Anda di halaman 1dari 4

Earthworms

Cacing tanah

Lumbricus terrestris (Linnaeus,1958)

Lumbricus terrestris ( Linnaeus,1958),(Febrianda,2019))

KLASIFIKASI

Kingdom Animalia
Filum Annelida
Classis Clitellata
Ordo Terricolae
Familia Lumbricidae
Genus Lumbricus
Species Lumbricus terretris

DESKRIPSI

Secara morfologi, tubuh cacing tanah tersusun atas segmen-segmen yang berbentuk cincin,
dan setiap segmen memiliki seta kecuali pada 2 segmen pertama. Seta adalah struktur seperti
rambut yang berfungsi untuk menggali substrat dan memegang pasangan saat kopulasi, serta
sebagai alat gerak cacing tanah. Cacing tanah memiliki mulut pada ujung anterior (tidak
bersegmen) yang disebut prostomium. Sebagai hewan hermaprodit, organ reproduksi cacing
tanah, baik organ kelamin jantan dan betina, terletak pada beberapa segmen bagian anterior
tubuhnya. Secara umum organ kelamin jantan terdiri dari dua pasang testis, yang terletak
pada segmen ke-10 dan 11, sedangkan organ kelamin betina yaitu ovarium terletak pada
segmen ke-13.Setelah dewasa akan terjadi penebalan epitelium pada posisi segmen tertentu
membentuk klitellum (tabung peranakan atau rahim). Klitellum tersebut dapat berwarna lebih
pekat atau lebih pudar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya (Edwards & Lofty 1977;
James 2000).

Cacing tanah merupakan kelompok hewan filum Annelida kelas


Oligochaeta, dengan ciri tubuh memiliki cincin annulus (Edwards and
Lofty, 1977). Oligochaetamemiliki karakter dengan sedikit seta,
prostomium yang terletak di bagian ujunganterior dan memiliki clitellum
(dibelakang prostomium). Clitelummerupakan daerah penebalan segmen
yang muncul pada bagian tertentu saat cacingmencapai tahap dewasa
(Stephenson, 1930).

Bentuk cacing tanah yang dewasa, ditandai dengan adanya gelang (Klitellum) pada tubuhnya
dan lubang kelamin jantan dan betina. Pada kondisi yang demikian cacing dewasa siap untuk
mengadakan kopulasi /perkawinan. Selama 7 - 10 hari setelah perkawinan, seekor cacing dewasa,
akan menghasilkan satu kokon. kokon berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala
korek api (Budiarti, 1993). Cacing muda akan keluar dari selubung kokon setelah embrio dalam
kokon berkembang selama 2 - 3 minggu. Cacing muda yang baru lahir belum mempunyai klitellum
(Kotpal et al., 1981) dan setiap kokon akan menghasilkan rata-rata 4 ekor cacing muda (Budiarti,
1993).

DISTRIBUSI

Lumbricus terrestris adalah cacing merah besar asli Eropa,namun sekarang


sudah banyak tersebar di tempat lain di seluruh dunia (bersama dengan
beberapa lumbricid ), karena diperkenalan manusia. Di beberapa daerah, orang
menganggapnya sebagai suatu spesies hama yang serius, karena keluar-bersaing secara
lokal cacing asli (since it is out-competing locally native worms). Di Eropa cacing ini
merukan spesies alami yang terbesar dari cacing tanah, biasanya mencapai 20-25 cm
ketika dewasa (meskipun di Eropa bagian selatan terdapat spesies asli yang jauh lebih
besar). It has an unusual habit of copulating on the surface at night, which makes it
more visible than most other earthworms. Hewan ini memiliki kebiasaan yang ane yaitu
kawin pada di atas tanah pada malam hari, hal ini membuatnya sering terlihat dari cacing
lain kebanyakan.(Mahrudin,2013).

ETIOLOGI

STATUS KONSERVASI

Spesies ini tidak dalam bahaya dan tidak memiliki status khusus.
ETNOZOOLOGI

Lumbricus terrestris sangat banyak sekali manfaatnya diantaranya ialah bermanfaat bagi
lingkungan, bagi tanaman, bagi tanah, bagi kesehatan manusia, bagi tumbuhan, bagi
kesehatan. Berperan sebagai pengurai sampah organik, menyuburkan tanah, pakan
ternak. Selain itu, Lumbricus terrestris juga digunakan sebagai bahan untuk kosmetik yang
dapat menghaluskan kulit. berperan memperbaiki aerasi tanah dengan cara menerobos
tanah sedemikian rupa sehingga pengudaraan tanah menjadi lebih baik, disamping itu
cacing tanah juga menyumbangkan unsur hara pada tanah melalui eksresi yang
dikeluarkannya, maupun dari tubuhnya yang telah mati.peranan cacing tanah adalah
sebagai bioamelioran (jasad hayati penyubur dan penyehat) tanah terutama melalui
kemampuannya dalam memperbaiki sifat-sifat tanah, seperti ketersediaan hara,
dekomposisi bahan organik, pelapukan mineral, sehingga mampu meningkatkan
produktivitas tanah. (Kotpal,1981)

\
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai