Anda di halaman 1dari 30

Literature Review

Premenstrual Syndrome (PMS)

Logo

Dwi Kustriyanti
NIM : 12/ 338404/ PKU/ 13145

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KARYA HUSADA SEMARANG

2018

Kata Pengantar

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 1


Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Riset Kualitatif.

Pada makalah ini kami akan membahas penelusuran literatur (literature review) tentang
Premenstrual Syndrome (PMS). Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu .................................selaku pengampu mata kuliah ini.

Makalah ini kami susun, untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Riset Kualitatif. Kami
menyadari masih terdapat kekurangan pada makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah.

Semarang, Maret 2015

Penulis

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 2


WRITTEN SEARCH REPORT

Date of Number of article Percentages of


Database searched Search Strategy
search found articles relevant
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed 25-03-2013 Premenstrual dysphoric disorder 625 (Limit 5 tahun) 5
mjd 170
http://www.nejm.org 25-03-2013 Premenstrual dysphoric disorder 10 1

http://www.nejm.org 25-03-2013 DSM 207 7

http://www.nejm.org 26-03-2013 dsm-v 4 3

http://www.nejm.org 26-03-2013 dsm-I 3 1

www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed 26-03-2013 Premenstrual dysphoric disorder 139 15


AND DSM
www.highwire.stanford.edu 26-03-2013 Premenstrual dysphoric disorder 182 limit (2007-2013) 3

www.highwire.stanford.edu 26-03-2013 Premenstrual dysphoric disorder 60 7


AND DSM

http://www.nejm.org 26-03-2013 dsm-II 5 1

http://www.nejm.org 26-03-2013 dsm-III 94 4

CINAHL 26-03-2013 Premenstrual dysphoric disorder 29 3


AND DSM

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 3


Synthesizing Studies To Generate A Review Of Literature For PMS

Author, title &


No Purposes Framework Sample Measument Treatment Result Findings
Year
1. Mereview Konsep - Pengkajian: Manajemen :SSRIs - Pengertian PMDD Masalah PMS &
pemahaman PMS dan The Calender (selective serotonin - Efek PMS PMDD melibatkan
tentang PMDD of reuptake - Pandangan wanita banyak profesi
epidemologi Premenstrual inhibitors), - Etiologi : (genetic (gynaecologists,
&etiologi PMS Experiences comorbidity, vulnerability, the psychiatrists, nurses,
& PMDD serta (COPE) “natural” remedies, hypothalamic- psychologists) untuk
pengkajian dan suppression of pituitary-adrenal mengkaji,
Carol A.
1 manajemennya. ovulation, (HPA) axis, the pemeriksaan rutin
Henshaw 2007
2. Perhatian pada psychological gama stress psikososial.
komunitas intervention aminobutyric acid
wanita dan (GABA) system,
pandangan the serotonergic
pribadi tentang system
kondisi serta
manajemennya.
Ellen W Menentukan - Definisi - Jenis 1. Definisi : - PMDD menurut
Freeman, 2003 standar definisi - Diagnostik Instrumen PMS adl APA 1994
dan diagnostic (PMS & pengkajian munculnya gejala - Kriteria PMS
“Premenstrual untuk PMS dan PMDD) PMS/PMDD fisik, emosional dan -
PMDD : (Tabel 2.5) perilaku beberapa
syndrome and
- DSR hari sebelum
premenstrual distandarisas munculnya
i siklus 28 menstruasi dan
dysphoric
hari, hari 1 = hilang saat

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 4


hari 1 beberapa hari
menstruasi menstruasi
- Premens: 2. Gejala PMS
5/6 hari Gejala
sebelum diobservasi
menstruasi minimal 2 atau
disorder: - Postmens: lebih siklus
hari ke 5/6 menstruasi
definitions and sampai hari dengan “daily
diagnosis” ke 10 record”. Gejala
menstruasi yang umumnya
ditemukan pada
wanita yang
mencari
pengobatan
PMS (Tabel 1.2)
3. Diagnosis klinik
PMS: (tabel 2.4)

Wendy S. Mereview konsep 1. Gejala PMS & 1. Form DSRP


Biggs, Robin H. tentang PMS & PMDD (Tabel
Demuth, 2011 PMDD (handout) 3.1)
2. Kriteria PMDD
(Premenstrual menurut DSM
syndrome and IV
premenstrual
dysphoric
disorder)

