Anda di halaman 1dari 7

Critical Appraisal dengan ECBR

1. Pendahuluan
Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang disebabkan karena adanya
abnormalitas gen pada sel hematopoetik sehingga menyebabkan poliferasi klonal dari
sel-sel yang tidak terkendali, sekitar 40% leukemia yang terjadi pada anak (Widagdo,
2012). Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya radiasi, faktor
leukemogenik, virus dan herediter. Penderita leukemia biasanya menunjukkan gejala
mudah terpapar infeksi, pendarahan, nyeri tulang, nyeri perut, pembengkakan kalenjer
lympa, dan kesulitan bernafas (Yuni, 2015).
Angka kejadian leukemia di dunia terjadi sebanyak 351.965 kasus menurut IARC
(Internasional Agency for Research on Cancer). Jumlah leukemia di Asia mencapai
167.448 kasus. Negara China insiden kanker yang banyak ditemukan pada anak
adalah leukemia sekitar 2,67/100.000, mendekati negara Asia (Japaries, 2013).
Permasalahan kanker pada anak juga menjadi persoalan yang cukup besar di negara
Indonesia dikarenakan menjadi sepuluh besar penyebab kematian pada anak (Depkes,
2010). Diagnosa medis yang ditegakkan secara nasional prevalensi kanker sebanyak
0,5% dan beberapa provinsi di Indonesia berada diatas prevalensi nasional seperti
Jawa Tengah. Proporsi penyebab kematian yang dikarenakan penyakit leukemia
mencapai 2,9% dalam rentang usia 29 bulan – 4 tahun
Pengobatan kanker pada anak menurut NCI (2009) dalam (Nurhidayah, 2016)
meliputi kemoterapi, terapi radiasi, transplantasi sumsum tulang, cryotherapy dan
transplantasi sel darah perifer (peripheral blood stem cell). Kemoterapi menjadi salah
satu intervensi yang banyak digunakan hingga saat ini pada pasien kanker, dimana
kemoterapi bertujuan untuk menghancurkan sel-sel yang menyerang tubuh penderita
kanker
Salah satu gejala dari pengobatan kemoterapi yang dialami oleh pasien adalah
kelelahan. Mereka akan mengalami ini dalam beberapa hari setelah proses
kemoterapi. Hemoglobin dan konsumsi kortikosteroid adalah faktor-faktor terkait
kelelahan sampai mencapai puncak gejala dalam 5 hari setelah kemoterapi (Yeh, et
al., 2008). Salah satu terapi untuk mengurangi kelelahan pada pasien leukemia adalah
terapi komplementer Hypnoparenting dengan tujuan khusus untuk meningkatkan
tingkat relaksasi pasien. Hypnoparenting bekerja untuk menciptakan ketidaksadaran
pada pasien anak. Terapi ini merangsang neurotransmitter atau bahan kimia di otak
untuk relaks, memodulasi, dan tekan sinyal antara neuron dan sel-sel lainnya seperti
seperti; serotonin, dopamin, norepinefrin, dan noradrenalin. Bahan kimia
menghasilkan hormon untuk diserap oleh hippocampus dan didistribusikan ke sel-sel
otak secara keseluruhan. Salah satu hormon yang diproduksi adalah melatonin, yang
dapat membantu untuk bersantai, kenyamanan, dan mengantuk

2. Kasus/skenario kasus
Problem/population
Problem : untuk mengetahui efek hypnoparenting untuk menurunkan tingkat
kelelahan karena proses kemoterapi pada pasien leukemia.
Population : pasien anak dengan rentang usia 5-12 tahun yang menderita leukemia
limfoblastik akut yang menjalani pengobatan kemoterapi di RSUD Ulin Banjarmasin.
Jumlah populasi adalah 30 pasien dan semua pasien direkrut sebagai subyek
penelitian.

Intervention
Dilakukan hypnoparenting sesuai standar prosedur yang diimplementasikan dalam 10-
15 menit dibagi menjadi 3 tahap, preinduksi, pasca hypnosis, dan terminasi.

Comparasion
Dalam jurnal pembanding oleh Hermalinda dengan judul aplikasi model konservasi
levine pada anak dengan kanker yang mengalami fatigue di ruang perawatan anak
dengan metode studi kasus yang dilakukan terhadap 5 orang anak penderita kanker di
Rs Cipto Mangun Kusumo, dengan intervensi latihan fisik didapatkan hasil dari 4
orang anak melaporkan peningkatan ketersediaan energi dalam melakukan aktivitas.

Outcome
Skor rata-rata antara pasien di kisaran usia 5-12 tahun dengan leukemia limfoblastik
akut sebelum dan sesudah hypnoparenting menunjukkan skor rata-rata yang berbeda
yaitu 5,30. Nilai P berdasarkan hasil statistik adalah 0,000 dengan 95% CI (2,681-
7,919). Oleh karena itu, ada perbedaan yang signifikan pada tingkat kelelahan di
antara pasien sebelum dan sesudah pelaksanaan hypnoparenting .
Keyword : Leukemia, anak, kelelahan, terapi

3. Rumusan masalah
Manakah yang lebih efektif antara hypnoparenting dengan Aplikasi model Konsevasi
Levine pada anak dengan Leukemia ?

4. Metode/strategi penelusuran bukti


Kriteria inklusi :
Pasien anak yang menderita leukemia limfoblastik akut dengan rentang usia 5-12
tahun yang menjalani pengobatan kemoterapi di RSUD Ulin di Banjarmasin.

Kriteria eksklusi
Pasien leukemia limfoblastik akut yang tidak menjalani pengobatan kemoterapi dan
pasien leukemia limfoblastik akut yang menjalani kemoterapi dengan Glasgow Coma
Scale dibawah 13.

5. Hasil penelusuran
Applicable
Validity (dalam Important (dalam
No. Jurnal (dalam
Methods) result)
Discussion)
1. Jurnal 1 : Desain penelitian Berdasarkan hasil Dari hasil
Efek menggunakan evaluasi, diskusi kami
Hypnoparenting desain kuasi- dilakukan oleh trnang efek
Terhadap eksperimental, peneliti di antara hipnoparenting
Kelelahan jumlah sampel 30 30 responden yang bisa
Sebagai Dampak pasien dengan setelah mengalami menurunkan
Kemoterapi Pada kriteria inklusi pelaksanaan kelelahan
Anak Leukemia pasien anak yang hypnoparenting; sebagai dampak
Limfoblastik Akut menderita 15 responden kemoterapi pada
leukemia mengatakan anak leukemia
limfoblastik akut bahwa; pola tidur sangat
dengan rentang mereka berubah. berpengaruh
usia 5-12 tahun Mereka terhadap
yang menjalani seharusnya pelaksaan
pengobatan mendapatkan kelelahan fisik
kemoterapi di kesulitan dalam efek kemoterapi
RSUD Ulin di tidur atau sering yang dilakukan,
Banjarmasin dan terbangun di sedangkan
kriteria eksklusi tengah malam. pelaksanaan
Pasien leukemia Setelah kelelahan
limfoblastik akut hypnoparenting kognitif atau
yang tidak implementtation, stress yang
menjalani pasien menjadi dialami kurang
pengobatan lebih nyaman dan berpengaruh.
kemoterapi dan memiliki kualitas Dalam terapi ini
pasien leukemia yang baik tidur. yang berperan
limfoblastik akut 18 responden penting adalah
yang menjalani melaporkan perawat dalam
kemoterapi mereka bisa membantu
dengan Glasgow memulai pasien untuk
Coma Scale kehidupan mereka mengatasi
dibawah 13. sehari-hari, seperti perasaan lelah.
seperti duduk di
tempat tidur,
tersenyum dan
tertawa ketika
orang lain mulai
percakapan
dengan mereka.
Laporan ini
menunjukkan
bahwa aktivitas
hypnoparenting
membantu pasien
anak untuk
membuat
mekanisme
koping mereka
dalam diri mereka
untuk mengatasi
secara positif dan
adaptif terhadap
perubahan fisik
dan psikologis
2. Jurnal 2 Desain penelitian Dengan Dari model
Aplikasi model dengan studi menggunakan konservasi
Konsevasi Levine kasus dengan Anak dengan levine
pada anak dengan mengaplikasikan keterbatasan sebenarnya
kanker yang prinsif model dalam melakukan sesuaidi
mengalami konservasi levine, aktivitas sehingga ablikasikan pada
fatigue di ruang dengan sample 5 menyebabkan anak dengan
perawatan anak orang penderita anak itu kanker yang
kanker, kriteria kehilangan mengalami
inklusi anak kepercayaan diri kelelahan,
dengan kanker dan berpengaruh karena konsep
yang mengalami terhadap integritas ini memberikan
fatigue, pasien di personal anak, pedoman dalam
rumah sakit dengan dilakukan mengidentifikasi
umum pusat cipto latihan fisik menyusun
Mangun Kusumo. berupa latihan rencana
fisik sederhana di keperawatan dan
ruangan latihan mempertahankan
pergerakan dan
anggota badan dan meningkatkan
latihan ROM adaptasi salah
kemudian satu intervensi
menyusun jadwal keperawatannya
aktivitas, dengan latihan
mempertahankan fisik namun
keseimbangan intervensi
waktu istirahat, latihan yang
tidur, latihan diberikan harus
aktivitas serta dilakukan
memberikan penelitian untuk
aktivitas yang mengetahui
memberankan keamanan dan
serta membantu kefektifan bagi
anak dalam pasien karena
melakukan dilihat dari
aktivitas melalui kemampuan
keterlibatan klien agar
keluarga dengan pemberian
hasil yang cukup intervensi lebih
baik terhadap efektif dan
masalah fatigue pasien mampu
yang dialami melakukan
anak, 4 orang dengan koperatif
anak melaporkan
ketersediaan
energi dalam
melakukan
aktivitas, namun
belum
memperlihatkan
penurunan tingkat
patigue.

