Anda di halaman 1dari 9

IPA TERAPAN DIBIDANG TRANSPORTASI

FUELCELL HIDROGEN
SEBAGAI SUMBER ENERGI MOBIL LISTRIK ULTRA RINGAN
MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPA Terapan


Yang Dibina oleh Bapak Drs. H. Ridwan Joharmawan, M.Si.,
dan Ibu Isnanik Juni Fitriyah, S.Pd., M.Sc.

Oleh:
Restu Galih Fandhayu
170351616584
Kelompok 2

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN IPA
Januari 2020
PERKEMBANGAN IPTEK DIBIDANG TRANSPORTASI

Fuel Cell Sebagai Pengganti Motor Bahan Bakar

A. Pengertian Dan Cara Kerja Fuel Cell

Fuel cell merupakan suatu teknologi masa depan yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar tertentu yang diubah menjadi energi untuk menggerakkan
berbagai macam peralatan. Cara kerja fuel cell menerapkan prinsip pembakaran
listrik kimiawi, cell ini akan memproduksi energi listrik arus searah. Feul cell
terdiri dari elektrolit yang dapat memisahkan katoda dari anoda, dimana
elektrolit hanya dapat menghantarkan ion saja sedangkan electron tidak dapat
melewati elektrolit sehingga elektrolit bukan merupakan penghantar listrik dan
bukan juga untuk mencegah terjadinya reaksi kimia.

Fuelcell merupakan penghasil listrik yang bersih, menggunakan umpan


gas hidrogen dan merupakah alternatif bagi sistem konvensional yang
menggunakam bahan bakar minyak (BBM). Negara-negara maju berlomba-
lomba mengembangkan mobil listrik dengan menggunakan fuelcelluntuk
menghadapi krisis BBM dan menguangi polusi udara global yang semakin
menghawatirkan. Secara teoritis fuelcell mempunyai efisiensi energi melebihi
efisiensi motor bakar jenis apapun. Untuk keperluan transportasi, fuelcell tipe
Proton Exchange Membrane (PEM) dianggap aman, karena temperatur operasi
yang rendah antara 40-80o C.

Air merupakan zat kimia yang paling penting bagi semua bentuk
kehidupan dibumi. Air menutupi hamper 71% ppermukaan bumi. Air
merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H2O, dimana satu molekul air
tersusun dari dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Molekul air dapat diuraikan menjadi unsure-unsur penyusunnya dengan
cara mengalirkan arus listrik. Proses inilah yang disebut dengan elektrolisis air
(Martawati, 2014).

Pada katoda akan dialirkan bahan bakar secara berkesinambungan,


sedangkan pada katoda akan dialirkan oksigen, dimana pengaliran dilakukan
secara terpisah. Adanya katalisator pada elektroda akan menyebabkan molekul-
molekul gas yang dialirkan akan berubah menjadi ion, sehingga pada anoda
menghasilkan elektron bebas sedangkan pada katoda elektron bebas akan diikat.
Elektron- Elektron bebas yang terbentuk harus dialirkan keluar melalui
penghantar menuju ke katoda agar proses listrik kimiawi dapat berlangsung terus
menerus. Panas yang dihasilkan dari proses kimia harus terus menerus dibuang
agar energi listrik dapar terbentuk secara continue. Berikut merupakan skema
dari fuel cell:

Reaksi kimia yang terbentuk:

1. Pada anoda: hidrogen (H2) diokdidasi menjadi atom H+ (proton) dan elektron
(e-).
2H2  4H+ + 4e-
Proton dari anoda ini akan bergerak menuju katoda melalui membran,
sedangkan elektron yang dihasilkan akan menjadi arus listrik jika
dihubungkan dengan penghantar listrik menuju katoda.
2. Pada katoda: molekul oksigen (O2) akan bergabung dengan 4 proton (H+)
dan 4 elektron (e-) yang mengalir dari anoda sehingga terjadi oksidasi menjadi
air.
O2 + 4H+ + 4e-  2H2O
B. Sistem Fuel Cell
Pada dasarnya pembangkit listrik fuel cell ini terdiri dari empat sub sistem
utama antara lain:
1. Fuel Processing yang berfungsi untuk mengkonversikan fuel seperti gas alam,
propane, methanol, batubara dan lain-lain kedalam hidrogen.
2. Pembangkit Fuel cell
3. Pengkondisian daya (DC-AC inverter)
4. Pemulihan panas (heat recovery)
Bila hidrogen digunakan sebagai bahan bakar fuel cell, maka mobil listrik
akan menjadi ringan jika dibandingkan dengan bahan bakar yang lainnya, hal ini
karena fuel cell memiliki energi per satuan beratnya lebih tinggi. Penggunaan
motor dengan menggunakan fuel cell dirasa sangat efektif jika dibandingkan
dengan motor yang menggunakan baterai. Motor dengan menggunakan fuel cell
dapat digunakan untuk menempuh jarak jauh dan masalah pengisian baterai
dapat diatasi (Hasan, 2007).
C. Jenis-jenis Fuel Cell
Jenis fuel cell ditentukan oleh material yang digunakan sebagai elektrolit
yang dapat menghantarkan proton. Terdapat tujuh jenis fue cell antara lain:
1. Alkaline (AFC): menggunakan alkaline potassium, hydroxide sebagai
elektrolitdan dapat menghasilkan efisiensi hingga 70%.
2. Proton exchange membrane atau juga disebut proton elektrolyt membrane
(PEM): menggunakan membrane yang terbuat dari plastik tipis yang kedua
sisinya dilapisi dengan platina.
3. Phosphoric acid fuel cells (PAFC): paling banyak digunakan misalnya untuk
penghasil listrik dirumah sakit, hotel, perkantoran dll.
4. Molten carbonat (MCFC): fuel cell jenis ini hanya dapat beroperasi pada
temperature tinggi sehingga hanya dapat digunakan pada pabrik industry.
5. Solid oxide (SOFC): menggunakan material keramik keras, dapat digunakan
pada temperatur tinggi biasanya untuk keperluan stasiun pembangkit tenaga
listrik.
6. Direct methanol fuel cell (DMFC): menggunakan plastic polimer sebagai
membran.
7. Regenerative fuel cell: jenis terbaru yang menggunakan elektrolisa tenaga
solar cell.
Jenis Elektrolit Temperature Karakteristik Penggunaan
operasi (oC)
Alkaline Kalilauge 60-120 Efisiensi Pesawat ruang
(AFC) (KOH) energi tinggi, angkasa,
peka terhadap kendaraan
CO2
Polimer Polimer 60-100 Kerapatan Kendaraan
Ex-change elektrolit energi tinggi, seperti sedan,
Membrane (H+) peka terhadap bis, minivan),
(PEM) CO (<100 stasiun
ppm) pembangkit
panas
Phosphoric Phosphor 160-200 Efisiensi Stasiun
Acid Fuel acid (H+) energy pembangkit
Cell terbatas, peka panas,
(PAFC) terhadap CO kendaraan
(<1,5% vol)
Molten Molten 500-650 Problem Stasiun
Carbonate carbonate korosi pembangkit
(MCFC) (CO32-) energi panas,
pembangkit
energi listrik
Solid Lapisan 800-1000 Efisiensi Pembangkit
oxide keramik sistem tinggi, energy panas,
(SOFC) (O2-) temperature penggabung
operasi perlu stasiun
diturunkan pembangkit
dengan turbin
gas
Direct Elektrolit 60-120 Efisiensi Kendaraan
Methanol polimer (H+) sistem tinggi,
Fuel Cell peka terhadap
(DMFC) hasil oksidasi
di anoda

(Suhada, 2001)
D. Keuntungan Penggunaan Fuel Cell
Fuel cell merupakan suatu sistem elektrokimia yang dapat mengubah
energi kimia yang berupa hidrogen dan oksigen menjadi energi listrik secara
langsung. Keuntungan dari penggunaan fuel cell jika dibandingkan dengan
pembangkit listrik biasa atau konvensional yaitu:
1. Mempunyai efisiensi yang tinggi mulai dari 40% sampai 60%, sedangkan
untuk yang kogenerasi dapat mencapai hingga 80%
2. Penggunaan fuel cell ini tidak memberikan efek bising
3. Konstruksinya fleksibel sehingga dapat menyesuaikan dengan sumber bahan
bakar yang ada.
4. Dapat merespon dengan cepat ketika terjadi perubahan bahan bakar atau
oksigen

Efisiensi fuel cell yang cukup tinggi dapat menjadikan penggunaan gas
dapat lebih hemat, sehingga umur penggunaan gas dapat bertahan lebih lama
atau dapat diperpanjang. Selain itu, di Indonesia mempunyai bahan baku
pembuatan fuel cell yang cukup besar jumlahnya serta cukup untuk digunakan
dalam pembangunan dan pengembangan teknologi fuel cell kedepan (Hasan,
2007).

E. Pengalaman Riil atau Pendapat Mengenai Perkembangan Teknologi Yang


Berkembang
1. Fuelcell Untuk Mobil Listrik
Pada prinsipnya mobil listrik fuelcell mirip dengan mobil listrik
konvensional, namun sebagai pengganti sumber tenaga digunakan pembangkit
listrik fuelcell dan penyimpan gas hidrogen. Diperlukan juga pengatur daya
yang mengatur suplai listrik dari fuelcell, Super kapasitor digunakan untuk
menstabilkan suplai arus, baterai kapasitas kecil juga dapat digunakan sebagai
suatu sistem hibrida. DC chopper akan mengatur besar tegangan yang masuk
ke motor listrik sesuai dengan keinginan pengguna sehingga didapat kecepatan
motor yang bervariasi, selanjutnya putaran motor diteruskan ke diferensial /
roda kendaraan. Gambar berikut memperlihatkan ilustrasi disain sistem mobil
listrik fuelcell.

2. Fluelcell Tipe PEM


Prinsip kerja Pembangkit Listrik Fuel Cell pada dasarnya adalah
proses elektrokimia tanpa terjadi pembakaran (Hirschenhofer, dkk., 2000;
Larminie J. dan A.Dicks, 2003) dan diilustrasikan seperti terlihat pada
gambar berikut.
Stack suatu fuelcell PEM terdiri dari dua buah elektroda, anoda dan katoda.
Keduanya dipisahkan oleh Polymer Electrolyte Membrane (PEM). Setiap
elektroda dilapisi denganplatinum-based catalyst. Sebagai bahan bakar
digunakan gas hidrogen bertekanan dan dilewatkan ke anoda (). Sebagai
oksidan digunakan oksigen yang diambil dari udara dandialirkan ke
katoda (+) dengan menggunakan kompresor. Akibat adanya katalis
platinum, molekul H2 terpecah menjadi dua proton dan dua elektron.Arus
elektron ini dialirkan melalui rangkaian listrik agar menghasilkan arus
listrik. Protonakan menembus lapisan membrane, dan bergabung di
katode dengan elektron dan oksigendari udara membentuk air bersih. Dari
proses ini dihasilkan panas dan air bersih.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, A. (2007). Aplikasi sistem Fuel Cell sebagai Ebergi Ramah Lingkungan
Di Sektor Transportasi dan Pembangkit, 8(3), 277–286.
Larminie J. dan A.Dicks (2003), FUEL CELL SYSTEM EXPLAINED, 2th ed., John
Willey & SonsLtd., England .

Martawati, M. E. (2014). SISTEM ELEKTROLISA AIR SEBAGAI BAHAN


BAKAR ALTERNATIF PADA KENDARAAN, 12, 93–104.
Suhada, H. (2001). Fuel Cell Sebagai Pengganti Motor Bakar Pada Kendaraan,
3(x), 85–91.

Anda mungkin juga menyukai