Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ FAKTOR LINGKUNGAN ABIOTIK TERHADAP LINGKUNGAN”

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Yang Diwajibkan


Dalam Mengikuti Perkuliahan Ekologi Tumbuhan

DOSEN PEMBIMBING :
INDAYANA FEBRIANI TANJUNG, M.Pd

Oleh,
KELOMPOK : VIII
1. ANNISA (0310171037)
2. FAMI ABNUR (0310171027)
3. LIDIYA PURNAMA SARI (0310173093)
4. SHAFIRA HANA MARSYAH (0310172083)

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2019
KATA PENGANTAR
‫اار ِحيم‬
َّ ِ‫ن‬
ِِ ‫الرحْ َم‬
َّ ِ‫ــــــــــــــــمِاﷲ‬
ِِ ‫س‬
ْ ِ‫ب‬

Alhamdulillahirrabil’alamiin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Faktor Lingkungan Abiotik Terhadap
Tumbuhan” dengan tepat waktu. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
wajib dari mata kuliah Ekologi Tumbuhan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini
yaitu Ibu Indayana Febriani Tanjung M.Pd yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini.

Dalam menyelesaikan tugas ini, kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan tegur sapa, kritik dan
saran yang bersifat membangun dari dosen dan seluruh pembaca, agar dapat
dijadikan pedoman perbaikan untuk selanjutnya.

Medan, 23 September 2019


Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekologi Tumbuhan .........................................................................3


2.2 Faktor-Faktor Lingkungan Abiotik Terhadap Tumbuhan ................................5
2.3 Integrasi Ayat Alquran Terhadap Faktor Lingkungan Abiotik .......................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................15


3.2 Saran ...............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan sangat berguna bagi makhluk hidup, dengan adanya tumbuhan
kebutuhan makhluk hidup secara tidak langsung dapat dipenuhi. Tumbuhan dalam
tigkatan trofik berperan sebagai produsen, karena mempunyai kemampuan untuk
berfotosintesis menghasilkan klorofil. Dari produsen, dapat menghasilkan zat hijau
daun yang berguna bagi konsumen, termasuk hewan dan manusia. Dalam
pertumbuhannya tumbuhan diperangaruhi oleh beberapa faktor yang disebut faktor
pembatas, faktor ini terdapat pada ekosistem lingkungan dan habitat dimana
makhluk hidup itu tunggal.
Secara umum terdapat tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem air, ekosistem darat,
dan ekosistem buatan. Ekosistem air atau aquatic ialah ekosistem yang lingkungan
hidup eksternalnya dikuasai dan di ungguli oleh air tawar, yang merupakan habitat
berbagai makhluk hidup.
Ekologi tumbuhan berusaha menerangkan rahasia kehidupan pada tahapan
individu, populasi daan komunitas. Ketiga tingkatan utama itu membentuk system
ekologi yang dikaji dalam ekologi tumbuhan. Komunitas ialah beberapa kelompok
makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan, misalnya
populasi semut dan lainnya. Dengan begitu dalam makalah ini akan menkaji lebih
dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan abiotik terhadap
tumbuhan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka didapat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan ekologi?
2. Apa yang dimaksud dengan ekologi tumbuhan?
3. Apasajakah faktor-faktor abiotik terhadap tumbuhan?
4. Bagaimana integrasi ayat Alquran terhadap faktor lingkungan abiotik?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka didapat sebuah tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian ekologi.
2. Untuk mengetahui pengertian ekologi tumbuhan.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor biotik terhadap tumbuhan.
4. Untuk mengetahui integrasi ayat Alquran terhadap faktor lingkungan biotik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Ekologi Tumbuhan


Perkembangan ekologi tumbuhan sebagi ilmu pengetahuan alam secara
kualitatif dan kuantitatif relatif masih baru. Sebagai bagian dari ilmu biologi,
ekologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Kata “Ekologi” berasal dari Bahasa Yunani, yaitu
“Oikos” yang berarti “rumah” atau “tempat tinggal” dan “Logos” yang berarti
“telaah” atau “ilmu pengetahuan”. Istilah tersebut pertama kali dikemukakan oleh
H. Reiter pada tahun 1865. Tetapi pada umumnya para ilmuan menyatakan bahwa
Ernest Haeckel pada tahun 1866 adalah yang pertama kali memperkenalkan istilah
ekologi dari bahasa Jerman “Oekologie” Ia mendefenisikan ekologi sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari interaksi makhluk hidup di “rumah” atau di alam
sekitarnya.1

Menurut Cox (1996) ekologi dapat didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan


yang mempelajari system ekologi. Suatu system adalah satu perangkat berbagai
unsur atau komponen yang terikat bersama oleh hubungan atau interaksi antar
komponen secara teratur. Suatu system ekologi dibentuk oleh satu atau lebih
makhluk hidup dan lingkungannya yang saling berinteraksi satu sama lain.

