0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan3 halaman
Intervensi manusia dalam transportasi meliputi perubahan teknologi, konfigurasi, karakteristik ruas jalan dan kendaraan, kebijakan operasional dan organisasi, serta perilaku dan pilihan perjalanan untuk meningkatkan efisiensi sistem transportasi.
Intervensi manusia dalam transportasi meliputi perubahan teknologi, konfigurasi, karakteristik ruas jalan dan kendaraan, kebijakan operasional dan organisasi, serta perilaku dan pilihan perjalanan untuk meningkatkan efisiensi sistem transportasi.
Intervensi manusia dalam transportasi meliputi perubahan teknologi, konfigurasi, karakteristik ruas jalan dan kendaraan, kebijakan operasional dan organisasi, serta perilaku dan pilihan perjalanan untuk meningkatkan efisiensi sistem transportasi.
Intervensi manusia dalam merubah teknologi transportasi adalah menggantikan tenaga manusia dengan tenaga mesin. Contohnya pada zaman dulu, transportasi untuk jarak tempuh yang lumayan jauh menggunakan becak yang masih dikendalikan menggunakan tenaga manusia. Namun dewasa ini, dapat digunakan becak motor yang ditenagai oleh mesin. Keuntungan dari pengubahan teknologi transportasi ini adalah kecepatan lebih tinggi, muatan angkut yang lebih besar, kerusakan barang yang diangkut dapat dikurangi dan mengurangi kebutuhan tenaga. 2. Merubah Konfigurasi Intervensi manusia dalam merubah konfigurasi jaringan jalan didasarkan pada pola perkembangan wilayah yang mempengaruhi besarnya jumlah permintaan perjalan dan pola distribusinya. Sebagai contoh, dibangun jalan lingkar untuk melengkapi sistem jaringan jalan yang telah ada dan pembenahan sistem hierarki jaringan jalan. 3. Merubah Karakteristik Ruas Intervensi manusia dalam merubah karakteristik ruas jalan dapat dilihat dengan adanya kebijakan-kebijakan perubahan tipe jalan dari jalan dua arah tidak terbagi menjadi jalan dua arah terbagi atau adanya pemberlakuan jalur khusus bus dan yang paling penting adalah pembagian kelas-kelas jalan dalam suatu sistem jaringan jalan dengan ciri berbeda. Contohnya seperti beberapa tahun lalu saat jalan Pemuda di Semarang diberlakukan sistem satu arah guna mengurangi macet yang terjadi di jam-jam tertentu. Merubah karakteristik ini juga dapat dimengerti sebagai rekayasa lalu lintas. 4. Merubah Karakteristik Kendaraan Intervensi manusia dalam perubahan ciri/karakteristik kendaraan dapat dilihat dalam bentuk jenis moda yang dioperasikan, seperti angkutan pesawat udara dengan angkutan moda jalan raya. Bahkan dalam moda angkutan jalan raya, intervensi manusia dalam mengubah ciri kendaraan dapat dilihat dari ciri kenadaraan pribadi yang berbeda dengan ciri yang terdapat pada kendaraan angkutan umum. Contohnya seperti angkutan umum harus dapat menampung jumlah manusia yang banyak jadi harus memiliki bentuk yang lebih besar daripada kendaraan pribadi yang berbentuk kecil. 5. Merubah Kebijakan Operasional Intervensi manusia dalam kebijakan operasional dapat berupa perencanaan kapasitas angkutan, penentuan jumlah armada dan pendapatan berdasarkan waktu perjalanan biaya proyek. Tujuan perubahan kebijakan operasional ini adalah untuk menjamin penggunaan maksimal armada perusahaan dengan merawat kendaraan sampai ketingkat layak yang tinggi sesuai dengan persyaratan dan peraturan yang berlaku serta mendukung kelangsungan distribusi produk kepada langganan. 6. Merubah Kebijakan Organisasi/Kelembagaan Intervensi manusia dalam kebijakan kelembagaan transportasi adalah model kelembagaan penyelenggaraan sistem angkutan umum yang berkaitan dengan siapa yang bertanggung jawab terhadap masing-masing aspek dan bagaimana mekanisme kerja dari masing-masing aspek. Model kelembagaan penyelenggaraan sistem angkutan umum terdiri dari model dimana pengoperasian angkutan umum sepenuhnya dipegang pemerintan dan kebijakan ini swasta sama sekali tidak dilibatkan, model sistem tender dimana kebijakan berupa kegiatan operasional yang dipegang oleh swasta melalui proses tender yang diselenggarakan oleh pemerintah, model sistem waralaba yang dalam model kelembagaan ini keikutsertaan pihak swasta dalam penyeenggaraan angkutan umum lebih dalam dibandingkan dengan model kelembagaan sebelumnya, model deregulasi dimana model kelembagaan ini pada dasarnya hampir sama dengan model waralaba dan yang terakhir model swasta murni dimana model kelembagaan ini merupakan modifikasi lebih lanjut terhadap model kelembagaan sebelumnya. 7. Merubah Perilaku Perjalanan Intervensi manusia dalam merubah perilaku perjalanan pada sistem transportasi sangat tergantung pada kebijakan sistem tata guna tanah serta sistem jaringan transportasi. 8. Merubah Teknologi Informasi Pada proses pemenuhan kebutuhan tidak selalu harus dipenuhi dengan proses pergerakan. Kebutuhan yang bersifat informasi dan jasa dapat dipenuhi dengan menggunakan moda telekomunikasi. Penggunaan media sosial sangat membantu mengurangi jumlah pergerakan dan perpindahan karena proses pemenuhan kebutuhan yang berbentuk informasi dapat dilakukan tanpa seseorang harus berpindah atau bergerak. Sebagai contoh, pada zaman dulu penyampaian surat harus menggunakan pos yang mana dilakukan dengan moda transportasi namun saat ini dapat dilakukan dengan menggunakan email. 9. Merubah Pilihan-Pilihan Kegiatan Intervensi manusia dalam merubah pilihan kegiatan dapat dilakukan dengan menata atau mengatur sedemikian rupa lokasi-lokasi kegiatan sehingga tidak terpusat dalam suatu kawasan atau zona. Tujuan dari pengaturan seperti ini adalah untuk menghasilkan dampak pergeseran lokasi tujuan agar pergerakan lalu lintas tidak menumpuk pada suatu ruas jalan tertentu.
Studi Pengembangan Moda Transportasi Kota Balikpapan Angkutan Masal Perkotaan Berbasis Jalan Raya (Bus Rapid Transit), Pilihan Tepat Untuk Negara Berkembang