) Riwayat perkawinan
lamanya: 1 tahun
d) Keluhan-keluhan pada
bawah
Trimester I : 2 kali
Trimester II : 2 kali
hamil.
g) Imunisasi TT
apapun.
8) Riwayat Penyakit
beraktivitas.
selama + 3 bulan.
kuning.
sering BAK.
hepatitis.
e) Riwayat operasi
a) Nutrisi
15.22 WIB
56
b) Personal hygiene
pakaian 2 x sehari.
c) Eliminasi
konsistensi padat.
d) Aktivitas
aktivitas apapun
e) Istirahat/tidur
ada kenceng-kenceng
f) Psikososial budaya
sangat mendukung.
orangtuanya.
dimakan.
58
merokok.
1) Status generalis
b) Kesadaran : Composmentis
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
d) TB : 156 cm
e) BB sebelum hamil : 45 kg
f) BB sekarang : 56 kg
g) LILA : 26 cm
2) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
cloasma gravidarum
59
(3) Mata
b) Leher
kelenjar gondok.
(2) Mammae
(3) Axilla
a) Abdomen
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
janin (ekstremitas)
panggul (konvergen)
(3) Auskultasi
b) Pemeriksaan panggul
c) Anogenital
(2) Perineum
(3) Anus
(4) Inspekulo
(b) Pembukaan : 5 cm
warna jernih
4) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
15 Maret 2013
3. Interpretasi Data
a. Diagnosa Kebidanan
punggung kiri inpartu kala I, fase Aktif dengan ketuban pecah dini.
Data Dasar
Data Subyektif
keguguran
Data Obyektif
2) Kesadaran : Composmentis
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
4) Palpasi
janin (ekstremitas)
panggul (konvergen)
e) Mc Donald : 30 cm
bawah pusat.
b. Masalah
Cemas
dari jalan lahir ibu merembes cairan yang berwarna jernih dan
berbau amis.
c. Kebutuhan
4. Diagnosa Potensial
5. Tindakan Segera
6. Rencana Tindakan
c. Beri informasi pada ibu dan keluarga mengenai keadaan ibu dan janin
persalinan
g. Beri motivasi dan support mental pada ibu untuk mengurangi rasa
cemas
2) Injeksi amoxan 1 gr / IV
7. Pelaksanaan
his dan DJJ tiap 15 menit, pembukaan serviks atau jika ada indikasi.
b. Memberi informasi pada ibu dan keluarga bahwa air ketuban sudah
kondisi baik.
dirasakan ibu dalam proses persalinan adalah hal yang wajar karena
ibu.
berkurang.
8. Evaluasi
45 detik.
b. Ibu dan keluarga telah mengetahui keadaan ibu dan janin baik
c. Ibu telah mengerti tentang rasa sakit yang dirasakan dan bersedia
e. Ibu telah diberikan dukungan moril, ibu ditunggu suami dan ibunya.
DATA PERKEMBANGAN I
KALA II
S : Subyektif
O : Obyektif
2. Tanda-tanda persalinam
A : Assessment
P : Planning
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk
3. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perinium ibu
sebelah atas
dengan ibu jari dan jari-jari lainya) dan setelah itu Pemotongan tali
pusat
dalam uterus.
70
Evaluasi
a. Bayi telah lahir pada puku 17.15 WIB dengan berat badan 2790 gr, jenis
b. Ibu dan keluarga telah mengetahu keadaan ibu dan bayi Baik
DATA PERKEMBANGAN II
KALA III
S : Subyektif
O : Obyektif
2. Bayi baru lahir spontan, hidup, menangis kuat pada jam 17.15 WIB,
A : Assessment
P : Planning
a. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
b. Letakan satu tangan di atas kain pada perut ibu,di tepi atas
Evaluasi
1. Plasenta lahir spontan jam 17.35 WIB, kesan lengkap, entuk cakram, insersi
KALA IV
S : Subyektif
O : Obyektif
2. Kesadaran : Composmetis
N : 80 x/menit
S : 37,50 cc
R : 24 x/menit
A : Assesment
P : Planning
menit jam kedua meliputi TD, Nadi, Suhu, TFU, Kontraksi uterus,
4. Melakukan dokumentasi
Evaluasi
1. Perdarahan +150 cc, kala I 20 cc, kala II 40 cc, kala III 50 cc, kala IV 40cc
2. Semua peralatan bekas pakai telah dicuci, ibu telah disibin dan diganti
7. Selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama sejam
B. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai proses asuhan pada
ibu bersalin Ny. S atas indikasi ketuban pecah dini dengan tindakan induksi
dari 7 langkah, mulai dari pengkajian sampai evaluasi dengan ada tidaknya
1. Pengkajian
RS ibu di rujuk dari bidan karena mengeluarkan air ketuban sejak tanggal
serviks 2 cm, air ketuban merembes, warna jernih, kepala turun 2/5 bagian.
persalinan mulai dan ditunggu satu jam sebelum terjadi in partu. Sebagian
besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan
2. Interpretasi Data
yang timbul adalah ibu merasa gelisah, ketakutan dan kesakitan dalam
karena dari jalan lahir ibu merembes cairan yang berwarna jernih dan
berbau amis.
