Anda di halaman 1dari 19

TUGAS RESUME

KOMUNIKASI PEMERINTAHAN

Diajukan untuk memenuhi tugas individu

Mata Kuliah : Komunikasi Pemerintahan


Dosen Pengajar : Dr. Hj. Rosdiana Parsan, M.Si.

Disusun Oleh :

Nama : Farhan Mulyo Nugroho


NPP : 29.1014
Kelas : J1

FAKULTAS HUKUM TATA PEMERINTAHAN


INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
KAMPUS NUSA TENGGARA BARAT
2019
TUGAS RESUME

KOMUNIKASI PEMERINTAHAN

Diajukan untuk memenuhi tugas individu

Mata Kuliah : Komunikasi Pemerintahan


Dosen Pengajar : Dr. Hj. Rosdiana Parsan, M.Si.

Disusun Oleh :

Nama : Frantara Andian Pranata


NPP : 29.0939
Kelas : J1

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


JATINANGOR
2019
TUGAS RESUME

KOMUNIKASI PEMERINTAHAN

Diajukan untuk memenuhi tugas individu

Mata Kuliah : Komunikasi Pemerintahan


Dosen Pengajar : Dr. Hj. Rosdiana Parsan, M.Si.

Disusun Oleh :

Nama : Fadhlurrahman Aryo Wicaksono


NPP : 29.0877
Kelas : J1

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


JATINANGOR
2019
TUGAS RESUME

KOMUNIKASI PEMERINTAHAN

Diajukan untuk memenuhi tugas individu

Mata Kuliah : Komunikasi Pemerintahan


Dosen Pengajar : Dr. Hj. Rosdiana Parsan, M.Si.

Disusun Oleh :

Nama : Ramadhan Hadi Desnandy


NPP : 29.0744
Kelas : J1

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


JATINANGOR
2019
TUGAS RESUME

KOMUNIKASI PEMERINTAHAN

Diajukan untuk memenuhi tugas individu

Mata Kuliah : Komunikasi Pemerintahan


Dosen Pengajar : Dr. Hj. Rosdiana Parsan, M.Si.

Disusun Oleh :

Nama : Aziz Zakaria


NPP : 29.0634
Kelas : J1

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


JATINANGOR
2019
BAB 1
KAJIAN TEORITIS PEMERINTAHAN
A. Pegertian Pemerintahan
Pemerintahan adalah organisasi yang memiliki hak untuk melaksanakan kewenangan
berdaulat atau tertinggi. Pemerintah dalam arti luas merupakan suatu yang lebih besar dari
pada suatu kementrian yang diberi tanggung jawab memelihara perdamaian dan keamanan
negara
Pemerintahan dalam arti sempit dapat dipandang sebagai aktivitas memerinta yang
dilakukan oleh pemerintah (eksekutif saja) dan jajarannya guna mencapai tujuan negara.
Sedangkan pemerintahan dalam arti luas dapat pula diapandang sebagai aktivitas pemerintah
yang dilakukan oleh organ organ atau badan badan legislative, yudikatif, dan eksekutif

B. Tugas pokok Pemerintahan

Pemikiran dasar dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga sistem ketertiban


agar masyarakat dapat melakukan aktivitas kehidupannya secara wajar.
Dengan demikian secara umum tugas pokok pemerintahan dapat mencangkup bidang
1. Keamanan, baik dari luar maupun pemberontakan dari dalam
2. Ketertiban, dengan cara mencegah terjadinya konflik dan menjamin
berlangsungnya perubahan dan perkembangan dalam masyarakat secara
damai
3. Keadilan, pemerintah harus mampu berdiri secara kokoh secara netral dan
tidak berpihak
4. Kesejahteraan sosial, guna meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat
5. Ekonomi, pemerintah harus mampu menelorkan berbagai kebijakan yang
menguntungkan masyarakat secara luas
6. Pekerjaan umum, mencangkup penyediaan fasilitas
7. Pemeliharaan sumber daya alam

C. Karakteristik organisasi pemerintahan

Dari hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa ada delapan karakteristik yang
seharusnya berlaku pada banyak jenis organisasi termasuk pemerintahan, yaitu

1. Para manajer harus menyadari pentingnya komunikasi


2. Para manajer memadamkan tindakan dan ucapan
3. Komitmen pada komunikasi dua arah
4. Penekanan pada komunikasi tatap muka
5. Tanggung jawab Bersama untuk komunikasi karyawan
6. Menangani berita buruk
7. Pesan dibentuk untuk audiens yang dimaksudkan
8. Perlakuan komunikasi sebagai suatu proses berkelanjutan
Selain dari karakteristik organisasi ada pula factor factor yang mempengaruhi
efektivitas organisasi sebagaimana ditemukan oleh Steers yang menyatakan ada empat factor
utama yang dianggap mempunyai pemngaruh terhadap efektivitas organisasi yaitu: (1)
karakteristik organisasi; (2) teknologi organisasi; (3) lingkungan pekerja; (4) kebijakan dan
praktek manajemen
Guna menjamin penyelenggaraan kegiatan secara efektif dalam suatu
organisasipemerintahan perlu didukung oleh jumlah sumber daya manusia, yang memadai
sesuai beban kerja yang dipikul setiap satuan organisasi

BAB 2
KAJIAN TEORITIS KOMUNIKASI
A. Pengertian dan makna hakiki komunikasi

Dari berbagai pernyataan dan definisi dari para ahli dapat dikemukakan secara umum,
bahwa
komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia mengenai isi pikiran dan atau
perasaannya

Dari pemaknaan komunikasi tersebut bila dikaitkan dengan sistem pemerintahan yang
sedang sistem pemerintahan yang sedang dikembangkan di Indonesia, yakni
mengedepankan sistem desentralisasi, bahkan ada desentralisasi dengan otonomi
khusus, artinya setiap daerah kabupaten/kota memiliki hak dan wewenang mulai dari
merencanakan, melaksanakan, melakukan pengawasan dna evaluasi hasil kegiatan
yang dilakukan, maka prediksi persoalan komunikasi ke depan akan semakin
problematis untuk konteks negara kesatuan.

B. Fungsi dan Tujuan Komunikasi

1. Fungsi komunikasi
Komunikasi merupakan dasar bagi semua interaksi manusia, termasuk di
dalamnya interaksi kelompok oleh sebab itu komunikasi dikatakan memiliki peran
dominan dalam kehidupan manusia, sehingga fungsi komunikasi adalah mencapai
tujuan peran tersebut antara lain:

1) Mencapai pengertian satu sama lain


2) Membina kepercayaan
3) Mengkoordinir tindakan
4) Merencanakan strategi
5) Melakukan pembagian pekerjaan
6) Melakukan aktivitas kelompok
7) Berbagi rasa
Komunikasi memiliki empat funngsi utama dalam suatu organisasi yaitu:
1. Fungsi Pengawasan
2. Fungsi motivasi
3. Fungsi pengungkapan emosional
4. Fungsi informasi
Dalam proses kerja sama di bidnag pemerintahan, seseorang pimpinan, wakil
pimpinan, bawahan, dan siapa saja dalam organisasi itu dapat menjadi sumber
informasi atau yang menyampaikan informasi atau pesan
Fungsi fungsi komunikan sebagaimana telah dikemukakan, bersifat integral
dengan fungsi organisasi. Demikian juga dalam organisasi kepemerintahan,
fungsi demikian harus disertai unsur pemberdayaan (empowerment) dan lebih
jauh dibutuhkan adanya suatu kemampuan apliaktif dalam upaya
pelaksanaannya.
C. Proses komunikasi secara umum

Secara empiric proses komunikasi merupakan suatu kondisi dimana seseorang


(komunikator) menyampaikan isi pikiran dan perasaan kepada orang lain dengan
menggunakan lambing sebagai media

D. Proses Komunikasi Media

Proses komunikasi media dikenal juga sebagai proses komunikasi sekunder,


proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan mengggunakan
alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang ( Bahasa ) sebagai
media pertama
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang jauh
atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah koran,majalah, radio,
televisi dan banyak lagi biasa digunakan sebagai sarana media kedua.

E. Hal hal mendasar dalam komunikasi


1. Arah komunikasi
Komunikasi dapat berlangsung secara vertical maupun horizontal
2. Jaringan komunikasi formal dan informal
Jaringan komunikasi menetapkan saluran saluran tempat informasi mengalir

BAB 3
HUBUNGAN MANUSIAWI
A. Pengertian Hubungan Manusiawi
Ditinjau dari kajian ilmu komunikasi, hubungan manusiawi termasuk dalam ranah
komunikasi antarpersona (interpersonal communication). Karena interaksi antar manusia
terjadi antara dua orang atau lebih dan berlangsung secara dialogis. Pernyataan bahwa
hubungan manusiawi termasuk ranah komunikasi antarpersona dipertegas oleh Edward C.
Lindeman, dalam bukunya yang berjudul The Democratic Way of Life, bahwa hubungan
manusiawi adalah "komunikasi antarpersona untuk membuat orang lain mengerti dan menaruh
simpati". William James seorang ahli ilmu jiwa dari Harvard University, Amerika Serikat
menyatakan bahwa "tiap manusia dalam hati kecilnya ingin dihargai dan dihormati, orang akan
menaruhSimpati jika dirinya dihargai".hubungan manusiawi adalah interaksi orang-orang
mengarah kepada visi pemerintahan dan suasana kerja yang mampu memotivasi mereka untuk
mampu bekerja secara produktif dengan perasaan puas, baik secara dikaitkan dengan
pemerintahan yang memiliki tugas dan tanekonomis, psikologis maupun secara social.
Hubungan manusiawi dalam pemerintahan tampak jelas diuraikan oleh Riyass Rasyid
(1997:15), yang mengemukakan, "... pemerintahan sebagai seni dan ilmu pengelolaan
kekuasaan sudah hadir sejak awal kehidupan manusia. Hubungan manusiawi dalam praktek
pemerintahan telah banyak dipelajari dan diteliti terutama di negara-negara maju, sebab factor
manusia dari dulu sampai saat inipun merupakan faktor dominan, karena manusia memiliki
pengaruh kuat pada usaha pencapaian tujuan organisasi, maupun dapat memperlambat bahkan
menghambat pencapaian tujuan pemerintahan. .Secara etimologis "hubungan manusiawi"
merupakan kata Human Relations, yang dapat diterjemahkan sebagai hubungan manusiawi,
dan ada juga yang menafsirkannya sebagai interaksi manusia atau hubungan manusia, namun
ditinjau dari sisi makna keduanya terdapat perbedaan. Pengertian hubungan manusiawi dapat
dilihat secara makro dan secara mikro. Secara makro hubungan manusiawi diartikan dalam
bentuk hubungan yang lebih luas. Dan hubungan manusiawi secara mikrodiamati dalam bentuk
hubungan yang sempi.ubungan manusiawi dalam arti luas dapat diamati melalui interaksi indra
seseorang dengan orang lain secara konfrehensif. Artinya hubungan antar manusia itu dilihat
secara luas mencakup berbagai bidang kehidupan bisa di rumah, di kantor, di pasar, di kampus,
diungan antaran, di dalam bus atau kereta dan dalam kegiatan apapun.

B. Pengertian Human Relations


Dalam arti luas human relations mencakup interaksi antara seseorang dengan orang lain
dalam segala situasi dan dalam segala bidang kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati,
sementara human relations dalam arti sempit mencakup interaksi seseorang dengan orang lain
dalam hubungan kerja dan dalam organisasi. human relations dapat menjangkau fenomena-
fenomena kehidupan sebagai individu dan kelompok.Dalam sistem pemerintahan hanya ada
dua macam motivasi yang Dengan hubungan dengan aparatur pemerintahan, yaitu: (1) motivasi
nyadarkan para pegawai bahwa kegiatan yang dikehendaki badan itu hasilnya akan memenuhi
kebutuhan pegawai atau menyadarkan mereka untuk mengikuti segala kegiatan guna
menghindari kemerosotan yang dapat membawa akibat buruk bagi para pegawai, yaitu tidak
terpenuhinya kebutuhan mereka.

C. Manusia Sebagai Pelaku Komunikasi


"Awalnya proses komunikasi berlangsung secara psikologis pada diri seseorang dan
dapat pula berlangsung secara mekanistis antara komunikator dan komunikan, suasana tersebut
timbul ketika komunikator mengirim pesan kepada komunikan. Demikian seterusnya
komunikasiberlangsung baik secara lisan, maupun tulisan. Peliknya komunikasi antar-
manusia, secara sosiologis berlangsung horizontal maupun vertical dengan berbagai status
sosial ekonomi, beragam tingkat pendidikan,agama, suku, bangsa, ras, dan lain
sebagainya.Serumit apapun komunikasi antar manusia, tetap mengandung unsur tujuan yakni
mengubah sikap, opini, perilaku, kepercayaan, bahkan idiologi. Oleh sebab itu untuk dapat
memahami proses komunikasi secara mendalam perlu terlebih dahulu memahami manusia
sepagapelaku komunikasi. Aristoteles dalam Onong, 1993:343)Manusia merupakan makhluk
yang paling mulia di antara makhluk yang ada di muka bumi sudah tidak dapat disangkal lagi,
karena manusia memiliki tiga jenis anima atau roh. Karena memiliki roh yang lengkap maka
manusia menjadi berkembang biak, bernafsu, bernaluri, bergerak, bertindak, sekaligus berpikir
dan berkehendak (Uchjana, 1993:343).Dari banyak unsur roh yang dimiliki manusia membuat
ia berbeda dengan makhluk lainnya di muka bumi. Manusia memiliki tingkat kesadaran, sadar
apa yang ia lakukan, baik masa lalu, masa kini, danmasa yang akan datang.Secara konprehensif
manusia memiliki totalitas kesatuan yang terpadu antara roh dan jasad, rohani dan jasmani,
jiwa dan raga yang tidak mungkin dipisahkan. Apabila keduanya berpisah, atau roh tidak
menyatu dengan jasad (mati) maka manusia itu tidak ada atau tidak disebut manusia lagi
melainkan mayat yang lama kelamaan menjadi busuk, walaupun di Mesir Kuno penguasa yang
watat, tubuhnya bisa dibalsem sehingga tetap utuh hingga ribuan tahun lamanya, namun tetap
sajatidak disebut manusia.Roh adalah penyebab hidup dan roh harus dibedakan dari rohani atau
jiwa. Perubahan sikap dan perilaku manusia baik secara sendiri maupun kelompok atau dalam
bentuk masyarakat, itulah tujuan komunikasi dengan segala problematikanya.

