Makalah Kompetensi Dan Malpraktek
Makalah Kompetensi Dan Malpraktek
Diajukan Oleh:
Kelompok 1
TAHUN 2019
0
KATA PENGANTAR
Hormat Kami
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Empati.............................................................................................
2
B. Unsur-unsur Empati...........................................................................................
3
E. Aspek Intelektual..............................................................................................
6
ii
G. Stereotip...........................................................................................................
9
A. Kesimpulan.........................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai sekarang ini pelayanan bimbingan dan konseling ditanah air telah
dirintis dan dikembangkan dengan waktu yang cukup lama, termasuk usia yang
cukup dewasa, namun perlu dipertanyakan, sudakah bimbingan dan konseling itu
merupakan suatu profesi ?, sampai dimanakah kadar profesionalitas para
petugasnya ? Walter Johnson (1959) mengaakan petugas professional adalah
seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat
kesulitan yang lebih dari biasa, mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan
yang cukup lama yang menghasilkan pencapaian kemampuan, keterampilan dan
pengetahuan yang berkadar tinggi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi
Menurut Finch dan Crunkilton dalam Mulyasa (2004: 38) bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas,
ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.
Kompetensi menurut UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 (10),
“Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan”.
2
makalah yang berjudul “Peranan Pengawas dalam Organisasi Bimbingan”. Untuk
mengetahui lebih jauh mengenai persyaratan dan fungsi pengawas dalam
organisasi bimbingan/pendidikan.
3
kerena konselor akan menjadi contoh, panutan dan teladan bagi peserta didik di
sekolah dan masyarakat pada umumnya.
Secara rinci Dede Sugita menyatakan bahwa “setiap elemen kepribadian tersebut
dapat dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
4
Merumuskan tujuan
Adapun kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran dapat
diamati dari aspek profesional, yaitu:
5
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri.
6
2. Setiap individu berhak memperoleh informasi yang mendukung
kebutuhannya untuk mengembangkan dirinya.
3. Setiap individu mempunyai hak untuk memahami arti penting dari pilihan
hidup dan bagaimana pilihan tersebut akan mempengaruhi masa depannya
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
7
pengkoordinasian, mengkolaborasi dan memberikan layanan konsultasi yang
dapat menciptakan peluang yang setara dalam meraih kesempatan dan kesuksesan
bagi konseli berdasarkan prinsip-prinsip profesionaitas.
Untuk menjadi seorang konselor profesional tidak cukup hanya memiliki ilmu,
keterampilan, dan kepribadian belaka, akan tetapi harus pula memahami dan
mengaplikasikan kode etik konseling (KEK). Pada saat ini konselor sedunia
menggunakan KEK dari lembaga yang bernama American Counselor Association
(ACA).
Stakeholder awalnya digunakan dalam dunia kerja dan usaha, terdiri dari dua
kata stake dan holder. Stake berarti to give support to, holder berarti pemegang.
Sehingga, Pengertian stakeholder dalam pendidikan dapat diartikan sebagai orang
yang menjadi pemegang dan sekaligus pemberi support terhadap pendidikan atau
lembaga pendidika
DAFTAR PUSTAKA
Willis, Sofyan. (2009). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung : CV.
Alfabeta.
McLeod, John. (2003). Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Partin, Ronald. (2012). Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas. Jakarta : PT.
Indeks.
Tersedia : http://aplia08.wordpress.com/2012/03/07/stakeholder-dan-produk-jasa-
organisasi-pendidikan/. [14 Maret 2013]
8
Tersedia : kepribadiankonselor.blogspot.com/2012/11/kompetensi-kepribadian-
konselor/
BAB III
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Empati adalah mengerti dan dapat merasakan perasaan dan pikiran orang
lain (klien). Empati ini akan lebih lengkap jika diiringi oleh pengertian dan
penerimaan konselor tentang kondisi klien pada umumnya. Kuat-lemahnya empati
itu tergantung pada saling pengertian dan penerimaan terhadap suasana
pembicaraan/ penampilan klien. Suasana empati yang dalam dapat dirasakan baik
oleh klien maupun konselor sendiri.
10
DAFTAR PUSTAKA
Baron, R. A. dan Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial. Jilid 2. Alih Bahasa: Ratna
Djuwita. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
11