Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari cahaya sangat diperlukan untuk membantu aktivitas makhluk hidup
khususnya cahaya matahari.Dengan cahaya matahari kita dapat memperoleh energi dan melihat hal-hal disekitar
kita.Cahaya merupakann radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi mata manusia.Cahaya memiliki
sifat-sifat gelombang secara umum,yaitu seperti dispersi,interferensi,difraksi,dan polarisasi.Dan uga memiliki
sifat-sifat gelombang elektromagnetik,yaitu dapat merambat melalui ruang hampa.Difraksi cahaya adalah
peristiwa pelenturan atau pembelokkan gelombang oleh celah sempit sebagai penghalang.Interferensi merupakan
perpaduan Antara dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru,sedangkan untuk dispersi adalah proses
penguraian cahaya putih(polikromatik) menjadi cahaya berwarna-warni (monokrom).Dan polarisasi yaitu
peristiwa terserapnya sebagian arah getar cahaya.Contoh peristiwa difraksi adalah pada mata kita,yaitu ketika
pada jarak tertentu mata kita sulit membedakan posisi dua lampu menyala saat berdekatan.Hal tersebut
disebabkann karena diameter pupil mata kita sangat sempit.Ketika cahaya mengalami difraksi pada celah sempit
yang dilewati cahaya tersebutakan terbentuk garis-garis cahaya karena cahaya mengalami difraksi.Adapun contoh
lain peristiwa difraksi cahaya dapat dilihat pada penggunaan lampu jalan yang terlihat ketika diamati dengan kain
atau selendang .Maka akan terlihat cahaya yang terurai kesegala arah.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu “ Bagaimana
menyelidiki terjadinya difraksi dan interferensi cahaya dan bagaimana menentukan panjang gelombang cahaya
lampu ?”.
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menyelidiki terjadinya difraksi dan interferensi cahaya dan
untuk menentukan panjang gelombang cahaya lampu.

II.KAJIAN TEORI

Cahaya merupakan salah satu contoh dari gelombang elektromagnetik yaitu gelombang yang merambat
tanpa memerlukan medium(zat perantara).Caya selain memiliki sifat-sifat gelombang secara umum misalnya
difraksi(dilenturkan),interferensi(perpaduan),disperse,refraksi(pembiasan),dan polarisasi(diserap arah getarnya).
Ada dua jenis cahaya,yaitu cahaya polikromatik dan cahaya monokromatik.Cahaya polikromatik adalah cahaya
yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang.Contoh cahaya polikrimatik adalah cahaya putih.Adapun
cahaya monokromatik adalah cahaya yang hanya terdiri atas satu warna dan satu panjang gelombang.Contoh
cahaya monokromatik adalah cahaya merah dan ungu[1].
Peristiwa pelenturan cahaya dari lintasan lurusnya disebut sebagai difraksi cahaya.Secara umum,difraksi
cahaya dapat terjadi jika gelombang cahaya melalui suatu bukaan(lubang kecil) atau mengintari suatu gelombang.
Gejala difraksi cahaya,biasanya dibedakan atas dua jenis yaitu difraksi fraunhofer dan difraksi frensel.Perbedaan
antara keduannya hanyalah pada sinar-sinar yang menuju titik pengamatan.Jika sinar-sinar tersebut dianggap
sejajar,maka difraksi yang dihasilkannya disebut difraksi franhoufer sedangkan yang lainnya disebut difraksi
frensel[2].
Untuk memenuhi bagaimana pola difraksi timbul,kita akan menganalisa cahaya monokromatik yang
melewati celah sempit.Kita akan menganggap bahwa berkas-berkas parallel(atau gelombang datar) dari cahaya
jatuh pada celah dengan lebar D dan bahwa layar untuk melihatnya terletak jauh.Sebagaimana kita ketahui
mengenai gelombang air dan dari prinsip Huggens,gelombang yang melewati celah menyebar kesemua arah.

Gambar 1.Analisa pola difraksi yang dibentuk oleh cahaya yang melewati celah sempit [3].
Salah satu peralatan utama dalam mempelajari cahaya dan objek yang memancarkan dan menyerap
cahaya adalah kisi difraksi.Hampir menyerupai celah ganda,peralatan ini memiliki jumlah N celah yang
besar,seringkali disebut goresan.Sebanyak beberapa ribu permilimeter.Kisi ideal hanya terdiri dari lima
celah.Ketika cahaya monokromatik dikirim melalui celah,cahaya membentuk garis interferensi sempit untuk
menentukan panjang gelombang cahaya[4].

Gambar 5.Penentuan Viskositas

Fluida yang langsung bersentuhan dengan setiap lempeng ditahan permukaan oleh gaya adhesi antara molekul
zat cair dengan lempeng.

III. METODE PERCOBAAN.

Pada percobaan ini alat dan bahan yang digunakan adalah dua buah tabung gelas berskala (viskometer),tiga buah
kelereng,satu buah mikrometer,satu buah sendok saringan pengambil bola,satu buah stopwatch,satu buah neraca
ohauss 2610,satu buah lap,dan satu buah jangka sorong.

Gambar 6.Alat dan bahan

Rumusan hipotesis yang diajukan pada percobaan ini adalah jika semakin besar jari-jari kelereng maka
semakin besar nilai kecepatan terminalnya,begitu pula sebaliknya dengan diketahui besar nilai koefisien
kekentalan zat cair tetap.Jika semakin kecil jarak yang ditempuh kelerang maka semakin kecil
waktunya,begitupula sebaliknyadengan diketahui besar nilai kecepatan terminalnya tetap.
Pada kegiatan 1 variabel manipulasinya adalah jari-jari kelereng (r). Jadi, selama percobaan mengubah-
ubah jari-jari kelereng dengan menggunakan kelereng kecil dengan jari-jari sebesar (5,55 ± 0,01)x10-3 m ,kelereng
sedang dengan jari-jari sebesar (8,14 ± 0,01)x10-3 m dan kelereng besar dengan jari-jari sebesar (12,81 ± 0,01)x10-
3
m yang diukur dengan mikrometer dan dinyatakan dalam satuan m. Variabel responnya adalah waktu tempuh
kelereng (t). Jadi, selama percobaan mengukur waktu tempuh kelereng untuk melalui jarak yang telah ditentukan
,diukur dengan stopwatch dan dinyatakan dalam satuan s. Variabel kontrolnya adalah jarak tempuh kelereng
(h),massa jenis zat cair (ρf),panjang tabung (l), dan diameter tabung (d). Jadi, selama percobaan menggunakan
jarak tempuh sebesar (30,0 ± 0,1) x 10-2 m yang diukur dengan melihat skala yang ada pada tabung gelas berskala
(viskometer) dan dinyatakan dalam satuan m,massa jenis zat cair yang digunakan sebesar 740 kg/m3, panjang
tabung yang digunakan sebesar (0,480 ± 0,001) m yang diukur dengan melihat skala yang ada pada viskometer
dinyatakan dalam satuan m,dan menggunakan diameter tabung sebesar (0,0560 ± 0,0001) m yang diukur dengan
jangka sorong dan dinyatakan dalam satuan m.
Pada kegiatan 2 variabel manipulasinya adalah jarak tempuh kelereng (h).Jadi selama percobaan
mengubah-ubah jarak tempuh yaitu sebesar (20,0 ± 0,1)x10-2 m,(30,0 ± 0,1)x10-2 m,dan (40,0 ± 0,1)x10-2 m yang
diukur dengan melihat skala yang ada pada viscometer dinyatakan dalam satuan m.Variabel responnya adalah
waktu tempuh kelereng (t). Jadi, selama percobaan mengukur waktu tempuh kelereng untuk melalui jarak yang
telah ditentukan ,diukur dengan stopwatch dan dinyatakan dalam satuan s. Variabel kontrolnya adalah jari-jari
kelereng (r),massa jenis zat cair (ρf),massa jenis kelereng (ρb),panjang tabung (l), dan diameter tabung (d). Jadi,
selama percobaan menggunakan jari-jari kelereng sebesar (8,14 ± 0,01) x 10-3 m yang diukur dengan mikrometer
dan dinyatakan dalam satuan m,massa jenis zat cair yang digunakan sebesar 740 kg/m3, massa jenis kelereng
sebesar 2.307,2577338 kg/m3 yang diukur dengan cara membagi massa kelereng dengan volumenya dan
dinyatakan dalam satuan kg/m3 , panjang tabung yang digunakan sebesar (0,480 ± 0,001) m yang diukur dengan
melihat skala yang ada pada viskometer dinyatakan dalam satuan m,dan menggunakan diameter tabung sebesar
(0,0560 ± 0,0001) m yang diukur dengan jangka sorong dan dinyatakan dalam satuan m.
Langkah kerja pada kegiatan 1 yang pertama dilakukan adalah mengukur diameter kelereng dengan
menggunakan mikrometer kemudian menimbang dengan neraca ohauss 2610,menyiapkan tabung kaca panjang
berskala dan menempatkan sendok saringan pada tabung,mengisi tabung dengan fluida(oli) hingga hampir
penuh,melepaskan kelereng secara perlahan dari permukaan fluida mengukur waktu yang diperlukan oleh
kelereng untuk menempuh jarak (30,0 ± 0,1) x 10-2 m dengan menggunakan stopwatch,mengulangi langkah diatas
sebanyak tiga kali dengan jari-jari kelereng yang berbeda,dan mencatat hasilnya pada tabel pengamatan.
Langkah kerja pada kegiatan 2 yang pertama dilakukan adalah mengukur diameter kelereng dengan
menggunakan mikrometer kemudian menimbang dengan neraca ohauss 2610,menyiapkan tabung kaca panjang
berskala dan menempatkan sendok saringan pada tabung,mengisi tabung dengan fluida(oli) hingga hampir
penuh,melepaskan kelereng secara perlahan dari permukaan fluida dengan jari-jari kelereng sebesar (8,14 ± 0,01)
x 10-3 m,mengukur waktu yang diperlukan kelereng untuk menempuh jarak sebesar (20,0 ± 0,1)x10-2 m dengan
menggunakan stopwatch,mengulangi langkah diatas dengan jarak (30,0 ± 0,1)x10-2 m,dan (40,0 ± 0,1)x10-2 m dan
mencatatnya pada table pengamatan.

Gambar 7.Rancangan percobaan

Anda mungkin juga menyukai