Kebakaran Hutan
Kebakaran Hutan
PENDAHULUAN
Kebakaran hutan adalah pristiwa dimana wilayah yang terdapat banyak pohon
pembakaran yang besar besaran. kebakaran hutan menyebabkan hutan dilanda api
sehingga membuat hutan lenyap dimakan api, dampak yang di sebabkan kebakaran
hutan dapat berupa positif dan negatif tetapi dampak negatif melebihi dampak positif.
keanekaragaman hayati terbesar di muka bumi.Terdapat berbagai jenis flora dan fauna
didalamnya.Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia yang dapat
Hutan Indonesia merupakan hutan terluas ke-3 di dunia setelah Brazil dan
Zaire. Luas hutan di Indonesia diperkirakan mencapai 120,35 juta hektar atau sekitar
wilayah nusantara, termasuk Provinsi Riau. Sebagian besar wilayah hutan Provinsi
Riau merupakan lahan gambut yang sangat berpotensi untuk pertumbuhan kelapa
sawit.Dari luasan total lahan gambut di dunia sebesar 423.825.000 ha, sebanyak
38.317.000 ha terdapat di wilayah tropika. Sekitar 50% dari luasan lahan gambut
Kalimantan, dan Papua, sehingga Indonesia menempati urutan ke-4 dalam hal luas
total lahan gambut sedunia, setelah Kanada, Uni Soviet, dan Amerika Serikat.
Indonesia memiliki lahan gambut terluas diantara negara tropis lainnya, yaitu sekitar
21 juta ha, yang tersebar luas terutama di pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua (BB
Litbang SDLP, 2008 dalam Agus dan Subiksa, 2008). Lahan gambut Riau menempati
dalam negeri yang berminat dan tertarik terhadap lahan gambut di Provinsi Riau dan
akan diolah menjadi minyak. Namun tidak semua perusahaan yang menaati peraturan
timbulah tindakan illegal yang dilakukan oleh perusahaan tersebut yang hanya dapat
carapembakaran hutan.
kadar asap dari kebakaran itu sendiri. Apalagi asap yang ditimbulkan dari
pembakaran lahan gambut yang dinilai sangat sulit dalam upaya penyelesaiannya.
Dikarenakan, saat musim kemarau tiba permukaan tanah gambut cepat sekali kering
dan mudah terbakar, dan api di permukaan juga dapat merambat ke lapisan dalam
yang relatif lembab. Oleh karenanya, ketika terbakar, kobaran api tersebut akan
bercampur dengan uap air di dalam gambut dan menghasilkan asap yang sangat
banyak.
alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian
lahan yang tidak terkendali, kurangnya penegakan hukum terhadap perusahaan yang
manusia.
adalah:
Cara
Penyebab Menanganinya
Kebakaran
Hutan
Dampak Pelanggaran
Kesehatan
BAB II
BAB III
3.1 Simpulan
3.2 Saran
BAB II
Definisi karhutla adalah singkatan dari kebakaran hutan dan lahan. Karhutla
alami sebagai contohnya kilat yang menyambar pohon atau bangunan, letusan
gunung api yang menebarkan bongkahan bara api, dan gesekan antara ranting
lahan untuk ternak sapi, dan sebagainya. Di Indonesia, kebakaran hutan dan
lahan hampir 99% diakibatkan oleh kegiatan manusia baik disengaja maupun
sosial 14%, proyek transmigrasi 8%; sedangkan hanya 1% yang disebabkan oleh
alam. Faktor lain yang menjadi penyebab semakin hebatnya kebakaran hutan
dan lahan sehingga menjadi pemicu kebakaran adalah iklim yang ekstrim,
Penyebab karhutla sejauh ini diduga karena ulah manusia yang semena mena
terhadap lingkungan alam. Hal ini diungkapkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian usai
meninjau kebakaran hutan dan lahan di Riau dengan menaiki helikopter bersama
Tito heran karena ia tidak melihat lahan sawit dan tanaman industri ikut terbakar.
Kalaupun ada, hanya di pinggir. Ini menunjukkan adanya praktik 'land clearing'
dengan cara mudah dan murah memanfaatkan musim kemarau, pernyataan Tito
terkait dugaan kuat kebakaran akibat ulah manusia dalam siaran pers BNPB. Hingga
dalam kasus karhutla. Namun, baru 4 korporasi menjadi tersangka terkait kasus
kerusakan lingkungan saja. Namun dampak dari kebakaran hutan ternyata mencakup
bidang-bidang lain. Ada 4 aspek yang terindikasi sebagai dari kebakaran hutan.
