Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap agama pasti memiliki kepercayaan tentang Tuhan, karena pada
dasarnya agama adalah pondasi yang mendasari dan tuntunan bagi manusia untuk
mencapai kebahahgiaan lahir dan bathin. Maka dari itu setiap agama menjadikan ilmu
ketuhanan sebagai pelajaran utama dalam agamanya.
Ilmu ke agamaan juga mempunyai beberapa aspek dan tingkatan yang sangat
penting yang tergabung dalam ruang lingkupnya. Ruang lingkup ilmu ke agamaan
biasanya terbagi dalam beberapa aspek yang perlu di ketahui oleh masing masing
manusia. Hal ini biasa di jadikan pandangan atau pedoman dalam kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ruang lingkup ilmu tauhid.
2. Apakah aspek aspek dalam ilmu tauhid.
3. Bagaimanakah pembagian ilmu tauhid

C. Tujuan
1. Mengetahui ruang lingkup ilmu tauhid
2. Mengetahui Aspek aspek ilmu tauhid
3. Mengetahui pembagian ilmu tauhid

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Ilmu tauhid


Tauhid secara bahasa merupakan mashdar (kata dasar) dari fi’il (kata kerja): (
‫و َّحد‬-
َ ‫ )ي َُو ِّحد‬yang artinya menjadikan sesuatu menjadi satu atau tunggal. Sedangkan
secara istilah, makna tauhid adalah mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan
apa-apa yang menjadi kekhususan bagiNya baik itu dalam masalah rububiyyah,
uluhiyyah ataupun asma wa sifat.1 Pembahasan ilmu tauhid meliputi pembelajaran
tentang hal-hal yang wajib kita tetapkan bagi AllahSubhanahu wa Ta’ala, baik itu
yang berupa sifat kemuliaan yang ada padaNya maupun sifat kesempurnaan yang
dimilikiNya. Bahasan ilmu tauhid juga meliputi hal-hal yang mustahil ada pada diri
Allah dan tidak layak disandangNya, baik itu yang berupa (sifat-sifat) maupun
perbuatan-perbuatan. Selain itu, bahasan ilmu tauhid juga mencakup hal-hal yang
wajib kita tetapkan bagi para Nabi dan Rasul dan hal-hal yang mustahil ada pada
mereka. Dan juga mencakup hal- hal yang berhubungannya seperti permasalahan
iman terhadap kitab-kitab yang diturunkan Allah, malaikat-malaikatNya yang suci,
hari kebangkitan dan hari pembalasan, serta qadha dan qadar. Adapun faidah dari
ilmu tauhid yaitu memperbaiki akidah dan sebagai jalan untuk meraih kebahagiaan di
dunia dan di akhirat.2

B. Aspek - aspek Ilmu Tauhid


1. Aspek Epistemologi
Epistemologi dalam ilmu kalam adalah cara yang digunakan oleh para pemuka
aliran kalam dalam menyelesaikan persoalan kalam ketika menafsirkan Al qur’an
yang dalam konteksnya disesuaikan dengan sudut pandang tertentu, penafsiran-
penafsiran teologis yang telah mendekati Al qur’an secara atomistik dan parsial
serta yang melingkupi konteks kesejarahan dan kesusastraannya 3.Maka dalam hal
ini ilmu kalam atau ilmu tauhid berkaitan dengan teori pengetahuan. Hal ini juga

1
Al-Qaul Al-Mufid ‘Ala Kitab At-Tauhid, Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin, Cetakan Dar Ibnu Al-
Jauziy, Riyadh 1419 H, Halaman 8. Di Akses Dari Https://Www.Muadz.Com/Makna-Tauhid-Dan-Pembagiannya/.
Makna Tauhid Dan Pembagiannya.
2
Mudzakarah At-Tauhid, Syaikh Abdurrazaq ‘Afifi, Cetakan Al-Maktab Al-Islamiy, Beirut 1403 H, Halaman 3.
Di Akses dari Https://Www.Muadz.Com/Makna-Tauhid-Dan-Pembagiamnya/. Makna Tauhid Dan Pembagiannya.

