Puji syukur kehadirat Allah swt atas limpahan Rahmat, dan Hidayah-Nya
maka makalah ini dapat tersusun sedemikian rupa. Penyusunan makalah ini
merupakan langkah awal kami dengan beranjak pada pepatah “tak ada gading yang
tak retak” sebab “ kalau tak retak bukanlah gading”. Apabila ada kesalahan maka
kesalahan itulah yang dapat menjadi lilin penerang menuju perbaikan demi
tercapainya kesempurnaan.
Makalah ini kami selesaikan guna memenuhi syarat-syarat dan beban studi
Makalah ini tersusun berkat adanya kerja sama anggota kelompok dan dukungan dari
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,untuk itu kami
mohon saran-saran dan perbaikan dari semua pihak semoga dapat berguna bagi kita
semua.
Amiin ya Rabbal’alamin.......
i
DAFTAR ISI
B. Rumusan masalah........................................................................................... 2
A. literasi informasi............................................................................................. 3
A. Kesimpulan .................................................................................................... 25
Daftar pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pesat. Ledakan informasi yang begitu besar ini tentu memiliki dampak yang begitu
beragam, baik dampak yang positif maupun negatif bagi para pencari dan pengguna
terdapat dampak negatifnya, salah satunya karena banyaknya informasi yang tersedia,
pencari informasi sangat rawan terjerembab dalam informasi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan atau bahkan memperoleh informasi yang salah. Maka diri itu, kita
dituntut untuk memiliki keterampilan atau skill untuk memenuhi kebutuhan informasi
melek informasi. Seseorang yang melek informasi adalah yang bisa mengakses
informasi secara efektif dan efisien, mampu mengevaluasi informasi secara kritis dan
filterisasi terhadap informasi yang ada. Selain itu, melalui pendidikan kita juga akan
1
belajar untuk mampu mengelola informasi yang ada secara tepat guna. Kita dituntut
Bagi para pendidik dan peserta didik tentunya literasi informasi merupakan
profesional adalah pendidik yang memiliki dan mampu menguasai berbagai informasi
yang ada. Seorang pendidik yang kaya akan informasi tentu saja akan semakin kreatif
dan inovatif. Sedangkan bagi peserta didik, kebutuhan informasi merupakan sarana
para pendidik, peserta didik akan mendapatkan informasi yang bermanfaat bagi
mereka. Maka dengan kata lain agar peserta didik mampu memiliki dan menguasai
B. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. LITERASI INFORMASI.
pertumbuhan media massa dan media baru mengalami ledakan. Ledakan informasi
yang begitu besar ini tentu memiliki dampak yang beragam, baik dampak yang positif
maupun negatif bagi para pencari dan pengguna informasi. Salah satu dampak
Namun dibalik itu juga terdapat dampak negatif, salah satunya karena banyaknya
informasi yang tersedia, pencari informasi sangat rawan terjerembab dalam informasi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau bahkan memperoleh informasi yang salah.
pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai kecakapan berpikir dan belajar peserta
3
didik.Berkembangnya kecakapan dalam penguasaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi pada peserta didik yang kurang diimbangi dengan perhatian dan
pengawasan dari orang-orang tua akan berakibat semakin dalam terbawa derasnya
pengaruh negatif.
individu. Dengan memiliki literasi informasi setiap orang dapat mengetahui dan
dkk., 2006: 23) merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah literasi
itu (sekitar 30 tahun yang lalu) melek informasi sebagai orang yang terdidik di dalam
sebagai kemampuan melek informasi yang dimiliki seseorang. Seseorang yang melek
informasi adalah yang bisa mengakses informasi secara efisien dan efektif, mampu
mengevaluasi informasi secara kritis dan menggunakan informasi secara akurat dan
4
Menurut Hancock yang dikutip oleh Andayani (2008: 3) bahwa literasi informasi
kunci utama dari pembelajaran sepanjang hayat yang akan menjadi bekal seseorang
Dewasa ini berbagai lembaga pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar
sampai dengan pendidikan tinggi ada yang mulai, sedang, dan telah membangun
5
Informasi merupakan suatu hal yang bisa menjadi sebuah kekuatan sekaligus
sumber kebingungan bagi banyak orang. Setiap harinya kita dihadapkan dengan
informasi yang banyak dan begitu pesat, dalam berbagai format yang terhitung pula
jumlahnya. Keterampilan dasar dalam melek informasi yang tidak lain adalah
berbagai sumber secara efektif, menjadi sebuah keahlian yang teramat penting dan
faktor pendukung dan semacam fasilitas untuk belajar secara lebih efektif dan efisien.
Seseorang yang sudah melek informasi dianggap akan mampu menjelajahi informasi
yang semakin lama semakin luas dan rumit, baik yang menggunakan sumber-sumber
Literacy). Untuk lebih memperdalam tentang mengenai urgensi dari literasi informasi
dalam dunia pendidikan. Terlebih dahulu kita ketahui tentang apa itu literasi
Istilah literasi informasi pertama kali dikemukakan pada tahun 1974 oleh Paul
and Information Science. Pada proposalnya itu ia menyebutkan bahwa salah satu
yang harus dicapai dalam program nasional adalah literasi informasi secara universal.
6
1. Dalam Amstrong (2015), The UK’s Chartered Institute of Library and
kegiatan yang ada dalam pendidikan pemakai sama dengan apa yang
7
Mulyadi, Dalam literasi informasi terdapat karakteristik orang yang melek
berjejaring
dikelola.
kualitas hidup.
dirinya. Tentunya literasi ini juga mengambil andil penting terhadap pengetahuan dan
yang sangat perlu untuk dimiliki oleh setiap peserta didik. Sering kita mendengar
8
pribahasa yang mengatakan “jangan beri ikan, berilah pancingnya”. Kemampuan
literasi informasi adalah ”pancing” bagi sang murid supaya ia dapat belajar mandiri
(students’ freedom to learn). Peserta didik akan diajarkan pada sebuah metode untuk
menelusuri informasi dari berbagai sumber informasi yang terus berkembang. Karena
tidak akan ada seorang pun pada zaman sekarang ini yang mampu untuk mmengikuti
semua informasi yang ada. Berdasarkan catatan menunjukkan bahwa sekarang ini
perkantoran saja menghasilkan 2,7 miliar dokumen pertahun dan satu juta publikasi
Oleh karenanya, literasi informasi merupakan bekal yang sangat berharga untuk
Toefler sedang memasuki era minformasi atau ”gelombang ketiga” dalam peradaban
yang setiap hari diperebutkan dalam pentas pertarungan global ini. Siapa yang dapat
menguasai informasi dialah yang akan bertahan hidup, dan kuncinya adalah literasi
informasi.
keterampilan yang bersifat generik dan dapat diterapkan di segala bidang ilmu.
elektronik, image, spatial, suara, visual, maupun yang bersifat numerikal membuat
literasi informasi menjadi semakin penting di era informasi seperti sekarang ini.
9
Permasalahan yang terjadi bukanlah tidak tersedianya informasi yang cukup, tetapi
karena begitu banyaknya informasi yang tesedia dalam berbagai format sehingga
lain yang muncul dalam berinteraksi dengan informasi adalah waktu yang tidak
pernah cukup dan sulit mengetahui informasi apa saja yang tersedia.
sumber yang sangat berharga. Pendidikan harus dapat memberdayakan semua orang
mudah. Setelah mengtahui tentang literasi informasi berikut penulis uraikan urgensi
dari literasi informasi bagi pendidikan yang salah satunya perguruan tinggi antara
lain:
Sekarang ini individu berhadapan dengan informasi yang beragam dan berlimpah.
khusus, media, dan internet. Maka dengan adanya liteasi informasi disediakan lah
berbagai macam metode yang telah teruji guna memandu seseorang dalam
10
literasi informasi. Dengan keahlian informasi tersebut maka mahasiswa akan
hidup adalah misi utama dari institusi pendidikan tinggi. Dengan memastikan
untuk dikuasai berdasarkan fakta-fakta yang ditemui pada dunia kerja. Beberapa fakta
yang menunjukkan pentingnya kompetensi informasi dalam dunia kerja antara lain:
jumlah informasi yang diperoleh individu dalam sehari sangat banyak, kantor-kantor
menghasilkan informasi dalam bentuk dokumen yang sangat banyak per tahun,
publikasi dunia terus meningkat dan pada umumnya setiap pekerja selalu meluangkan
waktu untuk membaca. Dengan demikian literasi informasi juga sangat penting untuk
dunia kerja.
11
dan kita putuskan dengan mengumpulkan informasi (literasi informasi). Selain itu
keputusan yang kita ambil akan menjadi baik tergantung pada bagaimana informasi
dengan perkembangan yang pesat, cepat dan mendunia. Masyarakat dunia dalam
era sekarang ini telah masuk dalam era global. Suka atau tidak suka globalisasi
merupakan arus yang tidak bisa ditolak (irreversible). Dalam dunia pendidikan,
budaya demokrasi;
kerakyatan;
12
5. Peralihan manajemen pendidikan yang memupuk ketergantungan
kemandirian;
hukum;
teknologi;
mengenai HAM;
13
12. Peralihan dari program kurikuler yang statis, skolastik, tradisional ke
positif untuk pendidikan nasional di negara ini, sehingga dunia pendidikan kita
bisa memiliki daya saing dan mampu berkompetisi dengan pendidikan diluar
Perguruan tinggi kita masih jauh dibawah peringkat dalam kelas dunia bahkan
asia (peringkat 309 sedunia yang diwakili oleh UI). Kondisi semacam ini jelas
pendidikan.
Salah satu upaya yang harus ditempuh adalah dengan merekonstruksi lembaga
komponen saling berhubungan satu sama lain secara integratif dan sinergis
untuk mencapai tujuan dan hasil yang efektif dan efisien. Komponen tersebut
diantaranya adalah konteks, input, proses, output dan outcam. Konteks antara lain
14
terdiri dari landasan hukum, kebijakan dan lainnya. Inputterdiri dari raw
mengembangkan diri. Dalam pada itu ada beberapa komponen yang dipaparkan di
alasannya:
learn. Oleh karena itu, sudah seharusnya pemahaman tentang literasi informasi
ini disampaikan kepada siswa didik semenjak dini. Sebab literasi informasi
ini adalah sebuah modal yang sangat berharga agar pembelajaran kepada
siswa akan tercapai dengan optimal. Bukan hanya itu, literasi informasi juga
hidup.
15
2. KurikulumKurikulum dalam pendidikan di era global harus memiliki
berbatas waktu dan tempat. Pendidikan era modern sudah beralih dari
yang terbaru. Meski hal ini tidak mutlak sepenuhnya menjadi tanggung-
16
jawab lembaga pendidikan, namun bagaimanapun juga sarana dan prasarana
efektif dan efisien. Sebagian memang bisa dibebankan kepada siswa untuk bisa
pengarahan dan bimbingan ke arah belajar mandiri berbasis ICT ini perlu
4. Kompetensi tenaga pengajar Salah satu peran tenaga pengajar adalah sebagai
yang memadai agar dalam memediasi pengetahuan yang mendunia ini mampu
pada persaingan karya dan yang sangat ketat. Oleh karena itu tenaga pengajar
teknologi.
tentunya menuntut sistem pembelajaran yang tepat agar siswa secara efektif
17
Pembelajaran di era global harus lebih menekankan penerapan
diri peserta didik serta bisa memicu motivasi dan kreatifitas (Fitri Oviyanti,
2013: 285).
yang bisa mengantarkan seseorang menjadi sukses dan berhasil. Sekali lagi,
18
menggunakan teknologi informasi dengan cepat. Namun dengan progra literasi
perubahan-perubahan dalam masyarakat global secara kritis, bijak, positif dan mampu
menambah khasanah pengetahuan baik bagi dirinya maupun orang lain. Pendidikan
informasi. Kuhlthau (Farida dkk, 2006:3) menjelaskan bahwa anak-anak kita saat ini
hidup, tumbuh, dan belajar di dalam lingkungan yang kaya akan informasi.
Lingkungan pembelajaran ini menuntut semua individu baik secara langsung ataupun
informasi ini yang nantinya dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai dan
mengambil keputusan suatu permasalahan yang ada secara kritis. Para peserta didik
akan memperoleh manfaat atau keuntungan dari pengaksesan terhadap sejumlah besar
informasi dari berbagai sumber yang tersebar luas di seluruh penjuru dunia.
Literasi informasi sangat diperlukan agar dapat hidup sukses dan berhasil dalam
Seseorang yang memiliki literasi informasi akan berusaha terus belajar untuk
menarik pelajaran. Apabila peserta didik dalam pembelajaran selalu berlatih tentang
19
hal-hal di atas maka mereka akan dapat menguasai literasi informasi dengan baik.
Peran pendidik juga sangat dibutuhkan dalam memotivasi peserta didik agar mereka
Manfaat yang diperoleh apabila peserta didik mampu menguasai literasi informasi
ini nantinya dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan tempat
mereka belajar atau di lingkungan sosial lainnya. Setidaknya mereka tahu benar
informasi yang penting dan tidak penting. Prasetiawan (2011: 3) menyatakan bahwa
manfaat dari literasi antara lain membekali individu dengan keterampilan untuk
untuk mengkritisi daya guna informasi, dan yang paling penting yaitu literasi
informasi mendorong kita untuk berpikir kritis dan kreatif (critical & creative
thinking).
