Metode Perbaikan Tanah Teknik Unsuri PDF
Metode Perbaikan Tanah Teknik Unsuri PDF
DISUSUN OLEH :
YUNUS RENGGANA
NIM : 17230015
UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Metode
Perbaikan Tanah” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai struktur beton. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
2.1 Pengertian Perbaikan Tanah................................................................................2
2.2 Tujuan Perbaikan Tanah.....................................................................................2
2.3 Metode Perbaikan Tanah.....................................................................................2
2.3.1 Metode Perbaikan Tanah Mekanis..............................................................2
2.3.1.1 Pengaruh Kadar Air.......................................................................3
2.3.1.2 Variabel Pemadatan Tanah.............................................................5
2.3.1.3 Tes Pemadatan Tanah......................................................................7
2.3.1.4 Jenis Pemadatan Tanah..................................................................9
2.3.2 Metode Perbaikan Tanah Hidrolik ............................................................16
2.3.2.1 Pra Pembebanan..........................................................................17
2.3.2.2 Dewatring...................................................................................20
2.3.2.3 Predrainage.................................................................................23
2.3.3 Metode Perbaikan Fisik dan Kimiawi.......................................................26
2.3.3.1 Penambahan Admixture...............................................................26
2.3.3.2 Penggunaan Grouting...................................................................27
2.3.3.3 Metode Thermal..........................................................................27
BAB III PENUTUP......................................................................................................29
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................29
3.2 Saran.............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah merupakan bagian yang penting ketika kita akan medirikan suatu bagunan
atau konstruksi, karena tanah adalah tempat dari fondasi bangunan itu berpijak. Jika tanah
yang digunakan untuk mendirikan bangunan tidak memiliki daya dukung yang tinggi atau
tanah yang labil maka sekuat apapun konstruksi yang kita bangun, pasti tidak akan
berguna karena hancur ketika tanah mengalami perubahan yang disebabkan oleh gempa
ataupun perubahan bentuk dan sifat tanah itu sendiri.
Maka sangat penting bagi kita mengetahui metode-metode apa saja yang bisa
digunakan dalam bidang sipil khususnya untuk memperbaiki tanah yang labil menjadi
tanah yang memiliki daya dukung tinggi, memenuhi spesifikasi teknik, aman dan layak
untuk mendirikan sebuah bangunan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PERBAIKAN TANAH
Dalam ilmu teknik sipil, jenis tanah dapat dilihat dari besar butiran tanah. Secara
garis besar dikedalaman tanah terdapat tanah yang mengandung butiran berdiameter besar
seperti kerikil, pasir, bebatuan dan tanah yang mengandung butiran halus seperti lanau,
lempung. Tanah yang berbutir halus pada umumya memiliki kekuatan geser dan
kestabilan yang rendah, oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan tanah.
Perbaikan tanah adalah Kumpulan upaya-upaya yang dapat dilakukan terhadap
tanah yang memiliki karakteristik teknis (engineering properties) yang bermutu rendah
menjadi material yang layak digunakan sebagai material konstruksi (mempunyai
karakteristik teknis yang lebih baik)
Perbaikan tanah secara mekanis disebut juga perbaikan tanah dengan ENERGI.
Umumnya dilakukan terhadap tanah timbunan. Jenis tanah dapat berupa tanah
berbutir halus maupun berbutir kasar.
2
Pemadatan dapat dilakukan dengan cara :
Gilasan
Energi gilasan, tumbukan dan getaran berperan mendorong udara dan air tanah
dari rongga/pori-pori tanah, sekaligus memampatkan rongga menjadi semakin
kecil, proses memampatkan tanah juga merubah susunan butir menjadi lebih
kompak.
Tumbukan
Getaran
Kombinasi a-c dan b-c
Cara gilasan dan tumbukan sangat cocok untuk tanah kohesif (berbutir halus).
Cara gilasan dan getaran cocok untuk tanah nonkohesif (berbutir kasar)
Suatu tanah yang kohesif dalam keadaan kering keras dan berbongkah-
bongkah akan sulit untuk dipadatkan. Untuk memudahkan pemadatan itu
perlu dibasahi, karena semakin basah tanah akan mudah dihancurkan.
3
Dalam pelaksanaan pemadatan tanah secara mekanis, apabila tanah telah
mencapai kepadatan maksimal tetapi masih terus dipadatkan maka akan
terjadi over compacted soil. Pada pemadatan diperlukan suatu nilai kadar air
optimum ( OMC )
4
2.3.1.2 Variabel Pemadatan Tanah
1. Karakteristik Tanah
Tanah Granuler : jenis tanah paling mudah penanganannya untuk
pekerjaan lapangan. Material ini mampu memberi kuat geser yang tinggi
dengan sedikit perubahan volume sesudah dipadatkan. Tanah granuler
secara efektif dipadatkan menggunakan mesin pemadat dengan getaran
Tanah Lanau : tanah ini jika dipadatkan, umumnya akan stabil dan
mampu memberikan kuat geser yang cukup dan sedikit kecenderungan
perubahan volume. Namun akan sangat sulit dipadatkan bila dalam
keadaan basah.
Tanah Lempung :lempung yang dipadatkan dengan cara yang benar akan
memberikan kuat geser tinggi. Pada waktu sangat basah atau jenuh,
lempung tidak dapat dipadatkan dengan baik.
5
2. Karakteristik Mesin Pemadat
Karakteristik mesin pemadat mempengaruhi tingkat tekanan dan
kedalaman pengaruh gaya dinamik. Secara umum, pemadat roda baja
halus lebih cocok untuk batu pecah dan campuran kerikil-pasir yang
distabilisasi secara mekanis. Penggilas roda karet cocok untuk tanah pasir
bergradasi seragam dan tanah-tanah berbutir halus kohesif pada kadar air
yang mendekati batas plastis. Penggilas kaki kambing ( sheep foot roller
), cocok untuk tanah berbutir halus kohesif pada kadar air antara 7-12%
dibawah batas plastisnya.
6
2.3.1.3 Tes pemadatan tanah dapat dilakukan di beberapa tempat :
7
Permukaan tanah, pada titik yang telah ditentukan, dibersihkan
dan diratakan.
Dengan menggunakan mal dibuat lubang sedalam 10-15 cm,
sesuai dengan tinggi silinder yang digunakan untuk mengukur
berat isi kering pasir (B). Semua tanah galian harus dikumpulkan
dalam kaleng, tidak boleh ada yang terbuang dan dijaga jangan
sampai kadar airnya berubah (kaleng sementara ditutup).
Tempatkan botol diatas lubang dengan corong menghadap
kebawah. Kran dibuka hingga pasir turun mengisi lubang melalui
corong.
Setelah pasir dari botol tidak turun lagi, kran ditutup selanjutnya
botol beserta pasir ditimbang (W2´). Sementara itu hasil galian
diatas segera ditimbang dan diukur kadar airnya, sehingga
diketahui berat tanah dalam lubang (W), dan kadar airnya (ω).
8
Cara kerja tes balon karet :
a. Pemadatan Dangkal
9
Pneumatic Tire Roller : dapat digunakan pada pemadatan
dengan tekanan dan “kneading” (remasan)
Sheep foot roller : cocok untuk lempung dan tanah berlanau
Mesh grid roller : sangat ideal untuk memadatkan
tanahtanah berbatu, berkerikil dan berpasir
Vibrator roller
adalah alat pemadatan yang sama dengan tipe Tamping Roller,
Smooth Steel Roller dan Pneumatic Roller yang dilengkapi vibrator.
Roller ini akan menghasilkan efek gaya dinamis terhadap tanah. Butir
butir tanah akan mengisi bagian kosong yang terdapat diantara butiran
tersebut. Getaran tadi mengakibatkan tanah menjadi padat dengan
susunan yang lebih kompak.
b. Pemadatan Dalam,
10
Tanah tak berkohesi (dominan pasir) yang renggang harus dipadatkan
dahulu karena pada tanah-tanah seperti ini mudah terjadi peristiwa
“liquefaction” bilamana terjadi getaran yang cukup kuat (dari gempa
bumi atau lainnya). Pemadatan tanah untuk lapisan tanah renggang tak
berkohesi yang cukup tebal juga menggunakan prinsip getaran.
