HAMA TANAMAN
MENENTUKAN INTENSITAS SERANGAN/KERUSAKAN YANG
DISEBABKAN OLEH HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT
(Solanum lycopersicum)
Oleh :
Kelompok : 1
Kelas : B
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
GORONTALO
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktikum ke-3 Epidemiologi Penyakit dan
Peramalan Hama Tanaman dengan judul “Menentukan Intensitas
serangan/kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit pada tanaman
Tomat (Solanum lycopersicum) di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten
Gorontalo Provinsi Gorontalo”.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua kami yang telah mendoakan
kami juga kepada dosen praktikum Epidemiologi Penyakit dan Peramalan Hama
Tanaman sehingga laporan ini selesai tepat pada waktunya dan kepada semua pihak yang
berkontribusi dalam penyusunan laporan akhir praktikum ini.
Harapan kami terhadap laporan ini adalah membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman kami beserta teman-teman. Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami
harapkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................................... i
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 1
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 11
5.2 Saran .................................................................................................................... 11
LAMPIRAN..................................................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi hama dan patogen di suatu tanaman akan menimbulkan gejala pada
tanaman. Gejala adalah setiap bentuk penyimpangan fisiologis tanaman sebagai
akibat aktivitas hama dan patogen yang hidup, berada dan makan pada tanaman
tersebut.
Gejala dapat berupa luka tanaman yang mengakibatkan terjadinya
KERUSAKAN (“damage”). Kerusakan adalah kehilangan hasil yang dirasakan oleh
tanaman (petani) akibat adanya populasi hama/serangan hama atau patogen antara
lain dalam bentuk penurunan kuantitas dan kualitas hasil.
Istilah-istilah lain berkaitan dengan hama dan tanaman yang saat ini
digunakan dalam kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh para petugas pengamat
lapangan (dulu namanya PHP- Pengamat Hama dan Penyakit, sekarang namanya
POPT- Pengendali OPT).
1. Tanaman terserang adalah tanaman yang digunakan sebagai tempat hidup dan
berkembang biak OPT dan atau mengalami kerusakan karena serangan OPT pada
tingkat populasi OPT atau intensitas kerusakan tertentu sesuai dengan jenis OPT
nya
2. Luas serangan: adalah luas tanaman terserang yang dinyatakan dalam hektar atau
rumpun atau pohon
3. Intensitas serangan: adalah derajat serangan OPT atau derajat kerusakan tanaman
yang disebabkan oleh OPT yang dinyatakan secara kuantitatif dan kualitatif.
a. Intensitas serangan secara kuantitatif dinyatakan dalam % (persen) bagian
tanaman/tanaman atau persen kelompok tanaman terserang. Intensitas serangan
dalam % dilaporkan oleh PHP.
b. Beberapa pengukuran yang sering digunakan adalah terhadap tanaman atau
bagian tanaman antara lain seperti: Keseluruhan tanaman, daun, batang,
buah/benih, dan akar.
c. Intensitas serangan secara kualitatif dibagi menjadi 4 kategori serangan yaitu:
ringan, sedang, berat dan puso.
Adapun kategori intensitas serangan hama dan penyakit secara umum dapat
digunakan pedoman sbb:
a. Serangan ringan bila derajat serangan <25%
b. Serangan sedang bila derajat serangan 25-50%
c. Serangan berat bila derajat serangan 50-90%
d. Serangan puso bila derajat serangan >90 %
5
Berdasarkan penjelasan diatas maka diadakan praktikum di lahan petani
mengenai penghitungan intensitas serangan hama dan penyakit berdasarkan
kejadian dan tingkat keparahan gejala pada pengamatan sampel tanaman.
6
berwarna kuning cerah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna, karena benang
sari dan putik terletak pada bunga yang sama. Bunga memiliki 6 benang sari dengan
kepala putik yang berwarna sama dengan mahkota bunga, yakni kuning cerah
(Tugiyono, 2005).
Bentuk buah tomat bervariasi mulai dari bulat, agak bulat, agak lonjong,
hingga oval dan ada juga yang berbentuk bulat persegi. Ukuran buah tomat juga
bervariasi mulai dari yang berukuran 8 gram untuk yang terkecil sampai 180 gram
untuk yang terbesar. Buah tomat yang masih muda berwarna hijau, jika matang
warna akan berubah menjadi merah. Saat buah tomat masih muda, rasanya getir dan
aroma yang dikeluarkan tidak enak sebab masih mengandung zat lycopersicin yang
berbentuk lendir. Aroma tersebut akan hilang dengan sendirinya ketika buah
memasuki fase pematangan hingga rasanya menjadi manis keasaman yang khas.
Buah tomat mengandung banyak biji lunak yang berwarna putih kekuningkuningan,
tersusun secara berkelompok dan antar kelompok dibatasi oleh daging buah. Biji
tomat saling melekat karena adanya lendir pada ruang–ruang tempat biji
(Pitojo,2005).