penting dari pendidikan. Pendidikan harus dapat memberdayakan semua orang untuk
20
materi yang akan digunakan, proses pembelajaran, hingga mengevaluasi
bergantung pada seberapa tingkat literasi informasi yang dimiliki oleh pendidik
sekali manfaat. Adapun manfaat dari literasi informasi menurut Adam (2008: 1)
strategi, model, metode, atau bahkan dalam pemilihan media pembelajaran yang tepat
untuk diterapkan di suatu kelas. Semakin banyak informasi yang dimiliki oleh
seorang pendidik maka akan semakin kreatif dan inovatis pendidik tersebut dalam
memiliki literasi informasi, seorang pendidik akan mampu memilih informasi mana
yang benar dan mana yang salah sehingga tidak mudah percaya dengan informasi
21
yang diperoleh. Pendidik akan mampu memfilterisasi informasi mana yang sekiranya
belajar bagi peserta didiknya. Tidak hanya monoton menggunakan salah satu
referensi saja, namun harus kaya akan sumber. Begitu pula dengan sumber informasi
yang harus digunakan oleh pendidik. Informasi dapat ditampilkan dalam beberapa
format dan dapat dimasukkan ke dalam sumber yang terdokumentasi (buku, jurnal,
laporan, tesis, grafik, lukisan, multimedia, rekaman suara). Semua itu harus benar-
benar dapat dimanfaatkan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Ada beberapa
literasi yang dapat digunakan oleh para pendidik demi mendukung literasi informasi
antara lain literasi perpustakaan (library literacy), literasi visual (visual literacy),
literasi media (media literacy), literasi komputer (computer literacy), dan literasi
jika perpustakaan hanya dijadikan pelengkap sarana sekolah saja tanpa benar-benar
22
betapa besar dan banyaknya informasi dan pengetahuan yang dapat diperoleh di
perpustakaan.
dengan berfikir secara visual, yaitu kemampuan untuk menyusun gambaran pikiran
dalam bentuk, garis dan warna, serta penciptaan tampilan visual yaitu kemampuan
dalam hal ini pendidik harus mampu berfikir kritis dan mampu menyaring informasi
yang diperolehnya agar nantinya informasi tersebut dapat disalurkan pada peserta
didik. Seseorang dikatakan literat terhadap media apabila peduli pada interaksi sehari-
hari dengan media dan pengaruhnya terhadap gaya hidup, menafsirkan dengan efektif
menyampaikan dengan baik tentang berita yang ditutupi media, sensitif terhadap
Literasi media mendukung literasi informasi karena infomasi berasal dari berbagai
media maka dibutuhkan kemampuan untuk menganalisis informasi dengan kritis agar
tidak termanipulasi oleh informasi yang diperoleh. Dengan literasi visual dan literasi
23
media guru dapat membuat berbagai macam media pembelajaran yang inovatif dan
pastinya tidak monoton dan membosankan. Selain itu model pembelajaran yang dapat
digunakan juga akan lebih kreatif lagi dengan memanfaatkan kedua literasi tersebut.
informasi yang diperoleh adalah dengan literasi komputer dan literasi jaringan.
serta di dalamnya akrab dengan adanya email dan internet. Literasi Jaringan (network
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
American Association of School Librarians (1998).
Andayani, Sri. 2008. Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era
Informasi. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Sri%20Andayani,
%20S.Si.,M.Kom./Information%20Literacy%20Kunci%20Sukses%20Pembel
ajaran%20Di%20Era%20Informasi.pdf [Diakses 10 Maret 2017].
Bhandari, KM. 2003. “Information Literacy”. Tulssaa Journal. Vol.3 Number 1,
November. Tribhuvan University.
Farida, Ida, dkk. 2006. Information Literacy Skill: Dasar Pembelajaran Seumur
Hidup. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Gunawan, Agustin Wydia [dkk]. 2008. Literasi Informasi: 7 Langkah Knowledge
Management. Jakarta: Universitas Atma Jaya.
Lasa HS. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
Maslahah, Khoirul. 2013. Bunga Rampai Layanan Perpustakaan Berbasis
Humanisme. Surakarta: Perpustakaan IAIN Surakarta.
Prasetiawan, Imam Budi. (2011). Keberaksaraan Informasi (Information Literacy)
bagi SDM Pengelola Perpustakaan di Era Keterbukaan Informasi. [Online]
pada: http://eprints.rclis.org/17553/1/Keberaksaraan_Informasi__Information
_ Literacy__bagi_SDM_Pengelola_Perpustakaan_mei_2011.pdf [Diakses 10
Maret 2017].
http://the-great-teacher.blogspot.com/2017/08/pentingnya-literasi-informasi-
bagi.html
https://sourceofknowledge07.wordpress.com/2018/03/17/pentingnya-literasi-
informasi-dalam-dunia-pendidikan-saat-ini/
https://docplayer.info/61655768-Signifikansi-literasi-informasi-information-literacy-
dalam-dunia-pendidikan-di-era-global.html
26