Maka dapat disimpulkan bahwa ekologi tumbuhan sebagai salah satu cabang
ilmu ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari secara spesifik interaksi
tumbuhan dengan lingkungan hidupnya, yang berhubungan dengan berbagai proses
dan fenomena alam.2

Beberapa pakar ekologi tumbuhan yang patut dicatat sebagai pelopor dalam
mengembangkan kajian ini: 3
a) Clements; sejak tahun 1905 menulis buku teks ekologi yang menerangkan
tentang metoda pengukuran dan pemasangan kuadrat dalam kajian ekologi

1
Hadi Nasir, Buku Ajar Ekologi Tumbuhan. Hlm 3.
2
Ibid.
3
. Tim penyusun. Buku Ajar Ekologi Tumbuhan. Medan: INHERENT-USU 2006. Hlm 3

3
lapangan. Buku ini sampai sekarang dihargai sebagai dasar dalam
perkembangan baru para ilmuwan lainnya.
b) Cowles; terpengaruh oleh karya Warming mengadakan kajian dan menulis
tentang suksesi tumbuhan di bukit sepanjang pesisir danau Michigan, bahkan
menguraikan pula peranan iklim, fisiografi dan biota lainnya dalam suksesi ini.
Seri bukunya telah dimulai sejak 1899.
c) Tansley; menyumbangkan karya ilmiah klasiknya yang tidak tertandingi sampai
sekarang yaitu buku yang berjudul “The British Isles and Their Vegetation”.

Secara taksonomi sesuai dengan sistematika makhluk hidup, disiplin ilmu


ekologi dapat dikelompokan menjadi bidang kajian ekologi tumbuhan, ekologi
hewan, atau ekologi mikroba ( jasad renik ) ( Resosoedarmo dkk, 1984 ). Kajian
dalam ekologi dapat dikelompokan dalam 2 bidang kajian yang berhubungan
dengan tumbuhan, hewan atau mikroba, yaitu:4

1) Sinekologi, sering disebut dengan ekologi komunitas, yaitu kajian ekologi


yang mempelajari komunitas makhluk hidup sebagai suatu kesatuan yang
saling berinteraksi antara berbagai jenis makhluk hidup dengan lingkungan di
sekitarnya.
2) Autoekologi, adalah kajian ekologi yang hanya mempelajari satu jenis
makhluk hidup atau populasi saja, yang berinteraksi sesama jenis dan
lingkungannya. terutama dalam hubungannya dengan sejarah kehidupannya
atau “Fenologinya” dan dinamakan ekologi populasi.

Dalam ekologi tumbuhan pemanfaatan ekologi secara langsung atau tidak


langsung berhubungan erat dengan masalah kependudukan, pertanian, kehutanan,
kesehatan, penyebaran penyakit, pencemaran lingkungan, dan masalah – masalah
lain yang sangat penting untuk kehidupan dan kesejahteraan manusia dan
lingkungannya.

4
Hadi Nasir, Buku Ajar Ekologi Tumbuhan. Hlm 4.

4
Ekosistem dapat dipelajari melalui tingkatan organisasi ekologi dari yang paling
kecil hingga yang paling besar yang dapat dijelaskan dibawah ini: 5

 Spesies: Kelompok individu yang secara genetik terkait dan dapat berkembang
biak untuk menghasilkan keturunan.
 Populasi: Kelompok organisme yang termasuk spesies yang sama yang hidup
di daerah yang sama dan berinteraksi satu sama lain.
 Komunitas: Semua populasi spesies yang berbeda yang hidup di daerah yang
sama dan berinteraksi satu sama lain.
 Ekosistem: adalah semua organisme hidup ( semua populasi ), dan semua aspek
yang mendukung keberadaan mahluk hidup.
 Biosfer: Wilayah bumi yang merupakan rumah bagi makhluk hidup.

1.2 Faktor-Faktor Lingkungan Abiotik Terhadap Tumbuhan


A. Abiotik
Lingkungan abiotik adalah semua benda mati di permukaan bumi yang
bermanfaat dan berpengaruh dalam kehidupan manusia serta makhluk hidup
lainnya. Adapun ciri-ciri dari lingkungan abiotik adalah tidak dapat bergerak,tidak
beradaptasi, tidak berkembangbiak, tidak bernafas, tidak memerlukan nutrisi, tidak
melakukan respirasi dan lainnya. Contohnya ada cahaya, air, atmosfer, suhu, tanah
dan topografi.6
1) Cahaya
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber
energi utama bagi ekosistem. Struktur dan fungsi dari ekosistem utamanya sangat
ditentukan oleh radiasi matahari yang sampai di sistem ekologi tersebut, tetapi
radiasi yang berlebihan dapat pula menjadi faktor yang menghancurkan sistem
jaringan tertentu. 7

5
Firdausi Nurul. Ekosistem dan Ekologi. Hlm 5
6
Tim penyusun. Buku Ajar Ekologi Tumbuhan. Medan: INHERENT-USU 2006. Hlm 62
7
Setiawati Tia. Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi Waktu Dan Perbedaan Intensitas
Cahaya Pada Daun Hibiscus Tiliaceus Linn. Di Pangandaran, Jawa Barat. Hlm 150.

5
Ada tiga aspek penting yang perlu dibahas dari faktor cahaya ini, yang erat
kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu:
 Kualitas cahaya
Radiasi matahari secara fisika merupakan gelombang-gelombang
elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Tidak semua gelombang-
gelombang tadi dapat menembus lapisan atas atmosfer untuk mencapai permukaan
bumi. Yang dapat mencapai permukaan bumi ini adalah gelombang-gelombang
dengan ukuran 0,3 sampai 10 mikron. Gelombang yang dapat terlihat oleh mata
berkisar antara 0,39 sampai 7,60 mikron, sedangkan gelombang di bawah 0,39
merupakan gelombang pendek dikenal dengan ultraviolet dan gelombang di atas
7,60 mikron merupakan radiasi gelombang panjang atau infrared/ merah-panjang.
Umumnya kualitas cahaya tidak memperlihatkan perbedaan yang mencolok
antara satu tempat denan tempat lainnya, sehingga tidak selalu merupakan faktor
ekologi yang penting. Meskipun demikian telah dipahami adanya respon kehidupan
terhadap berbagai panjang gelombang cahaya ini. Umumnya tumbuhan teradaptasi
untuk mengelola cahaya dengan panjang gelombang antara 0,39 sampai 7,60
mikron. Utraviolet dan infrared tidak dimanfaatkan dalam proses fotosintesis.

 Itensitas cahaya
Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya yang
terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga pengendali
utama dari ekosistem. Tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup pada tempat-tempat
dengan intensitas cahaya yang tinggi biasa disebut tumbuhan dengan intensitas
cahaya yang tinggi biasa disebut tumbuhan heliofita. Merupakan tumbuhan yang
senang dengan cahaya yang tinggi intensitasnya dan mempunyai titik kompensasi
yang tinggi pula. Dalam tubuhnya mempunyai sistem kimia yang aktif untuk
membentuk karbohidrat dan juga membongkarnya dalam respirasi.
Sebaliknya tumbuhan yang hidup baik dalam situasi jumlah cahaya yang rendah,
dengan titik kompnesasi yang rendah pula, dikenal dengan tumbuhan senang
keteduhan atau siofita, metabolismenya lambat dan demikian juga proses
respirasinya. Titik kompensasi heliofita dapat mencapai setinggi 4.200 luks tetapi
utnuk tumbuhan yang hidup di tempat teduh (siofita) titik kompensasinya bisa
serendah 27 luks. Bahkan ganggang yang hidup dalam perairan dalam dan

6
ganggang serta lumut yang hidup dalam gua-gua dapat tumbuh dengan intensitas
cahaya yang lebih lemah samapai tidak melebihi cahaya bulan.

