Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat dan karunianya sehingga karya tulis ini dapat selesai dengan lancar.
Makalah ini berisikan tentang Keragaman Budaya Indonesia. Makalah ini kami buat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah pelajaran Ilmu Budaya Dasar.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini dapat selesai dengan lancar berkat bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa;
2. Bapak Edi Fakhri selaku staff pengajar mata kuliah Ilmu Budaya Dasar,serta berbagai pihak
yang tidak bisa kami sebutkan semua.
Penulis menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap karya
tulis ini dapat bermanfaat untuk semua pihak khususnya masyarakat Indonesia.

Jayapura, 03 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………...


I.1 Latar Belakang ……………………………………………………….
I.2 Rumusan Masalah …………………………………………………..
I.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………….
BAB II LANDASAN TEORI …...........................................................
II.1 Pengertian Budaya Indonesia ……………………………………...
II.2 Keunggulan Bangsa Indonesia dengan
Keanekaragamannya……………………………………………………..
II.3 Dampak dari Keanekaragaman yang Dimiliki Bangsa
Indonesia …………………………………………………………………..
II.4 Peran Masyarakat Dalam Menjaga Keragaman Budaya
……………………………………………………………………………….
BAB III
PENUTUP............................................................................................
III.1
Kesimpulan...........................................................................................
III.2
Saran ………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi
Indonesia sebagai Negara yang memiliki banyak pulau. Keanekaragaman atau yang sering
disebut dengan multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan
seseorang tentang ragam kehidupan di dunia,ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan
tentang penerimaan terhadap adanyakeragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural)
yang ada dalam kehidupanmasyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan
politik yang mereka anut.Keanekaragaman bangsa Indonesia dilatarbelakangi oleh jumlah
suku-suku bangsa diIndonesia yang sangat banyak, dimana setiap suku bangsa tersebut
mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Suatu
semboyan yang sejak dahulu dikenal dan melekat dengan jati diri bangsa Indonesia adalah
“Bhinneka Tunggal Ika ”. Semboyan tersebut terukir kokoh dalam cengkraman Burung Garuda
yang merupakan lambang bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bhineka Tunggal Ika
menunjukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen, yaitu bangsa yang
mempunyai keanekaragaman, baik dalam aspek suku bangsa, budaya, ras dan agama.
Sudah berlangsung cukup lama. Tanpa adanya persatuan dan kesatuan visi dan misi
dari seluruh bangsa Indonesia mustahil kita dapat keluar dari krisis tersebut.Kebhinnekaan
berupa sifat nyata bangsa Indonesia yang sering kita banggakan namun sekaligus juga sering
kita prihatinkan. Hal ini dikarenakan mengatur masyarakat yangheterogen jauh lebih sulit
dibandingkan dengan mengatur masyarakat homogen. Masyarakat yang heterogen tentu
mempunyai cita-cita, keinginan dan harapan yang jauh lebih bervariasi dibandingkan dengan
masyarakat homogen.Kebhinnekaan dapat menjadi tantangan atau ancaman, karena dengan
adanya kebhinnekaan tersebut mudah membuat orang menjadi berbeda pendapat yang pada
akhirnya dapat lepas kendali, memiliki rasa kedaerahan atau kesukuan yang sewaktu-waktu
bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi atau persatuan dan kesatuan bangsa

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah
a. Apa itu kebudayaan Indonesia?
b. Apa saja keunggulan kebudayaan bangsa Indonesia dari keanekaragaman yang
dimilikinya?
c. Apa pula yang menjadi dampak dari keberagaman budaya tersebut?
d. Bagaimana cara yang bisa di lakukan untuk menyelesaikan masalah yang timbul akibat
keberagaman?
I.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
a. Untuk menambah pengetahuan masyarakat Indonesia tentang keunggulan
darikeanekaragaman bangsa Indonesia
b. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjunjung tinggi semboyan Bhineka
Tunggal Ika dan menghargai keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang ada
dalam bangsa Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Pengertian Budaya Indonesia


Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya
ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Dengan demikian, budayalah yang
menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Budaya adalah bentuk jama’ dari Budi dan Daya yang berarti Cinta, kasra, dan rasa.
Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta Budaya yaitu bentuk jama’ dari
kata Budhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari
kata Culture, dalam bahasa Latin berasal dari kata Colera. Colera berarti mengolah,
mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani)
Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti Culture, yaitu sebagai segala daya
dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Dengan demikian dapat di
simpulkan bahwa kebudayaaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan
manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli yang mengartikan
kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat di pengaruhi oleh
pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang menyatakan bahwa kebudayaan itu akan
berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih konpleks
Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari
kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan
belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang
semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.
Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi:
kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia,
misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan
diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
2. Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya mungkin
diperoleh dengan cara belajar.
3. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat
kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan
tidak mungkin manusia (secara individual maupun kelompok) dapat mempertahankan
kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir semua tindakan manusia dalam kehidupan
sehari-hari.
II. 2 Keunggulan Bangsa Indonesia dengan Keanekaragamannya
Keunggulan Bangsa Indonesia dengan Keanekaragamannya Keragaman budaya di Indonesia
adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman
masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga
terdiri dari berbagai kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah ini bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah
tersebut. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi
kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragam dan jenis kebudayaan yang ada
di Indonesia.
Berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia juga turut mendukung
perkembangan kebudayaan Indonesia yang pada akhirnya memcerminkan kebudayaan agama
tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat
keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang sangat tinggi. Tidak saja
keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam
konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan suatu keunggulan jika
dibandingkan dengan negara lainnya, karena potret kebudayaannya lengkap dan bervariasi.
Dan yang tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia
mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu.
Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok suku bangsa yang
berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Berlabuhnya kapal-kapal
Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup
pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir Jawa
juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di
Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya
elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Di sisi yang lain bangsa
Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal di tengah-tengah
singgungan antar peradaban itu. Secara ringkas, keunggulan – keunggulan dari keaneragaman
bangsa Indonesia, antara lain:
1. Keanekaragaman kebudayaan sangat menarik dan dapat dijadikan objek pariwisata.
2. Keanekaragaman budaya daerah dapat membantu meningkatkan pengembangan kebudayaan
nasional yang berlandaskan Pancasila, sesuai Tap MPR No. II tahun 1998, yang berbunyi :
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa
bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan
wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa
3. Tertanamnya sikap untuk saling menghormati dan menghargai antar suku yang berbeda.
4. Indonesia memiliki bahasa daerah terbanyak didunia (ada lebih dari 746 bahasa daerah).
5. Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman suku, agama dan budaya yang terdapat dalam
kehidupan masyarakatnya, dan keragaman tersebut dapat kita satukan dalam satu kesatuan
Bhineka Tunggal Ika.
II.3 Dampak dari Keanekaragaman yang Dimiliki Bangsa Indonesia
Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang yang ada pada diri bangsa Indonesia
merupakan keunggulan sekaligus tantangan. Tantangan-tantangan yang muncul akibat
keanekaraman bangsa Indonesia tersebut antara lain :
a. Konflik
Konflik adalah proses sosial disosiatif yang dapat menyebabkan perpecahan dalam masyarakat
karena ketidakselarasan dan ketidakseimbangan dalam suatu hubungan masyarakat.
Berdasarkan tingkatannya konflik dapat dibagi menjadi konflik horisontal dan vertikal.
1. Konflik Horisontal, adalah konflik yang terjadi diantara kelompok-kelompok sosial
yang sifatnya sederajat. Konflik sosial horisontal dapat berupa konflik antar suku, antar
ras, agama, maupun konflik antar golongan.
a. Konflik antar suku , umumnya disebabkan oleh primordialisme yang berkembang
menjadi etnosentrisme. Contoh : konflik antara suku Dayak dan suku Madura yang
terjadi di Sampit, konflik antara suku-suku kecil di Papua.
b. Konflik antar ras , umumnya disebabkan oleh primordialisme yang berkembang
menjadi stereotipe. Contoh : Kekerasan terhadap etnis Tionghoa pada Mei 1998,
termasuk pemerkosaan dan pembunuhan terhadap lebih dari 100 wanita etnis Tionghoa.
c. Konflik agama , ,umumnya disebabkan oleh primordialisme yang berkembang menjadi
fanatisme. Konflik agama dapat berupa konflik internal umat beragama misalnya
konflik antar golongan pemeluk Islam murni dengan golongan Ahmadiyah, maupun
konflik antar umat beragama (konflik eksternal) misalnya konflik masyarakat Ambon
pemeluk Islam dengan masyarakat Ambon pemeluk Kristen.
d. Konflik antar golongan umumnya disebabkan oleh semangat in group yang kuat
sehingga dengan kelompok out group akan menimbulkan antipati. Contoh : Peristiwa
Kudatuli, dimana ada konflik antar pendukung Partai PDI versi Megawati Soekarno
putrid dan pendukung Partai PDI versi lainnya
e. Konflik Vertikal Konflik adalah konflik yang terjadi diantara lapisan-lapisan di dalam
masyarakat
Contoh konflik vertikal :
(a) Konflik antar kelas atas dengan kelas bawah, konflik antar kelas atas dengan kelas
bawah dapat berupa konflik kolektif dan individual. Konflik kolektif misalnya konflik
antara buruh dengan pimpinan perusahaan untuk menuntut kenaikan gaji. Konflik
individual misalnya konflik antara pembantu dengan majikan yang berakibat pada
kekerasan.
(b) Konflik antara pemerintah pusat dengan daerah, misalnya pemberontakan dan
gerakan seporadis seperti OPM, GAM, dll. Selain itu konflik vertikal bisa
diterjemahkan sebagai konflik antar pihak yang berkuasa dan penentangnya, misalnya
kasus penculikan aktivis ’98 , yang merupakan kasus pelanggaran HAM tidak pernah
selesai sampai saa tini.
(c) Konflik antara orang tua dan anak, konflik antara orang tua dan anak akan
menimbulkan hambatan dalam sosialisasi nilai dan norma dan terkadang menimbulkan
kenakalan remaja.

b. Integrasi Karena Keterpaksaan (Coersif)


Integrasi karena keterpaksaan terjadi karena suatu ketergantungan dan mau tidak mau antar
lapisan masyarakat harus saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan. Namun dalam
integrasi yang terjadi karena paksaan biasanya ada upaya antar kelompok untuk mendominasi
satu sama lain. Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri dari bermacam-macam
etnis, ras, agama, dan suku bangsa yang masing-masing membawa bendera primordialismenya
masing-masing. Apabila masing-masing kelompok tidak bisa saling menghargai dan
mengurangi etnosentrisme, stereotype, dan fanatisme maka akan menimbulkan konflik SARA.
Integrasi karena keterpaksaan dilihat dari segi historis juga dapat dicontohkan pada masa
feodal. Dimana antara golongan pemerintah kolonial, golongan Asia Timur, golongan kerabat
kerajaan, dan bumiputera hidup dalam satu wilayah namun tidak dapat membaur. Terdapat
batas-batas yang tegas dan adanya upaya dari pemerintah kolonial untuk terus menerus
mendominasi dan menjajah. Contoh lain integrasi karena keterpaksaan (coersif) dalam
kehidupan sehari-hari terjadi pada saat demonstrasi atau unjuk rasa yang ricuh, kemudian polisi
akan memberikan peringatan dengan gas air mata dengan tujuan mengatur para demonstran
untuk menyampaikan aspirasi secara tertib dan sesuai hukum.

c. Disintegrasi
Disintegrasi adalah suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu
kesatuan masyarakat. Disintegrasi atau kesenjangan merupakan akibat dari adanya
pembangunan dimana kelas atas menguasai pembangunan yang berperan sebagai subjek
sekaligus objek pembangunan, namun disisi lain kelas tengah dan bawah hanya berperan
sebagai objek pembangunan. Akibatnya kelas tengah dan bawah akan mengalamai eksploitasi
dan diskriminasi di bidang sosial, ekonomi, dan politik. Kesenjangan inilah yang akan
mempengaruhi pola hidup dan pola hubungan antar kelompok.
(1) Pola Hidup Pola hidup adalah cara-cara dan kebiasaan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan. Cara dan kebiasaan hidup tersebut dapat dibedakan sebagai
berikut.  Konsumtif  Materialistis
 Hedonisme 7
 Westernisasi
 Sekulerisasi
(2) Pola Hubungan antar Kelompok Pola hubungan antar kelompok adalah suatu bentuk dan
sistem hubungan dalam interaksi diantara anggota masyarakat. Berikut beberapa contoh
permasalahan yang berkaitan dengan pola hubungan antar kelompok.

 Aksi protes/demonstrasi yang anarkis dan tidak terkendali, yaitu aksi penyampaian pendapat
dengan cara-cara yang melanggar hukum dan menyebabkan kerusuhan. Contoh : Kerusuhan
Mei 1998 yang disertai aksi anarkis oleh mahasiswa dan dihalau dengan tembakan oleh aparat.
 Kenakalan remaja, kenakalan remaja ini yang disebabkan karena pertengkaran dengan orang
tua akan membuat pelarian anak kepada hal-hal negatif, bahkan melanggar hukum contohnya
minuman keras, narkoba, dan lain-lain.
 Kriminalitas, merupakan suatu bentuk penyimpangan sosial akibat dari adanya tekanan
lingkungan sekitarnya. Kurangnya skill dan ketrampilan merupakan faktor utama semakin
tingginya angka kriminalitas di kota-kota. Contoh : urbanisasi dari desa ke kota tanpa
mempersiapkan ketrampillan akan menambah pengangguran akhirnya akan memilih
melakukan tindakan kriminal.
 Gejolak daerah, merupakan suatu bentuk reaksi masyarakat yang semakin kritis menuntut
hak-haknya kepada pemerintah. Rasa ketertindasan oleh kebijakan pemerintah yang kurang
berpihak pada masyarakat menyebabkan masyarakat melakukan pemberontakan. Adanya
gangguan stabilitas disetiap daerah sekarang ini apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan
perpecahan bangsa Indonesia. Contoh : konflik yang terjadi di Mesuji merupakan suatu bentuk
upaya pembelaan masyarakat terhadap hak-haknya akibat dari monopoli atas tanah dan
pengelolaan sumber daya agraria.
 Terorisme, merupakan serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan
perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Namun sekarang terorisme sering dikaitkan
dengan masalah agama. Padahal agama manapun tidak ada yang mengajarkan untuk saling
membunuh. Terorisme merupakan salah satu upaya adu domba dan penyudutan terhadap
kelompok atau agama tertentu kepada kelompok atau agama lain untuk memecahkan integrasi
bangsa dengan cara-cara yang separatis. Contoh : bom Bali I dan II, bom hotel JW Marriot,
bom GBIS Kepunton Solo, dll.

II.4 Peran Masyarakat Dalam Menjaga Keragaman Budaya


Peran masyarakat dalam menjaga keragaman dan keselaran budaya antara lain sebagai berikut:
1) Mengembangkan sikap saling menghargai terhadap nilai-nilai dan norma sosial yang
berbeda-beda dari anggota masyarakat, tidak mementingkan kelompok, ras, etnik atau
kelompok agamanya.
2) Meninggalkan sikap primodialisme terutama yang menjurus pada sikap etnosentrisme dan
ekstrimisme(berlebih-lebihan)
3) Menegakan supremasi hukun yang artinya sutau peraturan formal harus berlaku pada
semua warga negara tanpa memandang kedudukan sosial, ras, etnik dan agama yang mereka
anut.
4) Mengembangkan rasa nasionalisme terutama melalui penghayatan wawasan berbangsa
dan bernegara namun menghindari sikap chauvimisme yang akan mengarah pada sikap ekstrim
dan menutup diri akan perbedaan yang ada dalam masyarakat.
5) Menyelesaikan semua konflik dengan cara yang akomodatif melalui mediasi, kompromi
dan ajudikasi.
6) Mengembangkan kesadaran sosial. Contoh kongkritnya adalah di Bali sedang
digalakkannya program Ajeg Bali guna mempertahankan kebudayaan di dalam kehidupan
masyarakat Bali yang makin lama terlihat makin memudar karena
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan negara lainnya, karena Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang
lengkap dan bervariasi. Kebhinnekaan telah menjadi kekayaan khusus bagi bangsa Indonesia
yang amat menarik, bagi bangsa Indonesia sendiri ataupun bagi bangsa-bangsa lain yang dapat
dapat menambah devisa melalui kunjungan wisata atau kunjungan lainnya. Keanekaragaman
suku, budaya, ras dan agama yang yang ada pada diri bangsa Indonesia merupakan keunggulan
sekaligus tantangan. Tantangan-tantangan yang muncul akibat keanekaraman bangsa
Indonesia tersebut antara lain terjadinya konflik, integrasi karena keterpaksaan dan
disintegrasi. Untuk menghadapi tantangan sebagai dampak keanekaragaman yang dimiliki
bangsa Indonesia, dapat dilakukan dengan upaya reintegrasi dan menanamkan nilai-nilai
pancasila yang merupakan ideologi yang menjadi dasar hidup kenegaraan.

A. Saran
Perbedaan merupakan keniscayaan yang mesti dan harus diterima oleh semua orang dalam
kehidupannya. Fakta menunjukkan bahwa manusia memang makhluk unik dan khas. Keunikan
dan kekhasan ini dalam konteks bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat akan menimbulkan
keragaman tatanan sosial dan kebudayaan. Keragaman ini yang ditunjukkan oleh Indonesia
antara lain terdiri atas beragam etnis, agama, dan bahasa. Keragaman ini perlu dikelola secara
serius dan sungguh-sungguh dalam suatu bentuk tatanan nilai yang dapatdibagi bersama. Oleh
karena itu, keanekaragaman yang ada dalam masyarakat Indonesia sungguh merupakan
tantangan yang menuntut upaya sungguh-sungguh dalam bentuk transformasi kesadaran
multikultural. Suatu kesadaran yang diarahkan kepada identitas nasional, integrasi nasional,
dan kesadaran menempatkan agama untuk kesatuan bangsa. Dengan demikian, kesatuan
Indonesia dapat ditegakkan sejalan dengan semangat kebersamaan yang terkandung dalam
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

Anda mungkin juga menyukai