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 5


Luis Mereview konsep Konsep 1. Epidemiologi 1. Kriteria PMS
Bahamondes, PMS & PMDD PMS & 2. Etiologi (ACOG)
Saantiago PMDD dari 3. Diagnosis 2. Kriteria PMDD
Cordova, Jose hasil diskusi PMS/PMDD (DSM IV)
Enrique Pons, ekspert di 4. Pilihan
Lee Shulman, America Pengobatan
2007 Latin

“Perspektives on
Premenstrual
Syndrome/
Premenstrual
Dysphoric
Syndrome”
Ellen W. Memeriksa Validitas 170 Daily diary for DSR: alat ukur 1. DSR terdiri dari
Freeman, reliabilitas Daily dan premenstrual yang reliable untuk 17 item dibagi
Robert J. De diary for reliabilitas syndrome PMS dalam 4faktor:
Rubeis, Karl premenstrual instrument (DSR) Mood (6 item),
Rckels, 1996 syndrome, struktur PMS : Daily Behavior (6),
faktornya dan diary for Pain (3, Fisik (2)
“Reliability and korelasi dengan premenstrua
validity of a pengukuran l syndrome
daily diary for standart mood lain
premenstrual pada PMS
syndrome”

Sarah E. 1. Memodifikasi Validitas 140 Daily diary for DSR-20 alat ukur DSR-20 terdiri dari
Canning, Mitch DSR (Freeman) dan premenstrual yang konsisten 20 item (anger,

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 6


untuk PMS reliabilitas syndrome untuk PMS α impulsiveness,
dengan instrument revisi (DSR- Cronbach 0,95 aggression) dibagi
menambah item PMS :DSR 20) dala 2 komponen;
G. Waterman, 2. Memeriksa 20 psikologi dan Fisik
Nigel Simpson, struktur revisi
Louis Dye. komponen
2012 instrument
dengan metode
“Reliability and ekstraksi
component reliable
structure of komponen
modified Daily (membandingka
Symptom n skornya antara
Report (DSR- wanita dengan
20)” PMS dan Nn
PMS selama
fase luteal dan
follicular)
M. Steiner, M. Merencanakan 508 PSST PSST mrp alat ukur 1. Form PSST
Macdougall, E. tool yang simple yang mudah, cepat
Brown. 2003 untuk untuk screening
mengidentifikasi PMS
“The PMDD dan PMS
premenstrual secara klinis
symptoms
screening tool
(PSST) for
clinicians”

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 7


M. Steiner, Memodifikasi 601 PSST-A PSTT-A valid 1. Form PSST-A
Miki Peer, Eva versi alat ukur dalam populasi
Palova, Ellen PSST khusus remaja.
W. Freeman, untuk remaja
Mary dalam
Macdougall, mengidentifikasi
ClaudionN. PMS dan PMDD
Soares. 2011

“The
premenstrual
symptoms
screening tool
revised for
adolescents
(PSST-A):
prevalence of
severe PMS and
premenstrual
dysphoric
disorder in
adolescents”

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 8


Prevalensi PMS

Study investigator (Date, Ouestionare used/ PMS


Metodologi Finding
lournal) Inclusion criteria

Mingqi Qiao, Huiyun Zhang, Teknik samping: cluster DSRP questionare Prevalensi PMDD 2,1% dan
Huimin Liu, Songping Luo,
sampling (& unit). (diterjemahkan dlm bahasa PMS 21,1%. Gejala yang
Tianfang Wang, Junlong
Zhang, Lijin Ji (2012). China oleh peneliti & umumnya muncul: iritabilitas
Kriteria inklusi: usia 18-45,
diterjemahkan ulang ke B. ((1,21%), nyeri payudara
“Prevalence of PMS and siklus mens teratur (25-35
PMDD population-based Inggris oleh professional dan (77,62), depresi (68,31%),
sample in China” hari), tidak terdiagnosa
diuji validitas. perut gembung (63,70%),
psikologis 2 tahun terakhir.
European Journal of Obstetrics ledakan kemarahan (59,62)
& Gynecology and Kriteria eksklusi: hamil, DSRP terdiri dari 24 item
Reproductive Biollogy riwayat menopause syndrome, (n=21) mengkaji gejala
histerektomi, bilateral psikologis, perilaku & fisik;
oophorektomi, mastopathy, (n=3) mengkaji derajat pengaruh
cancer, diabetyes, penyakit PMS terhadap fungsi &
struktur lain. produktifitas, (kerja/ sekolah,
aktifitas social/ hobbi, hubungan
dengan orang lain). Item terdiri

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 9


6 poin: tidak ada perubahan-
perubahan ekstrim

Elie Attieh, Samer Maalouf, Study cross sectional, n= 428 Kriteriua ACOG : 7,1 % mengalami PMS, 97<2%
Sami Richa, Assaad
partisipan minimal mengalami
Kesrouani, 2012 1) Melaporkan minimal 1
1 gejala PMS. Gejala yang
“PMS among Lebanese gejala afektif dan 1 somatik
umumnya muncul, 65% nyeri
medical students and selama 5 hari sebelum
residents” payudara, 44,3% perut
menstruasi dalam 3 siklus
gembung, sakit kepala (22,3%),
International Federation of mens
Gynecology and Obstetrics iritabilitas (71,8%), ledakan
2) Gejala berkurang dalam 4 kemarahan (58,5%), depresi
hari datangnya mens tanpa (56%), lelah (82,6%).
kekambuhan minimal dalam
60,1% PMS mempengaruhi
hari ke 13 siklus.
perform akademik dan
3) Gejala afektif : depresi, kerjanya. 18,6% partisipan
ledakan kemarahan, minimal absen 1 hari dari kerja/
iritabilitas, cemas, bingung, sekolah, 2,2% gagal dalam
menarik diri dari social. ujian, 1,5% melakukan kesalan
dalam kerja karena PMS.

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 10


4) Gejala somatic: nyeri PMS di Lebanon
payudara, perut gembung, mempengaruhi aktifitas sehari-
sakit kepala, ekstremitas hari
bengkak.

Takashi Takeda, Shoko Koga, Study based survey dengan PSQ (Premenstrual Sy ndrome 64,6 % remaja mengalami PMS
Nobuo Yaegashi. 2010
sampel siswi di SMU di Questionare) rujukan dari DSM lebih rendah dibanding dewasa.
“Prevalence of PMS and Sundai. IV identik dengan PSST Tapi prevalensi sedang-berat
PMDD in Japanese high
(Steinner, 2003). Tingkat PMS/ PMDD pada remaja lebih
school students” Kriteria inklusi: siswi SMU
keparahan : tidak ada, ringan, tinggi daripada dewasa.
Arch Womens Mental Health dengan siklus menstruasi
sedang, berat.
teratur (22-35 hari). PMS mempengaruhi efisiensi
& produktifitas, kerjaan rumah
(48,9%), katifitas social
(19,45), hubungan dengan
teman sekerja/ keluarga
(19,1%). Gejala umum cemas/
tegang (59,9%), kesulitan
konsentrasi (55,7%), marah/
iritabilitas (54%), lelah/ kurang

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 11


energy (64,6%),

Julia Potter, Jean Bouyer, 2863 wanita (interview) 4,1 % mengalami PMS berat,
James Trussel, Caroline 8,1% PMS sedang yang
Moreau. 2009. Cohort contraception survey.
mempengaruhi kehidupan
“PMS prevalence and Kriteria eksklusi: pre/ sehari-harinya. Faktor risiko
fluctuation over time: Results
from a French Population- menopause, hamil, menyusui PMS adalah hormonal,
Based survey” lebih dari 10 bulan dalam 1 psikososial dan fisiologis.

Journal of Womens’s Health tahun terakhir,

Mahin Delara, Hamed 1379 siswi PAS (Premenstrual Assessment 99,5 % siswi melaporkan gejala
Borzuei, Ali Montazeri. 2013.
Scale), terdiri 32 item skala 0= PMS, 59% memenuhi criteria
Cross sectional study. Kriteria
“Premenstrual disorder: tidak ada gejala, 1= ringan, 2= PMDD. Gejala umumnya:
prevalence and associated Inklusi: 14-19 tahun. Kriteria
sedang, 3= berat.
factors in a sample of Iranian eksklusi: amenorrhea, sklus
adolescents”
menstruasi tidak terartur, Kuesioner untuk demografi:
Irania Red Crescent Medical siklus mens < 21 hari atau >
Journal 1. Kuesioner sosio-demografi:
35 hari, masalah psikologi/
usia, status pernikahan,
medis, menerima terapi
pekerjaan orangtua, status
hormone, riwayat catastrophe.
ekonomi.

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 12


2. Kuesioner karakteristik
menstruasi:keparahan
perdarahan mens, lama
menstruasi, durasi siklus
mens, adanya dismenorhea,
dan usia menarch.

3. Kuesioner performen
pendidikan, dan frekuensi
absen sekolah.

Li Ping Wong, Ee Ming Khoo. 1.092 remaja dari 94 sekolah A self administered semi 80,7% dan 83,6% remaja
2011
di Kualalumpur Malaysia, structured quessionare mengalami satu atau lebih
“Menstrual-Related Attitude cross sectional study. (bilingual), terdiri 4 seksi: gejala afektif dan somatic
and Symptoms Among Multi-
dalam fase premenstrual.
racial Asian Adolescent 1. Informasi demografi
Females” Gejala afektif yang sering
2. Sikap terhadap menstruasi dikeluhkan iritabilitas,
International Journal
behavioral Medicine perubahan mood dan tegang,
3. Gejala PMS dan fase
sedangkan gejala somatic; lelah
menstruasi
dan kram. Mpak kerusakan

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 13


4. KesadaranPMS (dampak, fungsi dan kualitas hidup
mencari pengobatan). termasuk konsentrasi kelas
yang buruk, keterbatasan
aktifitas social & rekreasi,
kesulitas bergaul dengan
teman, dan perform kelas yang
buruk. Hanya 10,3% siswa
yang konsultasi ke dokter
terkait PMS.

Remaja mempunyai persepsi


yang buruk terhadap menstuasi.

Takeshi Takeda, Mari 1489 siswi SMU di 2 sekolah PMS diukur dengan Prevalensi PMS/PMDD
tadakawa, Shojo Koga, Satoru
di Sendai, NorthEastern Japan Premenstrual Syndrome meningkat dengan kesakitan
Nagase, Nobuo Yaegashi.
2013 dengan 3 kriteria: PMDD, Questionare PTSD. Ada hubungan
PMS sedang-berat, PMS significan antara PMS &
“Premenstrual symptoms and PTSD diukue menggunakan The
posttraumatic stress disorder in ringan PMDD dengan bencana alam.
Japanese High School students Japanese Language version of
9 months after the great Eas- impact of event scale-revised 3,6% mengalami PMDD,
Japan Earthquake”
10,8% PMS sedang-berat dan

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 14


(IES-R) 85,6% tidak/ PMS ringan.

Tohoku Journal Exp. Med Sampel: siswi SMU dengan


siklus menstruasi teratur,
memberikan inform consent

Mari Kitamura, Takashi 1431 siswi SMU di Sendai PMS diukur dengan Prevalensi PMS/PMDD
Takeda, Shoko Koga, Satoru,
Japan Premenstrual Syndrome meningkat dengan adanya
Nobuo Yaegashi. 2012
Questionare dismenorhea. 11,3%
“Relationship between
mengalami PMS sedang-berat,
premenstrual symptoms and
dysmenorrheal in Japanese 3,2% mengalami PMDD.
high school students”
Gejala umumnya cemas/
Arch Womens Ment Health tegang (67,4%), marah/
iritabilitas (62,7%), kesulitan
konsentrasi (60,4%), PMS
merusak keefisienan dan
keefektifan kerja,
tanggungjawab rumah (52,9%),
aktifitas kehidupan social
(24,5%) dan hubungan teman

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 15


kerja/ keluarga (23,1%).

Cross national web based - PMS/ PMDD diukur dengan Prevalensi PMDD (4,9%),
survey, sampel 1477 wanita DRSP prospektif 2 siklus sedang-berat (30,2%), PMS
usia 15-45 tahun. Study menstruasi. ringan (56,7%), Bukan PMS
dilakukan di wilayah Austria, (8,3%).
- Kerusakan produktifitas kerja
Brazil, Germany, Spain.
dan absen diukur dengan - PMS sedang-berat merusak
Lothar A.J.Heinemann, Thai
WPAI (Work productivity produktifitas khususnya
Do Minh, Anna Filonenko,
Kerstin Uhl Hochgraber. and Activity Impairment) aktifitas sehari-hari (odds
(2010).
ratio 3,19) menggunakan
“Explorative evaluation of the WPAI.
impact of severe premenstrual
disorders on work absenteeism - Menggunakan PSST odds
and productivity”
ratio 5,03.
Women’s Health Issues
- PMS sedang-berat
meningkatkan absensi kerja
> 8 jam(1 hr kerja/ bulan),
15,9% di Brazil, 14,2% di
semua negara

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 16


Pengobatan PMS/ PMDD

Study investigator (Date, Ouestionare used/ PMS


Metodologi Finding
lournal) Inclusion criteria

Sue douglas (2002) Sistematik review: MEDLINE Rekomendasi : Efektif treatment:


Januari 1990-Desember 2001
“Premenstrual syndrome: - Good evidence support 1. Calsium
Evidence-based treatment in penggunaan Calsium
2. Selctive serotonin reuptaje
family practice” karbonat dan selective
inhibitor
reuptake inhibitor
Canadian Family Physician
Inconclusive evidence:
- Less conclusive evidence
menyarankan latihan 1. Diet
aerobic, high-komplek diet
2. Aerobic exercise
karbohidrat, pengurangan
stress, spironolactone untuk 3. Pendekatan psikologi
bengkak, magnesium,
4. Pyridoxine (Vitamin B6)
terapi hormone, oral

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 17


kontrasepsi, vitamin B6 5. Evening primrose oil
dan E, evening primrose
6. Magnesium, Vitamin E,
oil.
7. Nonsteroidal anti-inflamatory
drugs

8. Hormonal regimens

Adrianne Bendich (2000) Review Rekomendasi : Bukti scientis dalam efikasi dan
keamanan suplemen khusus untuk
“ The potential for dietary - Suplemen Calsium jangka
PMS:
supplements to reduce panjang bermanfaat untuk
premenstrual syndrome tulang dan mengurangi 1. Calsium
(PMS) symptoms” gejala PMS (10%)
2. Manganese
- Magnesium dan vitamin E
3. Magnesium
dapat mengurangi gejala
Journal of the American
PMS, tapi dibutuhkan 4. Vitamin B6
College of Nutritionk
penelitian lebih lanjut dalam
5. Vitamin E
kelompok besar.
6. Suplemen karbohidrat
- Vitamin B6 masih sedikit

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 18


penelitian dan jika wanita 7. Long chain fatty acids
ingin mengobati diri sendiri
8. Produk herbal (black cohost,
perlu waspada bahwa dosis
blue cohost, wild yam root,
tidak boleh lebih dari 100
chaste tree fruit, dong quai)
mg/ hari, beresiko neuropati.

- Long chain fatty acids


masih dalam pengkajian,
evening primrose oil
menunjukkan ketidak
konsistenan

- Herbal makin popular di


U.S tapi efikasinya masih
belum jelas, masih sedikit
RCT.

Maria Kleinstauber, Michael, Meta analisis 6 artikel psikoterapi intervensi, 1. Penelitian selanjutnya
Witthoft, Wolfgang Hiller. dan seharusnya menggunakan
Membandingkan treatment
(2012). prosedur diagnostic yang
psikoterapeutik dan psiko 16 artikel psikofarmako terapi
kualitas tinggi termasuk

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 19


“Cognitive-behavioral and farmakologik untuk gejala dokumentasi minimal 2 siklus
pharmacological interventions PMS. prospektif diary PMS.
for premenstrual syndrome or
2. Untuk terapi psikologis
premenstrual dysphoric
disarankan penelitian
disorder: A meta-analysis”
selanjutnya berfokus pada
pemeriksaan elemen terapetik
khusu atau kombinasi
J. Clin Psychol Med Setting
standarnya.

Sarah Canning, Mitch Sistematik review Rekomendasi: Bukti positif yang paling
Waterman, Louise Dye. bermanfaat adalah Calsium dan
2 studi Calsium, 4 - 2 design yang bagus adalah
(2006). vitamin B6 secara kontinue
magnesium, 10 B6, 4 evening calcium. Penggunaan
primrose oil, 4 agnus castus, 1 supplemen calcium selam 3
gingki biloba, 1 St. John’s siklus dapat mengurangi
“Dietary supplements and
Wort. gejala PMS.
herbal remedies for
premenstrual syndrome - Bukti positif juga pada
(PMS): a systematic research vitamin B6 (odds ratio 2,32

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 20


review of the evidence for (1,95-2,54). Dosis lebih dari
their efficacy” 100 mg/ hari dapat
bermanfaat menurunkan
depresi premenstrual.
Journal of Reproductive and
Infant Psychology.

