ABSTRAK
Desa Banjar merupakan salah satu daerah penghasil batik. Di desa ini
terdapat salah satu pelopor batik yang bernama Bapak Syamsudin, beliau
merupakan pemilik usaha batik banjarwangi di Desa Banjar. Dari pengalaman
yang diperoleh dari menimba ilmu dan pengalaman kerja batik. Beliau kemudian
membangun dan mengembangkan usaha batiknya sendiri. Usaha ini kemudian
menjadi lapangan kerja tambahan bagi warga desa Banjar untuk dapat
meningkatkan Perekonomia Masyarakat Setempat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya peningkatan
ekonomi masyarakat melalui usaha batik Banjarwangi di desa Banjar Kec Licin
Kab Banyuwangi dan mendeskripsikan dampak usaha batik Banjarwangi di Desa
Banjar Kec Licin Kab Banyuwangi.
Metode penelitian ini bersifat Kualitatif, pengumpulan data dengan
wawancara, observasi dan dokumentasi. Pendekatan yang digunakan melalui
analisis Peningkatan Perekonomian dan dampak adanya usaha batik Banjarwangi
Terhadap Masyarakat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan ekonomi
masyarakat melalui usaha batik Banjarwangi yang meliputi keterampilan
Karyawan, upaya meningkatkan SDM, penyediaan ruang produksi, menyediakan
alat dan Bahan produksi batik, dan pemasaran. Dampak usaha batik Banjarwangi
yakni meliputi meningkatnya perekonomian masyarakat desa Banjar dan
bertambahnya peluang lapangan kerja bagi masyarakat desa Banjar, Terutama
pemuda generasi penerus yang wajib melestarikan batik. Selain itu Batik
Banjarwangi mempunyai Motif Khas tersendiri yakni dinamakan dengan Motif
Daun Aren.
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana Upaya Peningkatan Perekonomian Usaha Batik
Banjarwangi Di Desa Banjar Kecamatan Licin Kabupaten
Banyuwangi?
2. Bagaimana Dampak Usaha Batik Banjarwangi dalam Meningkatkan
perekonomian Masyarakat Melalui Usaha Batik Banjarwangi Di Desa
Banjar Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi?
3
1.5 PENELITIAN TERDAHULU
Untuk mengetahui keaslian yang akan dihasilkan melalui penelitian ini,
maka perlu disajikan beberpa hasil kajian penelitian yang sudah pernah diteliti dan
berhasil dalam peningkatan ekonomi. Beberapa penelitian itu adalah sebagai
berikut :
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Amelia Probosari (2017)
Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta . yang
berjudul : Peningkatan ekonomi masyarakat melalui usaha batik Ismoyo di Desa
Gendongan Plupuh Sragen. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
upaya peningkatan ekonomi masyarakat melalui usaha batik ismoyo di desa
gendongan plupuh sragen dan mendeskripsikan dampak usaha batik ismoyo. Hasil
penelitian ini adalah adanya peningkatan ekonomi masyarakat melalui usaha batik
ismoyo meliputi keterampilan, keterampilan karyawan, penyediaan ruang
produksi, menyediakan alat dan bahan produksi batik dan pemasaran serta
dampak usaha batik ismoyo yakni meliputi meningkatnya perekonomia
masyarakat desa gendongan dan bertambahnya lapangan kerja bagi masyarakat
desa Gendongan.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Khalila ( 2014) Mahasiswa Jurusan
pengembangan masyarakat islam, fakultas dakwah dan komunikasi, Universitas
islam negeri sunan kalijaga, Yogyakarta. Yang berjudul: Upaya peningkatan
kesejahteraan ekonomi masyarakat oleh kelompok Tani suka maju di dusun
Gerincang kec. Batangbatang, Kab. Sumenep Madura. Hasil yang dicapai adalah
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melakukan berbagai
bentuk upaya, yaitu pertanian padi dan peternakan kambing etawa. Dalam
menjalankan pertanian padi dan peternakan kambing etawa dilalui dengan
melakukan pengembangan sumber daya alam, pendampingan para petani dan
peternak. Dari beberapa upaya-upaya yang dilakukan membawa dampak positif
terhadap perekonomian para petani, seperti meningkatnya hasil pertanian padi,
meningkatnya penghasilan buruh tani pertanian ternak, pemenuhan ekonomi
keluarga dan terbentuknya lapangan kerja.
