Makalah Akbi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meskipun pengklasifikasian sumber dana berdasar atas jangka waktu tidaklah selalu tepat
(kredit jangka pendek yang selalu diperpanjang akhirnya menjadi dana jangka panjang), harus
diakui bahwa dalam praktiknya dilakukan pembagian dana berdasar atas jangka waktu sebagai
contoh, bank mengklasifikasi kredit menjadi kredit investasi (jangka panjang) dan kredit modal
kerja (jangka pendek). Pengklasifikasian ini nampaknya lebih banyak berhubungan dengan
matching principle. Dengan demikian maka sumber dana jangka pendek seharunya dipergunakan
hanya untuk kebutuhan jangka pendek pula. Sedangkan kebutuhan dana jangka panjang
hendaknya dibiayai dengan jangka panjang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan sumber dana berdasarkan Asalnya

2. Menjelaskan Tipe Dana Jangka Pendek

3. Menjelaskan Sumber Dana Jangka Panjang

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari sumber dana menurut asalnya dan berdasar atas jangka waktu.

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki ketika kita menggunakan jenis sumber
dana yang akan dipilih dalam suatu kebutuha dana.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sumber Dana Menurut Asalnya

2.1.1 Sumber Intern (Internal Sources)

Sumber dana ditinjau dari asalnya pada dasarnya dibedakan menjadi sumber intern
(internal sources) dan sumber extern (external sources). Dana yang berasal dari sumber intern
adalah dana atau modal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan seperti laba
ditahan (retained earning) dan penyusutan (depreciation).
Ditinjau dari penggunaan atau bekerjanya kedua dana tersebut di dalam perusahaan tidak
ada bedanya. Besarnya laba ditahan atau cadangan dipengaruhi oleh besarnya laba yang
diperoleh selama periode tertentu, dividend policy dan plowing back policy yang dijalankan oleh
perusahaan. Meskipun jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu besar, tetapi oleh
karena perusahaan mengambil kebijakan bahwa sebagian besar dari laba tersebut dibagikan
sebagai deviden, maka bagian laba yang ditahan akan kecil jumlahnya, dan sebaliknya laba
ditahan akan cenderung besar kalau perusahaan mengambil kebijakan penanaman kembali
dalam perusahaan yang besar.
Sumber intern selain berasal dari laba ditahan atau cadangan juga berasal dari depresiasi.
Besarnya depresiasi setiap tahunnya tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh
perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi tersebut digunakan untuk
mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan
meskipun waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut. Selama waktu itu depresiasi
merupakan sumber dana atau modal di dalam perusahaannya sendiri.

2.1.2 Sumber Extern (External Sources)

Sumber extern (external sources) adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan,
Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik,
peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Dana atau modal yang berasal dari para
kreditur adalah merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal
dari kreditur tersebut ialah apa yang disebut modal asing. Metode pembelanjaan dengan
menggunakan modal asing disebut pembelanjaan asing atau pembelanjaan dengan hutang (debt
financing). Dana atau modal yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam
perusahaan adalah merupakam dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang

2
bersangkutan, dan dana ini dalam perusahaan tersebut akan menjadi modal sendiri. Metode
pembelanjaan dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik atau calon pemilik tersebut
disebut pembelanjaan sendiri (equity financing). Dengan demikian maka dana yang berasal dari
sumber ekstern adalah terdiri dari modal asing dan modal sendiri. Pada dasarnya pihak-pihak
pemberi dana atau modal ekstern yang utama dapat digolongkan dalam 3 golongan yaitu:
1. Supplier.

Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan di dalam bentuk penjualan barang
secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1 tahun), maupun untuk jangka menengah
(lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun).
2. Bank.

Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit disamping
pemberian jasa-jasa lain dibidang keuangan. Pemberian kredit oleh bank bisa jangka pendek
(kurang dari 1 tahun), jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun), dan jangka
panjang (lebih dari 10 tahun).
3. Pasar modal

Pasar Modal (capital market), adalah merupakan sumber dana ektern bagi suatu
perusahaan, dimana pasar modal didefinisikan suatu pengertian abstrak yang mempertemukan
dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon
pemodal (investor) disatu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau
jangka panjang dilain pihak, atau dengan kata lain adalah tempat (dalam artian abstrak)
bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang.
Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau lembaga yang menanamkan dananya
dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan
kepada masyarakat. Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana
dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi
yang mempunyai defisit tabungan (saving deficit unit). Dalam pasar modal dibedakan antara
pasar perdana dan pasar sekunder. Dimaksudkan dengan pasar perdana adalah pasar
bagi efek yang pertama kali diterbitkan dan ditawarkan dalam pasar modal, sedangkan pasar
sekunder adalah pasar bagi efek yang sudah ada dan sudah diperdagangkan dalam bursa efek.

