Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II


FOTOSINTESI PERCOBAAN INGENHOUSZ

Disusun oleh :
1. Erlin Aprilia 13312241004
2. Wahyu Marliyani 13312241005
3. Endah Setyorini 13312241010
4. Sopa Saniah 13312241011
5. Lutfi Rahmawati Nurhadi 13312241028
6. Imamah 13312241040
Kelas: IPA A 2013
Kelompok V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
A. Tujuan
Sesudah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui hubungan antara intensitas cahaya dengan laju fotosintesis.

B. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan memiliki ciri
memerlukan makanan dan mengeluarkan zat sisa. Jika kita cermati, ciri dasar
tersebut mengarahkan kita terhadap suatu reaksi yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup dimana terjadi reaksi kimia. Hal ini disebut dengan metabolisme.
Metabolisme yang terjadi berbeda antara satu makhluk hidup dengan
makhluk hidup lainnya, bergantung pada komponen penyusun organisme tersebut.
Metabolisme terbagi atas dua yaitu anabolisme dan katabolisme, penyusunan dan
penguraian senyawa organik. Di dalam anabolisme, terjadi suatu reaksi yang sangat
ppenting bagi tumbuhan, yaitu fotosintesis.
Fotosintesis merupakan proses penyusunan karbohidrat yang diperoleh dari
sumber cahaya dan klorofil dan disimpan sebagai zat kimia. Pada proses
fotosintesis ini, energi cahaya matahari ditangkap dan diubah menjadi energi kimia,
akan dihasilkam dua senyawa glukosa dan oksigen.
Proses fotosintesi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain air (H2O),
konsentrasi CO2, suhu, umur, daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi,
yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air,
dan karbondioksida.
Pada percobaan fotosintesis kali ini, praktikan melakukan uji Ingenhousz
menggunakan daun tumbuhan hydrilla (Hydrilla verticillata). Dari percobaan uji
Ingenhousz tersebut, praktikan akan dapat mengetahui hubungan intensitas cahaya
dengan laju fotosintesis. Olehakarena itu, untuk mengetahui dan membuktikan hasil
dari proses fotosintesis pada tumbuhan menghasilkan O2 maka dilakukanlah
percobaan ini.

1
C. Dasar Teori
1. Fotosintesis
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi, fotosintesis adalah proses penyusunan dari H2O dan CO2
menjadi senyawa organik yang kompleks dan memerlukan cahaya. Fotosintesis
hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang
berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. (Kimball, 2002).
Matahari telah diciptakan Tuhan sebagai sumber energi yang sangat besar
bagi alam. Fotosintesis merupakan satu-satunya proses di alam yang dapat
memanen energi yang berasal dari cahaya matahari yang kemudian diubah menjadi
energi kimia yang sangat berguna bagi makhluk hidup. Bahkan dengan proses ini,
sumber daya energi bagi kehidupan telah disediakan dengan baik melalui proses
yang telah berjalan berabad-abad yang lalu seperti tumpukan batubara dan
cadangan minyak maupun berbagai jenis tumbuhan yang hingga hari ini masih
tumbuh. Organisme yang melakukan fotosintesis, yang melakukannya melalui
cahaya sebagai sumber energinya disebut phototrophs (Solomon, 2006 : 156).
Dalam proses fotosintesis, foton (paket satuan) cahaya ditangkap oleh foton-
foton yang diserap oleh molekul-molekul pigmen yang spesifik. Elektron-elektron
di dalam molekul tersebut dieksitasi oleh foton-foton yang diserap dan elektron-
elektron yang tereksitasi itu pun akhirnya akan membebaskan energi ke dalam sel
saat elektron-elektron itu kembali ke keadaan tak tereksitasi. Banyak sel
menggunakan energi ini untuk mereduksi karbondioksida menjadi karbohidrat
(Fried, 2006: 68).
Hanya organisasi yang mempunyai pigmen fotosintetik yang mampu
melakukan fotosintesis karena pigmen itulah yang mampu menangkap energi danri
cahaya. Pigmen tersebut berupa klorofil atau karotenoid. Pada proses fotosintesis
akan terjadi reaksi pengubahan tenaga cahaya matahari menjadi tenaga kimia dlam
bentuk ATP dan NADPH + H+ serta reaksi pembentukan karbohidrat dengan
menggunakan ATP dan NADPH + H+ tersebut.

2
Proses fotosintesis juga disebut asimilasi karbon, salah satu kemampuan
tumbuhan hijau memanfaatkan zat karbon yang ada di udara untuk diubah menjadi
bahan organik bila tersedia cahaya yang cukup.

Gambar Proses Fotosintesi


Sumber www.log.uad.ac.id
Secara sederhana, fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energi
matahari untuk membentuk senyawa karbohidrat dari senyawa sederhana yang ada
di alam, yaitu gas CO2 dan air. Secara skematis, dapat dituliskan :

Persamaan reaksi di atas tidaklah menunjukkan mekanisme dari proses


fotosintesi, menunjukkan hasil akhir yang Cahaya dihasilkan dalam proses
fotosintesis (Prawirahartono, 1998: 89). Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis
dapat diartikan bahwa enam molekul karbon dioksida dan enam molekul air
bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk diubah menjadi satu
molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang
dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil
konversi energi cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun
molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa kkarbon yang nantinya digunakan
bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia lain
yang sangat penting bagi organisme tersebut, sepert DNA, protein gula, dan lemak.
Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan dalam

3
ikatan kimia diantara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi dalam
proses di dalam tubuh.
Fotosintesi secara keseluruhan terdiri atas 20 rangkaian reaksi kimia yang
saling bergantian dan secara garis besar dikelmpokkan dalam dua fase, yaitu reaksi
terang dan reaksi sintesis/reaksi gelap/fiksasi CO2.
a. Reaksi terang
Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam
kloroplas menyerap energi cahaya matahari, dari mengkonversinya menjadi energi
kimia yang disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang diserap
merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam serangkaian
rantai rekasi yang disebut transport elektron (Suwarsono Heddy, 1987: 137).
Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang akan diperoleh (fotolisis)
menjadi proton, elektron, dan O2. Proton dan elektron yang dihasilkan dari
pemecahan ini bergabung dengan senyawa akseptor elektron NADP+ membentuk
NADPH. Energi yang dibentuk berupa ATP. Tahap reaksi terang atau fotolisis atau
reaksi Hill merupakan tahap yang peka cahaya tetapi tidak tergantung suhu.

b. Reaksi gelap
ATP dan NADPH yang dihasilkan pada reaksi terang akan merubah
molekul CO2 menjadi molekul gula. Energi kimia hasil konversi dari energi cahaya
matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut. Tahap reaksi gelap atau fiksasi
CO2 atau reaksi Blackman merupakan tahap yang peka cahaya bergantung suhu.

4
Gambar Proses Calvin
Sumber www.log.uad.ac.id
CO2 dan H2O sebagai bahan dasar fotosintesis dapat berasal dari sisa
oksidasi dalam jaringan fotosintetik. CO2 dapat diambil dari uadara melalui proses
difusi melalui stomata sedangkan H2O diambil dari lingkungan melalui proses
absorbsi di akar atau bagian penyerapan lainnya. Selain CO2 dan H2O cahaya
matahari dibutuhkan pada proses fotosintesis ini. Cahaya yang dipergunakan
mempunyai syarat kualitas (jenis gelombang) dan kuantitas (intensitas cahaya)
tertentu. Berdasarkan urutan panjang gelombangnya dari panjang ke pendek
meliputi sinar merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Untuk fotosintesis
dibutuhkan intensitas cahaya minimal tertentu. Pada intensitas cahaya yang kurang,
fotosintesisnya akan lambat dan sebaliknya.
Fotosintesis merupakan aktivitas kompleks, dipengaruhi oleh banyak faktor
baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal menyangkut kondisi
jaringan atau organ fotosintetik, kandungan klorofil, umur jaringan, aktifitas
fisiologi yang lain seperti transpirasi, respirasi, dan adaptasi fisiologis yang lain
saling berkaitan. Faktor eksternal meliputi faktor klimatik seperti suhu,
kelembapan, kecepatan angin, hujan, dan juga faktor cahaya, konsentrasi CO2 dan

5
O2, kompetitor, dan organisme patogen. Selain itu juga faktor penyebab timbulnya
stress seperti ketersediaan air, adanya polutan biosida, dan zat-zat beracun yang
lain. Kondisi excess pada berbagai faktor yang dibutuhkan dari lingkungan juga
berpengaruh terhadap fotosintesis., misalnya logam-logam beracun, biosida, SO2
dan juga O2 (Suyitno, 2006 : 1).
2. Kloroplas dan Klorofil
Kloroplas adalah plastid yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas
berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas
terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila
ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastid. Pada tumbuhan
tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm, kadang-kadang
lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan
posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya. Pada ganggang,
bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring, seringkali
disertai pirenoid. Fotosintesis terjadi di kloroplas. Kloroplas terdapat dalam
berbagai organisme yang berfotosintesis. Seluruh bagian hijau tumbuhan, termasuk
batang hijau dan buah yang belum matang , memiliki kloroplas. Namun daun
merupakan tempat utama fotosintesis pada sebagian besar tumbuhan. Ada sekitar
setengah juta kloroplas per milimeter persegi di permukaan daun. Warna daun
berasal dari klorofil pigmen hijau yang terletak di dalam kloroplas. Energi cahaya
yang diabsorbsi oleh klorofil menggerakkan sintesis molekul organik dalam
kloroplas. Kloroplas terutama ditemukan dalam mesofil, jaringan interior daun.
Kloroplas matang pada beberapa ganggang , biofita dan likopoda dapat
memperbanyak diri dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi melalui
pertumbuhan dan pembelahan proplastid di daerah meristem. Secara khas kloroplas
dewasa mencakup dua membran luar yang menyalkuti stroma homogen, di sinilah
berlangsung reaksi-reaksi fase gelap. Dalam stroma tertanam sejumlah grana,
masing-masing terdiri atas setumpuk tilakoid yang berupa gelembung bermembran,
pipih dan diskoid (seperti cakram). Membran tilakoid menyimpan pigmen-pigmen
fotosintesis dan sistem transpor elektron yang terlibat dalam fase fotosintesis yang

6
bergantung pada cahaya. Grana biasanya terkait dengan lamela intergrana yang
bebas pigmen.

Gambar Kloroplas
Sumber: www.biologi-sel.com
Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun. Di dalam
kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membran tilakoid. Sistem halus
yang berupa membran tilakoid yang saling terhubung memisahkan stroma dari
ruang lain yaitu lumen. Dibeberapa tempat, kantong tilakoid bertumpuk di dasar
kolam yang disebut grana (Campbell, 2000: 183). Daun juga menggunakan
pembuluh untuk mengekspor gula ke akar dan bagian-bagian non fotosintetik
lainnya dari tumbuhan. Sel mesofil biasanya memiliki sekitar 30 sampai 40
kloroplas yang masing-masing berukuran sekitar 2-4 µm kali 4-7 µm. Selaput yang
terdiri dari dua membran menyelubungi stroma, cairan kental di dalam kloroplas.
Suatu sistem rumit yang terdiri dari kantong-kantong bermembran yang saling
terhubung yang disebut tilakoid, memisahkan stroma dari kompartemen lain, yaitu
interior tilakoid, atau ruang tilakoid. Di beberapa tempat,kantong-kantong tilakoid
tertumpuk membentuk grana (tunggal : granum). Klorofil berada di dalam membran
tilakoid. (Neil A. Campbell, 2008 : 201 – 202).
Klorofil atau lebih dikenal dengan nama zat hijau daun adalah pigmen
yang dimiliki oleh berbagai organisme dan menjadi salah satu molekul berperan
utama dalam fotosintesis. Klorofil memberi warna hijau pada daun tumbuhan hijau
dan alga hijau, tetapi juga dimiliki oleh berbagai alga lain, dan beberapa kelompok
bakteri fotosintetik. Molekul klorofil menyerap cahaya merah, biru, dan ungu, serta
memantulkan cahaya hijau dan sedikit kuning, sehingga mata manusia menerima

7
warna ini. Pada tumbuhan darat dan alga hijau, klorofil dihasilkan dan terisolasi
pada plastida yang disebut kloroplas.
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada
umumnya, kloroplas itu berbentuk oval, sedangkan butir-butir yang terkandung di
dalamnya disebut grana. Klorofil bersifat flouresen, artinya dapat menerima sinar
dan mengembalikkannya dalam gelombang yang berlainan. Pada tanaman tinggi,
ada dua macam klorofil yaitu :
1) Klorofil a ( C55H12O5N4Mg)
Klorofil a tampak hijau-tua, tetapi jika sinar direfleksikan, tampaknya
berwarna merah. Klorofil a sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis.
2) Klorofil b (C55H10O6N4Mg)
Klorofil b berwarna hijau-muda cerah tampak merah-coklat pada flourensi.
Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau, dan beberapa
bakteri autotrof.
Rumus bangunnya berupa suatu susunan cincin yang terdiri atas upirol
dengan Mg sebagai inti. Rumus bangun ini hampir serupa dengan rumus bangun
haemin (zat darah), dimana intinya bukan Mg, melainkan Fe.

Gambar Klorofil a dan Klorofil b


Sumber: www.biologi-sel.com
Di dalam kloroplas terdapat pigmen-pigmen lain yang disebut karotenoid.
Pigmen karotenoid ini berwarna kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang
berwarna biru atau merah (Wirahadikusumah, 1985: 99). Adanya warna daun yang
beraneka ragam, itu disebabkan oleh zat warna yang disebut antosianin. Zat warna

8
ini terdapat di dalam air sel vakuola. Berfungsi untuk menangkap sinar pada proses
fotosintesis.
Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil
yang berwarna hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan
bakteria, berwarna merah, coklat, dan ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen
lain selain klorofil, yaitu pigmen pelengkap seperti karotenoid yang berwarna
kuning, merah, atau ungu, dan fikobilin yang berwarna biru atau merah.
3. Cahaya
Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi
matahari diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima
oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi.
Disebut radiasi dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak
membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke
permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan
kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya
dinyatakan dalam mikron (Tjasjono, 1995:55).
Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang.
Sedangkan bagi tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini
energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO₂ dan air untuk
membentuk karbohidrat.
Lebih lanjut, adanya sinar matahari merupakan sumber dari energi yang
menyebabkan tanaman dapat membentuk gula. Tanpa bantuan dari sinar matahari,
tanaman tidak dapat memasak makanan yang diserap oleh tanah, yang
mengakibatkan tanaman menjadi lemah atau mati (AAK, 1983:18)
4. Hydrilla
Hydrilla (Esthwaite rumput air atau Hydrilla) adalah genus tanaman air,
biasanya hanya satu spesies, Hydrilla verticillata, meskipun beberapa ahli botani
membaginya dalam beberapa spesies. Hydrilla memiliki beberapa metode
reproduksi. Dalam tubuh air, cabang atau akar fragmen dari tanaman yang rusak
dapat hanyut ke daerah baru. Selain itu, dapat menyebar ke lokasi baru dari pabrik

9
fragmen melekat pada perahu dan
trailer. Turions - kecil, kompak
tunas yang terbentuk di axils daun
sepanjang batang - istirahat bebas
dan melayang ke daerah-daerah
baru. Studi di University of
Minnesota telah menunjukkan
bahwa turions bentuk monoecious
cenderung bertahan di iklim utara. Bentuk dioecious tampaknya kurang toleran
dingin.Umbi-umbian, yang terbentuk pada akar dan dapat tertidur selama beberapa
tahun, dapat menyebarkan tumbuhan baru. Hydrilla dapat tumbuh dalam berbagai
kondisi, termasuk cahaya rendah, atau masih mengalir air, dangkal atau
mendalam. Ini keluar-bersaing luas air yang invasif milfoil-Eurasia dengan lebih
cepat pertumbuhan dan reproduksi. Ini merupakan ancaman serius bagi danau dan
sungai di mana-mana karena adaptasinya.
5. Percobaan Ingenhousz
Ingenhousz merupakan ilmuan yang pertamakali melakukan penelitian
tentang fotosintesis. Ia membuktikan bahwa pada fotosintesis dilepaskan O2. Hal
ini dibuktikan dengan percobaannya menggunakan tanaman air Hydrilla
verticillata di bawah corong terbalik. Jika tanaman tersebut kena sinar, maka
timbulah gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul di dasar tabung
reaksi. Gas ini ternyata oksigen.

Gambar Percobaan Ingenhousz


Sumber: www.praktikumbiologi.com

10
D. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Bekerglass 1 L 1. Akuades
2. Tabung reaksi 2. Tanaman Hydrilla verticillata
3. Corong gelas
4. Kawat dan kawat penyangga
5. Stopwatch

E. Langkah Kerja
1. Skema Alat

2. Prosedur Kerja

Merakit alat-alat seperti pada gambar (membuat dua rakit).

Menempatkan satu rakit di tempat yang terkena cahaya langsung dan rakitan
lainnya di dalam ruangan gelap.

Membiarkan selama 20 menit, kemudianmengamati ada/tidaknya gelembung


dalam tabung reaksi.

Mencatat hasil percobaan ke dalam tabel hasil percobaan.

Membandingkan jumlah gelembung gas pada kedua rakitan

11
F. Data Hasil Pengamatan
Produksi Gelembung oleh Tanaman
Menit ke- Terkena Sinar Tidak Terkena Keterangan
Langsung Cahaya (Gelap)
5 - - pada tanaman yang
10 + - terkena cahaya
15 ++ - langsung muncul
20 +++ + gelembung pada menit
25 +++ + ke-7, sedangkan pada
30 +++ + tanaman yang gelap
35 +++ + muncul gelembung

40 +++ + pada menit ke-18

Keterangan :
- = tidak ada gelembung
+ = sedikit gelembung
++ = banyak gelembung
+++ = sangat banyak gelembung

G. Pembahasan
Paraktikum pada percobaan yang berjudul “Fotosintesis” dengan kegiatan
Uji Ingenhousz yang telah dilakukan pada hari Kamis, tanggal 27 Maret 2014,
pukul 07.00-08.40 WIB, di Laboratorium Biologi Dasar FMIPA UNY, memiliki
tujuan agar setelah melakukan percobaan mahasiswa dapat mengetahui hubungan
antara intensitas cahaya dengan laju fotosintesis.
Pada percobaan Ingenhouzs ini, alat-alat yang dibutuhkan adalah beker
gelas 1 L, tabung reaksi, corong gelas, dan kawat. Sedangkan bahan-bahan yang
digunakan adalah air, dan tanaman Hydrilla verticillata. Hydrilla sp. termasuk
dalam tumbuhan hijau. Daunnya yang berwarna hijau banyak mengandung
klorofil. Sebagian besar tubuh dari Hydrilla ini berwarna hijau, baik daun maupun
batangnya. Semua bagian yang berwarna hijau ini berasal dari klorofil yaitu pigmen
warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Meskipun batang tumbuhan Hydrilla

12
berwarna hijau, namun di daunlah sebagai tempat utama terjadinya fotosintesis.
Proses fotossintesi pada Hydrilla verticillata ini terjadi dengan lamban karena
letaknya yang terendam dalam air sehingga sulit untuk mendapatkan cahaya
matahari sebagai sumber energinya.
Praktikan mula-mula merakit alat seperti pada gambar di bawah ini. Perlu
diperhatikan bahwa Hydrilla verticillata harus diikat pada ujungnya menggunakan
benang agar posisinya tidak berubah saat dimasukkan ke leher corong. Bagian
ujung Hydrilla verticillata harus diletakkan di ujung leher corong yang terbalik
karena bagian ujung adalah yang paling banyak menghasilkan gelembung.

