Anestesi Lokal PDF
Anestesi Lokal PDF
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
paralisis sensorik dan motorik di daerah yang dipersarafinya. Paralisis saraf oleh
anestesi lokal bersifat reversibel tanpa merusak serabut atau sel saraf. 17,18
saraf dan kalium secara aktif ditransportasi ke dalam sel untuk mengembalikan
konsentrasi ion.9
Pasien dianggap mempunyai ambang batas rasa sakit yang tinggi bila ia hanya
memberikan sedikit atau tidak bereaksi terhadap stimulus sakit, sedangkan pasien
dianggap mempunyai ambang batas rasa sakit rendah bila ia cenderung memberi
reaksi berlebihan terhadap stimulus yang sama atau yang lebih kecil. 19
rasio depolarisasi sehingga terjadi kegagalan dalam mencapai potensial ambang batas
(threshold) dan mengakibatkan kegagalan dalam potensial aksi. Keadaan ini
mengakibatkan terhambatnya pengiriman impuls sehingga sensasi seperti rasa sakit
dapat dihilangkan atau terjadi pati rasa.17
Anestesi lokal juga mengurangi permeabilitas membran bagi K+ dan Na+
dalam keadaan istirahat sehingga hambatan hantaran tidak disertai banyak perubahan
pada potensial istirahat. Potensi berbagai zat anestesi lokal sejajar dengan
kemampuannya untuk meninggikan tegangan permukaan selaput lipid
monomolekular. Anestesi lokal meninggikan tegangan permukaan lapisan lipid pada
membran sel saraf, dengan demikian dapat menutup pori dalam membran sehingga
menghambat gerak ion melalui membran. Hal ini menyebabkan penurunan
permeabilitas membran dalam keadaan istirahat sehingga akan membatasi
peningkatan permeabilitas Na+. Dapat dikatakan bahwa cara kerja utama obat anestesi
lokal ialah bergabung dengan reseptor spesifik yang terdapat pada kanal Na+,
sehingga mengakibatkan terjadinya blokade pada kanal tersebut dan hal ini akan
mengakibatkan hambatan gerakan ion melalui membran.9,17,20
(sensorik), saraf alveolaris inferior (campuran sensorik dan motorik) dan saraf
lingualis (sensorik). Saraf aurikulotemporalis mempersarafi kulit temporalis, sendi
temporomandibula, bagian anterior dari meatus auditorius eksterna serta membran
timpani dan bagian atas aurikulus. Saraf lingualis merupakan saraf sensorik yang
menginervasi gingival bagian lingual dan bagian 2/3 anterior lidah, termasuk persepsi
terhadap sensasi maupun sensasi terhadap pengecapan. Saraf alveolaris inferior
merupakan cabang terbesar dari divisi saraf mandibula. Saraf ini mempunyai cabang-
cabang kecil seperti nervus milohioid serta pada bagian ujungnya adalah nervus
insisivus dan nervus mentalis.16,21,22,23
2.8 Lidokain
Lidokain merupakan salah satu bahan anestesi lokal yang paling banyak
digunakan pada pencabutan gigi. Lidokain atau lignokain adalah bahan anestesi lokal
golongan amida derivat xylidine, dengan formula kimia 2-diethylamino-2’, 6-
acetoxylidide hydrochloride. Obat ini dipasarkan dengan nama dagang Xylocaine
atau Octacaine. Mulai diperkenalkan oleh Nels Lofgren di tahun 1943 dan disetujui
pemakaiannya oleh Food and Drug Administration (FDA), yaitu suatu badan
pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat. Lidokain dengan cepat menjadi
bahan anestesi standar yang merupakan pembanding bagi anestesi lokal lain.
Lidokain ini tergolong cepat (2-3 menit), karena cenderung menyebar dengan baik ke
seluruh jaringan.16
Lidokain adalah anestesi lokal kuat yang digunakan secara luas dengan
pemberian topikal dan suntikan. Anestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama,
dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan prokain pada konsentrasi yang
sebanding.17 Lidokain digunakan untuk anestesi topikal, infiltrasi, blok, spinal,
epidural dan kaudal. Lidokain juga digunakan secara intravena untuk mengobati
aritmia jantung selama pembedahan. Dalam kedokteran gigi, lidokain 2% digunakan
untuk anestesi infiltrasi dan blok.16
2.8.2 Ekskresi
Metabolit dan sisa yang tidak termetabolisme, baik dari golongan amida
maupun ester akan diekskresikan terutama oleh ginjal. Sebagian kecil bahan anestesi
diekskresikan dalam keadaan tidak mengalami perubahan. 15 Lidokain pada manusia,
75% dari xilidid akan diekskresi bersama urin dalam bentuk metabolit akhir, 4
hidroksi-2-6 dimetil-anilin.17
b. Berat badan
Berat badan adalah parameter untuk menentukan status kesehatan manusia,
khususnya yang berhubungan dengan status gizi yang diukur secara numerik dalam
satuan kilogram. Besarnya dosis bergantung kepada berat badan.6
Dosis maksimum anestesi lokal dihitung berdasarkan miligram per unit berat
badan, yaitu miligram per kilogram (mg/kg) atau miligram per pon (mg/lb). Batas
dosis yang maksimum setiap berat badan berbeda-beda, maka ada kemungkinan dosis
yang diberikan dapat bervariasi pula. Dosis yang paling rendah harus diberikan untuk
mendapatkan anestesi yang efektif. Dokter gigi bisa menambah dosis jika diperlukan
tergantung toleransi tubuh pasien, tetapi tidak melebihi batas dosis yang maksimum
berdasarkan berat badan pasien masing-masing.9 Jadi, besar penambahan dosis tetap
tergantung pada toleransi tubuh pasien, tetapi total dosis anestesi lokal setiap pasien
tergantung berdasarkan batas dosis yang maksimum dan tidak melebihi batas dosis
yang maksimum pada berat badan masing-masing.
Untuk mencari besar dosis anestesi lokal dapat digunakan rumus kalkulasi
perhitungan, sebagai berikut:27
Total dosis anestesi lokal yang diberikan dikatakan dapat bervariasi, dapat dilihat dari
besar dosis yang maksimum pada setiap berat badan yang bervariasi pula seperti yang
tertera pada tabel rekomendasi batas dosis yang maksimum pada setiap berat badan
berdasarkan data dari Nottingham University Hospitals, sebagai berikut:
Tabel 3. Rekomendasi batas dosis bahan anestesi lokal berdasarkan berat badan.26
Bahan Konsent Dosis Volume Maksimum (ml)
Anestesi Lokal rasi Maksi 35 40 45 50 60 70 80 90 100
(mg/ml) mum (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
Lidokain 20 7
2%+adrenalin mg/ml mg/kg 12,25 14 15,75 17,5 21 24,5 25 ml (500 mg)
1:100.000
Prilokain 1% 10 6
21 24 27 30 36 40 ml (400 mg)
mg/ml mg/kg
Bupivakain 2,5 2
28 32 36 40 48 56 60 ml (150 mg)
0,25% mg/ml mg/kg
Bupivakain 5 mg/ml 2
14 16 18 20 24 28 30 ml (150 mg)
0,5% mg/kg
Bupivakain 7,5 2
9,3 10,6 12 13 16 18 20 ml (150 mg)
0,75% mg/ml mg/kg
Ropivakain 2 mg/ml 3
52,5 60 67,5 75 90 105 120 135 150
0,2% mg/kg
Ropivakain 7,5 3
14 16 18 20 24 28 32 36 40
0,75% mg/ml mg/kg
Ropivakain 10 3
10,5 12 13,5 15 18 21 24 27 30
1% mg/ml mg/kg
c. Konsumsi Alkohol
Dosis yang diterima oleh pasien peminum alkohol semakin meningkat seiring
dengan kategori perilaku dalam mengonsumsi alkohol. Semakin berat perilaku
mengonsumsi alkohol maka semakin tinggi dosis yang diperlukan oleh pasien. Hal ini
dapat terjadi karena semakin tinggi jumlah alkohol yang dikonsumsi oleh pasien
maka semakin toleran mereka terhadap efek dari anestesi, karena anestesi memiliki
efek yang sama dengan alkohol, yaitu dapat menghambat penyebaran impuls atau
rangsangan.10
d. Morfologi saraf
Morfologi saraf pasien beragam jenis, ada pasien yang memiliki saraf yang
tipis dan ada juga pasien yang memiliki saraf yang lebih tebal. Pain fibres yang relatif
tipis pada umumnya lebih mudah teranestesi. Pain fibres yang tipis memiliki sifat
yang lebih lambat dalam menghantarkan sinyal dan kurang rentan/peka terhadap
stimulus listrik. Saraf yang menghantarkan rangsangan dengan meningkatkan potensi
e. Kecemasan
Kecemasan berhubungan dengan persepsi. Persepsi merupakan proses seleksi,
organisasi, interpretasi dan mendefinisikan sensasi yang diterima organ sensoris
sesuai dengan kecemasan atau ketakutannya. Pasien yang cemas akan
mendefinisikan sensasi yang diterima organ sensorisnya sesuai dengan kecemasan
atau ketakutannya. Jadi, dosis anestesi lokal akan bertambah akibat pasien tidak dapat
membedakan rasa sakit berdenyut dengan rasa sakit yang timbul akibat
kecemasannya.10
blok alveolaris inferior mandibula dilakukan. Blok nervus insisivus merupakan salah
satu pilihan pada anestesi lokal mandibula yang terbatas pada gigi anterior. Anestesi
blok saraf insisivus memberikan anestesi pulpa pada sekitar gigi anterior, seperti
insisivus dan kaninus sampai foramen mentalis.
Blok nervus mentalis bertujuan untuk menganestesi saraf mentalis dan ujung
dari cabang saraf alveolaris inferior mandibula. Saraf mentalis terletak pada foramen
mental yang berada di antara apikal premolar satu dan premolar dua. Daerah yang
dianestesi oleh teknik ini adalah mukosa bukal bagian anterior, daerah foramen
mental sekitar gigi premolar dua, midline dan kulit dari bibir bawah.9,21,23
Long buccal nerve block atau sering disebut blok nervus bukalis dan
buccinators nerve block menganestesi saraf bukalis yang merupakan cabang dari
saraf mandibula bagian anterior. Daerah yang dianestesi adalah jaringan lunak dan
periosteum bagian bukal sampai gigi molar mandibula. Anestesi ini sering digunakan
pada perawatan yang melibatkan daerah gigi molar. Keuntungan dari teknik long
buccal nerve block adalah mudah dilakukan dan tingkat keberhasilannya tinggi. 9,21,23
Pada anestesi blok saraf alveolaris inferior terdapat tiga teknik yang sering
digunakan, yaitu blok nervus alveolaris inferior metode Fischer, teknik Gow-Gates
dan Akinosi Closed-Mouth Mandibular Block.29,30
Menurut hasil penelitian Neeta Mohanty dan Susan Mohanty, tingkat
keberhasilan anestesi blok mandibula paling tinggi yang dilakukan kepada 120 orang
berusia 16-50 tahun adalah teknik Gow-Gates sebesar 92,5%, sedangkan tingkat
keberhasilan Akinosi Closed-Mouth Mandibular Block dan Classical IANB atau
metode Fischer adalah 90% dan 72,5%. Dari hasil penelitian ini juga didapatkan
bahwa metode Classical IANB paling banyak menimbulkan rasa sakit selama
penyuntikan sebesar 60%, sedangkan Akinosi Closed-Mouth Mandibular Block
paling sedikit sebesar 25%. Onset of action yang paling singkat adalah Classical
IANB metode Fischer yaitu 2,15 menit, sedangkan untuk duration of action yang
paling lama adalah teknik Gow-Gates selama 69,3 menit.29
Gambar 3. Daerah yang dianestesi pada anestesi lokal blok mandibula metode Fischer9
3. Posisi operator berada pada arah jam 8 dan menghadap pasien untuk rahang kanan
mandibula, sedangkan untuk rahang kiri mandibula posisi operator berada pada
arah jam 10 dan menghadap ke pasien.
7. Jarum diinsersikan di atas kuku dan di belakang krista dari sisi rahang yang tidak
dianestesi tepatnya dari gigi premolar dan jarum dengan bevel mengarah ke tulang
sampai jarum kontak dengan tulang (Posisi I). Arah jarum hampir tegak lurus
dengan tulang. Setelah kontak dengan tulang, maka berhenti kemudian spuit
digeser ke arah mesial, teruskan ke belakang sehingga terasa longgar (di atas
sulkus mandibula / coronoid notch)
8. Aspirasi dan bila negatif keluarkan cairan anestesi sebanyak 1 ml untuk
menganestesi nervus alveolaris inferior.
9. Kemudian tarik spuit kira-kira 5 mm, sejajar dengan bidang oklusal, lakukan
aspirasi bila negatif keluarkan cairan anestesi sebanyak 0,5 ml untuk menganestesi
nervus lingualis (Posisi II).
tepat setelah melewati linea oblique interna, jarum digeser ke lateral ke daerah
trigonum retromolar, aspirasi dan bila negatif keluarkan cairan anestesi sebanyak 0,5
ml untuk menganestesi saraf bukal dan kemudian spuit ditarik keluar.9
Anestesi Lokal