 Lama penyinaran
Jawaban dari organisme hidup terhadap lamanya siang hari dikenal dengan
fotoperiodisma. Dalam perumbuhan respon ini meliputi perbungaan, jatuhnya daun
dan dormansi. Di daerah sepanjang khatulistiwa lamanya siang hari atau
fotoperioda akan konstan sepanjang tahun, sekitar 12 jam. Di daerah bermusim
panjang hari lebih dari 12 jam pada musim panas, tetapi akan kurang dari 12 jam
pada musim panas, tetapi akan kurang dari 12 jam pada musim dingin. Perbedaan
yang terpanjang antara siang dan malam akan terjadi di daerah dengan garis lintang
tinggi.
Berdasarkan respon ini, tumbuhan berbunga dapat dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar, yaitu:
a) Tumbuhan berkala panjang, yaitu tumbuhan yang memerlukan lamanya siang
lebih dari 12 jam untuk terjadinya proses perbungaan. Berbagai tumbuhan
temperate termasuk pada kelompok ini, seperti macam-macam gandum (wheat
dan barley) dan bayam. 8
b) Tumbuhan berkala pendek, kelompok tumbuhan yang memerlukan lamanya
siang lebih pendek dari 12 jam untuk terjadinya proses perbungaan, dalam
kelompok ini termasuk tembakau dan bunga krisan. c. Tumbuhan berhari
netral, yaitu tumbuhan yang tidak memerlukan perioda panjang hari tertentu
untuk proses perbungaannya, misal tomat dan dandelion.

2) Air
Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup
memerlukan kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa jumlah air di sistem bumi
kita ini adalah terbatas dan dapat berubah-ubah akibat proses sirkulasinya.

8
Fitria Syaulian. Pengaruh Pemberian Esktrak Bayam dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Laju
Pertumbuhan dan Kepadatan Populasi Infusoria. Hlm 158.

7
Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat adanya siklus melalui hujan, aliran air,
transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara terus menerus.9

Bagi tumbuhan air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi


kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan.
Untuk lebih rinci perhatikan peranan air bagi tumbuhan di bawah ini :
a) Struktur Tumbuhan. Air merupakan bagian terbesar pembentuk jaringan dari
semua makhluk hidup (tak terkecuali tumbuhan). Antara 40% sampai 60%
dari berat segar pohon terdiri dari air, dan bagi tumbuhan herba jumlahnya
mungkin akan mencapai 90%. Cairan yang mengisi sel akan mampu menjaga
substansi itu untuk berada dalam keadaan yang tepat untuk berfungsi
metabolism.
b) Sebagai Penunjang. Tumbuhan memerlukan air untuk penunjang jaringan-
jaringan yang tidak berkayu. Apabila sel-sel jaringan ini mempunyai cukup
air maka sel-sel ini akan berada dalam keadaan kukuh. Tekanan yang
diciptakan oleh kehadiran air dalam sel disebut tekanan turgor dan sel akan
menjadi mengembang, dan apabila jumlah air tidak memadai maka tekanan
turgor berkurang dan isi sel akan mengerut dan terjadilah plasmolisis.
c) Alat Angkut. Tumbuhan memanfaatkan air sebagai alat untuk mengangkut
materi disekitar tubuhnya. Nutrisi masuk melalaui akar dan bergerak ke
bagian tumbuhan lainnya sebagai substansi yang terlarut dalam air. Demikian
juga karbohidrat yang dibentuk di daun diangkut ke jaringan-jaringan lainnya
yang tidak berfotosintesis dengan cara yang sama.
d) Pendingin. Kehilangan air dari tumbuhan oleh transpirasi akan mendinginkan
tubuhnya dan menjaga dari pemanasan yang berlebihan. putaran per menit
selama 30-40 menit.

Tumbuhan umumnya menyerap/ mengisap air tanah oleh sistem akarnya,


meskipun pada beberapa tumbuhan sederhana seperti lumut kerak dan lumut daun
mampu menyerap air dari sekitarnya secara langsung. Air memasuki akar melalui

9
Irhamni. Kajian Akumulator Beberapa Tumbuhan Air Dalam Menyerap Logam Berat Secara
Fitoremediasi. Hlm 76.

8
bulu-bulu akar yang sangat halus yang berada seitar 6 mm setelah tudung akar.
Sistem bulu akar ini memperluas permukaan aktif yang mampu menyerap air, dan
secara terus menerus diperbaharui sesuai dengan pertumubhan akar menembus
tanah. Umumnya air yang masuk ke tanah dan tumbuhan akan hilang melalui proses
penguapan, dan hanya 2% air yang diserap oleh akar akan dipakai membentuk lebih
banyak materi tumbuhan.10

a) Pada prinsipnya air akan meninggalkan tumbuhan melalui tiga cara:


Transpiransi, yaitu bagian yang paling utama dari kehilangan air ini. Dalam
daun air akan diuapkan dari dinding sel ke ruang antar sel. Dari sini didifusikan
ke luar ke udara melalui lubang kecil di daun yang disebut stomata/ mulut daun.
Mulut-mulut daun ini akan terbuka pada siang hari dan menutup pada malam
hari. Fungsi utamanya adalah memberi kemungkinana untuk erjadinya
pertukaran gas antara tumbuhan dengan udara.
b) Penguapan Kutikula, sebagaian air mungkin menguap melalui kutikula dari
daun atau tngkai. Dan hanya sebagian kecil air hilang dengna cara ini, umumnya
kurang dari 10% dari total kehilangan air.
c) Gutasi, di daerah yang lembab kehilangan air akibat penguapan adalah terlalu
sulit. Untuk tumbuhan yang hidup pada habitat ini mempunyai lubang pada
ujung dari xylem dari daun sebagai adaptasi morfologi dan fisiologi. Lubang ini
dikenal dengan hidatoda, yang memungkinkan air menetes langsung keluar dari
daun.
Ukuran dan struktur tumbuhan juga mempengaruhi laju kehilangan air yaitu: 11

 kecil pohon Quercus misalnya menguapkan 675 L air, sedangkan jagung hanya
menguapkan 2,5 L air selama musim panas di daerah temperata.
 Ukuran Daun, umumnya di daerah lembab yang mempunyai laju penguapan
rendah daun-daun menjadi besar untuk mendukung transpirasi, sedangkan
daun-daun tumbuhan di daerah kering berukuran kecil-kecil untuk mengurangi
penguapan.

10
Irhamni. Kajian Akumulator Beberapa Tumbuhan Air Dalam Menyerap Logam Berat Secara
Fitoremediasi. Hlm 80
11
Tim penyusun. Buku Ajar Ekologi Tumbuhan. Medan: INHERENT-USU 2006. Hlm 67

9
 Jumlah dan Ukuran Stomata, kerapatan dan ukuran stomata sangat berlainan
untuk setiap jenis tumbuhan. Transpirasi pada dasarnya akan lebih efisien pada
daun dengan ukuran stomata kecil tapi banyak jumlahnya daripada daun dengan
stomata besar tapi sedikit jumlahnya. Tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup
di daerah kering biasanya mempunyai stomata dengan jumlah sedikit, bahkan
pada daerah kering ini stomata tumbuhan terbuka pada malam hari dan tertutup
pada siang hari dengan tujuan mengurangi kehilangan air akibat transpirasi.

Jenis tumbuhan yang berbeda memerlukan jumlah air yang berbeda pula untuk
pertumbuhannya. Perbandingan antara produktivitas bersih dengan air yang
ditranspirasikan merupakan efisiensi transpirasi dari tumbuhan. Biasanya
dinyatakan sebagai berat air yang ditranspirasikan dalam gram untuk menghasilkan
1 gram berat organik kering. Misalnya, efisiensi transpirasi dari gandum adalah
507, tentang 408, dan tanaman di daerah kering 250.12

3) Suhu
Kehidupan di muka bumi berada dalam suatu batas kisaran suhu antar 00 C
sampai 300 C, dalam kisaran suhu ini individu tumbuhan mempunyai suhu
minimum, maksimum, dan optimum yang diperlukan untuk aktivitas
metabolismenya. Suhu-suhu tadi yang diperlukan organisme hidup dikenal dengan
suhu kardinal. Suhu tumbuhan biasanya kurang lebih sama dengan suhu sekitarnya
karena adanya pertukaran suhu yang terusmenerus antara tumbuhan dengan udara
sekitarnya. Kisaran toleransi suhu bagi tumbuhan sangat bervariasi, untuk tanaman
di tropika, semangka, tidak dapat mentoleransi suhu di bawah 150 – 180 C.
Sebaliknya konifer di daerah temperata masih bisa mentoleransi suhu sampai
serendah minus 300 C. Tumbuhan air umumnya mempunyai kisaran toleransi suhu
yang lebih sempit jika dibandingkan dengan tumbuhan di daratan. Secara garis
besar semua tumbuhan mempunyai kisaran toleransi terhadap suhu yang berbeda
tergantung para umur, keseimbangan air dan juga keadaan musim.

12
Ibid.

10
Kebanyakan tumbuhan berhenti pertumbuhannya pada suhu dibawah 60 C.
Penurunan suhu dibawah suhu ini mungkin akan menimbulkan kerusakan yang
cukup berat. Protein akan menggumpal pada larutan di luar cairan sel
mengakibatkan ketidakatifan ensima. Bila suhu mencapai titik beku, akan terbetuk
kristal es diantara ruang sel dan air akan terisap keluar dari sel maka akan terjadi
dehidrasi. Apabila pembukuan terjadi secara cepat maka akan terbentuk kristal-
kristal es dalam cairan sel yang ternyata volumenya akan lebih besar dari ukuran
sel tersebut. Sehingga sel rusak dan mati akibat kebocoran dinding selnya. Hasilnya
akan terjadi daerah yang berwarna coklat pada tumbuhan, sebagai karakteristika
dari kerusakan akibat pembekuan atau frost. Kebanyakan tumbuhan akan tumbuh
baik bila suhu lingkungan berubah-ubah. Misalnya, tomat mempunyai laju
pertumbuhan optimum bila berada pada tempat dengan suhu siang 250 C dan suhu
malam sekitar 100 C.

4) Atmosfer
Radiasi matahari yang sampai dan menembus atmosfer bumi akan terabsorpsi
dan terrefleksi atau terhamburkan oleh gas-gas dan partikel-partikel yang
dikandungnya. Intensitas cahaya yang terbesar terjadi di daerah tropika, terutama
daerah kering (zona arid), sedikit cahaya direfleksikan oleh awan. Di daerah garis
lintang rendah cahaya matahari menembus atmosfer dan membentuk sudut yang
besar dengan permukaan bumi, sehingga lapisan atmosfer yang tertembus berada
dalam ketebalan minimum. Atmosfer bumi terdiri dari gas Nitrogen 78.17%.
Oksigen 20.97%, sedikit Argon 0,9%, karbondioksida 0.0357% ditambah uap air
dan gas lainnya.13

5) Tanah
Tanah merupakan komponen yang penting ada dimuka bumi. Ada empat unsur
yang membentuk tanah yakni, mineral, bahan organic, air serta udara, harus
terkandung dalam tanah dengan jumlah standar tertentu. Yaitu terdiri dari 45%
bahan mineral, 5%bahan organic, 25% air. Setelah melihat kesuburan tanah maka

13
Firdausi Nurul. Ekosistem dan Ekologi. Hlm 12

11
ciri-ciri tanah yang subur mengandung banyak unsur organic, Ph tanah berkisar >6
dan <8, tanah tidak mengeras setelah ditananami dan lainnya.14

6) Topografi
Topografi merupakan variasi letak suatu tempat di permukaan bumi ditinjau
pada ketinggian dari permukaan air laut, garis bujur, dana garis lintang. Perbedaan
topografi menyebabkan jatuhnya cahaya matahri menjadi berbeda, menyebabkan
suhu, kelembaban dan tekanan udara maupunpencahayaan juga berbeda. Hal ini
yang mempengaruhi persebaran organisme.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap Desa Sumogawe, Desa
Samirono, Desa Jetak, dan Desa Tajuk yang berada di Kecamatan Getusan
Kabupaten Semarang, yang terletak pada posisi 110o 27’ 0” – 110o 30’ 0” BT dan
07o 22’ 30” – 7o 27’ 0” LS. Yang dibagi kedalam 3 kategori wilayah, yaitu wilayah
kategori 1 pada Desa Sumogawe dengan ketinggian 600 – 1.000 mdpl dengan
produktif tanaman cabaiserta sayuran bias panen hinga dua kali setahun yaitu
singkong dan jagung. Wilayah kategori 2 berada pada ketinggian 1.000 – 1.400
mdpl dengan produktif tanaman tembakau, sayuran dapat di penen setahun sekali
atau dua tahun sekali tergantung lamanya musim kemarau yaitu jagung dan kol.
Wilayah kategori 3 pada ketinggian 1.000 – 1.500 mdpl dengan produktif tembakau
serta sayuran brokoli, kol, jagung, kentang, dan wortel dapat dipanen hingga empat
kali dalam setahun.15 Dengan begitu topografi yaitu jenis ketinggian sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan jenis tumbuhan yang tumbuh.

1.3 Integrasi Ayat Alquran Faktor Lingkungan Abiotik


Beberapa faktor-faktor lingkungan abiotik seperti cahaya, air, tanah, suhu,
Atmosfer, topografi dan lainnya, semua itu ada karena Allah SWT pencipta alam
seemesta yang telah menjelaskan serta berfirman di dalam Alquran yaitu:

14
Juhriah. Fitoremediasi Logam Berat Merkuri (Hg) Pada Tanah Dengan Tanaman Celosia
Plumosa (Voss) Burv. Hlm 4
15
Alfian Habiburarrachman. Pengaruh Topografi Terhadap Komoditas Pertanian Serta Tingkat
Pendidikan Petani. Hlm 27

12
 Surah Al-A’raf ayat 57

ِ‫س ْقنهُِ ِلبَلَ ٍد َّميِتٍِفَاَِ ْن َزاْنَاِبِ ِه‬ َ ِ ْ‫ِرحْ َمتِ ِهِاِقلِ َحتآِاِذَآاَقَِآت‬
ُ ً‫س َحابًاثِقَاال‬ ْ ‫ِِيِيُ ْريحَِبُثْ ًرابَ ْينَ ِيَد‬
َ ‫َي‬ ْ ‫َوِ ُه َوِاِلَّذ‬
َِِ‫تِقلِ َكذَا ِلكَ ِنُ ْخ ِرجُِا ْل َم ْوتَاِلَعَلَّ ُك ْمِتَذَِك َُّر ْون‬ ِ ‫ا ْل َمآ َءفَا َ ْخ َرجْ نَابِ ِه‬
ِِ ‫ام ْنِك ُِلِالث َّ َم َرا‬

Artinya: “Daialah yang meniupkan angina sebagai pembawa kabar gembira,


mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angina itu
membawa awan mendung, kami halau kesuatau di daerah yang tandus, lalu kami
turunkan hujan di daerah itu. Kemudian kami tumbuhkan deengan hujan itu
berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang yang
telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

Berdasarkan ayat diatas, dapat kita ketahui bahwa faktor-faktor abiotik saling
berkaitan satu sama lainnya untuk menjalankan satu siklus yang saling
membutuhkan. Dimana atmosfer yang ada di bumi akan berpengaruh terhadap
cahaya, angin yang ada dibumi. Dalam prosesnya angin akan membawa awan yng
memiliki kadungan air yang mana jika sudah banyak akan turun sebagai hujan
membasahi tanah yang ada di bumi dan tanah akan menyimpan air tersebut yang
nantinya bisa menjadi sumber mineral bagi tumbuhan dan makhluk hidup lainnya.

 Surah Al-Hijr ayat 22

َِ‫ِو َمآا َ ْنت ُ ْمِلَِهُِ ِب َخ ِزنِيْن‬ ْ َِ‫آء َمآ ًءفَا‬


َ ‫سقَ ْينَ ُك ُم ْوهُِج‬ ِ َ‫االريحَِلَ َوِاقِحَِفَاَِ ْن َز ْلن‬
َّ ‫اِمنَ ِال‬
ِ ‫س َم‬ ِ َ‫س ْلن‬
َ ‫َوا َ ْر‬

Artinya: “Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan kami turunkan
hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu, dan bukanlah kamu
yang menyimpannya.

Dari surah ini faktor abiotik khusunya angin juga membantu tumbuhan dalam
melakukan proses reproduksi secara alami. Yang mana tumbuhan akan melakukan
yang namanya penyerbukan yang di bantu angina lalu menjatuhkan serbuk sari (sel
jantan) pada bagian kepala putik (ovarium) serta dalam pertumbuhannya juga
dibantu dengan air yang memberikan asupan mineral bagi pertumbuhan dan
perkembangan tubuhan tersebut.

