Anda di halaman 1dari 25

Ergonomi dan Faal Kerja

Manual Handling Dan Faktor Risiko Manual Handling

MAKALAH
Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah ergonomi
Dosen ajar : Dessy laksyana utami,SKM,M.KKK

Disusun oleh:

I Made Gde Putra Arya 185059086


Nunik Martini 165059139
Eva Meylani 165050020
Imelda Gusniati 185059104
Agus Budi Santoso 185059005

PROGRAM STUDI S-I KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
2019

1
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT. Dan sholawat beserta salam
semoga selalu tercurah untuk Rasullah SAW.
Alhamdulillah dengan kehendak-Nya pada saat ini penulis telah dapat menyelesaikan
tugas ergonomi dengan judul “Manual Handling Dan Faktor Risiko Manual

Handling ” dimana tugas tersebut merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi
mata kuliah Ergonomi dan Faal Kerja.
Dalam penyelesaian tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk
semua bantuan, baik moril maupun material yang telah diberikan dengan rasa syukur
kepada Allah SWT penyusun mengucapkan rasa terima kasih.
Demikianlah tugas ini penyusun buat, Penyusun menyadari dalam pembuatan
laporan ini jauh dari sempurna. sebelumnya penyusun ucapkan terima kasih.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Jakarta, Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 5
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
C. Tujuan ......................................................................................................... 6
D. Manfaat ....................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Manual Handling ......................................................................................... 8
1.1. Pengertian ..................................................................................... 8
1.2. Jenis Manual Handling ................................................................. 9
2. Penyebab Cedera ......................................................................................... 15
3. Dampak Manual Handling .......................................................................... 16
4. Teknik Manual Handling............................................................................. 17
5. Faktor Risiko Manual Handling .................................................................. 17
6. Beban Kerja ................................................................................................. 18
7. Nilai RWL (Recommended Weight Limit) ................................................. 19
PENUTUP .................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 23

3
DAFTAR ISI

Gambar 1: Simulasi Nilai Ambang Batas ................................................................... 10


Gambar 2: Cara Mengangkat ...................................................................................... 11
Gambar 3: Cara Mendorong atau Menarik.................................................................. 12
Gambar 4: Cara Memutar ............................................................................................ 13
Gambar 5 : Cara Membawa......................................................................................... 13
Gambar 6 : Cara Menahan........................................................................................... 14
Gambar 7: Dampak Manual Handling ........................................................................ 16

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia adalah negara berkembang yang masih banyak sekali dijumpai
industri- industri yang menggunakan tenaga manusia dalam pemindahan material,
walaupun beberapa industri yang relatif modern telah banyak menggunakan mesin
sebagai alat bantu dalam pemindahan material. Penanganan material secara
manual (Manual Material Handling) didefinisikan sebagai pekerjaan
penanganan material yang terdiri dari mengangkat, menurunkan, mendorong,
menarik dan membawa. Aktivitas pemindahan bahan secara manual (Material
Manual Handling) masih sangat diperlukan karena dipandang memilki kelebihan
dibandingkan dengan menggunakan alat yaitu bahwa pemindahan material secara
manual bisa dilakukan dalam ruang terbatas walaupun dalam melakukan aktivitas
tersebut, pekerja masih sangat mengandalkan fisik untuk mengangkat barang.
Penanganan objek secara manual dalam lingkungan industri telah menjadi
perhatian penting bagi profesional kesehatan kerja yang berupaya mencegah
cedera. Tugas-tugas yang menuntut pengangkatan sering dan berat dikaitkan
dengan peningkatan risiko nyeri punggung bawah dan MSD. Gangguan
muskuloskeletal (MSDs) adalah cedera atau nyeri pada sendi tubuh, ligamen, otot,
saraf, tendon, dan struktur yang menopang anggota tubuh, leher, dan punggung.
MSD bersifat degeneratif penyakit dan kondisi peradangan yang menyebabkan
rasa sakit dan menghambat aktivitas normal (Nurmianto, 2015:90)
Pekerjaan manual handling dan lifting merupakan penyebab utama
terjadinya cedera tulang belakang (back pain). Tanpa disadari aktivitas
pengangkatan barang yang dilakukan pekerja secara berulang dan tidak dilakukan
dengan benar, dapat menyebabkan ketidaknyamanan, overstress, kecelakaan
kerja, rasa sakit dan cidera pada tulang belakang yang mengakibatkan pekerja
tersebut tidak produktif lagi. Masalah-masalah tersebut di atas apabila tidak
dikendalikan dengan baik, akan dapat memberikan stres kepada pekerja yang
melampaui batas kemampuannya, pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan
kenyamanan, kesehatan dan keselamatan para pekerja.

5
Manual Material Handling merupakan sumber utama keluhan karyawan di
industri, sehingga jika tidak dilakukan pada beban yang sesuai, postur tubuh yang
benar dan cara pengangkatan yang benar, dapat mengakibatkan cidera atau
kecelakaan saat bekerja. Oleh sebab itu, pemerintah dalam UU Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 52 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan telah mengatur penerapan prinsip ergonomi merupakan
upaya penyesuaian pekerjaan dengan manusia, serta bagaimana merancang tugas,
pekerjaan, peralatan kerja, informasi, serta fasilitas di lingkungan kerja, dimana
salah satunya adalah manual handling (Permenkes RI No. 52 Tahun 2018 : 40).
Meskipun telah banyak mesin yang digunakan pada berbagai industri untuk
mengerjakan tugas pemindahan, namun jarang terjadi otomasi sempurna di dalam
industri. Disamping pula adanya pertimbangan ekonomis seperti tingginya harga
mesin otomasi atau situasi praktis yang hanya memerlukan peralatan sederhana.
Sebagai konsekuensinya adalah melakukan kegiatan manual di berbagai tempat
kerja. Bentuk kegiatan manual yang dominan dalam industri adalah manual
handling.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok masalah
untuk dirumuskan dalam makalah ini, antara lain :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Manual Material Handling ?
1.2.2 Apa saja Jenis Manual Material Handling (MMH) ?
1.2.3 Bagaimana teknik-teknik yang digunakan dalam Manual Material
Handling (MMH)?
1.2.4 Apa saja faktor risiko dari Manual Material Handling (MMH) ?
1.2.5 Apa saja penyebab cedera dari Manual Material Handling (MMH) ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa itu Manual Material Handling (MMH)
1.3.2. Untuk mengetahui apa saja jenis Manual Material Handling
(MMH)
1.3.3. Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan Manual Material
Handling (MMH)
1.3.4. Untuk mengetahui faktor risiko Manual Material Handling (MMH)
6
1.3.5. Untuk mengetahui penyebab cedera dari Manual Material Handling
(MMH)

1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Mahasiswa:
1.4.1.1. Dapat memperdalam pengetahuan tentang Manual Material
Handling (MMH)
1.4.1.2. Dapat mengetahui teknik-teknik Manual Material Handling (MMH)
yang benar dan sesuai dengan peraturan untuk mengurangi
kecelakaan kerja.
1.4.1.3. Dapat mengetahui faktor risiko dari Manual Material Handling
(MMH) sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja.
1.4.2. Bagi Universitas Respati Program Studi Kesehatan Masyarakat
Dapat menambah dan melengkapi kepustakaan khususnya
mengenai Manual Material Handling (MMH) dan faktor risikonya.
1.4.3. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
tentang Manual Material Handling (MMH) dan faktor risikonya, sehingga
diharapkan masyarakat dapat melakukan manual handling yang benar
sebagai upaya untuk mengurangi kecelakaan kerja.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manual Handling


2.1.1. Pengertian
Manual handling di definisikan sebagai suatu pekerjaan yang
berkaitan dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik,
menahan, membawa atau memindahkan beban, termasuk kegiatan yang
berulang, penggunaan peralatan dan pengoperasian alat dan mesin. (code of
practice manual handling, 2000)
Berdasarkan American Material Handling Society bahwa material
handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan
(handling), pemindahan (moving), Pengepakan (packaging), penyimpanan
(storing) dan pengawasan (controlling) dari material dengan segala
bentuknya. (Wignyosubroto, 2010)
Manual handling di definisikan sebagai suatu pekerjaan yang
berkaitan dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik,
menahan, membawa atau memindahkan beban dengan satu tangan atau
kedua tangan dan atau dengan pengerahan seluruh badan (tarwaka, 2010)
Manual material handling adalah aktivitas penanganan material
yang meliputi kegiatan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik,
dan membawa beban yang dilakukan tanpa bantuan alat (Marasabessy,
2012).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan pengertian manual
handling adalah adalah aktivitas pada musculoskeletal untuk angkat angkut
benda baik bergerak maupun tidak bergerak.
Kenyamanan dari pekerja sudah terbukti sangat menunjang tingkat
produktivitas pekerja, dengan demikian para penanggung jawab keselamatan
dan kesehatan kerja harus memikirkan faktor-faktor bahaya biomekanika,
sebaiknya aktivitas manual material handling tidak membahayakan pekerja
dan tidak menimbulkan rasa sakit pada pekerja.