Vibro Compaction
Cara – cara ini pada prinsipnya sama, yaitu menghasilkan getaran
yang dapat meruntuhkan struktur susunan partikel tanah (mula-mula)
sehingga partikel membentuk susunan yang lebih rapat dan lebih
kokoh. Vibrocompaction menghasilkan energi yang jauh lebih kecil
dari pada kedua cara yang disebut terakhir ( blasting dan heavy
tamping / dynamic compaction ) .
Getaran akibat vibrocompation biasanya terasa hanya sejauh jarak satu
atau dua meter dari sumbernya, sedangkan pada cara blasting dan
heavy tamping, getaran dapat berpengaruh sampai ± 10 meter dari
sumbernya.
Cara vibrocompaction lebih efektif bila digunakan untuk memadatkan
tanah dominan pasir bilamana jumlah fraksi tanah yang lolos ayakan
no. 200 (persen berat). Adanya fraksi lempung dan lanau yang lebih
besar menyebabkan tanah sulit (berat) untuk dipadatkan dengan cara
vibrocompaction ini. Untuk kasus bilamana fraksi lanau dan lempung
cukup tinggi sebaiknya digunakan cara blasting atau heavy tamping.
Adapun cara-cara untuk mengukur hasil pemadatan tanah setelah di
“treatment” dengan cara getaran diatas, atau mengukur perubahan
kepadatan dan kekuatan tanah sebelum dan sesudah pemadatan, dapat
dilakukan cara sebagai berikut :
1. Pengukuran dengan bantuan patok-patok settlement di
permukaan.
11
2. Pengukuran dengan SPT (Standard Penetration Test, SPT),
sebelum dan sesudah treatment.
Peledakan / Blasting
adalah salah satu cara yang ekonomis untuk pemadatan lapisan pasir
renggang yang cukup tebal (dalam). Prosedur pamadatan pada
umumnya adalah :
1. Pembuatan/pemancang pipa dengan cara getar, jetting, auger
boring atau lainnya. Kedalaman pipa sampai sedalam ledakan
yang diinginkan.
2. Pemasangan bahan peledak (dinamit) dalam pipa tersebut.
3. Pengurangan kembali pipa (backfilling of pipe).
4. Peledakan bahan dinamit menurut pola ledak dan kekuatan
ledak yang direncanakan.
5. Peledakan akan menghasilkan gelombang getar tekan dan
geser yang akan meruntuhkan susunan partikel tanah asli dan
membentuk susunan yang lebih padat
12
Berdasarkan pedoman pemadatan dengan ledakan (sampai kedalaman
tanah 20 meter yang terpengaruh) sebagai berikut :
1. Ukuran ledakan : 1 kg sampai 12 kg per hulu ledak.
2. Kedalaman pusat ledakan : Pusat ledakan harus tertimbun pada
kedalaman > 1/4 x kedalaman total (sampai kedasar lapisan
tanah yang ingin dipadatkan); tetapi letak pusat ledakan pada
kedalaman 1/2 sampai 3/4 x kedalaman total lebih umum
dilakukan orang.
3. Jarak pusat-pusat ledakan : 4 - 15 meter
4. Jumlah kali ulangan peledakan : 1 sampai 5 kali, dan ummnya
2-3 kali. setiap ulangan terdiri dari beberapa ledakan beruntun
dari masing-masing pusat ledak.
5. Setiap ulangan biasanya berjarak beberapa jam sampai
beberapa hari dari ledakan sebelumnya.
6. Jumlah total bahan explosive yang digunakan : 8 - 150 gr/m3
tanah, biasanya sekitar 10-30 gr/m3.
7. Settlement permukaan tanah akibat pemadatan : 2 - 10 % tebal
lapisan yang dipadatkan.
Dengan cara ini, jelas akan terlihat adanya pemadatan yang berarti
dari tanah setempat, tetapi kekuatan tanah tidak segera membaik.
Perlu waktu lama untuk tanah tersebut menguat kembali. Akan tetapi
pada tanah dominan pasir, kekuatan tanah minimal biasanya sudah
memenuhi syarat untuk bangunan, hanya kepadatannya saja yang
menjadi masalah bilamana ada getaran nantinya.
