TENTANG KATA
Ditujukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 2:
1. NURLAYLY ZAINI
2. AINUR RISKIYAH
3. WIDY ADAM JOSO
KELAS: I BIO 3
DOSEN PENGAMPU: JUNAIDA, M. Pd
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Kata
ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam kepada junjungan alam Muhammad SAW pembawa
risalah Islam di akhir zaman untuk kesejahteraan seluruh umat manusia dan syafaatnya kita
nantikan kelak di yaumil akhir.
Disadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa
dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu
bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga dari makalah sederhana ini dapat memberi manfaat
kepada para pembacanya. Amin!
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang ............................................................................................................... iii
1. 2. Rumusan Masalah .......................................................................................................... iii
1. 3. Tujuan ............................................................................................................................ iii
BAB II: PEMBAHASAN
2. 1. Makna kata .......................................................................................................................1
2. 2. Urutan kata .......................................................................................................................4
2 3. Bentuk kata ......................................................................................................................5
2 4. Singkatan dan Akronim ...................................................................................................9
BAB III: PENUTUP
3 1. Kesimpulan dan Saran ...................................................................................................11
ii
BAB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajaran Bahasa Indonesia sangat penting dikuasai dalam seluruh tingkatan
pendidikan termasuk di perguruan tinggi. Tujuan dari adanya pelajaran ini adalah agar para
rakyat khususnya para pelajar dapat terampil berbahasa Indonesia yang meliputi terampil
menyimak, berbahasa, membaca dan menulis. Agar dapat mencapai tujuan itu, kosa kata
yang cukup sangatlah dibutuhkan. Selain mempunyai banyak kosakata, makna kata-kata
tersebut juga harus dikuasai untuk lebih memperkaya kosa kata yang dimiliki.
Selain itu agar terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar diperlukan
memahami Makna kata, Urutan kata, Bentuk kata, dan juga Singkatan dan Akronim.
Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan
bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan
dengan bendanya, peristiwa atau keadaan teretentu maka kita tidak bisa memperoleh
makna dari kata itu.
Nah, oleh kerena itu makalah ini dibuat untuk menambah wawasan para pembaca
mengenai kata dalam bahasa Indonesia, dan pembaca juga dapat menerapkan di dalam
kehidupan sehari-hari dengan menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari makna kata?
2. Apa yang dimaksud dengan urutan kata?
3. Apa yang dimaksud dengan bentuk kata?
4. Bagaimana singkatan dan akronim itu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari Makna kata
2. Memahami tentang Urutan kata
3. Memahami arti dari bentuk kata
4. Mengetahui tentang singkatan dan akronim
iii
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1. Makna Kata
Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan
bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan
bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu1.
Kata-kata yang bersal dari dasar yang sama sering menjadi sumber kesulitan atau kesalahan
berbahasa, maka pilihan dan penggunaannya harus sesuai dengan makna yang terkandung dalam
sebuah kata. Agar bahasa yang dipergunakan mudah dipahami, dimengerti, dan tidak salah
penafsirannya, dari segi makna yang dapat menumbuhkan resksi dalam pikiran pembaca atau
pendengar karena rangsangan aspek bentuk kata tertentu.
1. Sinonim
Kata yang maknanya mirip dengan makna kata yang lain disebut kata yang
bersinonim dan hubungan makna diantara kata kata yang bersinonim itu disebut hubungan
makna yang bersinonim. Contoh perbedaannya:
Keliman, wiru
Yang membedakan kata-kata itu ialah ciri khusus yang dimiliki oleh setiap konsep yang
dilambangkan oleh setiap konsep yang dilambangkan oleh setiap kata, misalnya:
1
Bambang Tjiptadi, Tata Bahasa Indonesia, Cetakan II, (Jakarta: Yudhistira)
1
2. Hiperonim dan Hiponim
Selain bersinonim, ada kata yang bermakna, ada kata yang maknanya berada di atas
makna kata lain. Kata BUNGA (genus), misalnya mencakup makna mawar, melati dan
dahlia (spesies).2
Contoh lain ialah kata SAKIT(kata umum/genus) yang bisa mencakupi sakit mata,
sakit telingam sakit perut, sakit hati, sakit jantung,dll.
a. Sakit mata merupakan bagian dari SAKIT. Dapat diterima SAKIT merupakan
bagian dari Sakit dari Sakit Mata. Tidak dapat diterima .
b. Saya membeli BUNGA( tidak termasuk melati dan dahlia)
Saya membeli melati dan dahlia(tidak semua bunga).