Daging buah tomat terasa lunak agak keras, berwarna merah apabila sudah
matang dan mengandung banyak air. Buah tomat memiliki kulit yang sangat tipis
dan dapat dikelupas bila sudah matang. Namun, buah tomat tidak harus dikelupas
kulitnya terlebih dahulu apabila hendak dimakan (Tugiyono, 2005).
7
BAB III
METODOLOGI
∑ 𝑛𝑖 ∙𝑣𝑖
KP = X 100 % ni = Tanaman contoh ke- i
𝑍∙𝑁
Vi = Skor penyakit tanaman contoh ke-i
Z = Skor tertinggi
N = Jumlah tanaman contoh yang diamati
8
Untuk menentukan tingkat serangan Aphids sp dan Fusarium oxysporum
digunakan rumus kejadian penyakit. Sedangkan untuk Liriomyza sp
digunakan rumus keparahan penyakit..
4. Memberi atau menentukan skor dan skala setiap sampel/bagian tanaman yan
terserang Liriomyza sp sedangkan untuk Aphids sp dan Fusarium oxysporum
tidak diperlukan.
Kategori serangan yang digunakan mengacu pada Lologau (2010) yaitu: 0 =
tidak ada kerusakan, 1 = kerusakan 1 hingga 20 %, 2 = kerusakan > 20 hingga
40 %, 3 = kerusakan > 40 hingga 60 %, 4 = kerusakan > 60 hingga 80 %, dan
5= kerusakan > 80 hingga 100%.
5. Kemudian menghitung tingkat kejadian atau keparahan penyakit dari
keseluruhan sampel.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
a. Tabel pengamatan untuk kerusakan mutlak (gejala sistemik)
No Jumlah Bagian Tanaman yang Jumlah Bagian yang
Sampel Diamati (N) Rusak/Sampel (n)
I 13 9
II 12 9
III 22 6
IV 15 4
V Mati Mati
VI 18 7
VII 20 6
VIII 18 6
IX 13 7
X 12 3
1
Insidensi = 10 X 100 % = 10%
10
10 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0
11 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0
12 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
Kejadian
5 5
Tanaman I : Insidensi = 10 X 100 % = 50% Tanaman VI : I = 10 X 100 % = 50%
5
6 Tanaman VII : I = 10 X 100 % = 50%
Tanaman II : I = 10 X 100 % = 60%
7
4 Tanaman VIII : I = 10 X 100 % = 70%
Tanaman III : I = 10
X 100 % = 40%
6
6 Tanaman IX : I = 10 X 100 % = 60%
Tanaman IV : I = 10 X 100 % = 60%
4
5 Tanaman X : I = 10 X 100 % = 40%
Tanaman V : I = X 100 % = 50%
10
11
3 1 15%
1 2 30%
VIII
2 1 20%
N=18
3 1 15%
1 2 35%
IX
2 2 30%
N=13
3 2 30%
1 2 30%
X
2 1 20%
N=12
3 1 15%
(2x2)+ 3 2+(2x1)
Tanaman I : KP = X 100 % = 17.95% Tanaman VI : KP = X 100 % =7.41%
3𝑥 13 3𝑥 18
3+(2x2) (1x3)
Tanaman II : KP = X 100 % = 19.4% Tanaman VII : KP = X 100 % = 5%
3𝑥 12 3𝑥 20
1𝑥3 2+(1x2)
Tanaman III : KP = X 100 % = 4.5% Tanaman VIII : KP = X 100 % = 7.41%
3𝑥 22 3𝑥 18
(2x2)+1 (2x3)
Tanaman IV : KP = X 100 % = 11.1% Tanaman IX : KP = X 100 % = 15.38%
3𝑥 15 3𝑥 13
Tanaman V : - 2+(1x2)
Tanaman X : KP = X 100 % = 11.1%
3𝑥 12
4. 2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di areal pertanaman tomat terdapat hama dan
penyakit pada sepuluh sampel yang diamati seperti hama kutu daun hijau (Aphids
sp), hama penggorok daun (Liriomyza sp), dan penyakit Layu fusarium (Fusarium
oxysporus).
Fusarium adalah cendawan sistemik yang menyerang tanaman mulai dari
sistem perakaran sampai titik tumbuh, sehingga tanaman menjadi layu dan tumbuh
merana (Anonim, 1977).
Intensitas serangan layu fusarium di lapang yaitu 10% ditemukan hanya
pada tanaman V.Pada minggu pertama dan kedua praktikum yaitu saat tanaman
masih berumur sekitar 2-3 MST, sudah terlihat gejala layu, lalu pada praktikum ini
tanaman tersebut sudah mati. Serangan ini masuk pada kategori serangan ringan,
oleh karena itu untuk mencegah penyebarannya tanaman yang terserang perlu untuk
dimusnahkan.