2003). Untuk itu beri informasi pada ibu mengenai keadaan persalinannya
Pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek
karena dalam kasus Ny. S muncul perasaan cemas dan takut karena dari
jalan lahir ibu merembes cairan yang berwarna jernih dan berbau amis.
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial dari ketuban pecah dini untuk ibu adalah terjadi
infeksi dan partus lama. Diagnosa potensial pada pasien dengan ketuban
a. Pada bayi: intra uteri fetal death, intra partum fetal distress dan
prematuritas.
78
b. Pada ibu: partus lama, infeksi, atonia uteri, perdarahan post partum dan
komplikasi dari ketuban pecah dini dan gawat janin karena penanganan
ibu bersalin atas indikasi ketuban pecah dini dengan tindakan induksi
sudah sesuai dengan teori dan metode Varney, jadi tidak ada diagnosa
potensial terjadi dan tidak tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
4. Antisipasi
yang pertama yang perlu dilakukan pasien dengan induksi atas indikasi
Pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek
5. Rencana Tindakan
keadaan umum dan vital sign ibu, observasi kemajuan persalinan, beri
informasi pada ibu dan keluarga mengenai keadaan ibu dan janin,
informasikan pada ibu tentang rasa kenceng dan pegel dalam persalinan,
dilakukan, anjurkan ibu untuk miring ke kiri, beri motivasi dan support
mental pada ibu untuk mengurangi rasa cemas, kolaborasi dengan dr.
Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yaitu
beri informasi pada ibu dan keluarga mengenai keadaan ibu dan janin,
informasikan pada ibu tentang rasa kenceng dan pegel dalam persalinan,
anjurkan ibu untuk miring ke kiri dan beri support mental serta kolaborasi
6. Pelaksanaan
oleh bidan atau sebagian oleh bidan, pasien dan tim kesehatan lainnya.
apa yang direncanakan kepada klien tanpa ada tindakan yang menyimpang
dari rencana yang telah disusun. Jadi pada kasus ini, tidak ditemukan
7. Evaluasi
pada ibu bersalin atas indikasi ketuban pecah dini dengan tindakan
induksi, serta adanya kerjasama yang baik dari pasien, keluarga, dokter
SPOG dan tenaga medis yang lain dan dalam praktek adalah keadaan ibu
dan janin baik, tidak terjadi hal-hal yang menjadi komplikasi dari tindakan
perkembangan kesehatan ibu yang tertulis dalam catatan medis dan hasil
lahir selamat dan sehat menangis kuat, gerakan aktif dan warna kulit
kemerahan.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Ny. S G1P0A0 dengan Ketuban Pecah Dini
mulai dari dari pengumpilan data sampi dengan evaluasi, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan.
Juli 2012, dan ibu mengatakan mengeluarkan cairan dari jalan lahir yang
berwarna jernih, berbau amis sejak tanggal 15 Maret 2013 jam 08.00
WIB, ibu merasa pegel- pegel di punggung bawah dan merasa kenceng-
20 x/ menit, suhu 36,50 C. Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara
80
81
ketuban pecah dini, masalah yang terjadi adalah ibu mengatakan merasa
cemas dengan persalinan karena dari jalan lahir ibu merembes cairan
yang berwarna jernih dan berbau amis dan kebutuhan yang dilakukan
ketuban pecah dini. Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara
masalah yang sudah identifikasi. Diagnosa potensi pada kasus ini adalah
infeksi pada ibu dan bayi tetapi tidak terjadi karena telah dilakukan
yang gawat dimana bidan harus bertindak segerah untuk kepentingan dan
ketuban pecah dini lain observasi keadaan umum dan vital sign ibu,
observasi kemajuan persalinan , DJJ, dan his, beri informasi pada ibu dan
keluarga mengenai keadaan ibu dan janin, informasikan pada ibu tentang
82
berimotivasi dan support mental pada ibu untuk mengurangi rasa cemas,
sampai dengan Kala IV observasi dengan hasil keadaan umum ibu baik,
masa nifas dan tentang cara menyusui yang benar. Dalam kasus ini tidak
8. Pada kasus ibu bersalin dengan Ny. S G1 P0 A0 dengan ketuban pecah dini
B. Saran
1. Bagi Bidan
2. Bagi RSUD
pecah dini secara optimal melalui penanganan yang cepat dan tepat
3. Pendidikan
bersalin dengan ketuban pecah dini ini ,dapat lebih meningkatkan ilmu
pecah dini
4. Bagi Pasien
setempat jika ibu mengalami tanda dan gejala ketuban pecah dini
DAFTAR PUSTAKA
Elzahra, A. 2012. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ketuban Pecah Dini.
Available online at: http://thynha.blogspot.com/2012/12/asuhan-
keperawatan-pada-nys-dengan.html. Diakses tanggal 6 Maret 2013.
Ida Ayu, C. M. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:
EGC.