3. Pertentangan
Selain bersinonim, ada juga kata yang bermakna bertentangan dengan makna kata yang
lain.
a. Antonim adalah opisisi makna yang berjenjang, misalnya tinggi> agak tinggi, tertinggi(
tidak tinggi tidak sama dengan rendah)
b. Oposisi :
1) Oposisi kontras atau oposisi mutlak, yakni kata yang bermaknanya bertolak belakang
dengan makna lain, misalnya: Hidup>< Mati.
2) Oposisi arah, misalnya: Datang>< Pergi, Kiri>< Kanan.
3) Oposisi equipolen, misalnya pria>< wanita.
4) Oposisi saling melengkapi, misalnya Suami>< Istri, Ibu>< Bapak (adanya Istri karna
ada Suami dan adanya Ibu karena adanya Bapak.
2
Edi Saputra, Bahasa Indonesia, (Medan: Perdana Publishing, 2019) hlm. 27
2
Meronimi atau makna yang menunjukkan hubungan bagian keseluruhan Hubungan makna seperti
itu terdapat pada milik yang tak terpisahkan (Unalienable possession), seperti :
Akan tetapi, pada milik yang terpisahkan (alienable possession) tidak terjadi
hubungan bagian keseluruhan (meronimi), contoh
Karena rumah saya atau anak saya bukan merupakan bagian dari saya tetapi milik saya.
Makna denotative adalah makna kata berdasarkan tunjukkan lugas(denotata) kata pada
sesuatu yang ada diluar Bahasa atau makna yang didasarkan pada kovensi masyarakat
pemakai Bahasa, contoh :3
Meja ialah benda tunjukan dari kata meja, yaiitu benda perkakas atau tangga yang
mempunyai bidang datar dan kaki – kaki meja berfungsi sebagai penyangga bidang datar
itu.
Itulah makna denotatif kata meja dan ikan. Maka denotatif selalu bersifat objektif
sebagaimana tujukannya.
Makna konotatif adalah makna yang diakibatkan oleh tautan pikiran yang ditimbulkan
nilai rasa pada seseorang ketika orang itu berhadapan dengan sebuah kata. Jadi, makna
konotatif adalah makna yang ditambahkan pada makna denotative, misalnya:
3
Ibid,. hlm. 28-29.
3
b. Wanita kampus - > berkonotasi baik, suka akan ilmu pengetahuan
c. Wanita jalanan - > berkonotasi baik, perempuan liar, perempuan nakal
Setiap kata mempunyai makna leksikal atau makna kamus. Makna leksikal dapat berbeda
dari makna kata itu didalam pemakaiannya(konteks). Di dalam kamus,, misalnya, makna kata
bau mencakupi bau tidak harum ataupun bau sedan maupun bau tidak sedap. Akan tetapi
kalimat:”Bajunya bau sekali” selalu diartikan bajunya berbau sangat tidak harum, hampir tidak
pernah dimaknai bajunya berbau sangat harum.
Selain itu, ada kata yang hanya memiliki makna gramatikal seperti kata depan di, ke, dari
atau kata perangkat dan, atau, tetapi. Cirinya adalah:
Kata–Kata itu selalu dipakai dalam rangkaian dengan kata lain sebagai judul karangan,
kata–kata itu akan memiliki arti jika berada dalam rangkaian dengan kata lain atau gramatika
tertentu, misalnya:
2. 2. Urutan Kata
Selain pilihan kata, urutan kata ( didalam gabungan kata ataupun didalam kalimat)
merupakan sesuatu yang sangat penting. Urutan kata berkaitan dengan makna kata karena urutan
yang berada menyebabkan makna yang berbeda. Contohnya4
4
Ibid,. hlm. 32.
4
Es batu berarti es (yang membatu) berbeda dengan batu es berarti batu( mungkin bening,
dingin seperti es). Wanita pengusaha berarti wanita yang menjadi pengusaha (harus wanita), tetapi
pengusaha wanita adalah pengusaha(bisa wanita, bisa pria) asalkan mengusahakan wanita. Orang
banyak berarti khalayak atau public, sedangkan banyak orang lebih dari satu orang dan bisa
dipertentangkan dengan sedikit orang, seperti berikut :
Contoh lain yang salah, tetapi banyak yang digunakan oleh masyarakat seperti:
Jika konsep yang diiginkan adalah agar masyarakat berolahraga, gabungan kata yang
digunakan ialah memperolahragakan masyarakat, yang berarti menjadikan masyarakat
berolahraga. Bentuk itu sejajar dengan mempertemukan pengantin, yang berarti menjadikan
pengantin bertemu.
Urutan kata memegang peran penting dalam berbahasa karena perbedaan urutan
menyebabkan perbedaan makna.
2. 3. Bentuk kata
Kata Bahasa Indonesia terdiri dari atas kata dasar dan kata turunan. Kata dasar adalah kata
yang belum mengalami pengimbuhan (afiksasi) apapun, belum mengalami pemendekan
(kontaksi), atau pun belum megalami perulangan.5
5
Ibid,. h. 33.
5
Macam-Macam Bentuk Kata yaitu:
Bentuk asal atau kata asal adalah bentuk yang belum mengalami perubahan bentuk ( kata yang
bentuknya masih sederhana).
Bentuk kata dasar yaitu bentuk (tunggal/komplek) yang menjadi dasar pembentukan
kata.Secara sederhana, bentuk kata dasar adalah bentuk yang satu ingat lebih kecil dan menjadi
dasar dari bentuk kompleks.6
6
http://inatul62.blogspot.com/2017/03/macam-macam-bentuk-kata.html?m=1 diakses 3 oktober 2019
6
Sisipan / infiks (di tengah 0)
Contoh : em- : gemetar
Contoh kalimat : Budi gemetar karena kedinginan.
8
2. 4 .Singakatan dan Akronim
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.7
a) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
Muh. Yamin
Suman Hs.
M.B.A master of business administration
M. Sc. master of science
S. Si. sarjana sains
Bpk. Bapak
Sdr. saudara
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan badan atau organisasi, serta nama
dokumentasi resmi yang terdiri aras huruf awal kata ditulis dengan huruf capital dan tidak diikuti
dengan tanda titik.
Misalnya:
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
KTP Kartu Tanda Penduduk
Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya:
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
hlm. halaman
Tetapi,
a.n. atas nama
u.p untuk perhatian
Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda
titik.
Misalnya:
Cu cuprum
7
Edi Saputra, Op. Cit., hlm. 42.
9
TNT trinitrotulen
kVA kilovolt-ampere
b) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya
dengan huruf capital
Misalnya:
ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
SIM Surat Izin Mengemudi
c) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal huruf capital
Misalnya:
Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kowani Kongres Wanita Indonesia
d) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan
huruf dan kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
pemilu pemilihan umum
radar radio detecting and ranging
tilang bukti pelanggaran
rudal peluru kendali
jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut.8
(1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata
Indonesia.
(2) Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vocal dan konsonan
yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.
8
Ibid,. hlm. 44.
10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Makna adalah maksud yang tersimpul dari suatu kata, makna dengan bendanya sangat
bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya,
peristiwa atau keadaan teretntu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu. Macam-
macam bentuk kata yaitu bentuk kata asal, bentuk kata dasar, bentuk kata turunan, bentuk kata
pangkas, dan bentuk kata akronim.
Dalam membuat diksi atau karangan diperlukan untuk memahami tentang kata dalam
Bahasa Indonesia agar menciptakan suatu karangan yang sempurna dan indah dengan
menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Saran
Pilihlah kata yang baik dan benar dalam membuat suatu karangan, dengan tetap
menerapkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia. Memperhatikan urutan-urutan kata, bentuk-
bentuk kata dan penggunaan kata dalam bahasa Indonesia.
11
DAFTAR PUSTAKA
12