Rakit percobaan ini dibuat sebanyak dua buah, dengan satu rakit diletakkan
di tempat yang terkena sinar matahari secara langsung dan rakit lainnya diletakkan
di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung (tempat gelap).
Perbedaan perlakuan ini bertujuan untuk membandingkan laju fotosintesis pada
tanaman yang terkena sinar matahari secara langsung dan pada tanaman yang tidak
terkena sinar matahari secara langsung.
Kedua rakitan dibiarkan selama 40 menit. Setelah itu, praktikan mengamati
ada/tidaknya gelembung yang terjadi pada tabung reaksi. Perhitungan terhadap
gelembung yang keluar dilakukan selama 40 menit dan mencatat perubahannya
selama selang waktu 5 menit sekali. Parameter yang digunakan praktikan dalam
mengukur gelembung yang ada pada tabung reaksi adalah jumlah gelembung yang
terjadi selama pengamatan., sehingga praktikan harus teliti dalam menghitung
jumlah gelembung yang muncul. Gelembung pertama pada percobaan di tempat

13
terang praktikan muncul pada menit ke tujuh. kemudian pada menit-menit
berikutnya, gelembung-gelembung udara yang muncul semakin banyak.
Sedangkan pada percobaan yang diletakkn ditempat gelap, gelembung udara mulai
muncul pada menit ke-18. Namun, gelembung yang muncul tidak semakin banyak,
hanya sedikit (tetap) sampai batas waktu yang telah ditentukan.
Agar perbedaan jumlah gelembung pada tempat terang dan pada tempat
gelap lebih jelas, maka praktikan menyajikannya dalam bentuk grafik sebagai
berikut:

60

50
Jumlah Gelembung

40

30

20

10

0
5 7 10 15 18 20 25 30 35 40
Waktu (menit)

Tempat Terang Tempat Gelap

Tampak bahwa jumlah gelembung yang dihasilkan di tempat yang terkena


langsung oleh sinar matahari lebih banyak dibanding dari rakitan yang diletakkan
di tempat gelap. Hasil tersebut sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
semakin tinggi intensitas cahaya maka laju fotosintesis akan semakin cepat,
sehingga pembentukan gas O2 di dalam rakit juga semakin banyak. Jadi, gelembung
gas yang muncul merupakan gas oksigen (O2) dari hasil fotosintesis Hydrilla
verticillata. Hal ini merujuk dari hasil fotolisis berupa energi dan oksigen.
Berdasarkan literatur, salah satu yang mempengaruhi laju fotosintesis
adalah intensitas cahaya. Intensitas cahaya merupakan energi cahaya yang diterima
oleh daun persatuan luas persatuan waktu. Semakin tinggi intensitas cahaya, maka
semakin banyak energi yang terbentuk sehingga akan mempercepat fotosintesis.

