PELAYANAN KEFARMASIAN
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
segala bidang dewasa ini, menuntut adanya peningkatan profesionalisme kerja, termasuk
begitu komplek dan terus berkembang. Semakin komplek permasalahan yang dihadapi,
maka semakin dibutuhkan pelayanan yang profesional sesuai dengan standar yang
berlaku. Oleh karena itu seluruh tenaga yang bergerak dan mempunyai kompeten di
bidang kesehatan wajib untuk meningkatkan standar pelayanan yang diberikan kepada
memberikan pelayanan kefarmasian baik di Rumah Sakit (RS), Apotek dan Puskesmas
yang maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan pasien serta memenuhi standar
kefarmasian yang diatur oleh Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan RI tahun 2006. Rumah sakit, Apotek dan puskesmas akan
sehingga Apoteker harus bisa melakukan pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar.
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu
berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien (Depkes RI, 2004).
Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) adalah suatu tanggung jawab profesi dari
apoteker untuk mengoptimalkan terapi dengan cara mencegah dan memecahkan masalah
terkait obat (Drug Related Problems) (Depkes RI, 2006). Pelayanan kefarmasian salah
satunya adalah melakukan konseling dan informasi obat. Untuk mencapai pelayanan
kefarmasian yang baik, maka seorang apoteker harus mencerminkan perilaku sesuai
standar Permenkes dan juga ajaran agama yaitu Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini, sebagai berikut :
A. Apa yang dimaksud dengan amar ma’ruf nahi mungkar sesuai dengan ajaran agama
Islam?
A. Agar mengetahui pengertian dan memahami maksud dari amar ma’ruf nahi
pelayanan kefarmasian baik yang berkaitan dengan konseling dan informasi obat.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut bahasa, amar ma’ruf nahi mungkar yaitu menyuruh kepada kebaikan,
Amar : menyuruh
Ma’ruf : kebaikan
Nahi : mencegah
Mungkar : kejahatan
Ada beberapa pengertian mengenai amar ma’ruf nahi mungkar, sebagai berikut :
Abul A’la al-Maududi menjelaskan: bahwa tujuan yang utama dari syariat ialah
dan sifat-sifat yang baik sepanjang masa diterima oleh hati nurani manusia sebagai suatu
yang baik, sebaliknya istilah munkarat (jamak dari munkar) menunjukkan semua dosa
dan kejahatan-kejahatan yang sepanjang masa telah di kutuk oleh watak manusia sebagai
ِ َو ْلت َ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَدْعُونَ ِإلَى ْال َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُرونَ ِب ْال َم ْع ُر
َوف َو َي ْن َه ْونَ َع ِن ْال ُم ْنك َِر َوأُولَئِكَ ُه ُم ْال ُم ْف ِلحُون
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar;
Tafsirul mufrodat:
a) Al-Ummah: Golongan yang terdiri dari banyak individu yang antara mereka
terdapat ikatan yang menghimpun, dan persatuan yang membuat mereka seperti
c) Al-Ma’ruf: Apa yang dianggap baik oleh syariat dan akal. Dan kata munkar ialah
lawan katanya.
Penjelasan ahli-ahli tafsir mempunyai dua pendapat tentang sifat perintah atau
munkar ialah fardu kifayah, sebab di dalam ayat itu hanya diterangkan hendaklah
kamu tergolong ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
b) Pendapat kedua bahwa hukumnya ialah fardlu ain, yaitu wajib bagi setiap pribadi
Orang yang diajak bicara dalam ayat ini ialah kaum mukmin seluruhnya.
Mereka terkena taklif agar memilih suatu golongan yang melaksanakan kewajiban
mempunyai dorongan dan mau bekerja untuk mewujudkan hal ini, dan mengawasi
perkembangannya dengan kemampuan optimal, sehingga bila mereka melihat
kekeliruan atau penyimpangan dalam hal ini (amar makruf nahi munkar), mereka
Berdasarkan ayat di atas, maka perkataan “minkum” pada ayat tersebut adalah
“mimbayaniyah” yang hanya menunjukkan tentang jenis yang dikenakan perintah itu.
Maka berdasar atas pendapat itu, tiap-tiap orang, tiap-tiap pribadi, asal masuk dalam
golongan ummat Islam mendapat perintah wajib melakukan amar makruf nahi
munkar itu.
2. Penafsiran al-Maraghi dalam surat Ali Imran ayat 110, tentang fungsi dan kedudukan
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali
Imran : 110)
Tafsirul Mufrodat
Penjelasan
iman kepada Allah, padahal iman itu selalu berada di depan dari berbagai jenis
ketaatan. Hal ini lantaran amar makruf nahi munkar merupakan pintu keimanan dan
yang memeliharanya. Jadi didahulukan keduanya hal tersebut dalam penuturan adalah
sesuai dengan kebiasaan yang terjadi dikalangan umat manusia, yaitu menjadikan
َور الَّذِي أ ُ ْن ِز َل َمعَهُ أُولَئِكَ ُه ُم ْال ُم ْف ِلحُون َ ََت َعلَ ْي ِه ْم فَالَّذِينَ َءا َمنُوا بِ ِه َو َع َّز ُروهُ َون
َ ُّص ُروهُ َواتَّبَعُوا الن ْ كَان
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang
menyuruh mereka mengerjakan yang ma`ruf dan melarang mereka dari mengerjakan
yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan
bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan
Penjelasan
Maksudnya, bahwa Nabi yang ummi itu hanya menyuruh yang baik-baik saja
dan tidak melarang kecuali yang buruk, sebagaimana kata Abdu ‘l-lah bin Mas’ud,
dengan, ya ayyuha ‘l-ladzina amanu, penjelasan itu memuat kebaikan yang kamu di
suruhan untuk beribadah kepada Allah semata, tanpa menyekutukan Dia dengan yang
lain. Adapun larangannya yang terpenting adalah larangan yang menyembah selain
Allah, dan memang demikianlah ajaran semua Rasul yang pernah di utus Allah dan
soal ibadah.
4. Surat Luqman : 17
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
Tafsirannya :
kemampuan. Maksudnya, supaya jiwanya menjadi suci dan demi untuk mencapai
keberuntungan.
Dan cegahlah manusia dari semua perbuatan durhaka terhadap Allah, dan dari
ِ ْاْل ُ ُم
)41: ور(الـحج
yang ma`ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah
Penjelasannya :
kaum musyrikin, lalu mereka taat kepada Allah, mendirikan sholat, seperti yang
apakah dia akan membalasnya dengan pahala ataukah dengan siksa di akhirat.
Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji
(Allah), yang melawat, yang ruku`, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma`ruf dan
beriman atau orang-orang mukmin yang sempurna imannya yang mana Allah telah
Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada
yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan)
Penjelasan :
Di dalam ayat ini, Allah menyifati kaum mukminin dengan lima sifat yang sama
sedekah tathawwu’ (sukarela) yang mereka di berkati untuk itu, tetapi orang
munafik sebaliknya.
menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera
saleh”. Mereka itulah yang disebut dalam firman Allah, “dan sesungguhnya diantara
Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan
kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka, sedang mereka berendah hati
kepada Allah”.
8. Surat at-Taubah : 71
ٌ َّللاَ َع ِز
يز َح ِكي ٌم َّ َّللاُ ِإ َّن َ َسولَهُ أُولَئِك
َّ سيَ ْر َح ُم ُه ُم َّ
َّ َالزكَاة َ َوي ُِطيعُون
ُ َّللاَ َو َر
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka
menunaikan zakat, dan mereka ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke
yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan
yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien
tanggung jawab profesi dari apoteker untuk mengoptimalkan terapi dengan cara
mencegah dan memecahkan masalah terkait obat (Drug Related Problems) (Depkes RI,
informasi dan konseling yang cukup kepada pasien, untuk memaksimalkan pengertian
mereka tentang regimen obat. Sasaran konseling pengobatan pasien adalah untuk
meningkatkan hasil terapi dengan mendorong penggunaan obat yang tepat. Fase
pelaksanaan konseling dan mengevaluasi konseling (Siregar dan Endang, 2006). Tugas
ini merupakan peran apoteker dalam memberikan KIE ( Komunikasi, Informasi dan
KIE adalah suatu proses penyampaian informasi antara apoteker dengan pasien
atau keluarga pasien yang dilakukan secara sistematis untuk memberikan kesempatan
kemampuan dalam penggunaan obat yang benar. Tujuan dari KIE sendiri adalah agar
farmasis dapat menjelaskan dan menguraikan (explain and describe) penggunaan obat
yang benar dan baik bagi pasien sehingga tujuan terapi pengobatan dapat tercapai dan
tepat dan rasional, penggunaan obat bebas secara berlebihan, serta kurangnya
pemahaman tentang cara menyimpan dan membuang obat dengan benar. Menteri
Kesehatan RI, Prof. Dr. Dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) mencanangkan Gerakan
pemahaman dan ketrampilan masyarakat dalam menggunakan obat yang tepat dan aman.
Islam mengajarkan kepada hambanya salah satunya yaitu memiliki sifat amar
ma’ruf nahi mungkar. Begitupun jika diaplikasikan ke peran apoteker. Apoteker menjadi
garda terdepan dalam membagikan informasi tersebut. Agent of Change Gema Cermat
adalah apoteker yang memiliki komitmen dan memang mempunyai peran dalan KIE
(komunikasi Informasi dan Edukasi) untuk mempengaruhi perilaku masyarakat dan
tenaga kesehatan dalam penggunaan obat yang benar dan tepat yang bertujuan
logo, penggunaan antibiotik dan resistensinya, DAGUSIBU dll. Adapun tujuan dari
adanya Gema Cermat ini yaitu mengajak masyarakat dalam hal kebaikan dalam peran
membuang obat secara benar serta meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
Salah satu interaksi antara apoteker dengan pasien melalui konseling obat,
konseling obat sebagai salah satu metode edukasi pengobatan secara tatap muka atau
konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sistematik antara apoteker dan
pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan obat dan
nasehat-nasehat yang berkaitan dengan obat, yang didalamnya terdapat implikasi diskusi
timbal balik dan tukar menukar opini (Siregar dan Kumolosari, 2004). Dengan adanya
diskusi timbal-balik dan tukar menukar opini antara pasien dan apoteker diharapkan
dapat diambil keputusan bersama tentang terapi yang akan dijalani (Rantucci, 2006).
Peran terpenting konseling pasien adalah memperbaiki kualitas hidup pasien dan
menyediakan pelayanan yang bermutu untuk pasien (Rantucci, 2006). Dengan adanya
mengurangi terjadinya efek samping obat pada pengobatan yang dijalani oleh pasien
(Poudel dkk, 2008). Melalui konseling, apoteker dapat menyelidiki kebutuhan pasien saat
ini dan akan datang. Apoteker dapat menemukan apa yang perlu diketahui oleh pasien,
keterampilan apa yang perlu dikembangkan dalam diri pasien, dan masalah yang perlu
diatasi. Selain itu, apoteker diharapkan dapat menentukan perilaku dan sikap pasien yang
Untuk memberikan konseling obat yang benar terhadap pasien mengenai obat,
Apoteker diwajibkan untuk memiliki beberapa sumber informasi. Sumber infomasi yang
digunakan bisa berasal dari pustaka, media cetak, dan internet (Rantucci, 2006). Sumber
informasi obat meliputi antara lain dokumen, fasilitas, 3 lembaga dan manusia.
Sedangkan dalam praktiknya sumber informasi obat digolongkan menjadi tiga macam
yaitu sumber informasi primer, sumber informasi sekunder dan sumber informasi tersier
Apoteker
Islam merupakan pedoman bagi manusia dalam membedakan antara yang baik
dan buruk, antara yang benar dan salah. Islam mengajarkan kepada hambanya salah
satunya yaitu memiliki sifat amar ma’ruf nahi mungkar. Begitupun jika diaplikasikan ke
dunia farmasi saat pendirian apotek yang harus memenuhi PERMENKES RI No 9 Tahun
2017 Tentang Apotek. Salah satu kasus pelanggaran pendirian apotek yaitu
karena tidak memperjanjang izin usahanya dan tidak memiliki Asisten Apoteker sebagai
syarat utama dalam perizinan Apotek sesuai peraturan yang berlaku. Lalu pada 6 Februari
2019 tertangkapnya seorang selebgram Reva Alexa karena penyalahgunaan obat narkoba
saat sedang bersantai di ruang tamu rumahnya yang berjenis sabu bersama kerabatnya.
Melihat kasus di atas sebagai Apoteker dapat menerapkan sifat amar ma’ruf nahi
mungkar dalam kehidupan sehari – hari pada keluarga, kerabat dan lingkungan
masyarakat sekitar untuk menghindari hal – hal yang buruk yang melanggar ajaran agama
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam mengajarkan kepada hambanya salah satunya yaitu memiliki sifat amar
ma’ruf nahi mungkar. Begitupun jika diaplikasikan ke dunia farmasi saat pendirian
Bahwa sebagai Apoteker dapat menjadi penasehat dan pembawa pengaruh yang baik
kepada keluarga, kerabat dan lingkungan masyarakat sekitar untuk senantiasa berbuat
baik sesuai ajaran Islam dan sesuai peraturan pemerintah yang dapat merugikan diri
DAFRAR PUSTAKA
Depkes RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027 /MENKES/SK/2004, Tentang
Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Depkes RI, 2006, Pedoman Konseling Pelayanan
Kefarmasian di Sarana Kesehatan, Departemen Kesehatan RI: Jakarta
Poudel, A., Khanal, S., Alam, K. dan Palaian, S., 2009, Perception Of Nepalese Community
Pharmacists Towards Patient Counseling And Continuing Pharmacy education Program:
A Multicentric Study, Journal of Clinical and Diasnostic Research, 3, 1408-1413
Rantucci, M. J., 2009, Komunikasi Apoteker-Pasien: Panduan Konseling Pasien, diterjemahkan
oleh Sani, A. N., Edisi kedua, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Siregar C.J.P dan Kumolosari, E., 2004, Farmasi Klinik:Teori dan Penerapan, Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta
SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 092/MENKES/SK/II/2012 tentang Harga
Eceran Tertinggi Obat Generik Tahun 2012
Kompas.com