Keempat dampak tersebut mencakup dampak terhadap kehidupan sosial budaya, dan
yang diantaranya:
1).Hilangnya sejumlah spesies selain membakar aneka flora, kebakaran hutan juga
musnah akibat kebakaran hutan akan menyisakan lahan hutan yang mudah terkena
3). Alih fungsi hutan; Kawasan hutan yang terbakar membutuhkan waktu yang lama
untuk kembali menjadi hutan. Bahkan sering kali hutan mengalami perubahan
4). Penurunan kualitas air ; Salah satu fungsi ekologis hutan adalah dalam daur
5). Pemansasan Global; Kebakaran hutan menghasilkan asap dan gas CO2 dan gas
lainnya. Selain itu, dengan terbakarnya hutan akan menurunkan kemampuan hutan
sebagai penyimpan karbon. Keduanya berpengaruh besar pada perubahan iklim dan
pemansan global.
6).Sendimentasi sungai; Debu dan sisa pembakaran yang terbawa erosi akan
hutan membuat intensitas bencana alam (banjir, tanah longsor, dan kekeringan)
meningkat.
Dampak lainnya:
Kebakaran hutan dan lahan menyebakan tersebarnya asap dan emisi gas
mampu menampung cadangan air saat musim hujan. Hal ini yang menjadi
cadangan air.
(karhutla) tahun 2017 dan menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat
Kerja Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2017 di Istana
pencegahan kebakaran hutan dan lahan. upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan
terus dilakukan melalui kerjasama antara Kementerian/ Lembaga baik pusat maupun
daerah. Sinergi itu dilakukan antara KemenLHK, TNI, POLRI, BNPB, dan satgas-
satgas provinsi. Upaya pencegahan dilakukan untuk mencegah agar tidak munculnya
titik api dan menekan tingkat bahaya karhutla utamanya di provinsi rawan di
Sumatera dan Kalimantan. Upaya pencegahan karhutla yang telah dilaksanakan yaitu
berupa peningkatan status kedaruratan, patroli terpadu, operasi udara yang meliputi
patroli udara, water bombing, pembuatan hujan buatan/ Teknologi Modifikasi Cuaca
(TMC), dan operasi darat yang meliputi patroli mandiri dan pemadaman dini. Patroli
Terpadu Pencegahan Karhutla yang tahun 2016 dirasa cukup efektif menekan tingkat
angka karhutla, kini di tahun 2017 tetap dilanjutkan kembali. Langkah sinergi
kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Ini dilakukan agar kejadian karhutla di
Indonesia terus ditekan. Sehingga bencana dan kerusakan lingkungan yang kerap
timbul akibat karhutla dapat dikendalikan. Dan juga selama ini pendekatan
penanganan karhutla masih ad hoc dan program, tetapi pencegahannya belum masif.
Termasuk di lahan gambut yang kerap menjadi sorotan ketika terjadi karhutla. Upaya
restorasi gambut yang telah dilakukan dalam kurun sekitar 3 tahun belakangan
merupakan langkah tepat. Sudah ada upaya manajemen air yang memastikan air
tersedia sepanjang tahun dan saat musim kering kelemaban gambut tetap terjaga.
Termasuk perlu ada upaya lain seperti pengembalian fungsi lahan yang lebih terfokus.
produksi. Saat ini, belum ada upaya tersebut dan fokusnya masih sebatas pembagian
lingkungan pada lahan gambut harusnya ditangani oleh satu lembaga seperti Badan
Saat ini BRG hanya memiliki wewenang pengawasan gambut di wilayah non-
perhutanan yang luasnya mencapai 1,2 juta hektar masih di bawah Kementerian
karhutla tahun ini justru terjadi di luar lahan gambut konsesi perkebunan. Wilayah
konsesi perhutanan dan hutan lain jadi area yang paling banyak terbakar. "Saat ini
belum ada akses bagi BRG untuk masuk dan membantu supervisi pada konsesi
sebesar 2 persen. Pada 2015, lahan gambut terbakar mencapai 29 persen dari total
luasan karhutla. Hingga Agustus 2019, lahan gambut terbakar berada di angka 27
Meski hasilnya belum terlihat besar, upaya restorasi gambut yang mulai intens
dilakukan sejak pembentukkan BRG pada 2016 bisa dibilang mulai membuahkan
hasil. Sebab, hasil riil dari upaya restorasi gambut baru akan bisa nampak di atas 10
tahun.