Untuk tingkat serangan Liriomyza bervariasi pada setiap tanaman yaitu
sekitar 5-50% dengan rata-rata intensitas serangan tertinggi 50% dan kerusakan
daun tomat tertinggi sebesar 19,4% yaitu pada tanaman II. Intensitas ini masuk pada
kategori serangan sedang yaitu sekitar 25-50%.
12
Serangan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan pupuk pada tanaman
tomat tidak berimbang dan kurang terukur. Pemupukan dengan nitrogen tinggi akan
merangsang terjadinya serangan Liriomyza sp.
Awal serangan Liriomyza secara umum terlihat pada minggu ke-3, umur 1-
3 minggu masih rendah dan diperkirakan jika tidak ada upaya penanggulangan
terutama dari segi pemupukan serangan tertinggi akan terjadi saat tanaman berumur
7 minggu.
Kerusakan daun akibat serangan Liriomyza menyebabkan terjadinya
penurunan laju fotosintesis sehingga dapat menyebabkan penurunan hasil yang
signifikan (Parella, 1987). Pada tanaman tomat misalnya, dibutuhkan 16,86 – 32,20
mg CO2 per dm2 per jam untuk dapat melakukan fotosintesis secara sempurna,
sedang pada tanaman yang mendapat serangan berat L. sativae hanya
mengasimilasikan 2,92 – 13,37 mg CO2 per dm2 per jam dan mengurangi laju
fotosintesis sebesar 62% (Johnson et al., 1983). Liriomyza ditemukan di semua
sampel tanaman tomat kami.
Tingkat serangan kutu daun bervariasi pada setiap tanaman yaitu sekitar 40-
70% dengan rata-rata intensitas serangan tertinggi 70% yaitu pada tanaman VIII.
Intensitas serangan ini masuk dalam skor ke-4 dari 5 skor dan dengan skala >60-
80%.
Tanaman tomat yang terserang hama kutu daun (Aphids sp) menyebabkan
daun tanaman tomat menjadi menggulung atau keriting dan pertumbuhan menjadi
terhambat. Serangan hama kutu daun juga berpengaruh terhadap pembentukan
bunga dan buah menjadi terhambat. Hama kutu daun menyerang saat tanaman mulai
mengalami pembentukan tunas baru dan pada fase pembentukan bunga dan buah.
Dilihat dari presentase intensitas setiap hama dan penyakit menunjukkan
serangannya bisa saja berakibat buruk pada tanaman tomat di Desa Hulawa yang
dapat mengakibatkan produksi tanaman menurun.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ditemukan hama kutu daun hijau (Aphids sp), hama penggorok daun
(Liriomyza sp), dan penyakit Layu fusarium (Fusarium oxysporus) pada sampel
tanaman tomat di Desa Hulawa. Tingkat serangan Liriomyza bervariasi pada setiap
tanaman yaitu sekitar 5-50% dengan rata-rata intensitas serangan tertinggi 50% dan
kerusakan daun tomat tertinggi sebesar 19,4% yaitu pada tanaman II.
Intensitas serangan layu fusarium di lapang yaitu 10%, dari 10 sampel yang
diambil hanya satu yang terserang yaitu pada tanaman V.
Tingkat serangan kutu daun bervariasi pada setiap tanaman yaitu sekitar 40-
70% dengan rata-rata intensitas serangan tertinggi 70% yaitu pada tanaman VIII.
5.2 Saran
Mahasiswa harus banyak membaca literatur terutama jurnal-jurnal yang
membahas tentang intensitas penyakit suatu tanaman sehingga ketika praktikum
mahasiswa bisa lebih terarah dalam pelaksanaannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Johnson MW, Welter SC, Toscano NC, Ting IP, & Trumble JT. 1983. Reduction of
tomato leaflet photosynthesis rates by mining activity of Liriomyza sativa
(Diptera: Agromyzidae). J. Econ. Entomol. 76: 1061-1063..
Lologau BA. 2010. Tingkat serangan lalat pengorok daun, Liriomyza huidobrensi
(Blanchard) dan kehilangan hasil pada tanaman kentang. In: Saenong MS. et
al. (Ed.). Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XX
Komisariat Daerah Sulawesi Selatan. pp. 358-364. Makassar, 27 Mei 2010.
Parella MP. 1987. Biology of Liriomyza. Ann. Rev. Entomol. 32: 201-224
Shahabuddin, Flora Pasaru, dan Hasriyanti. 2013. Penggorok Daun dan Potensi
Parasitoidnya pada Berbagai Jenis Tanaman Sayuran di Lembah Palu,
Sulawesi Tengah.
Zainudin, Limbanadi, dkk. 2015. Gejala dan Intensitas Serangan Hama Kutu Daun
(Chaetosiphon sp) pada Tanaman Stroberi di Kelurahan Rurukan Kota
Tomohon [jurnal]. Manado : Universitas Sam Ratulangi.
15