6. Diskusi
Jurnal pembanding menjelaskan bahwa fatigue merupakan salah satu gejala yang
dapat menimbulkan stress dan sering dikeluhkan oleh anak dengan penderita kanker
leukemia kemudian dalam jurnal tersebut metode penelitian yang dilakukan adalah
dengan studi kasus dengan mengaplikasikan model konservasi levine, yang
mempunyai 4 prinsif yaitu konservasi energi, konservasi integritas struktur,
konservasi interpersonal, dan konservasi sosial dimana konservasi bertujuan agar
individu dapat mempertahankan kehidupan dan keutuhan melalui keseimbangan
antara energi yang ada dengan yang digunakan. Jenis intervensi yang digunakan
adalah latihan fisik seperti aktivitas ROM namun dilihat dari aktivitas tersebut
menurut diskusi kami dalam pemeberian aktivitas tersebut kita harus melihat kondisi
dan kemampuan pasien sehingga aktivitas yaang kita lakukan tidak menimbulkan atau
menambah kelelahan pada pasien dan dilihat dari hasil penelitian dimana ada 4 orang
anak yang melaporkan peningkatan energi dalam melakukan aktivitas namun belum
memperlihatkan penurunan tingakat patigue menunjukan hasil yang tidak sesuai
dengan yang kita harapkan yang mana kita mau tingkat fatigue itu berkurang namun
dalam jurnal tersebut hanya menyebutkan anaknya peningkatan kulaitas tidur saja
Kelebihan
a. Pada jurnal ini kita dapat mengidentifikasi masalah fatigue pada pasien
b. Memudahkan dalam menyusun rencana keperawatan
c. Dari model konservasi lavine kita mampu mengetahui perasaan dan mampu
meningkatkan adaptasi individu serta kita dapat meningkatkan kebutuhan pasien
yang mengalami fatigue
d. Model latihan fisik ini bisa dilakukan kolaborasi dengan keluarga maupun tenaga
medis.
Kekurangan
a. Pada jurnal tidak di jelaskan dengan jelas kreteria inklusi dan eksklusi
b. Dalam intervensi latihan fisik yang dilkukan tidak menjelaskan tentang fungsi dan
manfaatnya terhadap pasien atau tidak ada penelitian yang dilakukan
c. Pada bagian metode menggunakan studi kasus yang kurang efektif karena dari
sample yang digunakan tidak di ujikan ke banyak pasien.
d. Dan pada jurnal pembandingan kasus tidak terfokuskan ke pasien leukimia namun
ada juga pasien kanker yang lainnya.
7. Kesimpulan
8. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai