Anda di halaman 1dari 4

Tugas Mandiri

Nama : Arum Putri Sukmawati


NIM : AKF17149

Soal!

1. Uraikan secara ringkas, apa yang anda ketahui tentang system informasi
pemasaran dan hubungan dengan riset pemasaran?
2. Riset pemasaran dapat dibedakan 2 kelompok, riset laboratorium dan riset
lapangan. Uraikan menurut pemahaman anda!
3. Bagaimana menurut anda 2 pendekatan komplementer dalam mengukur
produktivitas pemasaran?
4. Bagaimana seni menjual (salesmanship) sesungguhnya dan beri
contohnya?
5. Uraikan dasar-dasar meyakinkan dengan efektif!

Jawab!

1. Riset pemasaran dan system informasi pemasaran adalah satu kesatuan


yang tidak bias dipisahkan dalam pemasaran, karena pemasaran itu sendiri
adalah sebagai studi untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan dari para
konsumen atau nasabah dan system informasi pemasaran adalah sebagai
tempat untuk pengambilan informasi untuk bias dijadikan riset dalam
pemasaran.
Kedua hal tersebut sangatlah berpengaruh dalam pengambilan
keputusan yang akan dilakukan oleh perusahaan, baik keputusan yang
berkaitan dengan produk, harga produk, tempat pemasaran, promosi yang
dilakukan dan kepada siapa produk tersebut ditujukan.
2. Berdasarkan dari tempatnya, riset dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Riset laboratorium (laboratory research). Dilaksanakan pada
tempat tertentu atau laboraturium, biasanya bersifat eksperimen
atau percobaan
b. Riset lapangan (field research). Dilaksanakan langsung di lapangan
3. Dua komplementer untu mengukur produktivitas pemasaran adalah:
a. Ukuran pemasaran untuk menilai pengaruh pemasaran.
Ukuran pemasaran (marketing matrics) adalah sejumlah
ukuran yang membantu pemasar menghitung, membandingkan,
dan menerjemahkan kinerja pemasaran mereka.
b. Pemodelan bauran pemasaran untuk mengestimasi hubungan sebab
akibat dan mengukur bagaimana kegiatan pemasaran
mempengaruh hasil.
Pemodelan bauran pemasaran menganalisis data dari
beragam sumber, seperti data pemindai pengecer, data pengiriman
perusahaan, penetapan harga, media, dan data belanja promosi,
untuk memahami pengaruh kegiatan pemasaran tertentu secara
lebih cepat.

Papan kendali (dashboard) pemasaran adalah cara terstruktur untuk


mendiseminasikan pandangan yang dikumpulkan dari dua pendekatan ini
dalam organisasi.

4. Seni menjual sesungguhnya merupakan ilmu yang dapat digunakan dan


diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Ilmu menjual (salesmanship),
yaitu suatu seni untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia membeli
barang atau jasa yang ditawarkan.
Sebagai contoh: ketika saya pergi ke suatu salon yang bertujuan potong
rambut saja. Waktu itu ada ada bagian front-liner yang juga menawarkan
saya produk lainnya selain potong rambut. “potong sekalian creambath ya
mbak? Kita juga lagi ada promo masker wajah juga, semuanya hanya
Rp.50.000 lho”
5. Banyak jajaran penjualan maupun pemimpin perusahaan saat memberikan
pelatihan tentang keterampilan penjualan, sangat mengandalkan dan fokus
pada product knowledge dan daftar pelanggan atau prospek, serta struktur
harga disesuaikan dengan volume penjualan. Hal ini bukanlah sesuatu
yang keliru, hal tersebut merupakan kebutuhan dasar setiap perusahaan
dan jajaran penjualan untuk mengetahuinya. Bersamaan dengan tingkat
persaingan yang begitu gencar dan tuntutan pelanggan maupun konsumen
semakin kritis, maka pembekalan terhadap jajaran penjualan tidaklah
cukup sebatas yang diutarakan di atas. Dibutuhkan segudang pengetahuan
dan keterampilan agar setidaknya dapat mengambil peluang dan
memenangkan persingan. Salah satu yang ingin kami share dan satu dari
sekian kebutuhan wajib bagi jajaran penjualan adalah komunikasi
penjualan.
Berhasil atau gagalnya sebuah proses presentasi penjualan sangat
dipengaruhi oleh keterampilan berkomunikasi ketika proses tersebut
berlangsung. Karena saat inilah merupakan waktu yang paling
rawan/kritis, sehingga diharapkan tingkat keberhasilan menutup penjualan
menjadi momen yang tidak boleh terlewatkan. Keberhasilan menutup
penjualan adalah sebuah kebahagiaan juga saat ini dan seterusnya, karena
akan memotivasi proses penjualan ke prospek maupun pelanggan
selanjutnya. Penulis ingin berbagi tentang syarat 7C di dalam proses
komunikasi penjualan yang efektif mengingat ini merupakan hal yang
perlu diketahui dan dimiliki secara baik oleh semua jajaran penjualan, dari
seorang salesman hingga pimpinan tertinggi sekalipun. Adapun ketujuh
“C” dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Pertama, completeness (lengkap). Dalam proses komunikasi
penjualan, salah satu komponen yang perlu disampaikan adalah
informasi yang lengkap, sehingga menghindari kesalahpahaman
maupun ketidaktahuan yang berlebihan. Karena kekurangan
informasi yang penting akan berakibat fatal; bisa kehilangan
kesempatan, merasa kurang baik produknya, salesman tidak
professional, atau lebih ekstrem lagi produk yang dijual berkualitas
buruk, bukan yang dicari konsumen.
b. Kedua, conciseness (singkat). Walaupun perlu memberikan
informasi yang lengkap, bukan berarti bertele-tele membosankan,
over sold atau over talk. Prinsipnya: Singkat, Padat, Jelas, dan
Mengerti.
c. Ketiga, consideration (pertimbangan). Komunikasi penjualan yang
baik perlu juga memberikan pertimbangan yang matang,
pertimbangan yang bijak, dan pertimbangan yang bersifat win-win
solution, sehingga peranan filter komunikasi penjualan tetap
diperlukan. Memberikan yang terbaik serta memahami dan
mencoba melihat dari sisi atau berada di posisi pelanggan menjadi
sangat penting agar kita mampu melakukan pertimbangan lebih
bijak.
d. Keempat, concreteness (kongkret). Komunikasi yang baik bukan
semata-mata dapat menciptakan persepsi positif saja, tapi juga
harus mampu membuktikan bahwa jasa dan produk yang dijual
adalah sebuah kebenaran, fakta, bukan ilusi. Dengan begitu semua
fitur dan manfaat yang ada di dalam produk dan jasa dapat
dirasakan oleh pelanggan kita.
e. Kelima, clarity (kejelasan). Sering sekali dalam komunikasi
penjualan maupun fitur dan manfaat yang ditawarkan memiliki
multitafsir atau keragu-raguan. Untuk itu diperlukan suatu proses
pengulangan dan konfirmasi, sehingga proses pembelajaran dan
penjelasan yang disampaikan dapat diterima secara baik, lengkap,
serta memiliki pemahaman yang sama.
f. Keenam, courtesy (kesopanan). Selain kelima C di atas, maka
komunikasi penjualan yang baik tetap perlu dibungkus oleh
kesopanan. Hal tersebut dikarenakan etika komunikasi akan
memberikan nilai lebih dalam proses presentasi penjualan,
pelanggan pun merasa nyaman, serta profesionalisme tetap terjaga.
g. Ketujuh, correctness (ketelitian). Yang terakhir adalah pentingnya
melakukan sesuatu secara teliti, mulai penyebutan nama, alamat,
nama perusahaan, spesifikasi produk, tanggal kirim/instalasi,
harga, diskon, janji-janji yang akan diberikan pasca penjualan, dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai