Anda di halaman 1dari 3

REVIEW EPISTEMOLOGI ILMIAH SEBAGAI TRANSFORMATIF SOSIAL

Narasumber: Dr Nor Farahwahidah binti Abdul Rahman

 Nature of sains biasanya mengacu pada epistemologi sains, sains sebagai cara untuk
mengetahui, atau nilai-nilai dan kepercayaan yang melekat pada pengembangan
pengetahuan ilmiah.
 Pengetahuan ilmiah terdiri dari dua cara cabang untuk mengetahui:
1. Empiris
2. Realis
 Berteori adalah tentang penemuan keteraturan empiris
 Teori adalah kemampuan menjelaskan keteraturan yang diketahui
 Karakteristik inkuiri
Filsafat
 Penyelidikan
 Pengetahuan ilmiah
 Peran siswa
Empiris
 Menerima atau menolak
 Objektivitas
 Berikan jawaban yang benar
Realis
 Lihat di belakang layar
 Subyektivis
 Untuk menemukan penjelasan yang mungkin
 penjelasan ilmiah meliputi teori, hukum prinsip, Inferensi dan observasi
 Hukum: Hukum empiris dinyatakan sebagai persamaan yang berkaitan dengan nilai-
nilai sifat mensural (besaran).
 Prinsip: Memberikan gambaran umum tentang fenomena yang diselidiki sains atau
disiplin ilmu
 Teori: Ketika sebuah teori berhasil menunjukkan sifat penghubung dari hubungan
sebab akibat yang mendasari hukum empiris tertentu, teori tersebut menjelaskannya.
 hukum: Memberikan pengetahuan ilmiah, Hukum ditemukan
 Prinsip: Keteraturan fenomena
 teori: Memberikan pemahaman ilmiah, Teori menjelaskan hukum, Teori dibangun
 Ahli teori bebas berspekulasi
 Hukum adalah tentang melihat korelasi, interkoneksi, hubungan dll
 Prinsip adalah ide-ide pengaturan atau konstruksi mental yang dibangun oleh siswa
sebagai alasan mereka
 Social transformation:
Diperkenalkan oleh ahli teori kritis Margaret Archer, atas upayanya untuk
menjelaskan dampak sosial dan perubahan sosial; Dari nilai bertahan hidup
pendidikan hingga nilai ekspresi diri; Memperkenalkan Pedagogi Kritis
 Pedagogi kritis adalah pendekatan pengajaran yang berupaya membantu siswa
mempertanyakan dan menantang "dominasi", dan untuk melemahkan kepercayaan
dan praktik yang diduga mendominasi.
 Prioritas strategis
Sumber: Memproduksi lingkungan yang terbuka dan setara
Siswa: Menjadi produsen budaya yang dapat menulis ulang pengalaman dan persepsi
mereka
Guru: Belajar dari siswa, menghargai sudut pandang mereka dan untuk mengambil
bagian dalam proses dialogis. Menjadi reflektif terhadap tindakan mereka
 Prinsip KWL:
K (know) Apa yang diketahui siswa?
W (want to know) Apa yang siswa ingin ketahui?
L (Learn) Bagaimana mereka mempelajarinya?
 Keterampilan yang perlu ditekankan: Argumentasi, Penalaran, Desain berpikir
 Observasi:
Ini adalah pernyataan deskriptif tentang fenomena alam yang secara langsung dapat
diakses oleh indera dan pengamat dapat mencapai konsensus dengan relatif mudah
Pelepasan objek di atas permukaan tanah cenderung jatuh ke tanah
 Interferensi:
Inferensi adalah pernyataan tentang fenomena yang tidak secara langsung dapat
diakses oleh makna. Gagasan gravitasi adalah pernyataan inferensial.
GRAVITAS hanya dapat diakses / diukur hanya melalui manifestasinya atau efeknya
 Bagaimana observasi dan inferensi mengarah pada MENGAPA dan BAGAIMANA?
Memimpin bagaimana kita melihat entitas tertentu bertindak dalam mekanisme
Tapi, apa yang perlu dilihat?
Russ et al menyarankan:
menggambarkan fenomena target (DTP), mengidentifikasi kondisi pengaturan (SC),
entitas (IE), kegiatan (IA), properti entitas (IPE), organisasi entitas (IOE), rantai (C),
analogi (A), dan model animasi (AM).
 Makroskopik adalah deskripsi dari fenomena yang diamati secara langsung atau tidak
langsung. Pada tingkat makroskopis, kita dapat mengatakan bahwa kopi dan cangkir
mentransfer panas ke lingkungan. Perpindahan panas ini terjadi dari kopi panas dan
cangkir panas ke udara di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai