Anda di halaman 1dari 5

BSC Rotiboy

Bidang Studi Data Warehouse

Disusun Oleh :

1. Wahyu Wijaya [ 11170077 ]


2. Yudhis Pratama N.I [ 11170544 ]
3. Heru Purnama [ 11170500 ]
4. Didit Alfan S [ 11170181 ]
5. Evin Yogi Manurung [ 11170491 ]
6. Hepius Gulo [ 11170662 ]
7. Yudi Gunawan [ 11170191 ]

SISTEM INFORMASI
STMIK NUSA MANDIRI
2019
Sejarah

Rotiboy merupakan makanan ringan siap saji, yang berfokus pada roti dengan varian rasa
yang berbeda

Rotiboy di Indonesia bermula dari perjalanan Lala ke Malaysia, yang kebetulan sempat
mencicipi roti itu. Karena rasanya yang khas, Lala membawa Rotiboy sebagai oleh-oleh buat
keluarga, dan juga ketiga sahabatnya. Di lain waktu, dalam perjalanan bisnisnya ke Kuala Lumpur,
Jullie pun menyempatkan diri mampir ke gerai Rotiboy, dan membelinya untuk oleh-oleh.Di
Malaysia sendiri Rotiboy cukup digandrungi. Bahkan ada beberapa toko roti yang mencoba meniru
rasa dan bentuk yang mirip Rotiboy.
Keempat Srikandi inipun memutuskan untuk mendatangi pemilik merek Rotiboy supaya
dapat memperoleh hak waralabanya di Indonesia. Lala yang dijagokan oleh ketiga sahabatnya
untuk menemui Hiro Tan di Kuala Lumpur. Namun, proses meyakinkan Hiro butuh waktu yang
cukup panjang: hingga satu tahun. Apalagi Lala dkk. bukanlah orang Indonesia pertama yang
menghadap Hiro buat mendapatkan hak waralaba ini. Pada bulan Mei 2004, Hiro secara resmi
memberikan hak master franchise untuk Indonesia pada keempat wanita itu. Mereka butuh waktu
6 bulan buat mempersiapkan Rotiboy hingga bisa ditawarkan ke masyarakat.
Dengan modal Rp 1 miliar, gerai Rotiboy pertama buka di Menara BNI, dengan
mempekerjakan 15 karyawan. Respons pasar sangat baik. Bahkan, ketika peluncuran terlihat
antrean sangat panjang untuk bisa mencicipi Rotiboy.
Bahan bakunya dibuat pertama kali di pabrik (dapur) Rotiboy yang berlokasi di
Kemanggisan, Jakarta Barat dan 6 bulan kemudian gerai Rotiboy kedua sudah bisa dibuka di
Pasaraya Grande, Blok M Jakarta Selatan. Sekarang semua gerai Rotiboy memperoleh pasokan
adonan dari dapur mereka yang sekarang dipindah ke Jl.Pembangunan II No 78 Batu Ceper-
Tangerang. Pabrik itu memiliki kapasitas produksi hingga 30 ribu pcs per hari. Pasokan adonan
didistribusikan untuk dipanggang oleh karyawan di masing-masing gerai. Sementara resep
dipusatkan di pabrik mereka untuk tetap menjaga keaslian resep.

Visi dan Misi

Visi

Menjadi produsen roti terbesar di Indonesia yang menghasilkan produk Bakery yang
Fresh dan menyehatkan bagi rakyat Indonesia.
Menjadi perusahaan yang unggul dengan kualitas dan cita rasanya.
Misi

Secara terus menerus mengembangkan produk menggunakan bahan-bahan dan mesin


yang berkualitas serta menghasilkan produk dengan memperhatikan kesehatan dengan
cita rasa dan keindahan demi kepuasan pelanggan secara terus menerus menambah
sumber daya manusia yang berkualitas demi meningkatkan kualitas dan kuantitas produk.

Balance Score card ( BSC )

Learning And Growth Perspective

Human Capital 1. Skill 1.Pelatihan penjualan produk yg


2. Training strategis
3. Knowledge
2.Pelatihan Marketing Produk
Yang strategis

3.Pelatihan memberikan servis


yang terbaik kepada pelanggan

Information Capital Database Ketersediaan system informasi


dan jaringan, Rotiboy memiliki
database pelanggan yang telah
di data sejak mulai didirikan, hal
ini merupakan salah satu asset
yang dimiliki oleh perusahaan

Organization Capital Culture Merupakan kemampuan untuk


bergerak dan mempertahankan
proses perubahan (Budaya,
teknologi, keinginan Customer)
Internal Perspective

Operation Management Process 1. Memberikan produk yang berkualitas kepada pelanggan


2. Memberikan service yang maksimal

Customer Management Process 1. Menetapkan target konsumen secara tepat


2. Mengutamakan keinginan pelanggan terhadap produk dan
berusaha memberikan produk terbaik
3. Menciptakan hubungan yang baik dengan konsumen
4. Mendapatkan target konsumen yang sesuai

Inovation Process 1. Mengidentifikasi peluang produk yang diminati oleh


pelanggan
2. Membuat produk baru yang inovatif
3. Mengembangkan produk secara luas
4. Mempertahankan target konsumen

Regulatory and Social Prosess Memberikan value dengan cara mendaur ulang packaging produk
menjadi tempat permen

Customer Perspective

Tujuan dan Ukuran Utama Tujuan Ukuran Utama :

1. Peningkatan Pangsa 1. Pangsa Pasar (


pasar Presentase Pasar )
2. Peningkatan retensi 2. Persentase
pelanggan pertumbuhan bisnis
3. peningkatan pelanggan dari pelanggan yang ada
baru dan presentase
4. peningkatan pelanggan yang
profitabilitas pelanggan membeli kembali,
jumlah pelanggan baru,
tingkat dari survei
kepuasan pelanggan,
serta profibilitas
individual dan segmen.

Nilai Pelanggan Fungsi produk ( fitur ), Kualitas


Produk, kenadalan pengiriman,
waktu respon pengiriman, citra
reputasi.
Perspektif Proses ( 1. Proses inovasi Tujuan dan ukuran :
Mengidentifikasi proses yang 2. Proses Operasi,
diperlukan untuk mencapai 1. Meningkatkan Jumlah,
3. Proses Pasca penjualan
tujuan pelanggan dan keuangan meningkatkan
presentase pendapatan
dari produk yang
dimiliki dan penurunan
waktu untuk
mengembangkan
produk baru
2. Meningkatkan kualitas
proses, meningkatkan
efisiensi proses, dan
menurunkan waktu
proses
3. Peningkatan kualitas,
peningkatan efisiensi
dan penurunan waktu
pemrosesan

Perspektif keuangan

Pertumbuhan Pendapatan 1. Meningkatkan jumlah produk baru


2. Menciptakan aplikasi baru bagi produk yang sudah ada
3. Mengembangkan pelanggan dan pasar yang baru
4. Pengadopsian strategi penentuan harga baru

Penurunan Biaya 1. Penurunan Biaya per unit produk, per pelanggan atau per
jalur distribusi
2. Biaya penjualan dan administra

Penggunaan Aset 1. Perbaikan pemanfaatan asset adalah tujuan utama (


Ukuran keungan seperti laba atas invenstasi dan nilai
tambah ekonomi digunakan

Anda mungkin juga menyukai