3 Http://dhearohmah.blogspot.com/2017/12/aspek-aspek-ilmu-kalam.html?m=1

2
berkaitan dengan konsep kebenaran, keyakinan dan justifikasi dalam ilmu kalam
yang dalam konteksnya yang dapat untuk menafsirkan Al qur’an , karena ilmu
kalam sendiri meliputi hal-hal yang berkaitan sejarah.

2. Aspek Ontologi
Menurut bahasa Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On atau Ontos
yang berarti ada dan Logos yang berati ilmu. Jadi ontologi adalah ilmu tentang
yang ada.
Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang
hakikat yang ada, yang merupakan ultimate realita baik yang terbentuk dalam
aspek-aspek kehidupan dalam pembahasan ilmu kalam.
Ilmu Kalam mencangkup diskursus aliran-aliran kalam yang ada pada
persoalan-persoalan ketuhanan dan yang berkaitan dengannya, yang berkesan
samar dan persoalan-persoalan yang terjadi dalam kehidupan manusia.

3. Aspek Aksiologi
Aksiologi berasal dari kata Yunani yaitu axion berati nilai dan logos berati
teori, yang berarti teori tentang nilai. Menurut istilah Aksiologi adalah nilai suatu
yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang
dinilai dalam realita kehidupan yang menjadi pembahasan dalam suatu ilmu
kalam.
Pada aspek aksiologi ilmu kalam menyangkut pada kegunaan ilmu itu sendiri
dalam menyingkapi hakikat kebenaran yang terjadi dalam realita-realita
kehidupan yang tidak terlepas oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdasarkan perkembangan zaman.4

C. Pembagian Ilmu Tauhid


Bagian-bagian ilmu tauhid sebagai ilmu dapat dibagi dalam 5 aspek, yaitu:
1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah/Ubudiyah
3. Tauhid Sifat
4. Tauhid Asma’

4
http://dhearohmah.blogspot.com/2017/12/aspek-aspek-ilmu-kalam.html?m=1

3
5. Tauhid Qauli
6. Tauhid Amali

1. TAUHID RUBUBIYAH
Tauhid Rububiyah adalah men-satu-kan Allah dalam
kekuasaan-Nya. Artinya menyakini bahwa hanya Allah yang
menciptakan , memelihara, menguasai dan mengatur alam seisinya.
Semua manusia yang hidup didunia ini telah tertanam benih –benih
tauhid rububiyah. Mereka yakin bahwa alam ini tidak wujud dengan
sendirinya, tapi diwujudkan oleh dzat Yang Maha Kuasa yaitu Allah.
Semua manusia memang sudah memiliki benih –benih tauhid
rububiyah, karena seluruh roh manusia ini pernah ikrar di hadapan
Allah bahwa penguasa mereka hanyalah Allah, seperti yang
diceritakan Allah dalam surah Al – A’raf ayat 172

ْ َ‫ش َه َد ُه ْم َعلَ ٰىأ َ ْنفُس ِِه ْمأَل‬


‫ست ُ ِب َرب ُك ْمقَالُوا‬ ْ َ ‫ور ِه ْمذُريَّت َ ُه ْم َوأ‬ ُ ‫َو ِإ ْذأ َ َخذَ َربُّك َِم ْن َب ِنيآ َد َم ِم ْن‬
ِ ‫ظ ُه‬
َ ‫عْْن ٰ َهذَا‬
َْ‫غا ِف ِلين‬ َ ‫َبلَ ٰىش َِه ْدنَاأ َ ْنتَقُولُوا َي ْو َما ْل ِق َيا َم ِةإِنَّا ُكنَّا‬
Artinya :
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".
Dalam tauhid rububiyah khususnya dalam perbuatan Allah ini
tidak ada perbedaan aqidah/ tauhid antara islam dengan orang –orang
yahudi, nashrani, dan orang –orang musyrik jahiliyah. Mereka yakin
bahwa Allah yang mengatur hidup di bumi ini. Mereka yakin bahwa
hanya Allah yang menghidupkan manusia kemudian mematikannya,
yang memberi penglihatan dan pendengaran dan yang menyediakan
kebutuhan hidup di bumi ini. Namun sayang kebanyakan dari mereka
tidak mau menerapkan tauhid rububiyah ini dalam perbuatan mereka.
Bahkan golongan yang terbesar dari umat ini mengingkari tauhid
rububiyah dalam perbuatan manusia. Mereka mengingkari aturan –

4
aturan Allah dalam hal mendidik anak, dalam hal memperoreh harta
dan membelanjakannya, mereka mengingkari aturan –aturan Allah
untuk mengatur masyarakat5. Dalam hal harta misalnya, Allah
menetapkan larangan memperolehnya dengan jalan riba, dengan jalan
penipuan seperti mengurangi tsksrsn stsu timbangan. Dan harta itu
setelah diperolehnya dengan susah payah, memeras otak, dan keringat,
harus mengeluarkan zakat dan infaq.
Dari uraian diatas, maka tauhid Rububiyah ada dua
bagian, yaitu :
a. Tauhid Rububiyah dalam perbuatan Allah, yaitu
meyakini hanya Allah yang menciptakan,
memelihara dan mengatur alam, menghidupkan dan
mematikan manusia dsb.
b. Tauhid Rububiyah dalam perbuatan manusia, yaitu
meyakini kebenaran aturan –aturan Allah yang harus
dilakukan oleh manusia. Misalnya aturan zakat dan
infaq dsb.

2. TAUHID ULUHIYAH
Tauhid Uluhiyah adalah men-satu-kan Allah dalam ibadah,
maksudnya : Ikhlas beribadah hanya kepada Allah. Segala perbuatan
hamba yang didorong kepercayaan gaib harus ditujukan hanya kepada
Allah, serta mengikuti petunjuk-Nya. Seperti do’a nadzar,
menyembelih kurban, pengharapan, cinta, takut, dan tawakal. Tauhid
Uluhiyah inilah yang ada perselisihan antara Islam dengan orang-orang
musyrik sejak zaman nabi-nabi yang terdahulu sampai sekarang.
Orang-orang musyrik itu kecuali beribadah kepada Allah, juga
beribadah kepada selain Allah, seperti berpengharapan kepada benda –
benda yang dikeramatkan, memohon kepada roh-roh nenek moyang
atau takut kepada roh-roh halus lainnya.

5
Abdul Wahid Hasyim, Dasar – Dasar Aqidah Islam, Pati: Pustaka Ya Ummi, 1424 H, Hal 16-21

5
Tauhid uluhiyah ini adalah ajaran pertama yang mula-mula
diserukan oleh setiap rasul kepada kaumnya. Firman Allah dalam surah
Adz-Dzariyat ayat 56 :

ْ‫ُون‬ َ ‫َو َما َخلَ ْقتُا ْل ِجنَّ َوال ْْْ ِْ ْن‬


ِ ‫س ِإ َّلْ َْ ِليَ ْعبُد‬
Artinya : “Tidaklah aku jadikan jin dan manusia kecuali supaya mereka
hanya beribadah kepada-Ku.”

3. TAUHID SIFAT
Tauhid sifat adalah iman dan benar-benar yakin bahwa Allah
bersifat dengan sifat-sifat kesempurnaan dan mustahil bersifat dengan
sifat-sifat kekurangan. Semua sifat-sifat Allah yang diterangkan dalam
Al qur’an dan dijelaskan dalam hadits yang shoheh harus diimani apa
adanya, tidak boleh ditakwil karena akan menjadi kosong tidak ada
arti, dan tidak boleh digambarkan sehingga menyerupai sifat
makhluknya. Sifat-sifat Allah tidak dapat dibandingkan dengan sifat-
sifat makhluk, dan tidak ada sesuatu yang menyerupai Allah.
ْ‫ قُ ْل ُه َواللَُّْ َْْ أَحَد‬. ‫ص َم ُْد‬
َّ ‫ اللَُّْ َْْ ال‬. ‫ لَ ْميَ ِلد َْولَ ْميُو َل ْْد‬. ْ‫َولَ ْميَ ُك ْنلَ ُه ُكفُ ًواأَحَد‬
Artinya :
Katakanlah ( wahai Muhammad ) bahwa Allah itu Maha Esa. Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. “Tidak beranak dan
tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”4

Untuk memudahkan mengenal Sifat-sifat Allah maka dibawah


ini kami terangkan sifat-sifat Allah yang diberitakan-Nya dalam Al
qur’an :
1. Wujud : Ada
2. Qidam : Ada tanpa permulaan
3. Baqa : Kekal abadi
4. Mukholafatu Lilhawadits : Berlainan dari makhluk
5. Qiyamu Binafsihi : Berdiri sendiri
6. Wahdaniyat : Esa, Satu
7. Qodrat : Kekuasaan
8. Irodat : Kemauan

6
9. Ilmu : Pengetahuan
10. Hayat : Hidup
11. Sam’u : Pendengaran
12. Bashor : Penglihatan
13. Kalam : Pembicaraan

Yang harus diperhatikan adalah bahwa kita tidak boleh


mencari-cari dan menetapkan sifat-sifat Allah dengan kemauan akal
belaka tanpa dasar dari petunjuk Allah Al Qur’an, sebab akal tidak
mampu menembus hakekat, dzat dan sifat-sifat Allah
.
4. TAUHIDْASMA’
Tauhid Asma’adalah bahwa Allah menciptakan langit dan bumi
serta isinya, yang telah menyediakan segala kebutuhan penghuninya
ini, mempunyai nama-nama bagus. Nama-nama ini memancarkan
sifat-sifat yang dimiliki Allah. Seorang mu’min harus benar-benar
yakin bahwa hanya Allah yang memiliki sifat-sifat seperti yang
terpancar dari nama itu, maka ia pun berdo’a kepada-Nya. Misalnya :
Ar-Rozaq; yang memberi rizki, seorang mu’min harus benar-benar
yakin bahwa hanya Allah yang memberi rizki, maka ia berdo’a mohon
rizki hanya kepada Allah, tidak kepada roh-roh nabi, tidak kepada roh-
roh wali-wali, tidak kepada yang lain. Firman Allah dalam surat Asy-
Syu’ara ayat 11:

‫س ِميعُا ْلبَ ِصير‬ ْْ ‫سك َِمثْ ِل ِهش‬


َّ ‫َيء َو ُه َوال‬ َ ‫لَ ْي‬
Artinya :
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang
Maha Mendengar dan Melihat.6

6
Abdul Wahid Hasyim, Dasar – Dasar Aqidah Islam, Pati: Pustaka Ya Ummi, 1424 H, Hal 21-34

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tauhid secara bahasa merupakan mashdar (kata dasar) dari fi’il (kata kerja) ( ‫و َّحد‬-
َ
‫ )ي َُو ِّحد‬yang artinya menjadikan sesuatu menjadi satu atau tunggal.
Sedangkan secara istilah, makna tauhid adalah mengesakan Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan apa-apa yang menjadi kekhususan bagiNya baik itu dalam masalah
rububiyyah, uluhiyyah ataupun asma wa sifat.
Tauhid merupakan suatu paham aqidah yang mempercayai bahwa satu satu-Nya
Allah yang berhak disembah hanyalah Allah SWT.
2. Aspek – aspek Ilmu Tauhid
A. Aspek Epistemologi
B. Aspek Ontologi
C. Aspek aksiologi
3. Pembagian ilmu tauhid
Bagian-bagian ilmu tauhid sebagai ilmu dapat dibagi dalam 4 bagian, yaitu:
a. Tauhid Rububiyah
b. Tauhid Uluhiyah/Ubudiyah
c. Tauhid Sifat
d. Tauhid Asma’

B. Saran
Saran penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh
mahasiswa khususnya bagi para pembaca agar tergugah untuk terus semangat dalam
menegakkan kebenaran, dan dapat menambah pengetahuan bagi para mahasiswa.
Demi penyempurnaan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.

8
Daftar Pustaka

Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin, Al-Qaul Al-Mufid ‘Ala Kitab At-Tauhid,


1419 H, Riyadh, Cetakan Dar Ibnu Al-Jauziy, Hal 8.

Syaikh Abdurrazaq ‘Afifi, Mudzakarah At-Tauhid, 1403 H, Beirut, Cetakan Al-


Maktab Al-Islamiy, Halaman 3.

Http://dhearohmah.blogspot.com/2017/12/aspek-aspek-ilmu-kalam.html?m=1

Abdul Wahid Hasyim, Dasar – Dasar Aqidah Islam, Pati: Pustaka Ya Ummi,
1424 H, Hal 16-34.

Anda mungkin juga menyukai