8
2.1.2. Jenis Manual Handling
Berdasarkan Occupational Safety and Health Administration (OSHA,
2007) kegiatan manual material handling di klsifikasikan menjadi 5 (lima), yaitu:
2.1.2.1. Mengangkat/Menurunkan (Lifting/Lowering)
Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempat yang
lebih tinggi yang masih dapat dijangkau oleh tangan. Kegiatan lainnya
adalah menurunkan barang yaitu memindahkan barang ketempat yang
lebih rendah. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.05 tahun 2018
menyebutkan bahwa Nilai Ambang Batas untuk Pekerjaan Mengangkat
ditentukan berdasarkan zona vertikal atau jarak titik awal pengangkutan
dari lantai dan zona horizontal atau jarak horizontal diukur dari garis
vertikal yang melalui titik tengah jarak antar mata kaki ke titik berat
badan.
Zona vertikal dibagi menjadi 4 yaitu:
 Zona antara bawah bahu ke atas bahu (tinggi bahu + 30
sentimeter)
 Zona antara tinggi genggam ke bawah bahu (tinggi bahu – 8
sentimeter)
 Zona antara tengah betis ke tinggi genggam (knuckle height)
 Zona antara lantai ke tengah betis, yaitu setengah tinggi
antara mata kaki dan lutut
Zona horizontal
 Dekat (30 sentimeter dari bidang tengah vertikal/ sagittal
plane)
 Sedang/ intermediate (>30 -60 sentimeter dari bidang tengah
vertikal/ sagittal planet.
 Extended (>60-80 sentimeter dari bidang tengah vertical/
sagittal plane)
Berikut ini simulasi Nilai Ambang Batas untuk Pekerjaan
Mengangkat Selama angkat ≤ 2 jam per hari dengan frekuensi angkat ≤
60 angkatan per jam atau durasi angkat ≥ 2 jam per hari dengan frekuensi
angkat ≤ 12 angkatan per jam.

9
Gambar 1: simulasi Nilai Ambang Batas

Dalam Permenaker No.5 tahun 2018 memberikan pedoman


langkah-langkah desain pekerjaan manual handling di tempat kerja yaitu:
1) Tentukan durasi pekerjaan mengangkat, yaitu waktu/ lamanya
pekerja melakukan pekerjaan mengangkat pada hari tersebut.
2) Tentukan frekuensi angkat yang harus dilakukan pekerja per
jam
3) Gunakan gambar diatas untuk mengetahui NAB Beban Angkat,
yang terkait dengan durasi dan frekuensi angkat.
4) Tentukan zona vertikal berdasarkan letak tangan di titik awal
pengangkatan
5) Tentukan zona horizontal, berapa jauh benda yang akan
diangkat terhadap tubuh
6) Pilih NAB Beban Angkat yang sesuai dengan zona horizontal,
berdasarkan frekuensi dan durasi angkat.

Teknik Angkatan
o Berdiri dengan posisi yang benar serta pijakan kaki kuat.
o Letakkan tangan pada posisi di bawah beban

10
o Bengkokkan lutut
o Punggung dalam posisi lurus dan tidak membungkuk saat
mengangkat ketika pergerakkan ke atas.
o Saat mengangkat beban menggunakan kekuatan kaki dan
dibantu dengan perut dan lengan.

Gambar 2: Cara mengangkat

11
2.1.2.2. Mendorong/Menarik (push/pull)
Kegiatan mendorong adalah kegiatan menekan
berlawanan arah tubuh dengan usaha yang bertujuan untuk
memindahkan obyek. Kegiatan menarik kebalikan dengan itu.
Cara atau teknik yang benar dalam mendorong/ menarik
adalah:
a. Pijakkan kaki yang kuat
b. Punggung tetap lurus dan tidak membungkuk
c. Gunakan kekuatan tangan untuk mendorong dan
menarik

Gambar 3 Cara mendorong atau menarik

2.1.2.3. Memutar (twisting)


Kegiatan memutar merupakan kegiatan MMH yang
merupakan gerakan memutar tubuh bagian atas ke satu atau dua
sisi sementara tubuh bagian bawah berada pada posisi tetap.
Kegiatan memutar ini dapat dilakukan dalam keadaan tubuh
yang diam. Teknik yang benar saat memutar adalah :
a. Memutar dilakukan dalam keadaan diam atau tidak
sedang bejalan.
b. Bagian yang bergerak memutar adalah kaki.
c. Saat memutar pinggang tidak ikut memutar.
d. Memutar dilakukan dengan perlahan.
e. Beban di tumpukan pada badan.

12
Gambar 4: Cara memutar

2.1.2.4. Membawa (Carring)


Kegiatan membawa merupakan kegiatan memegang
atau mengambil barang dan memindahkannya. Berat benda
menjadi berat total pekerja
Teknik yang benar dalam membawa adalah :
a. Pijakan kaki yang kuat.
b. Pegang objek sedekat mungkin dengan tubuh.
c. Posisi leher dalam keadaan lurus.
d. Posisi pinggang dalam keadaaan lurus.
e. Beban ditumpukan pada badan.

Gambar 5: Cara membawa

13
2.1.2.5. Menahan (holding)
Memegang objek saat tubuh dalam keadaan diam
(statis) Teknik menahan yang benar :

a. Pijakan kaki yang kuat.


b. Pegang objek sedekat mungkin dengan tubuh.
c. Posisi punggung dalam keadaan tegak/ lurus.
d. Posisi leher dalam keadaan lurus.

Gambar 6: Cara menahan

Beberapa pemindahan material secara teknis dapat dilakukan


dengan cara sebagai berikut :
1. Memindahkan beban yang berat dari mesin ke mesin yang telah
dirancang dengan menggunakan roller (ban berjalan).

14
2. Menggunakan meja yang dapat digerakkan naik-turun untuk
menjaga agar bagian permukaan dari meja kerja dapat langsung
dipakai untuk memasukkan lembaran logam ataupun benda kerja
lainnya kedalam mesin.
3. Menempatkan benda kerja yang besar pada permukaan yang
lebih tinggi dan menurunkan dengan bantuan gaya grafitasi.
4. Menggunakan peralatan yang mengangkat, misalnya, pada ujung
belakang truk untuk memudahkan pengangkatan material,
dengan demikian tidak diperlukan lagi alat angkat (crane).
5. Mendesain kotak (tempat benda kerja) dengan disertai handle
yang ergonomis sehingga mudah pada waktu mengangkat.

2.2. Penyebab Cedera


Pekerjaan manual handling akan dapat menyebabkan stress pada kondisi
fisik (seperti pengerahan tenaga, sikap tubuh yang dipaksakan dan gerakan
berulang) yang dapat mengakibatkan terjadinya cedera, energi yang terbuang
secara percuma dan waktu kerja tidak efisien. Penyebab cedera secara umum
adalah
1. Kerusakan perlahan karena kegiatan manual handling dalam jangka
waktu yang lama atau sering.
2. Kerusakan tiba-tiba karena kegiatan manual handling yang berat atau
kuat pengangkatan dengan posisi janggal.
3. Trauma langsung karena kejadian yang tidak diharapkan akibat
manual handling seperti terjatuh saat mengangkat beban karena lantai
tidak datar.
Beberapa hal yang dominan yang menyebabkan terjadinya cedera saat manual
handling menurut tarwaka (2010) adalah:
1. Sikap tubuh yang tidak alamiah dan dipaksakan seperti,
badan membungkuk, dan memutir ke samping, jongkok, berlutut.
2. Gerakan berulang seperti, membawa atau mengangkat obyek kerja
yang terlaluu berat.
3. Sikap kerja statis, harus mempertahankan sikap diam untuk waktu
yang lama pada suatu jenis aktivitas.

15
2.3. Dampak Manual Handling
Menurut code of practice for manual handling (2000) dampak
dari manual handling yang tidak aman dari segi bahaya ergonomi adalah
1. Strain dan spain pada otot.
2. Luka pada otot, tali sendi, cakram intervebrata dan struktur yang
lain pada tulang punggung.
3. Hernia dan sakit kronis.
4. Luka pada jaringan lunak seperti saraf, tali sendi, dan pada
pergelangan tangan, bahu dan leher.

Wrist Sprains Back Sprains

Skin Dermatitis

16
2.4 Teknik Manual Handling
Pada pekerjaan memindahkan barang atau beban, bentuk, volume, berat dan sifat
beban yang akan dipindahkan sangat menentukan cara-cara pelaksanaan pemindahan
tersebut baik mengangkat maupun meletakan kembali beban. Kegiatan mengangkat
dan mengangkut ini banyak melibatkan kerja otot dan tumpuan pada kerja tulang
belakang oleh karena itulah dibutuhkan teknik yang benar :
1. Membuat perencanaan dengan menilai beban, menentukan bagaimana
menanganinya, sebagai suatu cara untuk menghindari cedera akibat
pengerahan tenaga yang berlebihan.
2. Menentukan teknik terbaik dengan menghindari postur membungkuk,
memutir, dan menjangkau yang tidak diperlukan.
3. Menggenggam objek dengan pegangan yang kuat dan menggunakan
seluruh jemari dari kedua tangan dalam mengngkat barang.
4. Dorong beban sedekat mungkin dengan badan untuk mencegah stress
yang berlebihan di punggung.
5. Verifikasi penanganan tugas berat dengan yang ringan.
6. Periksakan material dari permukaan yang bergerigi, sudut yang runcing
dan tajam atau licin.
7. Menghilangkan minyak, air atau objek yang kotor sebelum mencoba untuk
menanganinya.

2.5 Faktor Resiko Manual Handling


Terdapat empat faktor resiko dari manual handling diantaranya :
a Faktor Pekerjaan
fator ini terdiri dari pekerjaan meraih atau menahan benda yang
jauh dari tubuh, memutar tubuh (twisting), menahan dari
bawah, mengangkat dari lantai, mengangkat setinggi bahu,
layout tempat kerja yang buruk (terlalu sempit), jarak angkut
yang jauh serta postur statis. Apabila pekerjaan manual
handling dilakukan sering atau dalam janga waktu yang
membuthkan usaha fisik, berulang-ulang pada saat duduk atau
berlutut, langsung setelah terjadi fleksi dalam waktu lama,
kurangnya waktu istirahat, beberapa gerakan handling

17
sekaligus (membawa, mengangkat dan meletakan) serta
dipaksa mengiuti irama kerja mesin. Tim yang menangani
pekerjaan mencangkup penanganan barang dengan 2 orang
atau lebih dan berkoordinasi dengan sekelompok orang.
b Faktor Beban
Aspek beban yang dapat menjadi fator resiko antara lain, berat,
ukuran, bentuk, permukaan licin atau rusak, pegangan tidak ada atau
tidak memadai serta tidak stabil.
c Faktor Lingkungan
Aspek lingkungan yang dapat menjadi faktor resiko antara
lain: suhu (diluar batas 19-26 C), kelembaban (diluar batas 35-50%)
pencahayaan, kebisingan, angin kencang, serta lingkungan fisik
(adanya penghalang dan permukaan lantai).
d Faktor Personal
Aspek personal dapat menjadi faktor resiko antara lain:
kesehatan yang meliputi faktor fisik (tinggi badan, jangauan,
faleksibilitas, keuatan, berat badan, daya tahan nafas dan cacat), usia,
jenis kelamin, hamil atau baru melahirkan, pernah terluka
sebelumnya dan faktor psikologi.
2.6. Beban Kerja
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktifitas pekerjaan sehari-
hari. Adanya massa otot yang beratnya hampir lebih dari separuh beban tubuh,
memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan dan melakukan pekerjaan, disatu
pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga
mencapai kehidupan yang produktif sebagai tujuan hidup. Dipihak lain bekerja
berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa
setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat
berupa beban fisik maupun beban mental.
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang baik dala kemampuan fisik, kognitif,
maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut.

18
Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang
lainnya dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani,
usia dan ukuran tubuh dari pekerja itu sendiri.

2.7. Nilai RWL (Recommended Weight Limit)


Pengukuran terhadap tekanan fisik dengan resiko keluhan otot skeletal
sangat sulit karena mengakibatkan berbagai faktor subjektif seperti kinerja,
motivasi, harapan dan toleransi kelelahan. Waters Anderson (1996) dalam
Tarwaka 1985 melakukan pengukuran dengan metode analitik dan metode lain
adalah menggunakan nordic body map.
1. Metode Analitik
a. Metode analitik dilakukan berdasarkan rekomendasi NIOSH tentang
estimasi kemungkinan terjadinya peregangan otot yang berlebihan (over
axertion) atas dasar karakteristik pekerjaan. Hal ini dilakukan dengan
melakukan perhitungan Recomended Weight Limit (RWL) dan Lifting
Index (LI). [Waters Anderson (1996) dalam Tarwaka, 1984].
b. RWL merupakan rekomendasi batas beban yang dapat diangkat oleh
manusia tanpa menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut
dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. RWL
ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 oleh Amerika Serikat.
Sedangkan NIOSH mempunyai standart pada pengangkatan beban
untuk meminimasi cedara pada saat melakukan pekerjaan, persamaan
NIOSH yang dipakai adalah Lifting Index adalah estimasi sederhana
terhadap resiko cedera tulang belakang yang diakibatkan oleh over
exertion. Berdasarkan berat beban dan nilai recommended weight limit
(RWL), dapat ditentukan besarnya

2. Nordic Body Map


a. Nordic body map merupakan metode yang dilakukan dengan
menganalisa peta tubuh yang ditujukan pada tiap bagian tubuh seperti

19
pada gambar 2.3. Melalui nordic body map dapat diketahui
bagianbagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan
mulai dari rasa tidak nyaman (agak sakit) sampai tingkat yang sangat
sakit. (Tarwaka, 1985).
b. Dengan melihat dan menganalisa peta tubuh (nordic body map) akan
dapat diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang
dirasakan oleh pekerja. Metode ini dilakukan dengan memberikan
penilaian subjektif pada pekerja.

3. REBA (Rapid Entire Body Assessment)


a. Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah sebuah metode dalam
bidang ergonomi yang digunakan secara cepat untuk menilai postur
leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki seorang pekerja.
REBA memiliki kesamaan yang mendekati metode RULA (Rapid
Upper Limb Assessment), tetapi metode REBA tidak sebaik metode
RULA yang menunjukkan pada analisis pada keunggulan yang sangat
dibutuhkan dan untuk pergerakan pada pekerjaan berulang yang
diciptakan, REBA lebih umum, dalam penjumlahan salah satu sistem
baru dalam analisis yang didalamnya termasuk faktor-faktor dinamis
dan statis bentuk pembebanan interaksi pembebanan perorangan, dan
konsep baru berhubungan dengan pertimbangan dengan sebutan “The
Gravity Attended” untuk mengutamakan posisi dari yang paling unggul.
b. Metode REBA telah mengikuti karakteristik, yang telah dikembangkan
untuk memberikan jawaban untuk keperluan mendapatkan peralatan
yang bisa digunakan untuk mengukur pada aspek pembebanan fisik para
pekerja. Analisa dapat dibuat sebelum atau setelah sebuah interferensi
untuk mendemonstrasikan resiko yang telah dihentikan dari sebuah
cedera yang timbul. Hal ini memberikan sebuah kecepatan pada
penilaian sistematis dari resiko sikap tubuh dari seluruh tubuh yang bisa
pekerja dapatkan dari Pengembangan dari percobaan metode REBA
adalah:

20
1) Untuk mengembangkan sebuah sistem dari analisa bentuk tubuh
yang pantas untuk resiko musculoskeletal pada berbagai macam
tugas
2) Untuk membagi tubuh kedalam bagian-bagian untuk pemberian
kode individual, menerangkan rencana perpindahan
3) Untuk mendukung sistem penilaian aktivitas otot pada posisi
statis (kelompok bagian, atau bagian dari tubuh), dinamis (aksi
berulang, contohnya pengulangan yang unggul pada
veces/minute, kecuali berjalan kaki), tidak cocok dengan
perubahan posisi yang cepat.
4) Untuk menggapai interaksi atau hubungan antara seorang dan
beban adalah penting dalam manipulasi manual, tetapi itu tidak
selalu bisa dilakukan dengan tangan.
5) Termasuk sebuah faktor yang tidak tetap dari pengambilan
untuk manipulasi beban manual
6) Untuk memberikan sebuah tingkatan dari aksi melalui nilai
akhir dengan indikasi dalam keadaan terpaksa pekerjaannya.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ada beberapa pengertian Manual Material Handling menurut para akhir,
dimana pada intinya, Manual Material Handling adalah seni dan ilmu yang meliputi
penanganan (handling), pemindahan (moving), pengepakan (packaging),
penyimpanan (storing) dan pengawasan (controlling) dari material dan segala
bentuknya. Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik maka perencanaan
kegiatan yang berhubungan dengan pemindahan bahan harus dilakukan dengan
sebaik – baiknya. Pada dasarnya tujuan diadakannya manual handling adalah untuk
menghilangkan pemborosan atau efisiensi. Berdasarkan jenisnya, Manual Material
Handling dibagi menjadi 5 jenis, antara lain :
1. Mengangkat / menurunkan (lifting/lowering)
2. Mendorong / menarik (push/pull)
3. Memutar (twisting)
4. Membawa (carring)
5. Menahan (holding)
Kegiatan Manual Material Handling ini banyak melibatkan kerja otot dan
tumpuan pada kerja tulang oleh karena itu, dibutuhkan teknik yang benar :
1. Membuat perencanaan dengan menilai beban, menentukan bagaimana
menanganinya, sebagai suatu cara untuk menghindari cedera akibat
pengerahan tenaga yang berlebihan.
2. Menentukan teknik terbaik dengan menghindari postur membungkuk,
memutir, dan menjangkau yang tidak diperlukan.
3. Menggenggam objek dengan pegangan yang kuat dan menggunakan
seluruh jemari dari kedua tangan dalam mengngkat barang.
4. Dorong beban sedekat mungkin dengan badan untuk mencegah stress
yang berlebihan di punggung.
5. Verifikasi penanganan tugas berat dengan yang ringan.
6. Periksakan material dari permukaan yang bergerigi, sudut yang runcing dan
tajam atau licin.

22
7. Menghilangkan minyak, air atau objek yang kotor sebelum mencoba untuk
menanganinya.
Sedangkan, untuk faktor risiko dari Manual Material Handling , terdapat empat faktor
resiko, antara lain :
1. Faktor pekerjaan
2. Faktor beban
3. Faktor lingkungan
4. Faktor personal
Pekerjaan manual handling akan dapat menyebabkan stress pada kondisi fisik
(seperti pengerahan tenaga, sikap tubuh yang dipaksakan dan gerakan berulang) yang
dapat mengakibatkan terjadinya cedera, energi yang terbuang secara percuma dan
waktu kerja tidak efisien. Penyebab cedera secara umum adalah
1. Kerusakan perlahan karena kegiatan manual handling dalam jangka waktu
yang lama atau sering.
2. Kerusakan tiba-tiba karena kegiatan manual handling yang berat atau kuat
pengangkatan dengan posisi janggal.
3. Trauma langsung karena kejadian yang tidak diharapkan akibat manual
handling seperti terjatuh saat mengangkat beban karena lantai tidak datar.
Beberapa hal yang dominan yang menyebabkan terjadinya cedera saat manual
handling menurut tarwaka (2010) adalah:
1. Sikap tubuh yang tidak alamiah dan dipaksakan seperti, badan
membungkuk, dan memutir ke samping, jongkok, berlutut.
2. Gerakan berulang seperti, membawa atau mengangkat obyek kerja yang
terlalu berat.
3. Sikap kerja statis, harus mempertahankan sikap diam untuk waktu yang
lama pada suatu jenis aktivitas.

3.2 SARAN
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan Manual Material Handling dan
faktor risikonya, diharapkan:
1. Mahasiswa dapat mengurangi kecelakaan kerja setelah bertambahnya
pengetahuan tentang Manual Material Handling (MMH), faktor risiko
dan teknik – teknik Manual Material Handling (MMH) .

23
2. Universitas Respati dapat membagikan pengetahuan khususnya
mengenai Manual Material Handling (MMH) dan faktor risikonya.
3. Masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam mengurangi kecelakaan kerja
setelah bertambahnya pengetahuan dan menerapkan di kehidupan sehari-
hari maupun dalam dunia pekerjaan mengenai Manual Material Handling
(MMH), faktor risiko dan teknik – teknik Manual Material Handling
(MMH) .

24
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 52 Tahun 2018 Tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 48 Tahun 2016 Tentang Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 5 Tahun 2018 Tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

Nurmianto, Eko., 2015, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi 3, Guna
Widya, Surabaya

Tarwaka. Bakri, S. Sudiajeng, L. 2010. Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan


Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2010. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya : Guna
Widya.

Marasabessy RS. 2012. Penentuan maximum acceptable weihght limit (MAWL)


dengan menggunakan pendekatan fisiologi. Ambon. Universitas Darussalam
Ambon

25

Anda mungkin juga menyukai