Pada tanah-tanah yang tidak terletak di bawah air, akan lebih mudah
dipadatkan bila tanah tersebut lebih dahulu dijenuhkan dengan air
kemudian baru diledakkan, cara ini disebut hydro-blasting. Jadi
kedalam tanah dipompakan air sampai lapisan tanah disitu sampai
jenuh, baru baru kemudian sistem pemadatan cara blasting dilakukan.
13
Dynamic Compaction / Heavy Tamping
14
Compaction Grouting
Bahan grouting yang paling umum adalah semen. Disamping itu juga
sering digunakan bahan lempung (bentonite, dan lain-lain), atau
campuran antara semen dan tanah.
15
2. Displacement grouting yaitu grouting yang ditujukan untuk
mengisi pori tanah dan menyibak pori tanah menjadi besar.
Grouting ini menyebabkan terjadinya displacement dan
perubahan volume pori dalam tanah.
3. Encapsulation grouting, ditujukan untuk mengisi retakan-
retakan yang terjadi dalam tanah akibat tekanan injeksi.
Grouting ini tidak menyusup ke pori-pori tanah tetapi mengisi
retakan-retakan sekitar gugusan tanah atau batuan, sehingga
berbentuk lensalensa tipis grouting yang berada disela-sela
gugusan tanah/batuan dan membungkus tanah dalam gugusan-
gugusan yang cukup besar.
16
Teknik Preloading bisa dilakukan dengan cara :
17
b. Vacuum Preloading
Ketika nilai tegangan total pada tanah tetap tidak berubah, nilai
negative pore pressure yang terjadi pada saat nilai tegangan efektif
meningkat tersebut akan menyebabkan terjadinya konsolidasi.
Metode itu tidak berkembang secara luas hingga awal tahun 1980an.
Hal tersebut disebabkan oleh tingginya biaya pelaksanaan vacuum
preloading pada jaman tersebut.
18
Vertical drains merupakan suatu metode perbaikan tanah dengan
membuat saluran drainase buatan yang dimasukkan/ dipasang
didalam tanah lunak.
19
menyebabkan terjadinya displacement baik pada sisi vertical
maupun horizontal.
2.3.2.2 Dewatering
20
pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, terutama untuk pelaksanaan
bagian struktur yang berada dalam tanah dan di bawah muka air tanah.
a. Open pumping
21
Bila galian sangat luas, dapat dilakukan secara bertahap. Dan
membuat sumur/ selokan di beberapa tempat.
Mencegah rembesan
22
b. Predrainage
Well points
Pompa Dalam (Submersible Pump)
23
biasanya berkisar antara 1 sampai 4 meter, dengan suction lift
(penurunan muka air tanah) antara 5 sampai 7 meter.
Dibuat sumur tes untuk mengetahui lapisan tanah dan tinggi muka
air tanah, guna meyakinkan perencanaan yang ada.
Dipersiapkan saluran untuk mengalirkan air buangan dari pompa
ke dalamsaluran drainase yang ada. Hal ini perlu menjadi
perhatian karena debit air yang dibuang kadang-kadang cukup
besar.
Dipasang wellpoint dengan kedalaman dan jarak tertentu dan
bagian pengisapnya (bagian atas) dihubungkan dengan header
(pipa penghubung wellpoint). Kemudian header pipe
dihubungkan dengan pompa dengan pipa buangnya disambung
dan diarahkan ke saluran pembuang.
Bila dasar galian terletak pada tanah lempung (clay), maka bagian
atas saringan berjarak kurang lebih 15 cm dari permukaan clay.
Bila lapisan tanah terdiri dari pasir halus, maka saringan harus
diletakkan sampai pada lapisan butir kasar. Hal ini untuk mencegah
agar partikel halus dari tanah tidak ikut tersedot oleh pompa.
Bila tidak tersedia saluran drainase yang cukup, akan timbul masalah
baru, dalam rangka proses pengeringan (dewatering) dengan sistem
predrainage ini.
24
Untuk mengatasi masalah tersebut, biasanya air buangan dimasukkan
kembali ke dalam tanah dengan membuat sumur-sumur resapan.
Dalam hal ini installasi pipa-pipa yang ada tidak boleh terjadi
kebocoran, karana akan mengurangi efektifitas pompa yang
digunakan.
Bila elevasi dasar galian sangat dalam dari muka air tanah, sedang
maximum suction lift hanya 5-7 meter, maka dapat dipergunakan
dua cara:
c. Cut off
Prinsip metode cut off adalah memotong aliran bidang air tanah
melalui cara mengurung daerah galian dengan dinding, sehingga
daerah yang dikehendaki terbebas dari air tanah.
25
Ditinjau dari pergerakan air tanah, Metode dewatering cut off ini
paling baik, karena tidak terjadi aliran air tanah, dan tidak terjadi
penurunan muka air tanah di sekeliling luar daerah galian.
26
didapatkan dari pengisian pori-pori tanah karena ukuran partikelnya
yang kecil dan ringan. Pengisian pori-pori ini berakibat peningkatan
kerapatan dan kuat geser tanah.
Bahan lain
Bahan lain digunakan adalah Terak baja, bitumen dan Tar serta beberapa
macam bahan kimia lainnya
2. Penggunaan Grouting
Grouting adalah menyuntikkan suatu bahan kimia pada suatu lokasi dalam tanah
yang merupakan perlemahan. Umumnya grouting digunakan pada daerah
terbatas (pada sebagian dari struktur) untuk memperkuat.
Komposit material yang dibentuk oleh reinforcement dan tanah butiran yang
berinteraksi melalui gaya gesekan yang terjadi pada kedua material akibat
gravitasi dan memberikan tahanan tarik kepada tanah untuk menahan beban-
beban yang bekerja (gaya luar + gaya gravitasi)
27
Inklusi berfungsi meningkatkan permeabilitas, menaikkan kuat geser,
menurunkan kompresibilitas, dengan syarat Inklusi tidak mengandung bahan
kimia yang korosif atau sebaliknya tanah juga tidak korosif.
Bahan - bahan yang digunakan
a. Fiber
b. Metal Strips
c. Meshes
d. Fabrics
e. Perkuatan insitu dengan: soil nailings dan angkur (baja, beton, geosintetis)
28
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Teknologi konstruksi bangunan akhir - akhir ini mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Hal ini bisa dilihat dari pesatnya pembangunan yang dilakukan baik di dalam negeri
maupun diluar negeri. Seiring perkembangan tersebut dituntut pula teknologi yang
sesuai dan memadai dengan kebutuhan yang ada. Para engineer juga sudah banyak
yang melakukan inovasi dalam dunia konstruksi ini baik dalam hal structural seperti
teknologi bahan beton atau baja maupun dalam hal desain. Dalam suatu struktur
bangunan, tanah merupakan bagian yang penting karena kebanyakan semua bangunan
menumpu pada suatu lapis tanah.
Pada suatu jenis tanah, tidak menutup kemungkinan adanya permasalahan yang
muncul baik dari segi daya dukung maupun penurunan akibat beban yang menumpu
pada tanah tersebut. Dari permasalahan yang muncul tersebut, maka diperlukan adanya
perbaikan tanah. Beberapa metode yang bisa digunakan diantaranya perbaikan tanah secara
mekanik, perbaikan tanah secara hidrolik, perbaikan tanah secara fisik dan kimiawi. Metode
tersebut dapat pilih disesuaikan dengan kondisi tanah dan konstruksi yang akan dibangun
diatas tanah tersebut.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan tugas ini tidak lepas dari kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh
karena itu saran yang mendukung sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan
selanjutnya.
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Das, Braja, M., (1994), Principles of Geotechnical Engineering, PWS Publishing Company,
Boston
2. Harry, CH., (1992), Mekanika Tanah-1 dan Mekanika Tanah-2, Gramedia Pusat Utama,
Jakarta
3. Harry, CH., (2010), Stabilisasi Tanah untuk Perkerasan Jalan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
4. Welsh, J.P., (1987), Soil Improvement, American Society of Civil Engineers, New York.
5. Indrasurya B. Mochtar, (1991), Makalah Seminar Sehari Masalah Perbaikan Tanah di
Universitas Petra, Surabaya
30