Kasus yang kami angkat adalah Kasus Karhutla di Kalsel Satu Koorporasi di
Banjar Jadi Tersangka. Kasus ini kami angkat karena melanggar Pasal 97 dan 98
Undang-Undang Lingkungan Hidup no.32 tahun 2009. Dalam kasus ini ada 2 lahan
yang berbeda koorporasi yaitu , PT.Borneo Indo Tani (PT.BIT) dan PT.Monrad Intan
berupa sampel dari kedua lahan. Dari hasil sampel yang petugas dapatkan PT.BIT
yang berisi tentang semua tindak pencemaran atau perusakan lingkungan hidup yang
2009 yang berisi Setiap orang dengan sengaja melakukan perbuatan yang
mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambient, baku mutu air, baku mutu air
laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat tiga tahun dan paling lama sepuluh tahun dan denda paling sedikit Rp.
peraturan karena hanya membayar denda tanpa menjalankan hukuman pidana yaitu
paling singkat 3 tahun penjara. Namun denda yang dibayar koorporasi ini tidak sesuai
dengan kerusakan yang terjadi. Dampak yang disebabkan oleh Karhutla membuat
masyarakat yang tinggal disekitar lahan mengalami berbagai macam penyakit. Salah
satu yang menjadi ancaman kronis yaitu, iritasi dan radang saluran pernafasan akibat
paparan asap juga mempermudah munculnya serangan asma berat pada orang dengan
riwayat asma. Bukan hanya negara Indonesia saja yang mengalami dampak
terkena dampak polusi udara dari karhutla. Karena lahan yang terbakar luas sehingga
menyebakan tersebarnya asap dan emisi gas karbondioksida dan gas-gas lain ke udara
3.1 Simpulan
Dari kasus yang kami angkat, dapat disimpulkan. Pemerintahan di Indonesia tidak
tegas dalam mengambil sikap untuk menangani kasus Karhutla yang sering terjadi di
mengambil kesimpulan seperti ini karena , lahan yang terbakar di wilayah yang sering
terjadinya karhutla semakin luas. Sehingga daerah yang seharusnya tidak biasa
terkena dampak karhutla, justru mengalami hal yang hampir sama seperti daerah
3.2 Saran
Saran kami untuk masyarakat mengenai kasus ini, yaitu untuk lebih menjaga
lingkungan hidup khusus nya hutan. Karena Indonesia termasuk negara tropis yang
dimana kita tahu negara tropis adalah negara yang memiliki hutan yang luas atau
memiliki area hijau yang membentang. Salah satu cara menjaga nya yaitu melakukan
tebang pilih dan untuk perusahaan yang menggunakan lahan untuk kepentingan
Dan untuk pemerintah, kami berharap agar kedepannya lebih tegas dalam
mengambil tindakan serta proses hokum yang berlaku jika ada oknum yang
melanggar peraturan di negara Indonesia. Khusus nya Karhutla yang sampai saat ini
belum ada tersangka yang menjalankan hukuman pidana karena mereka hanya
membayar denda. Dan denda yang mereka bayarkan tidak sesuai dengan ketentuan
yang terdapat dalam Pasal 98 Undang-undang Lingkungan Hidup no.32 tahun 2009.
KARYA ILMIAH
NAMA KELOMPOK :
1. REGINA 010001900004
4. ALVIANSYAH 010001900003
UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS HUKUM
TAHUN 2019
Daftar Isi
PRAKATA
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………….. i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………………………………
……………………… ii
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………………………………………………
……………………………..
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………………………………
…………….........
1.3 Tujuan
Penelitian……………………………………………………………………………………………………
…………………………
1.4 Kerangka
Teori…………………………………………………………………………………………………………
……………………….
BAB II
2.1 Definisi dan Penyebab Terjadinya
Karhutla……………………………………………………………………………………….
2.2 Akibat Karhutla Terhadap Lingkungan dan Alam
Sekitar……………………………………………………………………
2.3 Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
Karhutla…………………………………………………………………………..
2.4 Karhutla Yang Melanggar Peraturan Perundang-undangan
Indonesia………………………………………………
BAB III
3.1
Simpulan…………………………………………………………………………………………………………
………………………………..
3.2
Saran………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………
ii
DAFTAR PUSTAKA
https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/11/22/kasus-karhutla-di-
kalsel-satu-koorporasi-di-kabupaten-banjar-jadi-tersangka
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/25/14340331/kebakaran-
hutan-dan-lahan-apa-dampak-dan-upaya-pencegahannya?page=all
https://www.viva.co.id/
https://tirto.id/apa-itu-karhutla-yang-sebabkan-kabut-asap-di-
sumatera-kalimantan-eimk
iii
PRAKATA
Dengan memanjatkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menyelesaikan karya tulis yang sangat sederhana ini. Dalam kesempatan ini kami
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester. Kami
menyadari penyusunan karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan karya tulis ini. Semoga isi karya tulis