D. Pikiran Sebagai lsi Pesan Komunikasi


Berbicara tentang isi pesan komunikasi adalah pikiran, adakalanya iuga perasaan,
nanmun semua itu hanya merupakan pengaruh saja. Bahasa dalam komunikasi lebih mampu
memberikan makna kepada kehidupan manusia, baik secara konkrit maupun konsep yang
abstrak. Pentingnyacbahasa sebagai lambang, adalah karena bahasa melekat pada pikiran,
sehingga tidak mungkin dilepas dari pikiran. Artinya orang berpikir dengan bahasa. Demikian
juga kemampuan berpikir adalah ciri khas manusia sebagai makhluk yang memiliki derajat
lebih tinggi daripadacmakhluk lainnya di dunia. Dengan demikian komunikasi dapat
didefinisikan sebagai kemampuan manusia untuk mengutarakan pikirannya kepada orang lain.
Ada dua aspek penting dalam fungsi berpikir pada diri manusia yakni yang disebut "wissen"
yakni mengetahui dan "verstehen" atau mengerti/memahami secara mendalam.Sebagai
makhluk sosial berpikir dalam kehidupannya manusia mengenal realitas sosial dalam proses
yang berlangsung secara hori zontal atau berpikir secara sensitivo-rasional dan secara vertikal
atau berpikir secara metarasional. Berpikir sensitivo-rasional adalah berpikir vertikal mengenai
suatu realitas yang berlandaskan pada penglaman sebagai rekaman penginderaan selama
hidupnya. Rekaman dari fungsinya sebagai komunikan dalam setiap proses komunikasi yang
melibatkan dirinya, pada saat berkomunikasi secara horizontal yang berkisar pada persoalan
tahu dan mengetahui, sifatnya mernjadi sensitivo-rasional Taraf selanjutnya manusia tidak
hanya puas dengan sekadar mengetahui (wissen), tetapi juga ingin memahaminya secara
mendalam.
BAB 4
Komunikasi Dalam Masyarakat
A. Pemakanaa Komunikasi Pemerintahan

Komunikasi yang berasal dari perkataan communication yang berakar dari


perkataan Common atau bersama, ingat saja perkataan common-wealth, yang berarti
kemakmuran bersama, maka dalam komunikasi masyarakat harus ada pengertian yang
sama.

Dalam mengadakan komunikasi dengan orang lain, ada beberapa hal yang dapat
mengganggu proses komunikai :

1. Gangguan dari dalam diri orang yang sedang berbicara


2. Dalam perjalanan
3. Penerima tidak seluruhnya mengerti apa yang sedang dibicarakan
4. Isi pembicaraan mengandung pengertian

B. Komunikasi dan Akulturasi

Unsur dasar suatu system komunikasi manusia dapat dicermati ketika seseorang
sedang berkomunikasi, berusaha untuk dan mengharapkan berkomunikasi dengna
lingkungan.

Komunikasi personal mengacu kepada proses mental yang mengatur diri sendiri
dalam dan dengan lingkungan social budayanya, dengan cara mengembangkan cara-
cara melihat, mendengar, memahami, dan berperilaku terhadap objek dan orang-orang
dalam lingkungan.

Faktor-faktor yang memberi andil kepada potensi akulturasi berikut ini :

1. Kemiripan antara budaya asli pendatang dan pribumi


2. Karakteristik demografi, usia, pada saat berimigrasi
3. Kepribadian, misalnya suka bergaul, dan keterbukaan.

C. Mempermudah Akultuasi Melalui Komunikasi

Proses akulturasi banyak berkaitan dengan upaya menyesuaikan diri dengan ada
menerima pola-pola dan aturan-aturan komunikasi dominan yang ada pada masyarakat
pribumi. Keterampilan komunikasi pendatang dan penduduk asli pada gilirannya akan
mempermudah penyesuaian diri, sekaligus mempercepat terjadinya akulturasi terhadap
kedua kepentingan tersebut.

D. Perubahan Masyarakat dan Organisai Pemerintahan


Para sosiologi sepaham bahwa setiap masyarakat akan selalu berubah dan
berkembang cepat atau lambat. Perubahan yang terjadi sebagai produk interaksi-
transaksi yang berlangsung dalam masyarakat bermula dari sifa dan bentuk sederhana
sampai kepada sifat dan bentuk yang lebih luas dan kompleks. Interaksi mulai dari
kalangan terbatas pada desa dalam skala kecil meningkat ke skala besar dalam ikatan
warga masyarakat Kabupaten dan warga masyarakat Provinsi sampai pada warga
masyarakat bangsa. Dalam kondisi itu masyarakat dituntut menginterpretasikan
masalah-masalah local ke masah nasional bahkan sampai ke masalah yang bersifat
global

E. Perubahan Sikap dan Karakter Aparatur Pemerintahan


Pentingnya sikap manusia (aparatur pemerintah) dalam mewujudkan tujuan dan
sasaran organisai pemerintah tidak terlepas dari apa yang dikemukakan Mueller
(1992:10) yang menyatakn bahwa “sikap merupakan komponen penting nomor satu
dalam jiwa manusia, yang dengan kuat sekali mempengaruhi segala keputusan yang
diambilnya.”

Upaya mewujudkan otonomi daerah apabila dieliminir secara universal dapat


dikemukkan antara lain sebagai berikut:
1. Karakteristik aparatur pemerintah daerah, merupakan suatu fenomena dalam
kehidupan masyarakat Indonesia.
2. Citra aparatur pemerintah dewasa ini sedang mengalami distorsi, artinya
kredibilitas aparatur sudah mulai menurun dipandang dari sisi masyarakat.
3. Aparatur sebagai komunikator, diasumsikan akan dapat mengembalikan citranya
apabila dapat meningkatkan kredibilitas.

BAB 5
DASAR-DASAR KOMUNIKASI KELOMPOK

A. Kelompok Kecil dan Ciri-cirinya


Kelompok kecil adalah sekumpulan orang tiga orang atau lebih yang berinteraksi secara terus
menerus, adanya saling ketergantungan satu sama lain, dan memiliki seperangkat aturan-
aturan untuk mencapai tujuan bersama.
Ciri-ciri kelompok kecil yang mempengaruhi partisipasi :
1. Kohesi
Kohesi ialah keeratan setiap anggaota merasakan “esprit de corp” dan identitas kelompok.
Dalam kelompok yang kohesi yang tinggi, setiap anggota merasakan dirinya sebagai suatu
ikatan yang erat dan merasakan satu tujuan. Namun dibalik itu kohesi yang terlalu kuat
menimbulkan friksi seperti kurang cermatnya individu dalam menyaring dan mengevaluasi
setiap gagasan yang dihasilkan dalam suatu kelompok.
2. Ukuran kelompok
Jumlah kelompok dalam suatu kelompok mempengaruhi kadar komunikasi. Dimana dengan
banyaknya jumlah anggota kelompok maka lebih sedikit kontribusi dari setiap anggota
kelompok. Lima smpai tujuh orang anggota adalah ukuran yang ideal bagi sebuah kelompok
kecil (Wood, 1986:199).
3. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain (Wood, et al.,1986).
Kekuasaan adalah kemampuan untuk memperdayakan orang lain dalam upaya mencapai
tujuaannya (boulding, 1990 Stanley, 1988).
Struktur kekuasaan suatu kelompok berkenaan dengan seberapa banyak wewenang yang
dimiliki setiap anggota seperti menjabat pada posisi presiden, profesor, dll. Setiap individu
yang memahami bagaimana mengatur pekerjaan kolektiv cenderung memperoleh kekuasaan
yang cepat.
4. Pola-pola Interaksi
Pola interaksi sebagian kelompok disentralisasi dimana seorang atau dua orang memiliki
posisi kunci dan semua komunikasi di salurkan melalui mereka. Sedangkan, pola interaksi
disentralisasi lebih terbentuk apabila setiap anggota memiliki kekuasaan yang relative sama.
5. Norma-norma Kelompok
Norma adalah pedoman yang telah di standarisasikan yang mengatur bagaimana setiap orang
harus bertindak, juga bagaimana mereka harus berinteraksi satu sama lainnya. Norma
tersebut dari luar keberadaan kelompok, dimana memilik pengaruh terhadap aturan-aturan
yang mempengaruhi tingkah laku dalam kelompok.
B. Pengaruh Budaya Dalam Menetapkan Keputusan Kelompok
Komunikasi kelompk kecil terikat dalam sistem dan kebudayaan yang lebih luas yang
mempengaruhi bagaimana setiap anggota kelompok berinteraksi di dalamnya. Pengaruh
budaya tersebut baik itu individualism yang ada disetiap kebudayaan masing-masing,
assertiveness pada sikap dalam berkehidupan, kesetaraan dalam melaksanakan tugas serta
tanggung jawab, pemikiran akan kemajuan dan perubahan dalam menyelesaikan suatu
tantangan dan mencari solusi, serta informalitas dalam menghindari title dan ritual tindakan
dari setiap kebudayaan masing-masing.
C. Komnnikasi Efektif Dalam Tugas Kelompok
Dengan adanya kepemimpiinan baik itu seorang pemimpin maupun fasilitator yang mengatur
jalan nya pembicaraan, memastikan kegiatan yang akan dilakukan, menciptakan iklim kerja
yang produktif, mnigkatkan komunikasi yang efektif diantara anggota yang merupakan
serangkaian fungsi untuk menggerakkan kelompok sehingga terciptanya komunikasi yang
efektif.
BAB 6
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
A. Menjalin Hubungan Internasional
Komunikasi merupakan interaksi manusia dalam semua aktivitas kehidupan yang
dimana komunikasi berfungsi untuk mencapai pengertian satu sama lain,
merencanakan tindakan, melakukan tindakan, untuk berbagi rasa serta melakukan
pembagian kerja.
Dimana dalam komunikasi dapat dengan berjalan lancer jika memiliki keterampilan
baik itu keterampilan mendengarkan bertingkah laku asertif, menyelesaikan konflik,
membaca situasi serta keterampilan persuasi.
Dalam komunikasi ada factor atau unsur yang perlu diketahui, baik itu siapa yang
dihadapi, situasi dan kondisi, tempat, media yang digunakan serta pesan yang
disampaikan.
B. Hambatan Dalam Berkomunikasi
Walaupun komunikasi tampaknya sederhana, namun ada asaja hambatannya yang
lebih banyak factor manusianya seperti perbedaan latar belakang, factor Bahasa verbal
seseorang maupun Bahasa tubuh, sikap pada komunikasi serta factor lingkungan baik
itu factor tempat dan factor situasi/waktu.
C. Kiat Berkomunikasi Efektif
Dalam melakukan komunikasi ada beberapa kiat kiat agar komunikasi tersebut efektif,
antara lain dengan menggunakan umpan balik, mengenali siapa pembicara,
melakukan kontak mata, menggunakan Bahasa yang mudah dimengerti, mengulangi
sesuatu yang dianggap penting, sopan dan wajar, menghormati setiap orang, percaya
diri serta menjadi pendengar yang baik
D. Prinsip Dasar Memahami
Komukasi efektif dengan mengetahui prinsip-prinsip dasar seperti mengetahui setiap
orang itu unik, membutuhkan kebutuhan yang berbeda, memiliki kebutuhan untuk
dihargai dan diakui, cara pandang setiap otang berbeda, serta unsur sosial budaya.

BAB 7
KARAKTERISTIK KOMUNIKASI PEMERINTAHAN

A. Komunikasi Dalam Hubungan Kerja


Komunikasi informasi biasanya disampaikan oleh pimpinan kepada unit-unit kerja di
bawahnya melalui kegiatan apel kerja atau dalam suasana rapat, sedangkan komunikasi
hubungan kerja adalah suatu cara dalam menyampaikan kegiatan yang harus dilaksanakan
dengan tuujuan agar kegiatan tersebut dapat berhasil, secara efektif dan efisien.
Setiap struktur organisasi pemerintahan menunjukkan adanya hubungan jabatan
(hierarkhis). Sehingga hubungan antara pejabat atasan dan bawahan memunculkan hubungan
vertikal yang mengacu pada saluran kewenangan dan tanggung jawab, sedangkan hubungan
antara pejabat yang sama tingkatnya disebut hubungan horizontal.
Kepala Bagian

Supervisor

Karyawan Karyawan Karyawan

Aktivitas komunikasi yang dilancarkan oleh anggota organisasi dalam hubungan kerja,
pada umumnya bertujuan untuk:
1) meningkatkan hubungan kerja dan kerjasama yang baik antar individu dan antar unit
organisasi;
2) mengetahui sedini mungkin masalah yang timbul;
3) mengurangi aspek negatif;
4) mendorong semangat kerja. (Gondokusumo, 1980:2)
Hakikat jaringan kerja adalah suatu pola saluran komunikasi pesan-pesan dari suatu
kelompok ke kelompok lain atau antara anggota dalam satu kelompok. Jaringan komunikasi
yang muncul dapat secara terpusat, menyebar, sekuensial, dan resiprokal.
Arus komunikasi dalam proses komunikasi bervariasi, antara lain:
a. Komunikasi vertikal, komunikasi dimana arus informasi dalam organisasi mengalir
dari superior ke supervisor hingga subordinasi atau dari orang pada jenjang hierarki
paling tinggi ke jenjang hierarki paling rendah.
b. Komunikasi horizontal, komunikasi yang menunjukan arus informasi di antara
orang-orang sejawat (peers) pada tingkat hierarki yang sama dalam organisasi.
c. Komunikasi diagonal, komunikasi dimana arus informasi mengalir di antara orang
pada tingkat hierarki organisasi tidak sama; atau interaksi antar departemental.
Bagaimanapun bentuk system dan proses komunikasi yang berlangsung, pada hakekatnya
pesan disampaikan lewat media, baik komunikasi tertulis maupun komunikasi lisan atau
verbal.

Proses komunikasi dikaitkan dengan masalah hubungan manusia secara umum, dibedakan
dalam pengertian luas dan sempit, hubungan dalam arti luas menunjukkan interaksi seseorang
dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua sector kehidupan. Dalam arti sempit
proses komunikasi, merupakan interaksi antara seseorang dengan orang lain, tetapi terbatas
pada situasi kerja dan dalam organisai (Rogers & Rogers, 1975).
Dalam organisasi dikenal juga komunikasi formal dan komunikasi informal. Komunikasi
formal adalah komunikasi yang cenderung memperlihatkan komunikasi tugas, yakni
komunikasi antara bawahan dan atasan atau sebaliknya. Komunikasi informal pada umumnya
tidak mengikuti jalur hierarki organisasi dan otoritas. Akan tetapi merupakan saluran
komunikasi yang tidak direncanakan oleh superior.
Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, perlu dilakukan tindakan-tindakan
sebagaimana dikemukakan oleh Gibson, (1984:14) sebagai berikut:
1. Mengadakan tindakan langsung (following up);
2. Mengatur arus informasi (regulating information flow);
3. Memanfaatkan umpan balik (utilizing feedback);
4. Penghayatan (empathy);
5. Pengulangan (repetition);
6. Mendorong saling mempercayai (encouraging mutual trust);
7. Penetapan waktu secara efektif (effective timing);
8. Menyederhanakan Bahasa;
9. Mendengarkan secara efektif;
10. Memanfaatkan selentingan.

B. Teknik Persuasi Dalam Pemberian Perintah


Persuasi atau ajakan menunjuk kepada suatu iklim di mana perbedaan kepangkatan dan beda
jabatan secara struktural tidak menjadi penghalang terjadinya komunikasi yang komunikatif.
Dalam persuasi ajakan atau himbauan ataupun perintah yang akan diberikan disampaikan
secara lembut. Sehingga orang-orang yang diajak itu mau mengikuti bukan karena terpaksa
melainkan karena kesadaran sendiri bahwa ajakan itu benar dan pantas untuk diikuti.
Kenyataanya di lingkungan pemerintahan, proses persuasi tidak dapat begitu saja
diterapkan, namun perlu pentahapan, karena untuk mendapat persetujuan secara sadar dan
penuh kemandirian dari orang perorang bukanlah pekerjaan yang mudah.
Makin beragam dan kompleksnya suatu permasalahan, semakin sulit menerapkan
komunikasi persuasi. Oleh sebab itu cara persuasi yang lebih efektif adalah memberikan
pengertian dan penjelasan yang tidak hanya logis saja melainkan juga bisa menyentuh hati
seseorang (empathy).
Dikaitkan dengan perilaku yang ditampilkan oleh aparatur pemerintah, hendaknya dalam
menjalankan tugasnya tidak dengan tingkah laku sebagai seorang “slavendrijver” akan tetapi
sedikit demi sedikit dengan persuasi membuat orang lain atau bawahan menjadi mengerti serta
insyaf akan pentingnya pekerjaan yang dikerjakan itu.
Lain halnya dengan perintah/komando, didalamnya terkesan adannya paksaan kepada orang
yang diberi perintah oleh orang yang memberi perintah, karena di belakang perintah didapat
kekuatan (force) dan kekuasaan (power).
Apabila kemampuan ini tidak ada, maka kekuasaanpun juga tidak ada, yang ada hanya
wewenang, ketika suatu wewenang tidak bisa dijalankan dan tidak pula ditaati akan timbul
suatu situasi yang disebut “krisis gezag” (Arifin Abdurachman, 1971:77).
Kekuatan (force) diperlukan untuk menjalankan sanksi-sanksi, ketika perintah yang
dikeluarkan tidak ditaati dan tidak dijalankan.
Arifin Abdurachman dalam bukunya yang berjudul Pengembangan Dan Filosofi
Kepemimpinan Kerja (1971) menguraikan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
memberi perintah yang memberi kesan persuasi adalah:
1. Perintah diberikan oleh orang yang mempunyai wewenang dan wibawa.
2. Perintah hanya dapat dirubah dan dicabut oleh orang yang mempunyai wewenang.
3. Perintah diberikan dalam rangka perintah, peraturan, atau ketentuan yang telah
ditetapkan.
4. Perintah harus jelas dan terang bagi yang melaksanakan.
5. Perintah dapat diberikan secara tertulis maupun lisan sesuai keadaan
6. Perintah secara tertulis dapat berupa
a. Surat biasa
b. Surat edaran
c. Surat keputusan
d. Surat perintah
7. Perintah paling akhirlah yang berlaku dengan mentidakberlakukan perintah
sebelumnya.
8. Orang yang mengerjakan perintah harus melaporkan perintah yang telah dijalankan.
Keberhasilan persuasi lebih ditentukan oleh terbentuknya hubungan antara sasaran persuasi
pemberi perintah dengan faktor motivasional, melalui (1) hubungan kontingensi (argumentasi
sebab akibat); (2) hubungan kategorisasi (bagian dari keseluruhan argumentasi); (3) persamaan
(argument dengan analogi); (4) koinsidental (hubungan yang dipandang dari kebiasaan) (Dedy
Djamaluddin Malik, 1994:54)
Robert Anthony (1993:49), menguraikan teknik persuasi yang efektif untuk membangun
kepercayaan dan kredibilitas melalui lima langkah tindakan, yaitu:
1) Identifikasi tipe komunikator dengan siapa anda bicara;
2) Perlihatkan bahwa anda memahami sudut pandang orang lain;
3) Mintalah kejelasan jika anda merasa ada ketidaksesuaian di dalam berkomunikasi;
4) Sadarilah bahwa kepercayaan tidak dapat dipaksakan;
5) Perilaku memberikan kepercayaan di pihak anda akan menghasilkan kepercayaan
orang lain.

C. Teknik Komunikasi yang Sesuai


Keberhasilan menyampaikan sesuatu sehingga dimengerti oleh yang menerima sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh komunikator disebut keberhasilan komunikatif. Salah
mengartikan suatu informasi akan menyebabkan salah dalam melakukan pekerjaan,
sebagaimana dikemukakan oleh Uchjana (1993:29) bahwa:

“Jika seseorang salah komunikasinya (miscommunication), maka orang yang dijadikan


sasaran mengalami salah persepsi (misperception), yang pada giliran berikutnya terjadi
salah pengertian (misunderstanding). Dalam hal tertentu salah pengertian ini menimbulkan
salah perilaku (misbehavior), dan apabila komunikasinya berlangsung berskala nasional,
akibatnya bisa fatal”.

Dalam organisasi apapun sebaiknya dikembangkan komunikasi dua arah, dimana masing-
masing pihak saling berinteraksi dalam mencari kesepahaman tindakan. Millett J.J. (dalam
Arifin Abdurachman, 1971:80) mengemukakan,
Dalam menjalankan aktivitas penerangan dan sebagainya digunakan suatu system
komunikasi yang cocok yakni tergantung pada:
- Keadaan yang menerima komunikasi, artinya komunikator harus dapat memahami
keadaan komunikan secara keseluruhan.
- Adanya alat-alat komunikasi mencukupi, berkaitan dengan terjaminnya kerahasiaan isi
pesan komunikasi dapat diterima tepat pada waktunuya dan dalam keadaan utuh tanpa
kekurangan sesuatu.
Dengan demikian komunikasi yang cocok adalah komunikasi yang dilakukan sendiri oleh
pemberi dan penerima informasi langsung bertatap muka tanpa alat teknis.

D. Karakteristik Aparatur Pemerintah Sebagai Komunikator


Ketika komunikasi sudah berada pada tingkat kejayaannya dengan segala teknoligi yang
serba canggih, para komunikator masih tetap dianjurkan untuk tetap eksis memperhatikan apa
yang disebut dengan ethos, pathos, dan logos.
Austin J. Freeley dalam bukunya “Argumentation and Debate” (dalam Uchjana, 1993:352),
menguraikan komponen-komponen ethos yang meliputi:
1) Competence (kemampuan/kewenangan);
2) Integrity (integritas/kejujuran);
3) Good will (tenggang rasa).
Austin J. Freeley (dalam Uchjana, 1993:357), menguraikan faktor-faktor pendukung ethos,
antara lain:
a. Preparation (persiapan);
b. Seriousness (kesungguhan);
c. Sincerity (ketulusan);
d. Confidence (kepercayaan);
e. Poise (ketenangan);
f. Friendship (keramahan);
g. Moderation (kesederhanaan).
Pathos yang dimaksud oleh Austin adalah kemampuan emosional yang ditunjukkan oleh
seorang komunikator dengan menampilkan gaya dan bahasanya, sehingga mampu
membangkitkan kegairahan dengan semngat yang berkobar-kobar pada khalayak. Sedangkan
yang dimaksud dengan logos adalah kemampuan menyampaikan sesuatu pesan atau materi
yang uraiannya masuk akal sehingga patut diikuti dan dilaksanakan oleh public. Aspek ethos,
pathos, dan logos juga dikembangkan oleh Aristoteles yang juga ditulis oleh Littlejohn
(1978:159) yang dikenal dengan teori komunikasi dan persuasi.
Apa yang dikemukakan oleh Austin tersebut secara substansial senada dengan uraian
Herman Soewardi (2000:10), tentang membangun kepribadian yang Lurus-Kuat-Tinggi:
- Lurus adalah pribadi yang mampu berbuat kebaikan dan menentang kejahatan.
- Kuat adalah pribadi yang berusaha secara maksimal dalam melaksanakan perintah-
perintah Tuhan serta menjauhi laranganya.
- Tinggi adalah keterampilan atau profesionalisme yang tinggi

E. Karakteristik Komunikasi pemerintahan


Komunikasi yang efektif mensyaratkan adanya pendekatan faktual dan actual, namun
sebelumnya perlu penguasaan dan pemahaman komunikasi yang benar secara komprehensif
yang berlandaskan kejujuran dan komunikasi atas dasar hati nurani antara lain dengan
menerapkan G.Terry “4C”, yakni completeness, clariteness, correctness, dan consiceness.
Perubahan yang terjadi akibat system memunculkan berbagai fenomena antara lain:
1) Terdapat fenomena politik kontroversi;
2) Disharmoni antara lembaga pemerintahan daerah, lembaga tinggi pemerintahan dan
pejabat pemerintahan;
3) Muncul konflik vertical antara pemerintahan pusat dan daerah sebagai dampak
penyelenggaraan otonomi daerah;
4) Semakin banyaknya penyampaian ketidakpuasan masyarakat dengan berunjuk rasa;
5) Miskomunikasi dan koordinasi antar lembaga kurang efektif;
6) Krisis kepercayaan terhadap kinerja pemerintah;
7) Aturan dan layanan pemerintah dibayangi kesan negatif.
Enam karakteristik yang harusnya berlaku pada berbagai organisasi termasuk
penyelenggaraan pemerintah yaitu:
1. Aparatur pemerintah harus menyadari pentingnya komunikasi.
2. Aparatur pemerintah harus memiliki komitmen komunikasi dua arah.
3. Lebih diutamakan komunikasitatap muka.
4. Transparansi harus merupakan tujuan bersama dalam mencapai visi,misi, program
dan strategi.
5. Kepiawaian menangani kondisi seburuk apa pun.
6. Memperlakukan komunikasi sebagai proses berkelanjutan.
Ada dua sisi kontroversi berkaitan dengan karakteristik komunikasi pemerintah di era
demokratisasi dan reformasi yaitu; (1) sisi munculnya tuntutan pemerintahan yang betul-betul
memberikan pelayanan kepada masyarakat; (2) tuntutan keterbukaan dan transparansi terhadap
semua level kebijakan.
Faktor paling potensial untuk kelancara dan efektifitas komunikasi mencakup:
- Komunikasi atasan dengan bawahan
- Komunikasi ke bawah
- Persepsi atasan mengenai komunikasi dengan bawahan
- Komunikasi ke atas
- Keandalan informasi

Anda mungkin juga menyukai