14
Intensitas cahaya juga berpengaruh terhadap pembentukan klorofil pada daun
tanaman. Klorofil ini yang akan membantu daun dalam menyerap energi cahaya
matahari yang digunakan untuk menggerakkan sintesis molekul makanan pada
kloroplas.
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap kelajuan fotosintesis ditandai
dengan gelembung gas yang dihasilkan sehingga apabila itu ditempatkan pada
tempat terang, artinya tercukupi kebutuhannya akan cahaya, maka jumlah
gelembung yang dihasilkan akan lebih banyak daripada tanaman yang ditempatkan
di tempat gelap. Hal ini dikarenakan saat tanaman tersebut ditempatkan di tempat
gelap, tanaman tersebut tidak mendapatkan cahaya matahari sehingga fotosintesis
yang terjadi lambat.
Selain intensitas cahaya, yang mempengaruhi laju fotosintesis adalah lama
penyinaran. Semakin lama penyinaran maka proses fotosintesis akan cepat terjadi.
Hal ini ditunjukkan pada rakitan yang ditempatkan di tempat terang akan memiliki
jumlah gelembung yang lebih banyak dimana setiap menitnya terjadi kenaikan
jumlah gelembung.
Pada reaksi terang, diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen yang
melibatkan dua fotosistem. Fotosistem I berisi pusat reaksi P700 yang berarti
fotosistem ini maksimal menyerap cahaya dengan panjang gelombang 700 um.
Fotosistem II berisi pusat reaksi P680 artinya fotosistem ini optimal menyerap
cahaya dengan panjang gelombang 680 um. Cahaya matahari menyebabkan
elektron klorofil pada fotosistem II tereksitasi dan muatan menjadi tidak stabil.
Untuk menstabilkan kembali molekul air akar dipecah oleh ion Mn yang bertindak
sebagai katalis dan enzim yang menyebabkan terjadinya pelepasan ion H+ di lumen
tilakoid. Dari proses tersebut, akan dihasilkan energi dan hasil sampingan berupa
gas O2 sehingga adanya gelembung pada percobaan Ingenhousz ini menunjukkan
bahwa fotosintesis akan menghasilkan gas O2.
Gas O2 ini terbentuk karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi
gas O2 yang akan muncul berupa gelembung gas. Berikut adalah proses fotolisis
dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
2H2O (l)  4H2 (g) + O2 (g)

15
Elektron-elektron dari proses pemecahan molekul ini akan digunakan dalam
pembentukan NADP yang terjadi pada reaksi Gelap. Pada reaksi gelap ini, akan
terjadi fikasasi CO2, yaitu pengikatan CO2 di udara oleh karbon akseptor yaitu
Ribokise Bifosfat (RuBP) yang akan membentuk senyawa karbohidrat pertama
yang stabil (3-PGA). Kemudian akan direduksi dengan menggunakan ATP dan
NADPH+ + H+ menjadi fosfogliseraldehid (PGAL). Dua molekul PGAL akan
membentuk glukosa sedangkan molekul PGAL yang lain digunakan untuk
regenerasi karbon akseptor yang akan digunakan untuk pengikatan CO2 pada proses
berikutnya.

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan oleh
praktikan, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara intensitas cahaya
dengan laju fotosintesis berbanding lurus, artinya semakin tinggi intensitas
cahaya, maka laju fotosintesis semakin cepat. Sebaliknya, semakin rendah
intensitas cahaya, maka proses fotosintesis semakin lambat.

I. Daftar Pustaka
Asri widowati dan Ekosari R. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar 2.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
Campbell, Neil A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Dwijoseputro. 1986. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Fried, George H. 2006. Clhaum’s out Lines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Hendri Riandani. 2009. Theory and Application of Biology. Solo : Evo Bilingual.
Kimball, John. 1998. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Said Harran, dkk. 1985. Biologi Umum 2. Bandung: Angkasa.
Suwasono Heddy. 1987. Biologi Pertanian. Jakarta: Rajawali Press.

Sumber gambar:
Diakses dari www.log.uad.ac.id pada hari Jumat 28 Maret 2014 pukul 13.00 WIB.
Diakses dari www.biologi-sel.com pada hari Jumat 28 Maret 2014 pukul 13.23

16
WIB.
Diakses dari www.praktikumbiologi.com pada hari Jumat 28 Maret 2014 pukul
13.25 WIB.
Diakses dari www.ezzahhidayati.blogspot.com pada hari Jumat 28 Maret 2014
pukul 13.30 WIB.

J. Jawaban Pertanyaan
1. Gelembung udara lebih banyak dihasilkan oleh perlakuan pada rakitan yang
diletakkan di ruang terbuka yang terkena sinar matahari secara langsung atau di
ruang terbuka.
2. Karena ada faktor intensitas cahaya dan lama penyinaran. Dimana kedua faktor
tersebut mempengaruhi laju reaksi. Pada rakitan yang diletakkan di tempat
terang akan mendapat intensitas cahaya yang cukup sehingga proses
fotosintesisnya berjalan lebih cepat yang ditunjukkan dengan jumlah
gelembung yang dihasilkan lebih banyak. Selain itu, lama penyinaran pada
tanaman yang ditempatkan di tempat terang, semakin lama akan memproduksi
gelembung yang bertambah banyak seiring dengan penyinaran yang semakin
lama, yaitu berjalan sampai 40 menit. Adanya intensitas cahaya dan lama
penyinaran ini akan mempengaruhi laju fotosintesis. Semakin tinggi intensitas
cahaya, maka laju fotosintesis akan semakin cepat dan sebaliknya. Serta,
semakin lamanya penyinaran, maka proses fotosintesis akan cepat terjadi.
3. Kesimpulan pada percobaan Ingenhousz yaitu hubungan antara intensitas
cahaya dengan laju fotosintesis berbanding lurus, artinya semakin tinggi
intensitas cahaya, maka laju fotosintesis semakin cepat. Sebaliknya, semakin
rendah intensitas cahaya, maka proses fotosintesis semakin lambat.

K. Tugas Pengembangan
Mekanisme fisiologi-biokimia dalam fotosintesis sehingga dihasilkan O2
sebagai satu produknya adalah sebagai berikut:
Mekanisme fotosintesis berupa rangkaian reaksi dapat diterangkan dalam
reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan

17
ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan moleku air dan cahaya
matahari. Proses di awali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama yaitu fotosistem
I dan II. Fotosistem I berisi pusat reaksi P700 dan fotosistem II berisi pusat reaksi
P680. Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II
menyerap cahaya matahari sehingga elektron klorofil pada fotosistem II (PS II)
tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan
kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O yang ada disekitarnya.
Dalam fase ini, H2O mengalami fotolisis menjadi ion hidrogen dan oksigen.
Dimana elektron dari pemecahan air ini akan menggantikan elektron dari klorofil a
(Fotosistem I) yang digunakan untuk mereduksi NADP.
Reaksi fotolisis H2O
2H2O (l)  4H2 (g) + O2 (g)
Pada reaksi gelap, terjadi pengikatan CO2 oleh molekul RuBP untuk
mensintesis gula yang berlangsung distroma. Pada reaksi gelap, diawali dengan
pengikatan CO2 oleh RuBP untuk membentuk molekul PGA; kemudian PGA
direduksi oleh NADPH menjadi PGAL. Setelah itu, pembentuka kembali RuBP
Jadi, fotosintesis merupakan aktivitas fisiologis yang khusus dilakukan oleh
organisme fotosintetik terutama kelompok tumbuhan. Fotosintesis dapat diartikan
sebagai suatu proses penyusunan pigmen fotosintetik yang mampu melakukkan
fotosintesis karena pigmen itulah yang mampu menangkap energi dari cahaya
matahari. Zat organik yang disusun dalam fotosintesis ini adalah karbohidrat yang
berasal dari molekul CO2 dan H2O sebagai hasil sampingan adalah molekul O2.
Proses fotosintesis dapat dirumuskan dalam persamaan umum sebagai berikut:
6 CO2 + 6 H2O  C6H12O6 + 6 O2

18
L. Lampiran
Foto 1. Alat-alat yang digunakan

Foto 2. Hydrilla verticillata

Foto 3. Percobaan di Tempat Terang

19
Foto 4 Percobaan di Tempat Terang

Foto 5. Percobaan di Tempat Gelap

20

Anda mungkin juga menyukai