Alison P. Christensen, Tian Group factorial design. Di Sampel: Baik CBT dan IFT efektif
P.S. Oei follow up di bulan ke 6 dan 12 menurunkan gejala PMDD
1. CBT : 24
treatment seperti cemas, depresi, pikiran
“The efficacy of cognitive
2. IFT : 9 negative dan perubahan fisik.
behavior therapy in treating CBT: kognitif terapi (Beck),
premenstrual dysphoric terapi rasional emosi (Ellis),
change” coping skill model
development (Sank &
Journal of affective disorders.
Shaffer).

Modul aserssi model


mengutamakan perilaku sbg
pembeda dari rekonstruksi

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 21


kognitif, terdiri dari 13
minggu ( 2 jam/ sesi). Format
berisi input didaktik, grup
diskusi, latihan idividu dan
kelompok kecil dan pekerjaan
rumah.

IFT: latihan relaksasi,


rekomendasi diet, factor gaya
hidup, aspek manajemen anak,
latihan asersi.

Fiona Blake, Paul Salkovskis, Controlled trial. Rekomendasi : CBT efektik menurunkan gejala
Dennis gath, Ann Day, PMS khususnya gejala emosional
Sampel memenuhi daily Penelitian selanjutnya focus
Adrienne garrod. (1997). seperti cemas, depresi disbanding
report selam 2 siklus membandingkan cognitive
kelompok tanpa pengobatan.
“Cognitive therapy for menstruasi, siklus mens terapi dengan treatmen
premenstrual syndrome: A teratur, riwayat gejala PMS 6 psikologis lain yang sebanding
controlled trial” bulan (agar sampel sebagai control (relaksasi)

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 22


Journal of Psychosomatic representative, wanita dengan ataupun dengan pengobatan
Research PMS berat, wanita dengan lain untuk PMS.
pengobatan tapi disarankan
agar tidak merubah obat).

Daily symptom diary


menggunakan The Moos
Menstrual Disstress
Questionnare

12 sesi dalam seminggu oleh


psikolog (1 jam/ sesi).

Grup intervensi dan control


dipilih secara random

Fiona Blake. (1995) Review Relevansi factor Definisi dan presentasi klinik Rangkuman terapi:
kognitif terhadap PMS dan
“Cognitive Therapy for Epidemiologi 1. Acceptance
bagaimana kognitif terapi
Premenstrual Syndrome”
dapat mengatasi gejala dan Etiology 2. Klarifikasi
Cognitive and Behavioral distress.

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 23


Practice Faktor psikologi dan PMS 3. Partisipasi aktif

Cognitive therapy for PMS in 4. Identifying unhelpful atau


practice asumsi berlebihan

5. Behavioral experiments

M. Kathleen B. Lustik, Sistematik review Keyword: Hasil review mengungkapkan


Winslow G. Gerrish, Shelley kurangnya evidence tentang studi
PMS, premenstrual syndrome
Shaver, Shaunie L. Keys. CBT. Namun CBT secara empiris
PMDD, premenstrual
(2009) dapat bermanfaat bagi wanita
dysphoric syndrome, cognitive
yang menderita gejala ringan –
“Cognitive-Behavioral behavioral therapy, behavioral
berat.
therapy for premenstrual therapy, cognitive therapy,
syndrome and premenstrual cognitive, and premenstrual Saran : menyediakan strategi
dysphoric syndrome: a pendekatan CBT yang dapat
Hasil:
systematic review” dilakukan oleh diri sendiri serta
14 tentang efikasi terapi CBT menyediakan guideline
Arc Womens Ment Health
untuk PMS, 7 diantaranya pengobatan PMS/ PMDD yang
desertasi yang tidak komprehensif dan multi- modal.
dipublikasikan

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 24


Subhash C. Bhattia, Shashi K. Review Diagnosis, etiologi, treatment Diagnosis PMDD menurut APA
Bhatia. (2002)
Treatment: Rating efikasi treatment PMS:
“Diagnosis and treatment of
1. Perubahan gaya hidup 1. CBT, SSRIs
premenstrual dysphoric
syndrome” 2. Suplemen nutrisi 2. Vitamin B6, Calsium
karbonat, Clamipramine,
American Family Phisician 3. Pengobtaan
Alprazolam, Tryptophan
Nonfarmakologi
3. GnRH agonist/ danazol
a. Herbal (evening prime
rose, chaste tree berry) 4. Spironolactone, ibuprofen

b. CBT 5. Oral kontrasepsi/


progesterone
c. Edukasi pasien
6. Operasi/ radiasi
d. Light terapi
oophorektomi
4. Pengobatan farmakologis