3
2.2 Sumber Dana Jangka Pendek

2.2.1 Tipe Dana Jangka Pendek

2.2.1.1 Pendanaan Spontan

Pendanaan spontan adalah sumber dana yang ikut berubah apabila aktivitas perusahaan
berubah.Contoh pendanaan spontan yang paling banyak di pergunakan oleh perusahaan adalah
hutang dagang.
a. Hutang Dagang (Trade Credits)

Hutang dagang merupakan suatu bentuk sumber dana jangka pendek yang umum dimiliki
hampir semua korporasi/perusahaan. Hutang dagang timbul karena transaksi pembelian suatu
barang disetujui dan korporasi penjual setuju bahwa untuk pembelian tersebut dibayar kemudian,
maka dikatakan pembeli memperoleh kredit atau sumber danahutang dagang (trade credits).
Secara umum terdapat tiga tipe hutang dagang, yaitu:

1) Open Account

Open account merupakan tipe yang paling popular, dan tipe ini menunjukkan bahwa
penjual mengirimkan barang ke pembeli dilengkapi dengan faktur yang menyebutkan barang
yang dikirim, harga per satuan, harga keseluruhan, dan syarat-syarat pembayaran. Setelah
pembeli menandatangi tanda penerimaan barang, pembeli berarti menyatakan berhutang kepada
penjual.
2) Notes Payable

Notes payable berarti pembeli membuat surat pernyataan berhutang secara resmi kepada
penjual, disertai kapan akan dilunasi hutang tersebut. Cara ini sering dilakukan setelah pembeli
tidak melunasi open account.
3) Trade Acceptance

Trade acceptance berarti penjual menarik draft kepada pembeli yang menyatakan kapan
draft tersebut akan dibayar. Draft ini kemudian “dijamin” oleh bank yang akan membayar draft
tersebut. Setelah itu barulah penjual mengirim barang tersebut.

2.2.1.2. Pendanaan Yang Memerlukan Negosiasi

Sumber dana ini menunjukkan bahwa perusahaan harus melakukan perjanjian formal
untuk memperolehnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari money market credit ataupun
shortterm loans yang berasal dari bank dan perusahaan pembiayaan. Untuk menghimpun dana

4
yang berasal dari money market perusahaan menerbitkan instrument keuangan yang dijual
kepada para pemodal, baik langsung ataupun lewat dealer. Sedangkan short-term loan sering
berwujud kredit modal kerja.
1. Money Market Credit

a. Commercial Paper (CP) atau Surat Berharga

Commercial paper (cp) merupakan sekuritas jangka pendek yang diterbitkan oleh
perusahaan (umumnya perusahaan besar dan mapan), yang menyatakan bahwa pada tanggal
tertentu perusahaan tersebut bersedia membayar sejumlah yang tercantum dalam sekuritas
tersebut.
Commercial paper pada umumnya dikeluarkan oleh korporasi besar yang telah memiliki
kepercayaan dan reputasi yang cukup dikenal luas di kalangan dunia bisnis.Instrument keuangan
ini kemudian dijual kepada para pemodal di pasar uang.Pasar cp dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu dealer market dan direct placement market.
Jangka waktu commercial paper pada umumnya adalah 90 hari, meskipun terdapat juga
yang mempunyai jangka waktu lebih lama, tingkat bunga untuk commercial paper bervariasi
sekitar bunga utama yang berlaku (prime rate) untuk kredit perdagangan dari bank. Commercial
paper dapat dipaksakan langsung korporasi yang mengeluarkannya atau dapat ditempatkan
melalui perantara (broker’s).
Keuntungan bagi korporasi yang mengeluarkan commercial paper adalah berikut ini:

1. Meningkatkan status korporasi yang mengeluarkan commercial paper di pasar uang

2. Jumlah kredit yang diperoleh melalui pengeluaran commercial paper pada umumnya besar.

Oleh karena itu, cukup dibutuhkan satu sumber yang cukup besar bagi pendanaan korporasi.
3. Tingkat bunga yang ditawarkan untuk commercial paper cukup kompetitif dibandingkan
dengan sumber danajangka pendek lainnya.

b. Banker’s acceptance

Untuk perusahaan yang berbisnis pada perniagaan internasional atau domestik, banker’s
acceptance dapat menjadi sumber penting untuk pendanaan. Misalkan suatu perusahaan di
Indonesia akan mengimpor barang senilai $100,000 dari suatu perusahaan di Inggris. Kedua
perusahaan setuju untuk menggunakan time draft berjangka 90 hari untuk
pembayaran.Perusahaan di Indonesia akan mengatur letter of credit(L/C) dengan banknya di

5
Indonesia, dimana bank tersebut akan setuju untuk membayar draft atas perusahaan tersebut
apabila ditunjukkan oleh bank di Inggris (yaitu bank perusahaan di Inggris). Perusahaan di Inggris
kemudian mengirimkan barang yang dipesan dan pada waktu yang sama meminta perusahaan
di Indonesia untuk membayar dengan draft berjangka 90 hari. Kemudian perusahaan Inggris
membawa draft tersebut ke bank di Inggris. Bank di Inggris kemudian meminta bank di Indonesia
untuk membayar draft tersebut apabila telah jatuh tempo. Dengan kata lain, bank di Indonesia
menjamin bahwa pembelian barang tersebut akan dibayar.
Apabila bank yang menjamin merupakan bank yang sangat dipercaya, banker’s
acceptance tersebut dapat dipedagangkan. Dengan demikian bank di Inggris tidak harus
memegang draft tersebut sampai jatuh tempo, tetapi dapat menjualnya ke pihak lain dengan
diskon tertentu, sebelum jatuh tempo. Diskon tersebut mencerminkan pembayaran bunga
kepada pemodal untuk. Pada hari ke-90 pemodal menyerahkan banker’s acceptance tersebut
kepada bank untuk menerima pembayaran, dan pada tanggal tersebut perusahaan yang
menerbitkan banker’s acceptance tersebut berkewajiban untuk memiliki dana sebesar $100,000
di bank tersebut untuk menutup pembayaran tersebut.
2. Kredit jangka pendek (short-term loans)

Untuk maksud-maksud penyajian, seringkali lebih konvenien untuk memisahkan kredit


jangka pendek menjadi dua jenis, yaitu unsercured loans dan secured loans. a. Unsercured
loans
Umumnya perusahaan pembiayaan (finance companies) tidak ada yang menawarkan
unsercured loans, karena perusahaan yang memerlukan unsecured loans dapat memperoleh
loans tersebut dari bank dengan bunga lebih murah. Unsercured loans merupakan kredit yang
diberikan oleh bank kepada perusahaan tanpa suatu agunan fisik tertentu. yang menjadi jaminan
adalah kelayakan usaha yang diberi kredit tersebut. Umumnya diharapkan bahwa aktiva yang
dibeli dengan kredit tersebut diharapkan mampu menghasilkan arus kas yang cukup untuk
membayar kembali pokok pinjaman dan bunga kredit unsercured tersebut.Karena itu jenis kredit
ini sering disebut sebagai “self liquidating”.Unsercured loans mungkin diberikan dengan
mencantumkan pengaturan tentang line of credit, dengan perjanjian revolving credit, atau
berdasarkan atas transaksi. Kredit tersebut secara formal ditunjukkan oleh suatu nota promes
(promissory notes) yang ditanda tangani oleh debitur (yaitu pihak yang menerima kredit) yang
menjelaskan kapan hutang tersebut akan dilunasi beserta bunganya.
1) Line of credit.

6
Line of credit merupakan kesepakatan antara bank dan debitur yang menyatakan jumlah
maksimum kredit yang dapat dinikmati oleh debitur pada suatu waktu.Biasanya credit line
dinyatakan dalam waktu satu tahun dan dapat diperpanjang satu tahun lagi.Seringkali credit line
tersebut diperpanjang setelah bank menerima laporan keuangan yang telah diaudit dan menilai
debitur memang menunjukkan perkembangan yang membaik.Meskipun demikian, line of credit
tidaklah merupakan komitmen legal dari pihak bank untuk memperpanjang kredit yang
diberikan.Meskipun disebutkan bahwa kredit dapat diperpanjang satu tahun lagi, bank dapat saja
menolak memperpanjang kredit tersebut apabila dinilai kondisi debitur tidak baik.Dalam banyak
kasus, bank secara moral merasa terikat untuk memperpanjang kredit yang diberikan meskipun
dapat saja menolak apabila situasi memang sangat buruk.
2) Revolving credit agreement

Perjanjian ini merupakan komitmen legal yang diberikan oleh bank untuk menambah
jumlah kredit sampai dengan jumlah tertentu. Apabila debitur ingin menarik tambahan kredit, bank
harus menyediakan dana tersebut apabila debitur belum melanggar batas maksimum yang
disepakati bersama. Sebagai missal batasan kreditnya adalah Rp.500 juta, dan telah
dipergunakan debitur sebesar Rp.300 juta.Dengan demikian maka debitur dapat menarik
tambahan kredit sebesar Rp.200 juta apabila diperlukan. Karena bank harus menyediakan kredit
maksimum sebesar Rp.500 juta, sedangkan yang dimanfaatkan oleh debitur dapat saja kurang
dari batas maksimum tersebut, maka bank akan meminta commitment fee atas kredit yang belum
terpakai. Dengan demikian maka dalam satu tahun biaya yang dibayar oleh debitur adalah bunga
ditambah commitment fee.Sering kali revolving credit management berlaku untuk jangka waktu
lebih dari satu tahun.
3) Kredit berdasar transaksi

Meminjam di bawah kesepakatan credit line atau revolving credit management sering kali
dirasa kurang konvenien atau agak mahal apabila perusahaan hanya memerlukan kredit jangka
pendek untuk satu tahun saja.Sebagai misal, perusahaan kontraktor, mungkin memerlukan kredit
jangka pendek sebelum perusahaan tersebut menerima pembayaran dari pemberi pekerjaan.
Karena itu kredit yang diperlukan hanyalah sejumlah kebutuhan dana untuk menyelesaikan tahap
pekerjaan tertentu, dan untuk jangka waktu sampai dengan kontraktor tersebut menerima
pembayaran dari pemberi pekerjaan. Dia tidak perlu meng-arange agreement apapun.
4) Tingkat bunga kredit

Kalau penentuan tingkat bunga pada berbagai instrument keuangan yang telah
dibicarakan di depan (yaitu cp dan banker’s acceptance) lebih banyak ditentukan oleh “pasar”,

7
maka penentuan tingkat bunga untuk unsecured loans lebih banyak ditentukan oleh negosiasi
antara debitur dan bank. Bank akan menentukan tingkat bunga dengan memperhatikan credit
worthiness (kelayakan diberikan kredit) calon debitur dan juga keadaan pasar uang. Keadaan
pasar uang ditunjukkan dari prime rate yang berlaku pada waktu tertentu.Prime rate menunjukkan
tingkat bunga kredit yang diberikan kepada nasabah utama (yaitu nasabah yang secara finansial
sangat baik).Kadang-kadang bank menawarkan suku bunga dengan mengaitkan dengan prime
lending rate. Misalkan suku bunga kredit ditawarkan sebesar 1,25% di atas prime lenofing rate.
Dengan demikian apabila prime lending rate adalah 16,75%, maka calon debitur akan
memperoleh kredit dengan suku bunga sebesar 16,75% + 1.25% = 18,00%. b. Secured
loans
Istilah ini menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh kredit dengan memberikan aktiva
tertentu sebagai agunan kredit tersebut. Sebenarnya sesuai dengan UU Perbankan 1992, kredit
yang diberikan harus disertai agunan.Hanya saja agunan tidak harus dinyatakan secara fisik,
dalam bentuk aktiva tertentu.Dapat saja agunan tersebut berupa kelayakan usaha yang dibiayai
kredit tersebut. Kredit kelayakan usaha (KKU) merupakan contoh kredit yang diberikan hanya
berdasarkan atas kelayakan usaha tersebut. Apabila bank meminta agunan lain selain kelayakan
usaha tersebut, dikatakan bahwa bank meminta agunan tambahan. Dalam pengertian inilah
(kredit dengan agunan tambahan) disebut sebagai secured loans. Karena itu dalam pembicaraan
dalam bab ini pengertian agunan hendaknya ditafsirkan sebagai “agunan tambahan” sesuai
dengan UU Perbankan tahun 1992, atau aktiva tertentu yang dipergunakan sebagai agunan
(tambahan).
Banyak perusahaan yang tidak mampu memperoleh kredit dari bank tanpa menggunakan
agunan, baik karena perusahaan tersebut masih baru, belum dikenal bank, ataupun karena bank
ragu akan kemampuan perusahaan tersebut untuk melunasi kreditnya. Dengan meminta agunan
(tambahan), kreditur (bank) mempunyai dua sumber untuk melunasi kredit tersebut, yaitu dari
arus kas perusahaan, dan apabila gagal, maka dapat diperoleh dari menjual aktiva yang
dipergunakan sebagai agunan.Dengan demikian, dipandang dari teori keuangan, keharusan
menyediakan agunan adalah dimaksudkan untuk menghindarkan penggeseran risiko ke pihak
kreditor oleh pemilik perusahaan. Tanpa penyediaan agunan akan terjadi situasi pada saat
perusahaan memperoleh keuntungan, maka selisih keuntungan di atas bunga yang dibayar akan
dinikmati seluruhnya oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya apabila perusahaan rugi maka kreditur
diminta untuk ikut menanggung kerugian tersebut, dan sering kali malah sebagian besar kerugian
harus ditanggung oleh kreditur.

8
Agunan (collateral) yang diminta kreditur untuk disediakan, pada dasarnya dimaksudkan
untuk dijual apabila debitur tidak mampu membayar kreditnya.Apabila hasil penjualan agunan
tersebut melebihi sisa hutangnya, maka kelebihannya dikembalikan ke debitur. Sebaliknya
apabila kurang, maka kreditur akan menjadi kreditur umum, sama seperti kreditur-kreditur lain
yang tidak dijamin dengan agunan tertentu. agunan tersebut sangat bervariasi jenisdan
marketability-nya. Umumnya apabila agunan tersebut mempunyai harga pasar yang jelas dan
mudah dijual, maka kredit yang diberikan dapat mencapai proporsi yang cukup besar. Sebaliknya
apabila agunan tersebut merupakan aktiva yang sangat spesifik dan susah menjualnya, maka
kreditur mungkin hanya memberikan kredit dengan proporsi yang relative rendah.
Karena itulah di dalam analisis kredit, dikenal istilah 5 Cs of dredit yang salah satu
komponennya adalah collateral. Secara lengkap 5 Cs of credit adalah character (watak dan
kejujuran pimpina perusahaan), capacity (kemampuan manajemen), capital (modal perusahaan),
collateral (agunan kredit), danconditions (kondisi bisnis).

2.2.2 Pendanaan dengan memanfaatkan piutang dagang

Pemanfaatan piutang dagang untuk memperoleh dana jangka pendek dapat dilakukan
dengan menjaminkan (pledging) piutang tersebut kepada kreditur, atau menjualnya (factoring) ke
perusahaan anjak piutang (atau juga bank).
1. Menjaminkan piutang

Dengan cara ini maka piutang dipergunakan sebagai agunan untuk memperoleh kredit
jangka pendek. Untuk itu akan dibuat perjanjian antara kreditur dan debitur yang merinci transaksi
kredit tersebut. Jumlah kredit akan dinyatakan dalam persentase dari piutang yang dijaminkan.
Umumnya debitur membayar processing fee (biasanya sekitar 1% dari piutang yang dijaminkan),
yang dimaksudkan sebagai biaya untuk me-review dan menganalisis piutang yang dijaminkan.
Apabila perjanjian kredit meng-cover seluruh piutang, maka kreditur tidak mempunyai
kendali atas kualitas piutang yang dijaminkan. Sebagai alternatifnya, kreditur mungkin akan
meminta hanya sebagian piutang yang memang dinilai aman sebagai jaminan kredit yang akan
diterbitkan. Dengan demikian mungkin kreditur hanya bersedia memberikan kredit sebesar 60-70
persen dari total piutang, tetapi bersedia memberikan 85-90 persen dari selected piutang yang
dinilai cukup aman.

9
2. Menjual (factoring) piutang

Sebagai alternatif menjaminkan piutang, banyak perusahaan di industri-industri seperti


garmen, tekstil, dan furniture menjual (atau melakukan factoring) piutang dagang mereka. Piutang
dijual kepada perusahaan anjak piutang (atau bank) yang akan mengambil alih risiko penagihan
piutang tersebut seandainya ada piutang yang tidak tertagih (without recourse).
Factoring dilakukan dengan dua cara, yaitu:Maturity factoring dan Advance factoring.

Dengan maturity factoring perusahaan anjak piutang membeli semua piutang perusahaan
dan setiap bulan membayar ke perusahaan sebanyak piutang yang jatuh tempo.Perusahaan
yang memilih jenis ini umumnya ingin menghindari analisis kredit dan biaya pengumpulan
piutang, dan secara regular menerima sejumlah kas.Fee yang diterima oleh perusahaan anjak
piutang berkisar 1-2 persen dari piutang yang dijual.

2.2.3 Pendanaan dengan memanfaatkan persediaan

Persedian merupakan sumber kedua yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh kredit
jangka pendek. Besarnya kredit yang diperoleh akan tergantung pada nilai dan cepat tidaknya
persediaan tersebut rusak. Bahan-bahan mentah seperti gnadum, kayu, minyak, bahan-bahan
kimia, merupakan jenis persediaan yang dapat memperoleh nilai tinggi karena mudah untuk dijual
kembali. Sebaliknya barang-barang dalam proses merupakan jenis persediaan yang sulit untuk
dijadikan agunan karena sulit untuk dijual.
Ada beberapa cara untuk menggunakan persediaan sebagai agunan guna memperoleh
secured loans. Cara-cara tersebut adalah:
1. Floating atau blanket lien

Dengan perjanjian ini, debitur memberikan hak (legal right) kepada debitur atas
barangbarang (persediaan) yang dijadikan agunan. Cara ini merupakan cara yang paling
sederhana tetapi paling tidak aman bagi kreditur. Debitur (yaitu perusahaan yang pinjam) tetap
mempunyai control sepenuhnya atas persediaan tersebut. Ia bisa menjual dan mengganti
persedian tersebut sesuai dengan keinginannya. Karena ketiadaan kendali atas persediaan inilah
yang membuat kreditur merasa bahwa risiko yang ditanggungnya cukup tinggi.Dengan demikian
maka umumnya kredit yang diberikan hanyalah merupakan persentase yang cukup kecil apabila
dibandingkan dengan nilai persediaan yang dijaminkan. Jaminan yang dipergunakan umumnya
juga menyangkut bukan hanya persediaan saat ini tetapi juga persediaan di masa yang akan
datang.

10
2. Chattel mortgage agreement

Untuk meningatkan kendali atas persediaan tersebut, kreditur bisa melakukan identifikasi
atas barang-barang tertentu (misalnya dengan nomor identifikasi). Apabila cara ini dipergunakan,
diperlukan Charttel Mortgage Agreement. Debitur tetap mengelola persediaan tersebut, tetapi
baru bisa menjualnya dengan persetujuan kreditur.Cara ini cukup mahal pengaturannya karena
diperlukan identifikasi terhadap barang-barang tertentu.karena itu umumnya hanya dilakukan
untuk barang-barang seperti alat mesin (machine tools) atau barang-barang modal.
3. Field warehouse financing agreement

Kendali yang lebih baik atas barang-barang yang dijadikan sebagai agunan dapat makin
ditingkatkan apabila dipergunakan field warehouse financing agreement. Dengan cara ini
persediaan yang dijadikan agunan akan dipisahkan dari persediaan lain, dan dikelola oleh pihak
ketiga yang merupakan perusahaan pengelola pergudangan. Pemisahan tersebut tidaklah berarti
bahwa persediaan yang dijadikan agunan harus ditaruh di gudang milik perusahaan
pengelola.Barang-barang tersebut tetap di gudang debitur, tetapi pengelolaan persediaan
tersebut yang dilakukan oleh pihak ketiga.Cara ini terutama bermanfaat untuk persediaan dalam
bentuk curah (bulky), seperti minyak tanah. Apabila minyak tanah tersebut akan dipergunakan
sebagai agunan dengan perjanjian ini, maka minyak tersebut akan ditaruh di tanki atau kapal
tanker yang terpisah, sehingga mudah untuk memonitornya. Dengan cara ini debitur tidak
diizinkan untuk menjual atau menggunakan persediaan tersebut tanpa persetujuan kreditur.
Perusahaan pengelola gudang tersebut akan menerima fee dari kegiatan tersebut. Biaya untuk
cara ini umumnya cukup mahal karena fee tersebut ditangung oleh debitur.
4. Terminal warehouse agreement

Perbedaan cara ini dengan cara lain di atas adalah bahwa gudang yang dipergunakan
merupakan gudang public (artinya bukan milik debitur). Dengan demikian maka barang-barang
yang dijaminkan di kirim ke gudang public tersebut, dan kemudian dikelola oleh pihak ketiga.
Biayanya akan lebih mahal dari acara di atas, karena diperlukan biaya transportasi ke gudang
public tersebut.

2.2.4 Perhitungan Tingkat Bunga

Salah satu faktor yang sering “menjebak” calon debitur adalah informasi tentang tingkat
bunga.Kreditur mungkin menyebut tingkat bunga yang relatif rendah, tetapi tidak menjelaskan

11
bagaimana basis perhitungannya. Pada umumnya tertdapat tiga metode perhitunga tingkat
bunga, yaitu collect basis, discount basis, dan add on basis.
Misalkan jumlah kredit yang diterima adalah Rp.100 juta, dengan tingkat bunga 15%.
Apabila dipergunakan collect basis, maka pada awal tahun debitur menerima Rp.100 juta dan
pada akhir tahun membayar bunga Rp.15 juta (plus Rp.100 juta pokok pinjaman). Dengan
demikian tingkat bunga efektifnya adalah Rp.15 juta/Rp.100 juta = 15,00%
Apabila digunakan discount basis, maka kreditur akan menerima hanya Rp.85 juta pada
awal tahun (karena bunganya diminta terlebih dahulu), dan membayar Rp.100 juta pada akhir
tahun. Tingkat bunga efektifnya adalahRp.15 juta/Rp.85 juta = 17,65%
Apabila dipergunakan add on basis, maka perusahaan akan diminta membayar secara
angsuran (misalnya perbulan). Pembayaran perbulan akan sebesar.Rp.100 juta (1,15)1/12 =
Rp.583.000.

2.2.5 Compensating balances

Compensating balance adalah saldo rekening giro yang harus dipertahankan sesuai
dengan besarnya kredit yang ditarik.
Misalkan ditentukan bahwa compensating balance adalah sebesar 10% dari kredit yang
ditarik. Apabila debitur menarik kredit sebesar Rp.300 juta, maka ia harus mempertahankan saldo
giro sebesar Rp.30 juta. Dengan demikian maka efektif dana yang dapat dipergunakannya
hanyalah Rp.270 juta.
Apabila bunga yang dibayar adalah 17% per tahun, maka ia harus membayar bunga
sebesar 17% x Rp.300 juta = Rp.51 juta, padahal ia hanya dapat menggunakan dana sebesar
Rp.270 juta.
Dengan demikian maka bunga efektifnya adalah,(51/270) x 100% = 18,89%. Semakin
besar compensating balance yang harus dipelihara, semakin tingi tingkat bunganya.Perhitungan
akan berbeda kalau giro yang harus dia pelihara memberikan jasa giro.
Apabila dari dana giro-nya ia memperoleh jasa giro sebesar 6% per tahun, maka ia
menerima bunga 6% x Rp.300 juta = Rp.1,80 juta. Dengan demikian maka tingkat bunga efektif
yang dia tanggung adalah,[(51-1,8)/270] x 100% = 18,22%.

2.3 Sumber Dana Jangka Panjang

Pendanaan jangka panjang merupakan salah satu jenis pendanaan yang bisa
dimanfaatkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan

12
alternatif jenis pendanaan lainnya dalam memenuhi kebutuhan pembelanjaan perusahaan. Jenis
pendanaan jangka panjang yang umum kita kenal antara lain : Kredit Investasi, Hipotek
(Mortgage), Obligasi, Saham.

2.3.1 Kredit Investasi

Kredit investasi adalah merupakan alternatif pendanaan jangka panjang yang umumnya
disediakan oleh kalangan perbankan selain kredit modal kerja ( pendanaan jangka pendek ) yang
selama ini kita kenal.
Keputusan perusahaan untuk memanfaatkan kredit investasi ini hendaknya
mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini :
a. Kelayakan jenis investasi yang akan dilaksanakan.

b. Pola cashflow dari investasi yang akan dilaksanakan

c. Lamanya jangka waktu kredit

d. Besarnya pengembalian pinjaman setiap periodenya

e. Tingkat suku bunga yang dipersyaratkan

f. Persyaratan mengenai pelunasan kredit sebelum jatuh tempo yang biasanya dalam bentuk
penalty.

2.3.2 Hipotek (Mortgage)

Hipotek adalah merupakan alternatif pendanaan jangka panjang dalam bentuk hutang
yang biasanya harus disertai dengan agunan berupa aktiva tidak bergerak (tanah, bangunan).
Dalam hal terjadinya likuidasi perusahaan yang mempunyai hutang, maka kewajiban kreditur
harus dipenuhi terlebih dahulu dari hasil penjualan aktiva yang dijadikan sebagai agunan tersebut.

2.3.3 Obligasi

Obligasi merupakan surat tanda hutang, dan umumnya tidak dijamin dengan aktiva
tertentu. Oleh karenanya kalau perusahaan bangkrut, pemegang obligasi akan diperlakukan
sebagai kreditur umum. Dalam Obligasi, akan mencantumkan :
a. Nilai pelunasan atau face value

b. Jangka waktu pelunasan

13
c. Bunga yang dibayarkan (coupon rate)

d. Berapa kali dalam satu tahun bunga tersebut dibayarkan

Tipe obligasi konvensional mempunyai dampak resiko baik bagi pemilik maupun penerbit
obligasi. Resiko ini biasanya dikaitkan dengan tingkat suku bunga. Artinya, apabila suku bunga
naik maka harga obligasi akan turun ( dalam kondisi ini pemilik obligasi akan rugi ). Akan tetapi
apabila tingkat suku bunga turun, maka harga obligasi akan mengalami kenaikan ( dalam kondisi
yang demikian ini penerbit obligasi akan rugi ).
Dalam rangka untuk meminimalisir kerugian yang dialami oleh perusahaan penerbit
obligasi yang disebabkan karena menurunnya tingkat suku bunga, penerbit obligasi kemudian
menawarkan :
a) Obligasi dengan suku bunga mengambang ( floating rate ).

Misalnya, suku bunga obligasi ditentukan sebesar sama dengan suku bunga rata-rata deposito
jangka waktu 6 bulan pada bank pemerintah ditambah dengan 1,00%.
b) Mencantumkan call price.

Call price menunjukkan harga yang akan dibayar oleh penerbit obligasi, pada saat hak untuk
membeli kembali obligasi tersebut dilaksanakan oleh penerbit obligasi.
Misalkan : call price sebesar 110.
Artinya Penerbit obligasi dapat meminta obligasi yang dimiliki oleh pemodal dengan
membayarnya sebesar Rp. 1.100.000,- pada saat harga obligasi di pasar sebesar Rp.
1.100.000,- bagi pemilik obligasi dengan nilai nominal sebesar Rp. 1.000.000,-.
Pada saat obligasi dilunasi oleh penerbit, maka penerbit kemudian akan mengganti dengan
obligasi baru dengan coupon rate yang lebih rendah.
Untuk melunasi obligasi, perusahaan sering menyisihkan dana khusus yang sering
disebut sebagai “ Sinking Fund “, dimana dana tersebut biasanya ditempatkan pada bank setelah
mencapai usia tertentu.
Jenis-jenis obligasi :

1. Obligasi yang tidak dijamin dengan aktiva tertentu ( unsecured bond ) atau disebut juga dengan

“ debenture “.

2. Subordinate debenture, merupakan obligasi yang pelunasannya akan dilakukan oleh


perusahaan setelah debenture terselesaikan pada saat terjadi likuidasi perusahaan.

14
3. Income Bonds, merupakan jenis obligasi yang hanya membayarkan bunga saja kepada
pemiliknya, apabila perusahaan memperoleh keuntungan
4. Zero Coupon Bonds, merupakan jenis obligasi yang tidak membayarkan bunga kepada
pemiliknya, dan perusahaan dalam menjual obligasi jenis ini dengan memberikan discount.
Penerbitan jenis obligasi semacam ini sering didasarkan atas maksud untuk memperoleh
keuntungan karena present value pembayaran pajak.
Dalam penerbitan obligasi, perusahaan kadang-kadang menyertakan “ warrant “, yang
merupakan hak untuk membeli saham dengan harga tertentu dan digunakan sebagai semacam
penarik minat agar orang mau membeli obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan.
Penambahan jumlah lembar saham yang tanpa disertai dengan pemasukan modal sesuai
dengan harga saham yang berlaku saat itu, akan mengakibatkan penurunan harga saham dan
sebagai akibatnya nilai call dan juga warrant juga akan turun. Fenomena ini disebut sebagai “
dilusi “.
2.3.4 Obligasi Konversi

Obligasi konversi ( Convertible Bonds / CB ) merupakan obligasi yang dapat dikonversikan


( dirubah ) menjadi saham biasa. Pemilik obligasi konversi akan memiliki obligasi dan opsi call
atas saham perusahaan.

2.3.5 Saham Preferen

Saham preferen adalah saham yang memberikan deviden yang tetap besarnya. Besarnya
deviden yang diterima oleh pemegang saham preferen tidak dipengaruhi oleh laba yang diperoleh
oleh perusahaan. Dalam hal ini deviden saham preferen dilakukan terhadap laba setelah pajak.
Pemegang saham preferen adakalanya tidak menerima pembagian deviden setiap tahun.
Artinya, apabila perusahaan mengalami kerugihan pada tahun lalu, maka pembagian deviden
oleh perusahaan sementara waktu akan ditunda dan akan diberikan manakala perusahaan
mengalami keuntungan pada periode tahun berikutnya. Dalam kondisi yang demikian ini, maka
perusahaan akan memberikan deviden secara kumulatif.Dalam hal diadakannya Rapat Umum
Pemegang Saham ( RUPS ), pemegang saham preferen ini tidak berhak memberikan suara.

1. Saham Biasa Dan Right

Saham menunjukkan bukti kepemilikan, sedangkan obligasi merupakan surat tanda hutang
jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan. Para pemegang saham mempunyai hak untuk

15
memilih direksi perusahaan. Yang umumnya berlaku adalah “ one share one vote “. Artinya satu
saham memiliki satu suara.

Penerbitan rights ( rights issue ) saham baru akan dilakukan oleh perusahaan apabila :

a. Perusahaan memerlukan tambahan dana untuk keperluan ekspansi.

b. Perusahaan dapat menerbitkan saham baru dan menawarkan kepada publik umum atau kepada
pemegang saham lama
c. Apabila perusahaan menawarkan saham baru ke publik umum, maka perusahaan harus
menggunakan jasa lembaga penjamin ( yang akan menjamin bahwa penerbitan tersebut akan
laku terjual semua ) atau menawarkan saham baru dengan harga yang lebih rendah dari harga
saham saat ini kepada para pemegang saham lama.
Contoh :

Misalkan perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak 10 juta lembar dan ditawarkan
dengan harga Rp. 5.000,- per lembar kepada para pemegang saham lama. Dengan demikian,
maka setiap pemilik satu lembar saham lama diberi hak membeli satu lembar saham baru dan
kepada mereka diberikan bukti rights sesuai dengan jumlah saham yang mereka miliki. Bagi
mereka yang tidak ingin membeli saham baru dapat menjual bukti rights. Penawaran semacam
ini disebut sebagai “ Penawaran Terbatas “, karena hanya dibatasi kepada para pemegang
saham lama.
Mengapa perusahaan menerbitkan rights? Alasan utama perusahaan menrbitkan rights
adalah untuk menghemat biaya emisi dan menambah jumlah lembar saham yang
diperdagangkan. Dengan penambahan jumlah lembar saham yang diperdagangkan di pasar
bursa, maka diharapkan akan dapat meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut (
meningkatkan likuiditas saham ).

2. Penerbitan Sekuritas Di Pasar Modal

Apablia perusahaan akan menerbitkan saham di pasar modal, berbagai pihak perlu dihubungi,
sebelum memperoleh ijin dan persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal ( BAPEPAM ).
Pihak-pihak tersebut antara lain :

16
a. Akuntan Publik yang akan menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan telah diaudit dan
dinyatakan wajar tanpa syarat ( WTS ).
b. Notaris, yang akan meyatakan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memang telah
memutuskan bahwa perusahaan untuk go public.
c. Konsultan Hukum, yang menyatakan bahwa perusahaan memang sedang tidak berada dalam
sengketa hukum dengan pihak manapun juga.
d. Appraisal ( perusahaan penilai ), yang akan membuat pernyataan tentang nilai wajar dari
berbagai aktiva yang dimiliki perusahaan saat ini.
e. Underwriter ( perusahaan penjamin ), yang akan menjamin bahwa keseluruhan saham yang
ditawarkan oleh perusahaan akan laku terjual, dan apabila ada sebagian besar saham yang tidak
laku terjual, maka underwriter inilah yang nantinya akan membeli secara keseluruhan terhadap
saham-saham yang belum laku terjual.
Sedangkan persyaratan-persyaratan lain yang menyangkut kondisi intern perusahaan yang
akan menerbitkan sekuritas di pasar modal, antara lain :
a. Perusahaan adalah merupakan perusahaan yang baik ( telah lama beroperasi, dan selama dua
tahun terakhir menghasilkan keuntungan ).
b. Besar ( jumlah saham yang diterbitkan minimal satu juta lembar saham dengan nilai nominal Rp.

1.000,- ).

17
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ditinjau dari penggunaan atau bekerjanya dana di dalam perusahaan tidak ada bedanya.
Besarnya laba ditahan atau cadangan dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh selama
periode tertentu, dividend policy dan plowing back policy yang dijalankan oleh perusahaan.
Meskipun jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu besar, tetapi oleh karena
perusahaan mengambil kebijakan bahwa sebagian besar dari laba tersebut dibagikan sebagai
deviden, maka bagian laba yang ditahan akan kecil jumlahnya, dan sebaliknya laba ditahan akan
cenderung besar kalau perusahaan mengambil kebijakan penanaman kembali dalam perusahaan
yang besar.
Sumber dana negosiasi adalah salah satu tipe dari sumber jangka pendek, sumber dana
negosisasi ini menunjukkan bahwa perusahaan harus melakukan perjanjian formal untuk
memperolehnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari money market credit ataupun short-term
loans yang berasal dari bank dan perusahaan pembiayaan. Untuk menghimpun dana yang
berasal dari money market perusahaan menerbitkan instrument keuangan yang dijual kepada
para pemodal, baik langsung ataupun lewat dealer. Sedangkan short-term loan sering berwujud
kredit modal kerja.

18
DAFTAR PUSTAKA

• J. Fred Weston, dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jakarta,


Erlangga, 1990.
• Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana, 2010.

• Manahan P, Manajemen Keuangan (Finance Management): Konseptual, Problem & Studi


Kasus, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
• Suad Husnan, dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Yogyakarta: UPP
STIM YKPN, 2006.
• Madura, Jeff (2006). International Corporate Finance, 8th edition, Thomson
SourthWestern.Ohio (Kode: M) Edisi 12 : Hal 277 – 303.

19

Anda mungkin juga menyukai