2) Kelahiran yang lama (partus lama) dimana terjadi gangguan nutrisi dan
oksigenasi pada janin serta pemakaian forcep.
d. Lingkungan
Terjadi sesudah lahir yaitu infeksi ringan-berat pada bayi oleh karena
imunisasi MMR dan Hepatitis B (masih kontroversi), logam berat, zat
pewarna dan pengawet, protein susu sapi (kasein), protein tepung terigu
(gluten), infeksi jamur akibat pemakaian antibiotik yang berlebihan.
3. MANIFESTASI KLINIS
Perilaku autisme dapat digolongkan dalam 2 jenis :
a. Eksesif (berlebihan) misalnya hiperaktif, tantrum, menjerit, mengepak,
menggigit, mencakar, memukul, sering terjadi self abuse.
b. Defisit (kekurangan) misalnya gangguan bicara, perilaku sosial kurang
sesuai, defisit sensori, emosi tidak tepat (tertawa tanpa sebab, menangis
tanpa sebab dan melamun).
Umumnya penderita autis infantil memperlihatkan pertumbuhan fisik yang
wajar dan normal seperti pada tingkat kemampuan gerak (berjalan,
merangkak, berdiri), kemampuan bercakap-cakap, dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Anak dengan autis juga dapat meniru beberapa lagu yang
didengarkannya atau dapat mengunakan panca indranya dengan normal
dan luas ketika mengeksploraesi lingkungannya. Walaupun terdapat
kenormalan pada proses pertumbuhannya, pada anak penderita autis
didapati keterbatasan dalam memfungsikan organnya.
Misalnya :
a. Sulit berbicara (Aphasia), pada pertumbuhan anak normal didapati
kelancaran bicara pada usia 12-14 bulan.
b. Sulit menggerakkan badan karena gangguan saraf motorik (Apraxia).
c. Sulit menggerakkan otot (Athaxia)
d. Tangan terus bergerak dan tak terkendali (Athetoid).
e. Mengalami kesulitan membaca (Dyslexia).
f. Mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata atau kalimat yang sulit
dan rumit (Dyphasia).
g. Sulit menggerakkan kaki dan tangan (Dyskinesia) karena kekakuan
otot kaki dan tangan (Spastic) atau kelemasan ototkaki dan tangan
(hipotonic) sehingga tak mampu untuk mengembangkan kemampun
duduk, berdiri dan berjalan secara mandiri, pada pertumbuhan anak
normal didapati kemampuan untuk berdiri sendiri dan berjalan pada
usia 6-18 bulan.
h. Terdapat kegagalan untuk memberikan respon terhadap rangsang nyeri
sehingga anak sering terlihat menyakiti diri sendiri.
i. Mungkin didapatkan adanya kelainan bentuk jari tangan dan kaki yang
nantinya juga dapat mempengaruhi perkembangan mental, kejiwaan,
dan intelektual.
Anak autis dapat menunjukkan pertumbuhan fisik normal hingga sekitar
usia 2 tahun setelah itu didapati penurunan kesehatan yang drastic, Kriteria
DSM-IV (Diagnostik dan Stastistikal Manual) autisme ,Harus ada
sedikitnya 6 gejala dari 1,2 dan 3
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Dalam mengkaji anak autis adalah :
a. Pola tingkah laku anak
b. Cara mereka berinteraksi / berhubungan dengan orang lain
c. Cara berkomunikasi secara verbal
d. Perkembangan mental
B. Diagnosa
Sejauh ini tidak ditemukan tes klinis yang dapat mendiagnosa langsung
autisme. Diagnosa yang paling tepat adalah dengan cara seksama mengamati
perlilaku anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat
perkembangannya. Dikarenakan banyaknya perilaku autisme juga disebabkan
oleh adanya kelainan kelainan lain (bukan autisme) sehingga tes klinis dapat
pula dilakukan untuk memastikan kemungkinan adanya penyebab lain
tersebut.
Karena karakteristik dari penyandang autisme ini banyak sekali ragamnya
sehingga cara diagnosa yang paling ideal adalah dengan memeriksakan anak
pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli psikologi anak, ahli
penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli profesional lainnya
dibidang autisme. Dokter ahli / praktisi profesional yang hanya mempunyai
sedikit pengetahuan / training mengenai autisme akan mengalami kesulitan
dalam men-diagnosa autisme. Kadang kadang dokter ahli / praktisi
profesional keliru melakukan diagnosa dan tidak melibatkan orang tua
sewaktu melakukan diagnosa. Kesulitan dalam pemahaman autisme dapat
menjurus pada kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada penyandang
autisme yang secara umum sangat memerlukan perhatian yang khusus dan
rumit.
Hasil pengamatan sesaat belumlah dapat disimpulkan sebagai hasil mutlak
dari kemampuan dan perilaku seorang anak. Masukkan dari orang tua
mengenai kronologi perkembangan anak adalah hal terpenting dalam
menentukan keakuratan hasil diagnosa. Secara sekilas, penyandang autisme
dapat terlihat seperti anak dengan keterbelakangan mental, kelainan perilaku,
gangguan pendengaran atau bahkan berperilaku aneh dan nyentrik. Yang
lebih menyulitkan lagi adalah semua gejala tersebut diatas dapat timbul
secara bersamaan.
Karenanya sangatlah penting untuk membedakan antara autisme dengan yang
lainnya sehingga diagnosa yang akurat dan penanganan sedini mungkin dapat
dilakukan untuk menentukan terapi yang tepat
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Komponen Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Komponen Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Nirmala.Jakarta
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2012. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :
Infomedika.
dev disord.
Kasein dan
Peningkatan Gangguan otak gluten terserap
neurokimia kecil kedalam darah
secara abnormal
Kurangnya
informasi tentang
tumbuh kembang AUTIS
KECEMASAN
Gangguan
Persepsi Sensori
PERUBAHAN
Gangguan Gangguan Gangguan
Interaksi Sosial
INTERAKSI
Komunikasi Perilaku
SOSIAL penglihatan
dan
Keterlambatan Acuh tak Hiperaktif pendengaran
Bicara monoton
dalam berbahasa dan tidak Mengabaikan acuh terhadap
dimengerti dan lingkungan
oranglain dan oranglain Sangat agresif
menghindari terhadap
oranglain Sensitif
oranglain dan
dirinya
terhadap
cahaya
HAMBATAN
KOMUNIKASI Menutup
VERBAL telinga bila
RISIKO
(kelas 5. Diagnosis Perilaku mendengar
CEDERA
yang suara
00051)
aneh
Domain 5
persepsi/kognisi