Anda di halaman 1dari 4

BAB 6.

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
1. Bentuk penyelenggaraan makan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
menggunakan sistem kombinasi, yaitu untuk penyelenggaraan makanan
dibagian pavilyun diborongkan kepada jasa catering, sedangkan untuk
penyelenggaraan makanan kelas I, II, III dikelola sendiri oleh Instalasi Gizi
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
2. Kegiatan penyelenggaraan makan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
dilaksanakan oleh koordinator administrasi dengan koordinator
penyelenggaraan makanan. Koordinator administrasi bertanggung jawab
dalam perencanaan kebutuhan makanan, perencanaan anggaran belanja,
serta pengadaan bahan makanan. Sedangkan koordinator penyelenggaraan
makanan bertanggung jawab mulai dari pemesanan bahan makanan,
penerimaan, penyimpanan, pengolahan, distribusi, dan serta pencatatan dan
pelaporan.
3. Penyelenggaraan makanan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang sudah sesuai
dengan PGRS 3013 yaitu dimulai dengan adanya penetapan peraturan
pemberian makanan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, dilanjutkan dengan
melakukan penyusunan standar bahan makanan dan perencanaan menu.
Perencanaan menu dibuat dengan siklus 10 hari + 1 dan dilakukan
pergantian siklus menu setiap satu kali dalam setahun, dengan standar
makanan yang terdiri dari makanan biasa, makanan lunak, makanan saring
dan makanan cair.
4. Perencanaan kebutuhan bahan makanan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
dibagi menjadi dua yaitu perencanaan kebutuhan bahan makanan basah dan
kering. Perhitungan perencanaan kebutuhan bahan makanan kering
dilakukan setiap satu tahun sekali, sedangkan perhitungan kebutuhan bahan
makanan basah dilakukan setiap satu bulan sekali.
5. Perencanaan anggaran belanja makanan dilakukan oleh Instalasi Gizi RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang dengan membuat usulan bahan makanan sesuai

111
112

periode kontrak kepada bidang penunjang medik bagian perencanaan


anggaran, dan akan dilanjutkan dengan pengusulan kepada gubernur
6. Pengadaan bahan makanan di RSUD Dr. Saiful Anwar menjadi tanggung
jawab bagian administrasi Instalasi Gizi meliputi penetapan spesifikasi,
perhitungan harga bahan makanan, dan survey pasar.
7. Pemesanan dan pembelian bahan makanan di RSUD Dr. Saiful Anwar
sudah sesuai dengan PGRS 2013. Pembelian bahan makanan basah
dilakukan dengan sistem penunjukkan langsung ke rekanan, sedangkan
pembelian bahan makanan kering dilakukan dengan sistem pelelangan.
8. Sistem penerimaan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang menggunakan sistem konvensional. Penerimaan bahan
makanan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dibagi menjadi dua yaitu
bahan makanan basah dan bahan makanan kering dengan tersedianya daftar
pesanan bahan makanan. Langkah penerimaan bahan makanan dilakukan
dengan pengecekan bahan makanan sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan,
dan penimbangan bahan makanan sesuai dengan surat pemesanan bahan
makanan
9. Penyimpanan bahan makanan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang sudah
sesuai dengan PGRS 2013, dimana penyimpanan bahan makanan sudah
dibedakan menjadi penyimpanan bahan makanan kering dan basah. Selain
itu juga terdapat berbagai fasilitas penunjang dalam mempermudah proses
penyimpann bahan makanan serta kartu catatan keluar masuknya barang.
10. Penyimpanan bahan makanan basah di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
menggunakan sistem FIFO (First In First Out), sedangkan penyimpanan
bahan makanan keringnya menggunakan sistem FIFO (First In First Out),
dan FEFO (First Expired First Out).
11. Penyaluran bahan makanan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang sudah sesuai
dengan PGRS 2013, dimana sudah terdapat surat permintaan bahan
makanan dan kartu catatan keluar masuknya barang
113

12. Persiapan bahan makanan yang dilakukan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang meliputi persiapan sayur, persiapan buah, persiapan bumbu,
dan persiapan lauk (lauk hewani dan lauk nabati).
13. Bahan makanan yang diterima sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
14. Sayur yang diterima dalam berat kotor, setelah melalui proses penyiangan
ditimbang berdasarkan standart berat bersih, kemudian sayur disalurkan
kebagian pengolahan sesuai dengan kebutuhan pengolahan. buah yang
diterima di potong dan ditimbang sesuai dengan kebutuhan pasien.
15. Bahan bumbu yang diterima sudah dalam bentuk kupasan atau berat bersih.
Proses pembuatan bumbu dilakukan 3 hari sekali dan digunakan 2 hari
berikutnya.
16. Setiap lauk hewani dan nabati dilakukan penimbangan sesuai dengan menu,
jumlah pasien dan standart porsi.
17. Pengolahan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dibagi
menjadi dua, yaitu pengolahan makanan biasa, lunak dan saring serta
produksi makanan cair.
18. Status gizi pasien pasien Deep Vein Thrombosis well’s score 6, Acute
Kidney Injury St III, Diabetes Mellitus type 2 on insulin, Cerebral Vascular
Accident sequele dari pengambilan data awal hingga pengamatan hari
terakhir tidak mengalami peningkatan, dan status gizi pasien masih dalam
status gizi normal dengan perhitungan hasil %LiLA yaitu 93,64%.
19. Diagnosa gizi pasien penurunan kebutuhan protein, penurunan kebutuhan
purin, penurunan kebutuhan natrium dan air, kekurangan intake makanan
dan minuman oral, dan kelebihan intake karbohidrat.
20. Asupan makan pasien selama monitoring dalam grafik yang fluktuatif yaitu
pada hari pertama cukup tinggi, hari kedua rendah, dan pada hari ketiga
asupan makan pasien meningkat.
21. Terapi gizi yang diberikan pada pasien selama hari pengamatan adalah
terapi diet cair rendah protein dan pan-enteral, sedangkan terapi gizi yang
114

dianjurkan ketika pasien sudah keluar rumah sakit adalah diet Diabetes
Meliitus 1500 kkal.

6.2 Saran
1. Melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang masih belum memenuhi standar
ketetapan yang berlaku dalam penyelenggaraan makanan serta
mempertahankan hal-hal yang telah memenuhi persyaratan yang ada
2. Perlunya adanya monitoring dan evaluasi dalam jangka waktu yang lebih
panjang, agar perilaku konsumsi diet yang disarankan sesuai edukasi dapat
terlaksana dengan tepat

Anda mungkin juga menyukai