Exercise Therapy

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 25


Sumber Metodologi Result Finding

Amanda Daley Sistematically searching 4 studi yang di review. Semua studi melaporkan
relevant data based bahwa exercise intervensi
“Exercise and Premenstrual Rekomendasi ACOG bahwa
berhubungan dengan
Symptomatology: A aerobic dapat menurunkan
penurunan gejala PMS
Comprehensive Review” gejala PMS, namun
dibutuhkan penelitian RCT
yang berkualitas tinggi.
Journal of Women’s Health

John F. Steege, James A. Subjek adalah wanita Efek aerobic lebih banyak
Blumenthal premenopause usia 45-55 menurunkan gejala PMS
tahun. Sample melengkapi disbanding latihan berat.
“The effect of Aerobic Exercise
kuesioner di fase luteal dan
on Premenstrual Symptoms in
menjalani treatment selama 3
Middle- Aged Women: A
bulan, sample dipiluih secara
Preliminary Study
random.

Kuesioner: MSQ (Menstrual


Symptom Questionanaire).

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 26


Tabel 2.1 Gejala Umum PMS

Fisik Perilaku Mood

Swelling (bengkak) Gangguan tidur Irritability

Breast tenderness (nyeri payudara) Perubahan nafsu makan Perubahan mood

Aches (sakit) Konsentrasi buruk Cemas/ ketegangan

Headache (sakit kepala) Penurunan perhatian Depresi

Bloating/ weight (gembung/ berat) Menarik diri dari sosial Perasaan tak terkendali

Tabel 2.2 Gejala untuk mendiagnosa PMDD

Depressed mood Lelah

Cemas/ tegang Perubahan nafsu makan/ ngidam makanan

Perubahan mood Insomnia/ hipersomnia

Irritability Perasaan tak terkendali

Penurunan perhatian Gejala fisik

Kesulitan konsentrasi

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 27


Tabel 2.3 Kriteria PMDD (APA, 1994)

1. Gejala PMDD (tabel 2.2) banyak muncul di minggu sebelum menstruasi, berkurang
dengan datangnya menstruasi dan tidak muncul di minggu menstruasi selanjutnya.
Minimal 5 gejala PMDD muncul di hamper siklus menstruasi sekurang-kurangya
selama 1 tahun.

2. Gejala tampak nyata mengganggu hubungan dengan orang lain, atau aktifitas social
biasanya.

3. Gangguan ini bukan semata-mata akibat buruk dari gangguan fisik atau mental yang
lain.

4. Semua criteria harus dikonfirmasi dengan “prospective daily living”minimal 2 siklus


menstruasi.

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 28


Tabel 2.4 Diagnosa Klinis PMS

1. Beberapa gejala emosional, perilaku dan fisik muncul pada fase luteal.

2. Gejala reda dengan datangnya menstruasi dan sisa gejala minimal 1 minggu di fase
folikular.

3. Gejala mendukakan dan memerlukan pengobatan, merusak fungsi aktifitas biasanya.

4. Gejala tidak berhubungan dengan gangguan fisik dan mental lainnya, jika muncul,
maka seharusnya menjadi focus pengobatan primer.

5. Kekambuhan, siklis, waktu siklus & keparahan gejala didokumentasikan dalam


symptom daily report sekurang-kurangnya 2 siklus.

Untuk kepentingan penelitian, ditambahkan :

1. Gejala dikaji awal pada fase post dan premenstrual siklus untuk menentukan “baseline
symptom level”

2. DSR minimal didokumentasi 2 siklus sebelum treatment.

3. Kerusakan fungsional didokumentasikan : domain yang terkena, keparahan, dan itu


muncul pada siklus menstruasi.

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 29


Tabel 2.5 Instrumen Pengkajian PMS/PMDD

Tabel 3.1 Gejala PMS & PMDD

Fisik Psikologis dan Perilaku

Abdominal bloating Marah, irritability

Body aches Anxiety

Breast tenderness/ fullness Perubahan nafsu makan

Nyeri perut, kram Perubahan libido

Lelah Penurunan konsentrasi

Sakit kepala Depressed mood

Mual Perasaan diluar kendali

Bengkak ekstremitas Mood swing

Weight gain Insomnia

Tegang

Menarik diri dari aktifitas biasanya

Literature Review PMS by Dwi Kustriyanti 30

Anda mungkin juga menyukai