MAKALAH
Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah ergonomi
Dosen ajar : Dessy laksyana utami,SKM,M.KKK
Disusun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT. Dan sholawat beserta salam
semoga selalu tercurah untuk Rasullah SAW.
Alhamdulillah dengan kehendak-Nya pada saat ini penulis telah dapat menyelesaikan
tugas ergonomi dengan judul “Manual Handling Dan Faktor Risiko Manual
Handling ” dimana tugas tersebut merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi
mata kuliah Ergonomi dan Faal Kerja.
Dalam penyelesaian tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk
semua bantuan, baik moril maupun material yang telah diberikan dengan rasa syukur
kepada Allah SWT penyusun mengucapkan rasa terima kasih.
Demikianlah tugas ini penyusun buat, Penyusun menyadari dalam pembuatan
laporan ini jauh dari sempurna. sebelumnya penyusun ucapkan terima kasih.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Manual Material Handling merupakan sumber utama keluhan karyawan di
industri, sehingga jika tidak dilakukan pada beban yang sesuai, postur tubuh yang
benar dan cara pengangkatan yang benar, dapat mengakibatkan cidera atau
kecelakaan saat bekerja. Oleh sebab itu, pemerintah dalam UU Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 52 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan telah mengatur penerapan prinsip ergonomi merupakan
upaya penyesuaian pekerjaan dengan manusia, serta bagaimana merancang tugas,
pekerjaan, peralatan kerja, informasi, serta fasilitas di lingkungan kerja, dimana
salah satunya adalah manual handling (Permenkes RI No. 52 Tahun 2018 : 40).
Meskipun telah banyak mesin yang digunakan pada berbagai industri untuk
mengerjakan tugas pemindahan, namun jarang terjadi otomasi sempurna di dalam
industri. Disamping pula adanya pertimbangan ekonomis seperti tingginya harga
mesin otomasi atau situasi praktis yang hanya memerlukan peralatan sederhana.
Sebagai konsekuensinya adalah melakukan kegiatan manual di berbagai tempat
kerja. Bentuk kegiatan manual yang dominan dalam industri adalah manual
handling.
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa itu Manual Material Handling (MMH)
1.3.2. Untuk mengetahui apa saja jenis Manual Material Handling
(MMH)
1.3.3. Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan Manual Material
Handling (MMH)
1.3.4. Untuk mengetahui faktor risiko Manual Material Handling (MMH)
6
1.3.5. Untuk mengetahui penyebab cedera dari Manual Material Handling
(MMH)
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Mahasiswa:
1.4.1.1. Dapat memperdalam pengetahuan tentang Manual Material
Handling (MMH)
1.4.1.2. Dapat mengetahui teknik-teknik Manual Material Handling (MMH)
yang benar dan sesuai dengan peraturan untuk mengurangi
kecelakaan kerja.
1.4.1.3. Dapat mengetahui faktor risiko dari Manual Material Handling
(MMH) sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja.
1.4.2. Bagi Universitas Respati Program Studi Kesehatan Masyarakat
Dapat menambah dan melengkapi kepustakaan khususnya
mengenai Manual Material Handling (MMH) dan faktor risikonya.
1.4.3. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
tentang Manual Material Handling (MMH) dan faktor risikonya, sehingga
diharapkan masyarakat dapat melakukan manual handling yang benar
sebagai upaya untuk mengurangi kecelakaan kerja.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1.2. Jenis Manual Handling
Berdasarkan Occupational Safety and Health Administration (OSHA,
2007) kegiatan manual material handling di klsifikasikan menjadi 5 (lima), yaitu:
2.1.2.1. Mengangkat/Menurunkan (Lifting/Lowering)
Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempat yang
lebih tinggi yang masih dapat dijangkau oleh tangan. Kegiatan lainnya
adalah menurunkan barang yaitu memindahkan barang ketempat yang
lebih rendah. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.05 tahun 2018
menyebutkan bahwa Nilai Ambang Batas untuk Pekerjaan Mengangkat
ditentukan berdasarkan zona vertikal atau jarak titik awal pengangkutan
dari lantai dan zona horizontal atau jarak horizontal diukur dari garis
vertikal yang melalui titik tengah jarak antar mata kaki ke titik berat
badan.
Zona vertikal dibagi menjadi 4 yaitu:
Zona antara bawah bahu ke atas bahu (tinggi bahu + 30
sentimeter)
Zona antara tinggi genggam ke bawah bahu (tinggi bahu – 8
sentimeter)
Zona antara tengah betis ke tinggi genggam (knuckle height)
Zona antara lantai ke tengah betis, yaitu setengah tinggi
antara mata kaki dan lutut
Zona horizontal
Dekat (30 sentimeter dari bidang tengah vertikal/ sagittal
plane)
Sedang/ intermediate (>30 -60 sentimeter dari bidang tengah
vertikal/ sagittal planet.
Extended (>60-80 sentimeter dari bidang tengah vertical/
sagittal plane)
Berikut ini simulasi Nilai Ambang Batas untuk Pekerjaan
Mengangkat Selama angkat ≤ 2 jam per hari dengan frekuensi angkat ≤
60 angkatan per jam atau durasi angkat ≥ 2 jam per hari dengan frekuensi
angkat ≤ 12 angkatan per jam.
9
Gambar 1: simulasi Nilai Ambang Batas
Teknik Angkatan
o Berdiri dengan posisi yang benar serta pijakan kaki kuat.
o Letakkan tangan pada posisi di bawah beban
10
o Bengkokkan lutut
o Punggung dalam posisi lurus dan tidak membungkuk saat
mengangkat ketika pergerakkan ke atas.
o Saat mengangkat beban menggunakan kekuatan kaki dan
dibantu dengan perut dan lengan.
11
2.1.2.2. Mendorong/Menarik (push/pull)
Kegiatan mendorong adalah kegiatan menekan
berlawanan arah tubuh dengan usaha yang bertujuan untuk
memindahkan obyek. Kegiatan menarik kebalikan dengan itu.
Cara atau teknik yang benar dalam mendorong/ menarik
adalah:
a. Pijakkan kaki yang kuat
b. Punggung tetap lurus dan tidak membungkuk
c. Gunakan kekuatan tangan untuk mendorong dan
menarik
12
Gambar 4: Cara memutar
13
2.1.2.5. Menahan (holding)
Memegang objek saat tubuh dalam keadaan diam
(statis) Teknik menahan yang benar :
14
2. Menggunakan meja yang dapat digerakkan naik-turun untuk
menjaga agar bagian permukaan dari meja kerja dapat langsung
dipakai untuk memasukkan lembaran logam ataupun benda kerja
lainnya kedalam mesin.
3. Menempatkan benda kerja yang besar pada permukaan yang
lebih tinggi dan menurunkan dengan bantuan gaya grafitasi.
4. Menggunakan peralatan yang mengangkat, misalnya, pada ujung
belakang truk untuk memudahkan pengangkatan material,
dengan demikian tidak diperlukan lagi alat angkat (crane).
5. Mendesain kotak (tempat benda kerja) dengan disertai handle
yang ergonomis sehingga mudah pada waktu mengangkat.
15
2.3. Dampak Manual Handling
Menurut code of practice for manual handling (2000) dampak
dari manual handling yang tidak aman dari segi bahaya ergonomi adalah
1. Strain dan spain pada otot.
2. Luka pada otot, tali sendi, cakram intervebrata dan struktur yang
lain pada tulang punggung.
3. Hernia dan sakit kronis.
4. Luka pada jaringan lunak seperti saraf, tali sendi, dan pada
pergelangan tangan, bahu dan leher.
Skin Dermatitis
16
2.4 Teknik Manual Handling
Pada pekerjaan memindahkan barang atau beban, bentuk, volume, berat dan sifat
beban yang akan dipindahkan sangat menentukan cara-cara pelaksanaan pemindahan
tersebut baik mengangkat maupun meletakan kembali beban. Kegiatan mengangkat
dan mengangkut ini banyak melibatkan kerja otot dan tumpuan pada kerja tulang
belakang oleh karena itulah dibutuhkan teknik yang benar :
1. Membuat perencanaan dengan menilai beban, menentukan bagaimana
menanganinya, sebagai suatu cara untuk menghindari cedera akibat
pengerahan tenaga yang berlebihan.
2. Menentukan teknik terbaik dengan menghindari postur membungkuk,
memutir, dan menjangkau yang tidak diperlukan.
3. Menggenggam objek dengan pegangan yang kuat dan menggunakan
seluruh jemari dari kedua tangan dalam mengngkat barang.
4. Dorong beban sedekat mungkin dengan badan untuk mencegah stress
yang berlebihan di punggung.
5. Verifikasi penanganan tugas berat dengan yang ringan.
6. Periksakan material dari permukaan yang bergerigi, sudut yang runcing
dan tajam atau licin.
7. Menghilangkan minyak, air atau objek yang kotor sebelum mencoba untuk
menanganinya.
17
sekaligus (membawa, mengangkat dan meletakan) serta
dipaksa mengiuti irama kerja mesin. Tim yang menangani
pekerjaan mencangkup penanganan barang dengan 2 orang
atau lebih dan berkoordinasi dengan sekelompok orang.
b Faktor Beban
Aspek beban yang dapat menjadi fator resiko antara lain, berat,
ukuran, bentuk, permukaan licin atau rusak, pegangan tidak ada atau
tidak memadai serta tidak stabil.
c Faktor Lingkungan
Aspek lingkungan yang dapat menjadi faktor resiko antara
lain: suhu (diluar batas 19-26 C), kelembaban (diluar batas 35-50%)
pencahayaan, kebisingan, angin kencang, serta lingkungan fisik
(adanya penghalang dan permukaan lantai).
d Faktor Personal
Aspek personal dapat menjadi faktor resiko antara lain:
kesehatan yang meliputi faktor fisik (tinggi badan, jangauan,
faleksibilitas, keuatan, berat badan, daya tahan nafas dan cacat), usia,
jenis kelamin, hamil atau baru melahirkan, pernah terluka
sebelumnya dan faktor psikologi.
2.6. Beban Kerja
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktifitas pekerjaan sehari-
hari. Adanya massa otot yang beratnya hampir lebih dari separuh beban tubuh,
memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan dan melakukan pekerjaan, disatu
pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga
mencapai kehidupan yang produktif sebagai tujuan hidup. Dipihak lain bekerja
berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa
setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat
berupa beban fisik maupun beban mental.
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang baik dala kemampuan fisik, kognitif,
maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut.
18
Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang
lainnya dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani,
usia dan ukuran tubuh dari pekerja itu sendiri.
19
pada gambar 2.3. Melalui nordic body map dapat diketahui
bagianbagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan
mulai dari rasa tidak nyaman (agak sakit) sampai tingkat yang sangat
sakit. (Tarwaka, 1985).
b. Dengan melihat dan menganalisa peta tubuh (nordic body map) akan
dapat diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang
dirasakan oleh pekerja. Metode ini dilakukan dengan memberikan
penilaian subjektif pada pekerja.
20
1) Untuk mengembangkan sebuah sistem dari analisa bentuk tubuh
yang pantas untuk resiko musculoskeletal pada berbagai macam
tugas
2) Untuk membagi tubuh kedalam bagian-bagian untuk pemberian
kode individual, menerangkan rencana perpindahan
3) Untuk mendukung sistem penilaian aktivitas otot pada posisi
statis (kelompok bagian, atau bagian dari tubuh), dinamis (aksi
berulang, contohnya pengulangan yang unggul pada
veces/minute, kecuali berjalan kaki), tidak cocok dengan
perubahan posisi yang cepat.
4) Untuk menggapai interaksi atau hubungan antara seorang dan
beban adalah penting dalam manipulasi manual, tetapi itu tidak
selalu bisa dilakukan dengan tangan.
5) Termasuk sebuah faktor yang tidak tetap dari pengambilan
untuk manipulasi beban manual
6) Untuk memberikan sebuah tingkatan dari aksi melalui nilai
akhir dengan indikasi dalam keadaan terpaksa pekerjaannya.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ada beberapa pengertian Manual Material Handling menurut para akhir,
dimana pada intinya, Manual Material Handling adalah seni dan ilmu yang meliputi
penanganan (handling), pemindahan (moving), pengepakan (packaging),
penyimpanan (storing) dan pengawasan (controlling) dari material dan segala
bentuknya. Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik maka perencanaan
kegiatan yang berhubungan dengan pemindahan bahan harus dilakukan dengan
sebaik – baiknya. Pada dasarnya tujuan diadakannya manual handling adalah untuk
menghilangkan pemborosan atau efisiensi. Berdasarkan jenisnya, Manual Material
Handling dibagi menjadi 5 jenis, antara lain :
1. Mengangkat / menurunkan (lifting/lowering)
2. Mendorong / menarik (push/pull)
3. Memutar (twisting)
4. Membawa (carring)
5. Menahan (holding)
Kegiatan Manual Material Handling ini banyak melibatkan kerja otot dan
tumpuan pada kerja tulang oleh karena itu, dibutuhkan teknik yang benar :
1. Membuat perencanaan dengan menilai beban, menentukan bagaimana
menanganinya, sebagai suatu cara untuk menghindari cedera akibat
pengerahan tenaga yang berlebihan.
2. Menentukan teknik terbaik dengan menghindari postur membungkuk,
memutir, dan menjangkau yang tidak diperlukan.
3. Menggenggam objek dengan pegangan yang kuat dan menggunakan
seluruh jemari dari kedua tangan dalam mengngkat barang.
4. Dorong beban sedekat mungkin dengan badan untuk mencegah stress
yang berlebihan di punggung.
5. Verifikasi penanganan tugas berat dengan yang ringan.
6. Periksakan material dari permukaan yang bergerigi, sudut yang runcing dan
tajam atau licin.
22
7. Menghilangkan minyak, air atau objek yang kotor sebelum mencoba untuk
menanganinya.
Sedangkan, untuk faktor risiko dari Manual Material Handling , terdapat empat faktor
resiko, antara lain :
1. Faktor pekerjaan
2. Faktor beban
3. Faktor lingkungan
4. Faktor personal
Pekerjaan manual handling akan dapat menyebabkan stress pada kondisi fisik
(seperti pengerahan tenaga, sikap tubuh yang dipaksakan dan gerakan berulang) yang
dapat mengakibatkan terjadinya cedera, energi yang terbuang secara percuma dan
waktu kerja tidak efisien. Penyebab cedera secara umum adalah
1. Kerusakan perlahan karena kegiatan manual handling dalam jangka waktu
yang lama atau sering.
2. Kerusakan tiba-tiba karena kegiatan manual handling yang berat atau kuat
pengangkatan dengan posisi janggal.
3. Trauma langsung karena kejadian yang tidak diharapkan akibat manual
handling seperti terjatuh saat mengangkat beban karena lantai tidak datar.
Beberapa hal yang dominan yang menyebabkan terjadinya cedera saat manual
handling menurut tarwaka (2010) adalah:
1. Sikap tubuh yang tidak alamiah dan dipaksakan seperti, badan
membungkuk, dan memutir ke samping, jongkok, berlutut.
2. Gerakan berulang seperti, membawa atau mengangkat obyek kerja yang
terlalu berat.
3. Sikap kerja statis, harus mempertahankan sikap diam untuk waktu yang
lama pada suatu jenis aktivitas.
3.2 SARAN
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan Manual Material Handling dan
faktor risikonya, diharapkan:
1. Mahasiswa dapat mengurangi kecelakaan kerja setelah bertambahnya
pengetahuan tentang Manual Material Handling (MMH), faktor risiko
dan teknik – teknik Manual Material Handling (MMH) .
23
2. Universitas Respati dapat membagikan pengetahuan khususnya
mengenai Manual Material Handling (MMH) dan faktor risikonya.
3. Masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam mengurangi kecelakaan kerja
setelah bertambahnya pengetahuan dan menerapkan di kehidupan sehari-
hari maupun dalam dunia pekerjaan mengenai Manual Material Handling
(MMH), faktor risiko dan teknik – teknik Manual Material Handling
(MMH) .
24
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 48 Tahun 2016 Tentang Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran
Nurmianto, Eko., 2015, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi 3, Guna
Widya, Surabaya
Wignjosoebroto, Sritomo. 2010. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya : Guna
Widya.
25