13
 Surah Al-Hijr ayat 28

ٍ ‫سنُ ْو‬
ِ‫ِن‬ َِ ِ‫ِم ْن‬
ْ ‫ح َماٍِ َّم‬ َ ‫ص ْل‬
ِِ ‫صا ٍل‬ ِ ‫آلء َك ِةاِنِ ْيِ َخاِلــِقٌِبَث َ ًر‬
َ ِ‫ام ْن‬ َ ‫َواِ ْذقَال‬
ِ ‫َِربُّكَ ِ ِل ْل َم‬

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,


“sungguh, aku akan menciptakan seseorang manusia dari tanah liat kering dari
lumpur hitam yang diberi bentuk”.

Berdasarkan ayat diatas, faktor abiotik yang terdapat adalah tanah yang terjadi
karena endapan lumpur yang biasa disebut dengan tanah alluvial. Tekstur tanah ini
berwarna coklat hingga kelabu dengan struktur gembur yang cocok digunakan
untuk lahan pertanian maupun palawija. Jelas lah sudah firman Allah SWT
bahwasannya menciptakan manusia dari tanah dimana filosofi tanah akan
memberikan makanan sumber hara yang diperlukan tumbuhan untuk tumbuh.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdsarkan penjelasan darimakalah diatas maka didapat sebuah kesimpulan
yaitu sebagai berikut:
 Kata “Ekologi” berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Oikos” yang berarti “rumah”
atau “tempat tinggal” dan “Logos” yang berarti “telaah” atau “ilmu
pengetahuan”.
 Ekologi tumbuhan sebagai salah satu cabang ilmu ekologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari secara spesifik interaksi tumbuhan dengan
lingkungan hidupnya, yang berhubungan dengan berbagai proses dan fenomena
alam.
 Faktor-faktor lingkungan abiotik terhadap tumbuhan:
- Cahaya - Air
- Atmosfer - Suhu
- Topografi - Tanah
 Integrasi ayat Alquran terhadap faktor lingkungan abiotik:
- QS. Al-Araf ayat 57
- QS Al-Hijr ayat 22
- QS Al-Hijr ayat 28

3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai Faktor-Faktor
Lingkungan Abiotik Terhadap Tumbuhan. Semoga makalah ini berguna bagi
pembaca, khususnya bagi mahasiswa. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini
masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami
harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, dkk. Pengaruh Pemberian Esktrak Bayam dengan Dosis yang


Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Populasi Infusoria. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. Vol. 3, No. 1: 157-162 ISSN.
2527-6395. 2018.

Hatta, dkk. Pemilihan Lahan Terbaik Untuk Tanaman Kelapa Sawit


Menggunakan Metode Simple Additive Weighting. Seminar Nasional Inovasi Dan
Aplikasi Teknologi Di Industri. ISSN 2085-421. 2017.

Hadi Nasir, Buku Ajar Ekologi Tumbuhan. 2011.

Irhamni, dkk. Kajian Akumulator Beberapa Tumbuhan Air Dalam Menyerap


Logam Berat Secara Fitoremediasi. Fakultas Teknik, Universitas Serambi Mekkah,
Banda Aceh, Fakultas Teknik Kimia, Fakultas Pertanian, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan. 2016.

Juriah, dkk. Fitoremediasi Logam Berat Merkuri (Hg)Pada Tanah Dengan


Tanaman Celosia Plumosa (Voss) Burv. Jurnal Biologi Makassar (Bioma), Volume
1, Nomor 1. 2016.

Nurul Firdausi. Ekosistem Dan Ekologi. Malang: Deepublish. 2018.

Ratnawati Renny dan Aprilia Talarima. Subsurface (Ssf) Constructed


Wetland Untuk Pengolahan Air Limbah Laundri. Jurnal Teknik Waktu Volume 15
Nomor 02, ISSN: 1412-186. 2017.

Rondang Tambun, dkk. Pengaruh Ukuran Partikel, Waktu Dan Suhu Pada
Ekstraksi Fenol Dari Lengkuas Merah. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 5, No. 4.
2016.

Setiawati, dkk. Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi Waktu Dan


Perbedaan Intensitas Cahaya Pada Daun Hibiscus Tiliaceus Linn. Di
Pangandaran, Jawa Barat. Jurnal Pro-Life Volume 6 Nomor 2. ISSN e-journal
2579-7557. 2019.

16

Anda mungkin juga menyukai