Evapro Print
Evapro Print
Disusun Oleh :
Leddinsky Andima Putra (030.13.111)
Nurpadila Ramadanti (030.13.151)
Pembimbing Fakultas :
Dr.Oktavianus Ch Salim, MS
Pembimbing Puskesmas:
Drg. Desti Rahmawati
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 14 JANUARI – 23 MARET 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas evaluasi program
yang berjudul Upaya Peningkatan Pencapaian Peserta Keluarga Berencana (KB) aktif di
Puskesmas Kelurahan Tegal Parang . Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas/Kesehatan Masyarakat
di Jakarta. Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini,
terutama kepada:
1. Dr.Oktavianus Ch Salim, MS selaku dokter pembimbing dalam tugas ini.
2. Drg. Desti Rahmawati, selaku kepala Puskesmas Tegal Parang.
3. Dr. Witriastika Suci selaku pembimbing di Puskesmas Kecamatan Mampang
4. Dr. Elza Tartylah dan Drg. Desti Rahmawati selaku dokter pembimbing di
Puskesmas Kelurahan Tegal Parang.
5. Dini Fitriani, Amd. selaku pemegang program Posyandu balita di Puskesmas
Kelurahan Tegal Parang.
Penulis menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan tugas ini sangat penulis harapkan.
Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga tugas ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan dapat membuka wawasan serta ilmu pengetahuan kita.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
iii
parang.................................................................................. 29
3.3 Program pokok puskesmas kelurahan tegal parang ............. 35
3.3.1 Upaya kesehatan wajib puskesmas ............................ 36
3.3.2 Upaya kesehatan pengembangan puskesmas ............. 40
DAFTAR PUSTAKA............................................................... 61
iv
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 1. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Tegal Parang ..................................................................................................... 21
Tabel 2. Kelompok Umur Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Tegal
Parang ................................................................................................ 22
Tabel 3. Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Tegal Parang ............................... 23
Tabel 4. Program Upaya Kesehatan Wajib Pukesmas Kelurahan Tegal
Parang ............................................................................................. 25
Tabel 5. 10 Penyakit Terbanyak di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Tegal Parang ..................................................................................... 26
Tabel 6. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA di Puskesmas Kelurahan Tegal
Parang 2018 ...................................................................................... 37
Tabel 7. Hasil Kegiatan Pemantauan dan Pertumbuhan Balita Puskesmas
Kelurahan Tegal Parang 2018 .......................................................... 37
Tabel 8. Hasil kegiatan Pelayanan Higienis dan Sanitasi Puskesmas
Kelurahan Tegal Parang 2018 .......................................................... 38
Tabel 9. Frekuensi Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas Kelurahan Tegal
Parang 2018...................................................................................... 39
Tabel 10. Jumlah kunjungan pelayanan pengobatan Puskesmas Kelurahan
Tegal Parang 2018............................................................................ 40
Tabel 11. Daftar Pencapaian Program Pelayanan Puskesmas Kelurahan Tegal Parang
Bulan Oktober - Desember 2018...................................................................... 43
Tabel 12. Besarnya Masalah............................................................................. 45
Tabel 13. Pembagian Interval Kelas ................................................................ 47
Tabel 14. Masalah Berdasarkan Kelas............................................................. 47
Tabel 15. Penilaian Masalah Berdasarkan Kegawatan.................................... 49
Tabel 16. Penilaian Masalah Berdasarkan Kemudahan Dalam
Penanggulangan............................................................................................... 50
Tabel 17. Faktor PEARL ................................................................................ 51
Tabel 18. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif....... 53
Tabel 19. Urutan Prioritas Masalah................................................................. 54
Tabel 20. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari faktor Input.......... 55
Tabel 21. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari faktor
proses dan lingkungan.................................................................................... 56
Tabel 22. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah...................................... 58
Tabel 23. Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah................................................ 60
v
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 1. Peta Wilayah Kelurahan Tegal Parang ........................................... 20
Gambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Kelurahan Tegal Parang ............... 29
Gambar 3. Alur Pemecahan Masalah ............................................................... 41
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem ...................................... 52
Gambar 5. Fishbone ......................................................................................... 57
vi
BAB I
PENDAHULUAN
7
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan pasal 78, Pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan
tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan Pelayanan KB yang
aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Undang-Undang Nomor 52 Tahun
2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak,
jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan
dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.
Keluarga berencana dan keluarga sejahtera yang masuk ke dalam Peraturan
Pemerintah No. 38 Tahun 2007 menjadi urusan wajib pemerintah yang
diselenggarakan Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.(4)
Dalam rangka penguatan dan pencapaian tujuan pelayanan KB, maka dukungan
manajemen pelayanan KB menjadi sangat penting, mulai dari Perencanaan,
Pelaksanaan, sampai dengan Pemantauan dan Evaluasi. Koordinasi yang baik dan
berkesinambungan antara BKKBN dan Kementerian Kesehatan beserta jajaran di
tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam manajemen pelayanan KB
menjadi hal yang sangat penting. Dengan manajemen pelayanan yang baik,
diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan (availability), keterjangkauan
(accessibility), penerimaaan (acceptability) dan kualitas pelayanan (quality).(4)
8
1.3 Tujuan Diagnostik Komunitas
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis proses pelaksanaan Program peserta KB aktif di Kelurahan Tegal
Parang.
9
1.4.3 Manfaat bagi masyarakat
Manfaat evaluasi ini bagi masyarakat terutama pasangan usia subur adalah
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran serta peran aktif dalam pentingnya KB
aktif.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan Umum:
a. Peningkatan kualitas penduduk dan keluarga melalui keluarga berencana.
b. kesehatan reproduksi remaja.
c. ketahanan dan pemberdayaan keluarga.
d. penguatan dan kelembagaan keluarga kecil.
e. pengelolaan sumberdaya manusia dan aparatur penyelenggaraan pimpinan
kenegaraan dan pemerintahan.
Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana.
b. Meningkatkan upaya pemberdayaan dan ketahanan keluarga.
c. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi remaja.
11
d. Memantapkan penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas.
e. Meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya manusia aparatur.
f. Meningkatkan hasil guna dan daya guna penyelenggaraan pimpinan
kenegaraan dan pemerintah
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah
Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran
dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran
tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan
menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan
terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
A. Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 -
49 tahun, karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan
hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan.
Pasangan Usia Subur (PUS) diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB
yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi.
12
2.1.4 Akseptor Keluarga Berencana (KB)(5)
Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
yang salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara atau alat
kontrasepsi dengan tujuan untuk pencegahan kehamilan baik melalui program
maupun non program.
13
Akseptor Keluarga Berencana (KB) menurut Sasarannya(5)
Akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu :
a. Fase menunda kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama, sebaiknya dilakukan oleh pasangan
yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Karena umur dibawah 20
tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena
berbagai alasan. Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi
dengan pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan
dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena pada masa ini pasangan belum
mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan
yang disarankan adalah pil KB, AKDR dan cara sederhana.
b. Fase mengatur/menjarangkan kehamilan
Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia paling baik
untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran
adalah 2–4 tahun. Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan adalah usia
antara 20-30 tahun. Kriteria kontrasepsi yang perlukan yaitu : efektifitas
tinggi, reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya
anak lagi, dapat dipakai 3–4 tahun sesuai jarak kelahiran yang
direncanakan, serta tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI).
Kontrasepsi yang cocok dan disarankan menurut kondisi ibu yaitu : AKDR,
suntik KB, Pil KB atau Implan.
c. Fase mengakhiri kesuburan/tidak hamil lagi
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30
tahun tidak hamil lagi. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan
kontrasepsi yang mempunyai fektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan
hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi
ibu dan anak. Disamping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan
untuk mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah
metode kontap, AKDR, Implan, Suntik KB dan Pil KB.
14
2.1.5 Syarat-syarat Kontrasepsi(5)
Hendaknya Kontrasepsi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
b) Efek samping yang merugikan tidak ada
c) Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
d) Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
e) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama
pemakaiannya
f) Cara penggunaannya sederhana
g) Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas
h) Dapat diterima oleh pasangan suami istri.
16
Metode kontrasepsi(6)
17
vasektomi, tubektomi termasuk komplikasi KB bekerjasama dengan lembaga yang
membidangi keluarga berencana.
Mengacu pada Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung
oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Jaringan
pelayanan Puskesmas terdiri atas Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan
desa.Sementara Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan terdiri atas klinik, rumah sakit,
apotek, laboratorium, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.Sesuai dengan
Permenkes Nomor 71 tahun 2013, tentang pelayanan kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional dinyatakan bahwa penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi
semua Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Berdasarkan
cara pembayaran dalam JKN, maka Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Pelayanan KB tersebut
dilaksanakan secara berjenjang di:
a. FKTP meliputi:
- pelayanan konseling;
- kontrasepsi dasar (pil, suntik, IUD dan implant, kondom)
- serta pelayanan Metode Operasi Pria (MOP)
- penanganan efek samping dan komplikasi ringan
-sedang akibat penggunaan kontrasepsi;
- merujuk pelayanan yang tidak dapat ditangani di FKTP.
b. FKRTL meliputi :
- pelayanan konseling;
- pelayanan kontrasepsi IUD dan implan
- Metode Operasi Wanita (MOW)
- Metode Operasi Pria (MOP).
Untuk wilayah yang tidak mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan, terdapat pelayanan
yang dilaksanakan secara mobile atau bergerak oleh BKKBN. Pembiayaan pelayanan
kontrasepsi bergerak ini di luar skema JKN. Pelayanan KB bergerak ini tetap harus
memperhatikan standar dan kualitas pelayanan, sehingga kejadian efek samping dan
komplikasi dapat dikurangi. Selain itu untuk kecamatan yang tidak ada tenaga dokter
18
berdasarkan penetapan Kepala Dinas Kesehatan Kab/kota setempat, BPJS Kesehatan
dapat bekerjasama dengan praktik bidan, dengan persyaratan praktik bidan tersebut
harus membuat perjanjian kerjasama dengan dokter atau Puskesmas pembinanya.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan 1464/PER/X/ 2010 tentang ijin dan
penyelenggaraan praktik bidan, maka bidan dalam menjalankan praktik, berwenang
untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu, anak dan kesehatan reproduski perempuan
dan keluarga berencana meliputi :
- Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana;
- Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
Selain kewenangan tersebut, terdapat juga kewenangan bidan yang menjalankan
program Pemerintah yaitu :
- Pemberian alat kontrasepsi suntikan, AKDR/ IUD, dan memberikan pelayanan
AKBK /implan
- Pelayanan AKDR dan AKBK dilakukan oleh bidan terlatih
Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter,
dapat melakukan kewenangan pelayanan kesehatan dengan syarat:
- Daerah yang tidak memiliki dokter ditetapkan oleh Kadinkes Kab/ Kota
- Bidan dengan pendidikan D3 Kebidanan atau Bidan yang telah terlatih
Bidan Praktek Mandiri yang menjadi jejaring Puskesmas harus terdaftar di Dinas
Kesehatan dan di BKKBN melalui SKPD KB/ BKKBD agar mendapat distribusi alat
dan obat kontrasepsi. Penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN tetap memperhatikan
mutu pelayanan dan berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektifitas tindakan,
kesesuaian dengan kebutuhan pasien serta efisiensi biaya. Pengaturan pembiayaan
pelayanan KB sudah diatur dengan Permenkes Nomor 59 tahun 2014 tentang standar
tarif pelayanan kesehatan dalam Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Namun untuk
prosedur pembiayaan untuk klien diluar peserta JKN, mengacu pada Peraturan Daerah
masing-masing.
19
BAB III
DATA UMUM DAN DATA KHUSUS PUSKESMAS
KELURAHAN TEGAL PARANG
20
Kelurahan Tegal Parang merupakan salah satu dari kelurahan yang ada di
Kecamatan Mampang Prapatan yang terletak di Jakarta Selatan
Luas Wilayah Kerja dan Pembagian Wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Tegal Parang adalah
sebesar 105,60 Ha, dengan 7 RW dan 66 RT.
Keadaan Penduduk Tahun 2018
Jumlah penduduk Kelurahan Tegal Parang sebanyak 12.006 Kepala
Keluarga, dan 38.353 jiwa, dengan perincian sebagai berikut :
21
Data penduduk berdasarkan umur pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Kelompok Umur Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Tegal Parang
NO Kelompok Penduduk Presentase (%)
umur
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0-4 2435 2216 4614 12.03 %
2 5-9 1894 1718 3614 9.42 %
3 10-14 1644 1611 3255 8.38 %
4 15-19 1497 1389 2886 7.52 %
5 20-24 1394 1363 2755 7.18 %
6 25-29 1557 1597 3158 8.23 %
7 30-34 1837 1812 3649 9.51 %
8 35-39 1787 1751 3539 9.22 %
9 40-44 1551 1408 2965 7.70 %
10 45-49 1339 1241 2582 6.59 %
11 50-54 1069 1025 2097 5.46 %
12 55-59 670 669 1339 3.49 %
13 60-64 427 443 873 2.27 %
14 65-69 249 237 487 1.26 %
15 70-74 162 168 332 0.86 %
16 75 keatas 92 100 194 0.50 %
Total 19.604 18.748 38.352 100%
Sumber : laporan tahunan Puskesmas Kelurahan Tegal Parang 2018
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah usia 15-64 tahun sebanyak
25.843 jiwa, < 15 tahun sebanyak 11.483 jiwa dan >59 tahun 1.886 jiwa.
22
DATA FASILITAS KESEHATAN DI PUSKESMAS KELURAHAN TEGAL
PARANG
Tabel 3. Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Tegal Parang
Jenis Jumlah Presentase (%)
SARANA MEDIS
Penunjang Medis
o Dental unit dan dental chair : dalam keadaan lengkap
o Perlengkapan medik umum :
KIA-set dan KB
Poliklinik-set
IUD-set
Sarana Obat
Obat yang tersedia dalam jumlah cukup, jenis terbatas dan dalam keadaan
baik.
Sarana Penunjang Lain
o Sepeda motor : 2 buah
o Telepon : 1 buah
o Televisi : 1 buah
o Komputer : 6 buah
o Printer : 2 buah
SUMBER DANA
Sumber pendanaan Puskesmas Kelurahan Tegal Parang berasal dari :
o Pendapatan puskesmas
Retribusi dan biaya pelayanan / tindakan medis.
o Penerimaan Dana puskesmas diperoleh dari :
Dana dari BLUD untuk operasional meliputi gaji, sarana dan
prasarana aparatur serta sarana dan prasarana publik
Dana dari BPJS Kesehatan
24
Bantuan Operasional Kesehatan
Merupakan bantuan pemerintah kepada pemerintah daerah dalam
melaksanakan SPM Bidang Kesehatan untuk pencapaian MDGs tahun 2015
melalui peningkatan kinerja Puskesmas dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
a. Poli umum
Pengobatan b. Poli gigi
c. Kamar tindakan
d. Kamar KIA-KB
Sumber : Data Puskesmas Kelurahan Tegal Parang 2018
25
JENIS PELAYANAN DALAM GEDUNG
Jenis pelayanan di dalam gedung yang ada di Puskesmas Kelurahan Tegal
Parang adalah:
BPU (Balai Pengobatan Umum)
KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
KB
Pengobatan gigi
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Ruang obat
Tabel di atas menunjukkan penyakit terbanyak pada puskesmas Tegal Parang pada
Oktober-Desember 2018 adalah yaitu Hipertensi dengan presentase 45.7 %, dan yang
paling sedikit adalah Myalgia dan Allergic Urticaria yaitu 0.40 %.
26
3.2 Data Khusus Puskesmas Kelurahan Tegal Parang
3.2.1 Visi, Misi, dan Strategi Puskesmas Kelurahan Tegal Parang
Visi Puskesmas Tegal Parang
Visi merupakan gambaran yang ingin dicapai di masa depan oleh
segenap komponen masyarakat, melalui pembangunan kesehatan, visi
puskesmas Tegal Parang adalah “Pelayanan Prima Menuju Kelurahan
TEGAL PARANG Sehat untuk Semua”. Melalui visi ini pada tahun 2015
diharapkan masyarakat kecamatan telah mencapai tingkat kesehatan
tertentu yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan
yang sehat, mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat, baik jasmani,
rohani, maupun sosial, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta mempunyai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Misi Puskesmas Tegal Parang
1. Peningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar mutu yang
ditetapkan
2. Pengembangan SDM yang profesional
3. Peningkatkan sistem manajemen puskesmas
4. Pengembangkan kemandirian kemasyarakatan di dalam kesehatan
Kebijakan Mutu
Memberikan pelayanan kesehatan profesional yang berorientasi pada
peningkatan mutu pelayanan melalui penerapan sistem manajemen mutu
ISO 9001 dan mentaati peraturan perundangan yang berlaku.
27
preventif kebanyakan dilaksanakan di luar gedung Puskesmas Kelurahan
Tegal Parang namun ada juga yang dilaksanakan di dalam gedung.
Pelayanan kesehatan dalam gedung dimulai dari pendaftaran pada loket
dengan pencatatan nomor register menurut wilayah rukun warga, jenis
pembayaran yang menyangkut, nama, umur, alamat dan jenis kunjungan
seperti BPU, BPG, KI, KA, KB, MTBS, dan lain-lain. Kemudian pasien
dianamnesis, diperiksa, didiagnosis secara organoleptik, bila perlu dengan
memakai peralatan sederhana seperti senter, stetoskop, sphygmomanometer,
Doppler, dan segenap peralatan yang tersedia. Pemberian terapi yang tepat
dilakukan setelahnya dan ada kalanya pasien dirujuk untuk pemeriksaan
laboratorium sederhana. Setelah mendapat terapi, pasien langsung ke ruang
apotek untuk mendapatkan obat sesuai dengan penyakit yang diderita.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kelurahan Tegal Parang
dilaksanakan bekerja sama dengan lintas program yaitu dengan Puskesmas
Kecamatan Mampang, Sudin Yankes, dan lintas sektoral dengan pihak
Kelurahan Tegal Parang.
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai
daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di
wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut meliputi :
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
c. Upaya Promosi Kesehatan
d. Upaya Pengobatan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada. Pada Puskesmas Kelurahan Tegal Parang upaya
kesehatan pengembangan meliputi:
28
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
c. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
30
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
4. Tata Usaha
Tugas pokok :
Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan
Puskesmas.
Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk
Fungsi :
Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang
didisposisi
Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas.
Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian
Puskesmas.
Melakukan laporan berkala ketatausahaan.
5. Petugas Perkesmas
Tugas Pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan
kegiatan Perkesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan
baik
Fungsi :
Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar
gedung.
Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan
Perkesmas.
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas.
Melakukan pendataan sasaran secara periodik.
6. Petugas Pengobatan
Tugas pokok :
Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.
31
Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas
delegasi dari dokter.
Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
Melakukan pencatatan dan pelaporan.
Melakukan kegiatan Puskesmas.
Ikut dalam kegiatan Puskesling dan Pustu.
7. Petugas P2M
Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja
Puskesmas.
Fungsi :
Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja
Puskesmas.
Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular.
Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit
menular.
Melakukan penyuluhan, pencatatan dan pelaporan.
Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular
atas delegasi dari dokter.
Melakukan kunjungan rumah.
Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain
yang terkait P2P.
Memberikan penyuluhan kesehatan.
Melakukan pencatatan dan pelaporan.
8. Petugas KIA
Tugas Pokok: Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah
kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
32
Fungsi :
Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu
menyusui, bayi, dan anak.
Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.
Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.
Melakukan pembinaan dukun bayi.
Melakukan pembinaan kepada bidan desa.
Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain
yang terkait dengan KIA.
Melakukan penyuluhan kesehatan.
Melakukan pencatatan dan pelaporan.
Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
9. Petugas Gizi
Tugas pokok : Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan
gizi di wilayah kerja Puskesmas
Fungsi :
Melaksanakan pemberian makanan tambahan.
Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus
kurang gizi.
Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait
dengan gizi.
Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi.
Melakukan pencatatan dan pelaporan.
Melakukan pembagian vitamin A secara periodik.
Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik.
Melakukan pembinaan Posyandu.
Melakukan rujukan kasus gizi.
Pemberian Makanan Tambahan (Biskuit)
33
Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di
wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan
Puskesmas.
Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi.
Melakukan pencatatan dan pelaporan.
Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari
imunisasi.
Menyediakan persediaan vaksin secara teratur.
Melakukan sweeping untuk daerah-daerah yang cakupannya
kurang.
Memberikan penyuluhan kesehatan.
11. Petugas Apotek
Tugas pokok: Menerima resep, memeriksa, meracik dan
membungkus serta memberikan label obat.
Fungsi :
Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang
meliputi peresepan, pembungkusan dan pemberian obat pada
pasien.
Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat.
Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari
obat di apotek.
Melakukan pencatatan dan pelaporan obat.
Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat.
34
Tugas Pokok: Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada
semua pengunjung Puskesmas
Fungsi :
Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan.
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses
pendaftaran.
Melakukan pencatatan dan pelaporan.
Pendaftaran BPJS Jam 13.00-16.00 WIB
13. Petugas Obat
Tugas Pokok: Mengelola obat-obat yang ada di puskesmas.
Fungsi :
Membantu dokter atau kepala puskesmas dalam pengelolaan
obat di puskesmas.
Mempersiapkan pengadaan obat di puskesmas.
Mengatur penyimpanan obat.
Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat.
Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan serta
pencahayaan dalam obat.
36
Tabel 6. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA di Puskesmas Kelurahan Tegal Parang
2018
Cakupan
Target Sasaran Pencapaia
Indikator Persen
(%) 1 tahun Kegiatan n (%)
(%)
K1 100 824 817 99.2 99.2
K4 100 824 811 98.4 98.4
Persalinan
100 787 704 89.5 89.5
Nakes
CPR (KB
100 6.413 5.625 87.7 87,7
Aktif)
Cakupan
100 727 696 95.7 95,7
KN
Cakupan
kunjungan 100 710 679 95.7 95.7
bayi
Tabel 8. Hasil kegiatan Pelayanan Higienis dan Sanitasi Puskesmas Kelurahan Tegal
Parang 2018
Cakupan
Targe Sasaran Pencapaian
Indikator t (%) 1 Tahun Persen (%)
Kegiatan
(%)
Rumah/bangu
nan bebas 100 2984 2951 96.15 96.15%
jentik Aedes
38
Parang, di identifikasi masalah yang dihadapi adalah rendahnya kunjungan anak pada
poli gigi dan kegiatan UKGS. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan anak usia kurang
dari 14 tahun ke poli gigi, Puskesmas Tegal Parang menetapkan sebagai Puskesmas
dengan “Poli Gigi Ramah Anak” dimana terdapat : Peralatan Bor dengan suara musik,
menyediakan obat peralatan gigi yang beraroma, menghias dental unit, membuat brosur
yang up to date, dekorasi ruangan yang menarik, membuat antrian khusus bagi anak
kurang dari 14 tahun dimana anak-anak menjadi prioritas untuk dilakukan tindakan
terlebih dahulu.
2 Gizi 10 21
3 Imunisasi - 10
4 Kesling 3 21
5 DBD - -
6 AIDS - -
7 PHBS 3 21
4. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan
gejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi
yang khusus untuk keperluan tersebut. Tujuan dari upaya pengobatan dapat
dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
Tujuan umum : meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan
masyarakat
Tujuan khusus terdiri dari 4 komponen yaitu :
o Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita
seseorang.
o Mengurangi penderitaan seseorang karena sakit.
39
o Mencegah dan mengurangi kecacatan.
o Meneruskan penderita ke fasilitas yang lebih baik.
Pelayanan pengobatan di Puskesmas Kelurahan Tegal Parang terdiri dari
pelayanan rawat jalan di poliklinik umum, poliklinik gigi, MTBS, KIA-KB,
pelayanan penyakit menular. Pelayanan pengobatan dibuka setiap hari Senin-
Kamis pukul 07.30-16.00 WIB, Jumat pukul 07.30-16.30 WIB dan Sabtu pukul
07.30 – 12.00 WIB, Puskesmas dikelola oleh 2 orang dokter gigi dan 2 orang
dokter umum
Tabel 10. Jumlah kunjungan pelayanan pengobatan Puskesmas Kelurahan Tegal Parang
2018
Kunjungan Jumlah Pasien
Kunjungan puskesmas seluruhnya 5715
Kunjungan dengan BPJS 915
Kunjungan rawat jalan 5715
Kunjungan rawat jalan gigi 698
40
BAB IV
1.
Identifikasi
Masalah
8. 2.
Monitoring Penentuan
dan proritas
evaluasi masalah
7. 3.
Penentuan Penentuan
rencana penyebab
penerapan masalah
6.
4. Memilih
Penetapan
penyebab
pemecahan
yang paling
masalah
5. mungkin
terpilih
Menentukan
alternatif
pemecahan
masalah
41
Gambar 3. Alur Pemecahan Masalah
42
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain dengan
cara:
1. Menetapkan tujuan dan sasaran
2. Mencari alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang
didukung oleh data atau konfirmasi
e. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang
sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif
pemecahan.
f. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan
Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.
g. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action
atau Rencana Kegiatan).
h. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah
yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah
itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.
Berdasarkan yang diperoleh dari hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Triwulan III Puskesmas Kelurahan Tegal Parang tahun 2018, didapatkan
beberapa belum mencapai hasil yang di targetkan. Komponen-komponen program
tersebut yaitu:
43
Kegiatan %
1 tahun
Kunjungan bumil K1 100% 824 817 99,2 99,2%
Persalinan oleh
NAKES 787
100% 704 89,5 89,5%
Kunjungan Bayi
X
100% X X 95,7%
Pelayanan Anak
Balita 2944
100% 2894 98,3 98,3%
Kunjungan Neonatal
727
100% 691 95 95%
Peserta KB Aktif
6413
100% 5625 87.7 87,7%
Penderita Diabetes
Melitus mendapatkan 100% 679 493 72,6 72,6%
pelayanan kesehatan
44
4. 3 Penentuan Prioritas Masalah (berdasarkan Hanlon Kuantitatif)
Langkah 1:
45
7. Peserta KB Aktif 100% 87,7% 12,3%
8. Penderita DM mendapatkan 100% 72,6% 27,4%
pelayanan kesehatan
9. Orang dengan gangguan jiwa berat 100% 51,2% 48,8%
mendapatkan pelayanan kesehatan
10. Penderita hipertensi mendapatkan 100% 30,9%
69,1%
pelayanan kesehatan
11. Pelayanan kesehatan usia lanjut 100% 53,4% 46,6%
Langkah 2:
46
Langkah 4:
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom atau kelas:
Langkah 5:
Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya
47
8. Penderita DM
mendapatkan pelayanan X 2
kesehatan
9. Orang dengan gangguan jiwa
berat mendapatkan pelayanan X 3
kesehatan
10. Penderita hipertensi
mendapatkan pelayanan X
4
kesehatan
11. Pelayanan kesehatan usia X 3
lanjut
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi (U), besarnya
masalah (S), tingkat penyebaran/meluasnya (G), dan sumber daya (P) yang dimiliki
untuk mengatasi tiap masalah dengan sistem scoring dengan skor 1-5.
1. Tingkat urgensi dinilai sebagai berikut:
1. Sangat mendesak :5
2. Mendesak :4
3. Cukup mendesak :3
4. Kurang mendesak :2
5. Tidak mendesak :1
2. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut:
Sangat gawat :5
Gawat :4
Cukup gawat :3
Kurang gawat :2
Tidak gawat :1
3. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth) dinilai sebagai berikut:
Sangat mudah menyebar/meluas :5
Mudah menyebar/meluas :4
Cukup menyebar/meluas :3
48
Sulit menyebar/meluas :2
Tidak menyebar/meluas :1
4. Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency) dinilai
sebagai berikut:
Sangat banyak :5
Banyak :4
Cukup banyak :3
Kurang banyak :2
Tidak banyak :1
No Masalah U S G P Jumlah
1. Kunjungan bumil K1 2 2 2 4 10
2. Kunjungan bumil K4 3 2 3 4 12
3. Persalinan oleh NAKES 4 3 2 3 12
4. Kunjungan bayi 3 2 3 3 11
5. Pelayanan Anak Balita 2 2 3 3 10
6. Kunjungan Neonatal 2 2 3 3 10
7. Peserta KB Aktif 3 3 3 4 13
8. Penderita DM mendapatkan pelayanan kesehatan 3 2 3 3 11
9. Orang dengan gangguan jiwa berat mendapatkan 2 2 3 3 10
pelayanan kesehatan
10. Penderita hipertensi mendapatkan pelayanan 3 3 2 2 10
kesehatan
11. Pelayanan kesehatan usia lanjut 2 3 2 2 9
Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau
tidak nya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut adalah:
Kesesuaian (Propriety)
Secara Ekonomis murah (Economic)
Dapat diterima (Acceptability)
Tersedianya sumber (Resources availability)
Legalitas terjamin (Legality)
50
Tabel 17. Faktor PEARL
Has
il
No Masalah P E A R L
Kal
i
1. Kunjungan bumil K1 1 1 1 1 1 1
2. Kunjungan bumil K4 1 1 1 1 1 1
3. Persalinan oleh NAKES 1 1 1 1 1 1
4. Kunjungan bayi 1 1 1 1 1 1
5. Pelayanan Anak Balita 1 1 1 1 1 1
6. Kunjungan Neonatal 1 1 1 1 1 1
7. Peserta KB Aktif 1 1 1 1 1 1
8. Penderita DM mendapatkan pelayanan kesehatan 1 1 1 1 1 1
9. Orang dengan gangguan jiwa berat mendapatkan
pelayanan kesehatan 1 1 1 1 1 1
51
4.4 Kerangka Pikir Masalah
OUTCOME
OUTPUT
PROSES
• P1
• P2
INPUT
• Man
• Money
• Method
• Material
LINGKUNGAN
52
Setelah ditentukan penyebab masalah, maka selanjutnya menentukan alternatif
pemecahan masalah dan menentukan prioritas pemecahan masalah yang terbaik melalui
rumus M x I x V/C. Kemudian membuat rencana penerapan pemecahan masalah yang
dibuat dalam bentuk POA (plan of action). Kegiatan tersebut dipantau apakah
penerapannya sudah baik dan apakah masalah tersebut sudah dapat dipecahkan.
NPD = (A + B) x C
NPT = (A + B) x C x D
1. Kunjungan bumil K1 1 10 3 1 33 33 IX
2. Kunjungan bumil K4 1 12 3 1 39 39 V
4. Kunjungan bayi 1 11 4 1 48 48 II
6. Kunjungan Neonatal 1 10 3 1 33 33 X
7. Peserta KB Aktif 1 13 4 1 56 56 I
Penderita DM mendapatkan pelayanan 11
8. 2 3 1 VI
kesehatan 39 39
Orang dengan gangguan jiwa berat 10
9. 3 3 1 VII
mendapatkan pelayanan kesehatan 39 39
53
pelayanan kesehatan 4
Peserta KB Aktif I
Kunjungan bayi II
Pelayanan anak balita III
Penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan IV
Kunjungan bumil K4 V
Penderita DM mendapatkan pelayanan kesehatan VI
Orang dengan gangguan jiwa berat mendapatkan pelayanan VII
kesehatan
Pelayanan kesehatan usia lanjut VIII
Kunjungan bumil K1 IX
Kunjungan Neonatal X
Persalinan oleh NAKES XI
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kesenjangan antara target yang
ditetapkan dengan hasil yang dicapai. Untuk memudahkan menentukan kemungkinan
penyebab masalah dapat digunakan diagram fishbone yang berdasarkan pada kerangka
pendekatan sistem meliputi input, proses, output, outcome dan lingkungan, sehingga
dapat ditemukan hal-hal yang dapat menyebabkan munculnya suatu masalah.
54
Tabel 20. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari faktor Input.
Input Kelebihan Kekurangan
1. Adanya petugas yang
memegang program
Man 2. Petugas sudah mendapatkan Pemegang program merangkap
pelatihan mengenai program beberapa program lainnya
(Petugas)
tersebut
Money
Pendanaan sudah mandiri dan
(Pembiayaan) cukup
Pemahaman masyarakat
1. Penyuluhan dilakukan terutama PUS terhadap KB
Method oleh pemegang program nonhormonal masih kurang
dan dokter umum dikarenakan tingkat Pendidikan
(Metode)
2. Adanya program yang masih rendah.
posyandu
55
Tabel 21. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari faktor proses dan lingkungan
56
INPUT
Gambar 5. Fishbone
Pemahaman masyarakat
terutama PUS terhadap
KB nonhormonal masih
kurang dikarenakan
Pemegang program Media penyuluhan program
Pendanaan tidak ada METHOD
merangkap beberapa kurang menarik
masalah
program lainnya
Pencapaian
peserta KB Aktif
87,7% dari target
100%
P2
P1 P3
Pengetahuan PUS tentang KB masih belum
Mengundang Tokoh diketahui
Frekuensi jadwal Agama Tidak adanya evaluasi setiap Pengetahuan kader secara spesifik mengenai KB
bulan melalui pertemuan masih belum diketahui
penyuluhan
pemegang program dengan Kader merangkap banyak program
mengenai KB Kurangnya regenerasi kader
kurang di puskesmas kader
Masih banyaknya stigma banyak anak banyak
maupun di posyandu rezeki di masyarakat
PROSES LINGKUNGAN
57
4.8 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah
58
No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
5. Tidak ada evaluasi setiap bulan untuk Mengusulkan untuk mengadakan
menilai pencapaian program KB Aktif evaluasi setiap bulan untuk menilai
pencapaian Program KB Aktif
59
Dari hasil analisis pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan masalah
sebagai berikut:
60
BAB V
METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS
61
5.4 Target Sasaran Evalusi Program
a. Kriteria inklusi:
Pasangan usia subur yang bertempat tinggal di RW 3, 4, 5 Kelurahan
Tegal Parang
Pasangan usia subur usia 20-40 tahun
b. Kriteria Ekslusi:
Tidak bersedia untuk berpartisipasi
2. Jumlah responden
Perhitungan jumlah sampel untuk pengisian kuesioner pada pasangan usia subur
pada evaluasi prgoram ini menggunakan cara infinit dan finit. Rumus Populasi
Infinit:
n0 = (Z)2 x p x q / d2
= 162,2 = 162
Setelah diketahui nilai n yaitu besar sampel optimal yang dibutuhkan selanjutnya
angka tersebut dimasukan kedalam rumus populasi finit.
62
Rumus Populasi Finit:
n = n0 /(1 + n0/N)
N = No/ ( 1+No/N)
= = 158,0 (158)
63
Tabel 24. Rencana Kegiatan
Penanggun
Kebutuhan
No. Sasaran & g jawab &
Indikator Rincian anggaran & Mitra
Upaya Kegiatan Tujuan target kebutuhan Waktu Lokas
kerja kegiatan sumber kerja
sasaran sumber
pembiayaan
daya
1 Melakukan Meningkatn Penyuluhan Untuk Penyuluhan Materi Kader Pemegang Ketua Februari Posya
penyuluhan ya kepada meningkatkan yang akan penyuluhan, Posyandu program, RT/RW 2019 u,
mengenai KB persentase kader pengetahuan diadakan terdiri kuesioner RW
Kader
Aktif kepada peserta KB posyandu kader dari pre test dokter
kesehat
kader. Aktif mengenai KB pemaparan Puskesmas,
an
Aktif materi, diskusi dokter
dan tanya muda
jawab, post test
2 Melakukan Meningkatn Penyuluhan Meningkatkan Penyuluhan Materi Masyarakat Pemegang Promke Februari Posya
penyuluhan ya didalam dan pengetahuan yang akan penyuluhan, program, s, 2019 u,
dan sosialisasi persentase diluar masyarakat diadakan terdiri kuesioner dokter RW
Rt, RW,
mengenai KB pemberian gedung khususnya dari pre test, Puskesmas,
kader
Aktif serta KB Aktif pasangan usia pemaparan dokter
kesehat
membuat subur materi, diskusi muda
an,
jadwal mengenai KB dan tanya
penyuluhan Aktif jawab, post test
rutin di
puskesmas dan
64
Penanggun
Kebutuhan
No. Sasaran & g jawab &
Indikator Rincian anggaran & Mitra
Upaya Kegiatan Tujuan target kebutuhan Waktu Lokas
kerja kegiatan sumber kerja
sasaran sumber
pembiayaan
daya
posyandu
dibantu oleh
kader.
3 Meningkatn Penyuluhan Memudahkan Pemasangan Media Masyarakat, Dokter Ketua Februari Posyandu
ya didalam dan masyarakat poster di sosialisasi tokoh Puskesmas, RT/RW 2019 ,
persentase diluar untuk Posyandu dan masyarakat dokter , Kader Puskesm
peserta KB gedung mendapatkan Puskesmas serta muda, kesehat as
Aktif informasi pembagian an
mengenai KB leaflet, brosur
Aktif saat dilakukan
penyuluhan
65
66
BAB VI
HASIL DIAGNOSTIK KOMUNITAS
Berdasarkan hasil analisis kegiatan berupa pembagian kuisioner kepada pasangan usia subur di
posyandu RW 03, posyandu RW 04, dan posyandu RW 05 di Kelurahan Tegal Parang, Kecamatan
Mampang Prapatan didapatkan data sosiodemografi subjek penelitian, yaitu usia, pendidikan dan
perkerjaan.
Berdasarkan data usia subjek penelitian, maka penelitian ini didominasi oleh kelompok usia 20-
30 tahun sebanyak 65 orang (64,4%), diikuti kelompok usia <20 tahun sebanyak 25 orang (28,4%), dan
kelompok usia >35 tahun sebanyak 11 orang (10,9%). Berdasarkan data pendidikan responden, sebanyak
40 orang (39,6%) SD, 41 orang SMP (40,6%), 15 orang (14,9%) berpendidikan SMA. Berdasarkan data
pekerjaan responden, sebanyak 60 orang (59,4%) IRT, 20 Orang Guru (19,8%), dan 21 orang Karyawan
swasta (20,8%).
67
KB yaitu Karakteristik responden KB dan Pengetahuan tentang KB. Hasil dari perolehan benar menjawab
pretest dan post-tes disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 26. Distribusi Tingkat Pengetahuan PUS Mengenai KB sebelum dilakukan penyuluhan
Hasil Frekuensi Persentase (%)
Baik 25 24,8
Kurang baik 76 75,2
Total 101 100
Tabel 27. Distribusi Tingkat Pengetahuan PUS Mengenai KB setelah dilakukan penyuluhan
68
Table 28. Data Bivariat Pengetahuan Responden tentang KB berdasarkan Usia sebelum dilakukan
penyuluhan
Table 29. Data Bivariat Pengetahuan Responden tentang KB berdasarkan Pendidikan sebelum
dilakukan penyuluhan
Table 30. Data Bivariat Pengetahuan Responden tentang KB berdasarkan Pekerjaan sebelum dilakukan
penyuluhan
70
Tabel 31. Data Bivariat Pengetahuan Responden tentang KB berdasarkan Usia setelah dilakukan
penyuluhan
Table 32. Data Bivariat Pengetahuan Responden tentang KB berdasarkan Pendidikan setelah dilakukan
penyuluhan
Table 33. Data Bivariat Pengetahuan Responden tentang KB berdasarkan Pekerjaan setelah dilakukan
penyuluhan
72
BAB VII
PENGAWASAN, PENGENDALIAN, DAN PENILAIAN
6.1 Wawancara dengan pemegang program KB Aktif Puskesmas Tegal Parang dan
PLKB Kelurahan Tegal parang
Telah dilakukan wawancara dengan pemegang program KB Aktif di Puskesmas
Kelurahan Tegal Parang. Pada saat wawancara ditanyakan beberapa pertanyaan
mengenai kegiatan yang berkaitan dengan program KB di wilayah Kelurahan Tegal
Parang, mengapa cakupan Pengguna KB Aktif tidak mencapai target, adakah kendala
yang dihadapi selama pelaksanaan program, serta saran dari pemegang program untuk
pelaksanaan program kedepannya agar dapat berjalan dengan baik hingga mencapai
target. Dari hasil wawancara didapatkan kemungkinan penyebab masalah yang utama
dari faktor input, proses dan lingkungan adalah:
1. Kurang partisipasi Kader dalam menyampaikan pentingnya KB
2. Tidak adanya evaluasi program yang rutin dilakukan
3. Rendahnya sosio-ekonomi masyarakat sehingga transportasi untuk menjangkau
lokasi puskesmas sulit
4. Kegiatan Penyuluhan KB yang kurang menarik.
74
5. Lokasi puskesmas yang sulit dijangkau
6. Kurangnya pengetahuan dan kepedulian PUS terhadap KB.
Setelah itu dilakukan wawancara dengan PLKB kelurahan Tegal Parang yang
dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa yang menyebabkan cakupan pengguna
KB di Puskesmas Kelurahan Tegal Parang yaitu dari faktor pengetahuan PUS yang
masih kurang, kemudian pelaksanaan penyuluhan KB dan sosialisasi pemasangan
KB yang belum berkesinambungan dan Penggunaan media presentasi berupa alat
peraga dapat menjadi suatu metode yang efektif sehingga dapat terpaparkan dengan
jelas.
75
76
DAFTAR PUSTAKA
77