Ketiga, Penelitian yang dilakukan Oleh Santi Safitri Putri (2018)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Sekolah Tinggi Pembangunan
Masyarakat Desa APMD Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk
4
mendeskripsikan proses strategi komunikasi pemasaran batik kayu berbasis
pemberdayaan di Dusun Krebet dengan mengambil subyek penelitian seperti
Sanggar Peni, Sanggar Punokawan, Sanggar YuanArt. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang terdiri dari observasi serta
hasil wawancara. Dan dimana narasumber terdiri dari pemilik sanggar kemudian
pengrajin batik kayu yang bekerja di masing-masing sanggar atau tempat yang
penulis lakukan penelitian. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa strategi
pemasaran batik kayu dengan berbasis pemberdayaan masyarakat ini : adanya
pengembangan keterampilan/skill, bentuk pemasaran produk dengan
menggunakan media sosial, proses peningkatan taraf ekonomi.
Keempat, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Warkonah ( 2011),
Jurusan pengembangan masyarakat islam (UIN SUKA), dengan judul Upaya
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui usaha pertanian bawang
merah di desa tegalgandu wanasari Brebes. Dalam hasil penelitiannya warkonah
memaparkan, sebelum adanya upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat yang berupa : penyediaan modal, diadakan penyuluhan pertanian,
manajemen usaha dan pemasaran hasil usaha pertaniaan. Masyarakat desa
Tegalgandu sering mengalami kerugian dalam usaha pertaniaanya karena dalam
merawat tanaman bawang merah mereka tidak mendapat bimbingan. Setelah
petani masyarakat tegalgandu mengikuti program-program yang ada di Gapoktan
dan Besm, kemudian menerapkan ilmu yang didapat dalam penyuluhan pertanian
akhirnya petani dapat merasakan manfaatnya. Diantaranya yaitu hasil panen
mengalami peningkatan, dari yang biasanya hanya panen 5-6 ton menjadi 8-9 ton.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
sustainable" (Chambers dalam Kartasamita, 1997: 6). Upaya memberdayakan
masyarakat, Kartasamita (1997: 13) mengemukakan pemikirannya bahwa dalam
kerangka memberdayakan masyarakat, dapat dilihat dari tiga sisi, yakni:
1) Menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang
(enabling). Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap
masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada
masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena kalau demikian akan punah.
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong,
memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta
berupaya untuk mengembangkannya.
2) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering).
Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya
menciptakan iklim dan suasana. Penguatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan
menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam
berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin
berdaya.
3) Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang sangat pokok adalah peningkatan
taraf pendidikan dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber
kemajuan ekonomi, seperti; modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar.
Masukan berupa pemberdayaan ini menyangkut pembangunan prasarana dan sarana
dasar, baik fisik seperti; irigasi, jalan, dan listrik, ataupun sosial seperti; sekolah dan
fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat pada lapisan
paling bawah, serta ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan
pemasaran di perdesaan, di mana terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya
cukup minim.Untuk itu perlu ada program khusus bagi masyarakat yang kurang
berdaya, karena program-program umum yang berlaku untuk semua, tidak selalu
dapat menyentuh lapisan masyarakat ini.
Ciri-ciri masyarakat sebagaimana telah dijelaskan dalam pengertian
masyarakat, maka ciri-ciri masyarakat itu sendiri adalah : (Soerjono Soekanto,
2006: 22).
a. Kesatuan antar individu (gabungan dari beberapa individu).
b.Menempati suatu wilayah tertentu.
c.Terdapat sistem yang berlaku dan telah disepakati bersama.
d.Terdapat interaksi antar sesamanya.
Masyarakat merupakan wadah untuk memenuhi kebutuhan pelbagai
kepentingan untuk dapat bertahan. Masyarakat sendiri juga mempunyai Berbagai
7
kebutuhan yang harus dipenuhi agar masyarakat itu dapat hidup terus, adaptasi
kebutuhan-kebutuhan dari masyarakat adalah: 1) adanya populasi, 2) informasi, 3)
energy, 4) materi, 5) sistem komunikasi, 6) sistem produksi, 7) sistem distribusi,
8) sistem organisasi sosial, 9) sistem pengendalian sosial, 10) perlindungan warga
masyarakat terhadap ancaman-ancaman yang tertuju pada jiwa dan harta benda.
(Soerjono Soekanto, 2006: 23-24).
Pemberdayaan masyarakat desa merupakan hal yang harus menjadi
perhatian penting pemerintah desa. Pemberdayaan masayarakat desa dianggap
penting karena hal tersebut sejalan dengan tingkat kualitas hidup masyarakat desa
dan juga tingkat kualitas desa itu sendiri, apabila pemberdayaan masyarakat
dilakukan dengan sungguh-sungguh maka hal tersebut akan mempengaruhi
tingkat kualitas masyarakat desa, tingkat ekonomi masyarakat desa dan
memungkinkan masyarakat desa terlepas dari belenggu kemiskinan dan
kebodohan. Karena hal-hal tersebut diatas maka pemberdayaan masyarakat desa
dapat dilakukan dengan pemanfaatan sumber daya, baik sumber daya alam
maupun manusia yang terkandung di dalam suatu desa (Londa, Volume 1 Nomor
1 Tahun 2014)
Kualitas sumber daya manusia dapat diciptakan dengan pemberdayaan
masyarakat desa dengan cara membuat sebuah usaha yang berbasis pemberdayaan
sumber daya alam yang terdapat di desa. Usaha yang berbasis pemberdayaan
sumber daya alam yang terdapat di desa tersebut maksudnya adalah usaha yang
dilakukan oleh masyarakat desa dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada di
desa setempat serta dalam penggunaan tenaga kerja juga memanfaatkan tenaga
kerja yang berasal dari desa setempat (Dewantari Putri, 2017).
Industri kecil memiliki berbagai macam karakteristik yang dapai diuraikan
dalam beberapa teori. Menurut Holle dan Retno (2014) mengemukakan tentang
karakter industri kecil antara lain :
a. Memiliki modal kecil, usaha dimiliki pribadi, menggunakan teknologi
sederhana, serta tenaga kerja relatif sedikit, karena itu industri kecil sangat cocok
dikembangkan di pedesaan.
b. Industri digolongkan dalam beberapa macam yaitu industri rumah, industri
kecil, industri sedang, dan industri besar. Menurut Holle dan Retno (2014),
industri kecil memiliki beberapa faktor-faktor dalam pengembangannya
diantaranya:
8
a. Bahan Baku Bahan baku sangat mendukung dalam segala aspek. Dalam industri
baik itu industri kimia, industri tekstil, industri makanan dan minuman dan
sebagainya, bahan baku merupakan faktor penting dalam proses produksinya b.
Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan segala kegiatan jasmani maupun rohani
atau pikiran manusia yang ditujukan untuk kegiatan produksi.
c. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia mencerminkan kualitas usaha
yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang
dan jasa (Afiffuddin 2010).
d. Teknologi Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia
yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi berkaitan
erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering).
Permasalahan dalam perkembangan industri kecil disebabkan oleh
permasalahan internal yang dihadapi oleh industri kecil seperti dari segi modal
kerja, pemasaran produk, tenaga kerja, jiwa kewirausahaan, dan pengelolaan uang
(Rosfizani:2009). Sedangkan menurut Wijayanti (2003: 2), mengemukakan terkait
kendala yang dihadapi oleh industri kecil antara lain masih terbatasnya orientasi
pasar, kurangnya jiwa kewirausahaan pengusaha industri kecil, serta sulitnya
industri kecil dalam memperbesar modal usahanya.
9
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bedanya
pembangunan ekonomi hanya meliputi usaha suatu masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat pendapatan
masyarakat, sedangkan pembangunan itu dalam pengertian yang paling
mendasar harus mencakup masalah materi dan finasial dalam kehidupan
masyarakat (Arsiyah 2002 dalam Balahmar, 2014).
Pembangunan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan
nasional. Tujuan pembangunan nasional dalam pembukaan UUD 1945
alinea keempat, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejehteraan umum, mencerdasakan
kehidupan bangsa, ikut dan aktif menjaga ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Tujuan
pembangunan ekonomi Indonesia adalah meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat. Dalam buku Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia tahun 2004 sampai 2009 yang
dituangkan dengan Peraturan Presiden RI No.7 Tahun 2005 ditetapkan tiga
agenda pembangunan nasional tahun 2004-2009, yaitu menciptakan
Indonesia yang aman damai, mewujudkan Indonesia yang adil dan
demokratis, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia (Arsiyah
2002 dalam Balahmar, 2014 : hlm 58).
Menurut (Probosari, 2017: hlm 17) Adapun dampak positif
peningkatan Ekonomi adalah membantu masyarakat dalam beberapa hal
berikut seperti:
1. Memberikan keterampilan atau kemampuan kepada individu
dan masyarakat dalam mengembangkan dirinya.
2. Membentuk individu dan masyarakat yang mandiri secara
ekonomi
3. Memberikan peningkatan penghasilan kepada individu dan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
BAB III
10
METODOLOGI PENELITIAN
11
sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau tehnik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan),
interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan
gabungan kempatnya (Moleong, 2013)
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala-
gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian, observasi
dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara
dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.
Observasi yang dilakukan adalah observasi terhadap sujek,
perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan
peneliti hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat
memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang
dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang
terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian yang dilihat dari
perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati
tersebut. Hasil observasi menjadi data penting karena beberapa
hal, antara lain:
1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang
konteks dalam hal yang diteliti.
2. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersifat terbuak,
berorientasi pada penemuan dari pada pembuktian dan
mempertahankan pilihan untuk mendelati masalah secara
induktif.
3. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh
subjek penelitian sendiri kurang sadari.
4. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang
hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh
subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
5. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan
bersikap introsfektif terhadap penelitian yang dilakukan.
Kesan dan pesan pengamatan akan menjadi bagian dari data
12
pada gilirannya dapat dimanfaaatkan untuk memahami
fenomena yang diteliti (Achmadi, 2013).
Observasi dibedakan menjadi dua, yaitu observasi
partisispan, observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan
serta sebagi anggota serta dalam kehidupan bermasyarakat topik
penelitian. Observasi non-partisipan adalah observasi yang
menjadikn peneliti sebagai penonton atu penyaksi terhadap gejala
atau kejadian yang menjadi topik penelitian. Dalam observasi
jenis ini peneliti melihat atau mendengarkan pada situasi sosial
tertentu tanpa partisipasi aktif di dalamnya (Achmadi, 2013).
Suharsimi Arikunto juga berpendapat observasi dapat
dilkukan dengan dua cara, yaitu:
1. Observasi non- sistematis, observasi yang dilakukan oleh
pengamat dengan tidak menggunakan instrument
pengamatan.
2. Observasi sistematis, observasi yang dilakukanoleh
pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai
instrument pengamatan (Arikunto, 2010: hlm 200)
b. Wawancara
1. Jenis Wawancara
13
oleh suatu kata kunci, agenda atu daftar topic yang akan
dicakup dalam wawancara.
14
dan digunakan secara luas di dunia, sejauh man penerapannya
di Indonesia. Ketiga, sumber yang tersedia, terutama waktu
subyek dan jumlah serta kompleksitas kasus.
4. Prosedur Wawancara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa Banjar merupakan salah satu daerah penghasil batik. Di desa ini
terdapat salah satu pelopor batik yang bernama Bapak Syamsudin, beliau
merupakan pemilik usaha batik banjarwangi di Desa Banjar. Dari pengalaman
yang diperoleh dari menimba ilmu dan pengalaman kerja batik. Beliau kemudian
membangun dan mengembangkan usaha batiknya sendiri. Usaha ini kemudian
15
menjadi lapangan kerja tambahan bagi warga desa Banjar untuk dapat
meningkatkan ekonomi lokal.
Semakin tingginya kebutuhan masyarakat dalam hal perekonomian, Bapak
Syamsudin berinisiatif membuka usaha salah satunya usaha batik Banjarwangi
untuk meningkatkan perekonomian dengan taraf hidup yang lebih baik. Salah
satunya upaya membangun ekonomi masyarakat lokal untuk bisa membangun
kemakmuran untuk masyarakat Desa Banjar dengan memperkenalkan produk
unggulannya melalui usaha batik ( Wawancara, 2019).
Pada tahun 2014 tenaga yang diserap menjadi 10 Orang, sebagian besar
tenaga masyarakat desa Banjar. Pengelolaan suatu usaha tak terlepas dari
pemasaran dan desain suatu produk untuk batik Banjarwangi yang selalu mencari
bahan dan motif yang baru dan banyak disukai oleh konsumen. pengelolaan
bagian pengecapan dan pewarnaan tidak terlepas dari tenaga pembatik, setiap saat
pemilik batik Banjarwangi selalu koordinasi dengan para pekerja, baik mengenai
kendala yang dihadapi dalam pola, pengecapan dan pewarnaan sampai kontrol
kualitas batik. Batik banjarwangi saat ini mempekerjakan sebanyak 10 pegawai
(Wawancara, 2019).
Dengan adanya usaha batik Banjarwangi sangat membantu perekonomian
masyarakat Desa untuk kesejahteraan masyarakat di Desa Banjar. Selain
memberikan peluang kerja bagi masyarakat yang masih menganggur. Upaya
peningkatan bisa dilakukan dalam berbagai usaha salah satunya dengan usaha
batik. Keberadaan usaha batik ini sebagai motor penggerak yang penting bagi
pertumbuhan ekonomi yang awalnya usaha kecil dan menjadi usaha besar
setidaknya terdapat peningkatan perekonomian dalam masyarakat. Seiring dengan
berkembangnya jaman kini batik dapat dikonsumsi semua golongan, baik
golongan masyarakat tradisional maupu moderen yang berada diperkotaan.
Sehingga memiliki daya tarik tersendiri apabila banyuwangi salah satunya di desa
Banjar yang dapat memproduksi batik sendiri bagi wisatawan asing lainnya.
Selain itu juga dapat di manfaatkan sebagai edukasi Batik Tradisonal maupun
Moderen.
16
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut :
17
1. Upaya yang dilakukan usaha batik Banjarwangi dalam meningkatkan
Perekonomian Masyarakat adalah
- Keterampilan karyawan dalam pembuatan batik
- Memiliki sarana dan prasarana usaha untuk melakukan produksi batik
- Menyediakan alat dan bahan untuk produksi membatik
2. Usaha Batik Banjarwangi memiliki pengaruh terhadap peningkatan
perekonomian masyarakat di Desa Banjar yakni
- Memberikan keterampilan atau kemampuan kepada individu dan
masyarakat dalam mengembangkan dirinya.
- Membentuk individu dan masyarakat yang mandiri secara ekonomi
- Memberikan peningkatan penghasilan kepada individu dan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
4.2 Saran
Lebih mengenalkan batik secara keseluruhan, agar batik dapat diletarikan
oleh masyarakat. Serta memberikan pelatihan terhadap generasi penerus terutama
kepada pelajar sebagai edukasi atau pengenalan batik. Sehingga batik dapat
diletarikan dengan menyatukan motif batik dengan potensi alam sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
18
Balahmar, A. E. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan
Ekonomi Desa. Jurnal JKMP (ISSN. 2338-445X), Vol. 2, No. 1.
Basri, H. (Rabu, 22 Agustus 2018). Retrieved from Surya Co.Id:
https://surabaya.tribunnews.com/2018/08/22/motif-batik-ini-dari-daun-
aren. Diakses Pada Tanggal 10 November 2019 pukul 13.00 WIB
Dewantari Putri, E. S. (2017). Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa
Melalui Corporate Social Responsibility. Diponegoro Law Journal.
Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis data . Jakarta: Rajawali
Pers.
Holle, Fajrur Rakhaman dan Retno MD. (2014). Pengembangan Industri Kecil
Tahu Pada Sentral Industri Tahu dan Tempe Desa Sepande Kecamatan
Candi Kabupaten Sidoarjo, dalam Jurnal Ilmiah. Program Studi
Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.
19
Y. Sri susilo (2008). Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Kinerja Sektoral .
Yogyakarta: Universitas Atma jaya Yogyakarta.
20