UNTUK KEPERLUAN
SEKRETARIAT
1
Mahasiswa/i
3 Judul Skripsi
Efek Penggunaan Laser Fotokoagulasi terhadap Tekanan Intraokular pada Pasien Diabetik Retinopati
Fotokoagulasi Laser
Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang banyak diderita di seluruh dunia. Prevalensi
penderita diabetes melitus mencapai angka 2,8% atau sebanyak 171 juta penderita di seluruh dunia pada
tahun 2000, angka prevalensi ini diperkirakan meningkat menjadi 4,4% atau 366 juta penderita pada
tahun 2030.1 Prevalensi penderita diabetes melitus menurut estimasi International Diabetes Federation
(IDF) mencapai angka 382 juta penderita di seluruh dunia pada tahun 2013, Indonesia menempati urutan
ke-4 di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat sebagai negara dengan penderita diabetes sebesar
6,9% atau sekitar 12 juta penderita pada tahun 2013 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 21,3 juta
penderita pada tahun 2030.2
Diabetes melitus rentan terhadap berbagai macam komplikasi yang diakibatkan oleh kelainan
vaskular. Komplikasi yang terjadi dibagi menjadi makrovaskular dan mikrovaskular. Kelainan
makrovaskular dapat mengakibatkan terjadinya penyakit kardiovaskular, penyakit serebrovaskular dan
kelainan pembuluh darah perifer. Komplikasi mikrovaskular meliputi diabetik neuropati, diabetik
nefropati dan retinopati diabetik.3,8
Retinopati diabetik adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada penderita diabetes
melitus. Penelitian di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2011 menunjukkan retinopati diabetik
merupakan komplikasi diabetes melitus terbanyak kedua setelah katarak yaitu 33,4%.4 Retinopati akibat
diabetes melitus lama berupa aneurismata, melebarnya vena, perdarahan dan eksudat lemak. Retinopati
diabetes merupakan penyulit penyakit diabetes yang paling penting. Hal ini disebabkan karena
insidennya cukup tinggi yaitu mencapai 40-50% penderita diabetes dan prognosisnya yang kurang baik
terutama bagi penglihatan.5 Penelitian epidemiologis di Amerika, Australia, Eropa, dan Asia melaporkan
bahwa jumlah penderita retinopati DM akan meningkat dari 100,8 juta pada tahun 2010 menjadi 154,9
juta pada tahun 2030 dengan 30% di antaranya terancam mengalami kebutaan. The DiabCare Asia 2008
Study melibatkan 1.785 penderita DM pada 18 pusat kesehatan primer dan sekunder di Indonesia dan
melaporkan bahwa 42% penderita DM mengalami komplikasi retinopati, dan 6,4% di antaranya
merupakan retinopati DM proliferatif.6
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2004 melaporkan 4,8 persen penduduk di seluruh dunia
menjadi buta akibat retinopati diabetik. Dalam urutan penyebab kebutaan secara global, retinopati
diabetik menempati urutan ke-4 setelah katarak, glaukoma, dan degenerasi makula.7 Di Indonesia, data
resmi mengenai jumlah penderita retinopati diabetik belum ada sehingga angka kebutaan yang
diakibatkan oleh retinopati diabetik di Indonesia belum diketahui, tetapi dalam Survei Kesehatan Rumah
4
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
apakah efek penggunaan laser fotokoagulasi terhadap tekanan intraokular pada pasien diabetik
retinopati?
Hipotesis
Ho : tidak ada peningkatan tekanan intraokular setelah penggunaan laser fotokoagulasi pada pasien
diabetik retinopati
Ha : ada peningkatan tekanan intraocular setelah penggunaan laser fotokoagulasi pada pasien diabetik
retinopati
Tujuan Umum
Mengetahui efek penggunaan laser fotokoagulasi terhadap tekanan intra okuler pada pasien diabetik
retinopati
Tujuan Khusus
1. Mengetahui prevalensi pasien dengan diabetik retinopati pada RS KMN Kebon Jeruk dan RS KMN
Kemayoran periode
2. Mengetahui faktor resiko pasien dengan diabetik retinopati di RS KMN Kebon Jeruk dan RS KMN
Kemayoran berdasarkan usia dan jenis kelamin
3. Mengetahui tekanan intraokular pasien diabetik retinopati di RS KMN Kebon Jeruk dan RS KMN
Kemayoran sebelum dilakukan laser fotokoagulasi
4. Mengetahui tekanan intraokular pasien diabetik retinopati di RS KMN Kebon Jeruk dan RS KMN
Kemayoran sesudah dilakukan laser fotokoagulasi
5. Mengetahui variasi penggunaan laser fotokoagulasi (power, durasi, dan jumlah tembakan) pasien
diabetik retinopati di RS KMN Kebon Jeruk dan RS KMN Kemayoran
Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya pasien dengan diabetik
retinopati mengenai efek dari penggunaan laser fotokoagulasi
2. Manfaat bagi universitas
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data dan informasi untuk penelitian selanjutnya di
tingkat universitas.
3. Manfaat bagi peneliti
Penerapan teori dari mata kuliah yang telah didapat dengan penelitian yang sebenarnya serta untuk
menyelesaikan tugas akhir skripsi.
11.1 Retina
11.1.1 Definisi
Retina adalah lapisan yang tipis, terdapat pada bagian posterior dari mata dan terminasi di ora
serrata. Ketika di lihat menggunakan ophthalmoscope, maka akan terlihat fundus oculi, di mana
terdapat pembuluh darah yang masuk melalui ke diskus optikus. Bagian tengah, temporal, dan inferior
dari diskus adalah pusat dari retina, yang disebut sebagai macula (diameter 5 – 6 mm), di tengah
terdapat fovea dan foveolar, yang dapat dengan mudah diidentifikasi dengan oftalmoskop.17
11.1.2 Lapisan Retina
Retina terdiri dari sel epitel, neural, glial yang terdistribusi rata sehingga membentuk 10 lapisan (lihat
pada Gambar 1). Lapisan tersebut dapat terlihat melalui mikroskopik cahaya. Secara embriologis,
retina terbentuk dari hasil invaginasi dari vesikel optikus, sehingga membentuk dua lapisan sel.17
Gambar 1. Potongan transversal dari retina dan koroid. 10 lapisan dari retina: 1, lapisan epitel pigmen; 2,
lapisan fotoreseptor yang merupakan lapisan sel kerucut dan batang; 3, membrane limiting eksterna; 4,
lapisan nuklear luar; 5, lapisan pleksiform luar; 6, lapisan nuklear dalam; 7, lapisan pleksiform dalam; 8,
lapisan sel ganglion; 9, lapisan serabut saraf; 10, membrane limiting internal.
8
10
11
12
13
Nefropati yang berat akan juga memperberat retinopati diabetikum. Sebaliknya, pengobatan pada
penyakit ginjal (misalnya dengan transplantasi ginjal) akan memperbaiki retinopati dan memiliki
respons yang lebih baik terhadap fotokoagulasi. Faktor risiko lain yang juga dapat mempengaruhi
retinopati diabetikum, yaitu rokok, tindakan pembedahan katarak, obesitas dan anemia.22,23
14
15
16
17
18
Hipertensi
Patofisiologi Rokok
Obesitas
Anemia Floaters
Asimtomatik Pandangan
Gejala buram
Simtomatik
Diabetik Distorsi
Retinopati
Penglihatan
semakin↓
Ringan
Non
Sedang
Proliferative
Klasifikasi
Proliferative Berat
Terapi Power
Laser Durasi
Fotokoagulasi
tembakan
Non
Proliferative
Diabetic
Retinopathy
Laser Fotokoagulasi
20
21
22
23
24
25
26
27
28
6. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata Edisi ketiga: “Retinopati Diabetes Melitus”. Fakultas
8. Suyono, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Diabetes melitus di Indonesia. (Edisi 4
9. Victor, A.A. Retinopati Diabetik, Penyebab Utama Kebutaan Diabetes. 2008. Tersedia di:
http://nasional.kompas.com/read/2008/08/15/0534
4587/retinopati.diabetik.penyebab.utama.kebutaan .diabetesi. Di akses pada 4 November
2018
10. Sri Basuki, Penatalaksanaan Diabetes Dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta FKUI.
2009
29
14. Talu SD. Researches concerning the use of the diode laser (810 nm) in the treatment of
the diabetic retinopathy. 1 st International Conference on Advancements of Medicine and
Health Care through Technology. Cluj-Napoca, Romania., 2007.
15. Sangeeta A, Amit K.P, Ramyash SY, Ram KJ, Shweta G. Varaibility of IOP following
laser photocoagulation used in the treatment of diabetic retinopathy. nt Surg J. 2017
Oct;4(10):3433-3440
16. Birinci H, Abidinoglu MR, Oge I. Anterior chamber depth and intraocular pressure
following parential argon laser photocoagulation for diabetic retinopathy. Ann Saudi
Med. 2006 Jan-Feb; 26(1): 73–75.
17. Douglas RH, Lawrenson JG. Eye. In: Standring S, editors. Gray’s Anatomy The
Anatomical Basis of Clinical Practice. 41st Ed. London: Elsevier; 2016.
18. International Council of Ophthalmology. Updated 2017 ICO Guidelines for Diabetic Eye
Care. January 2017.
19. Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung ALFABETA.
2009
30
21. Corcostegui B, Duran S, Olga MGA, Hernandez C, Maria JRM, Salvador J, et al. Update
on Diagnosis and Treatment of Diabetic Retinopathy: A Consensus Guideline of the
Working Group of Ocular Health (Spanish Society of Diabetes and Spanish Vitreous and
Retina Society). Hindawi Journal of Ophthalomology. 2017. Article ID 8234186.
Tersedia di : https://doi.org/10.1155/2017/8234186
22. Bhavsar AR, Atebara NH, Drouilhet JH. Diabetic retinopathy. Medscape. 2017.
24. Bowling B. Kanski’s Clinical Ophthalmology A Systematic Approach. 8th Ed. China:
Elsevier; 2016.
25. Notoatmojo,S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
2012
31