Anda di halaman 1dari 7

PENENTUAN BIALANGAN KOORDINASI KOMPLEKS TEMBAGA II

A. LATAR BELAKANG
1. Tinjauan umum
Logam logam transisi dalam sistem periodik terdapat tiga bagian dari unsur unsur 3d,
yaitu 3d untuk transisi pertama, 4d untuk transisi kedua, dan 5d untuk transisi ke tiga. Dalam
unsur transisi baik dalam atom netral nya atau atom dalam senyawa mengandung konfigurasi
elektronik belum penuh ada orbital d, sifat inilah menjadi salah satu ciri khas dari logam
transisi. Sifat khas lainnya adalah bersifat katalikatau katalis, dalam katalis secara homogen
unsur logam transisi dapat terlibat dalam pembentukan senyawa-senyawa kompleks yang
disertai oleh beberapa tahap tahap reaksi. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh
unsur, yaitu skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Manghan (M), Besi
(Fe), kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn) (Sugiyarto, 2003: 168-169, 182).
Ion kompleks merupakan suatu ion yang dapat membentuk surau senyawa koordinasi.
Ion kompleks cenderung terbentuk dari unsur logam transisi,dimana dalamlogam transisi
biasa mempunyai orbital d, namun orbital yang dimiliki tidak sepenuhnya terisi penuh. Ion
kompleks sendiri jika ditinjau dari reaksi asam basa Lewis didefinisikan sebagai suatu ion
yang mengandung kation logam pusat yang berikatan dengan satu atau lebih molekul atau ion.
Ion kompleks ditinjau dari peranannya sangat penting dalam banyak proses kimiawi dan
biologi (Chang, 2005: 152).
Senyawa koordinasi dapat didefinisikan sebagai senyawa yang mengandung atom atau
ion pusat yang merupakan molekul atau ion di mana bilangangnya biasanya melebihi jumlah
yang sesuai dengan bilangan oksidasi atau valensi atom atau ion pusat. Atom pusat biasanya
logam transisi. bertindak sebagai asam Lewis. Molekul atau ion yang menempel pada ion
logam pusat disebut ligan. Mereka adalah donor pasangan elektron dan karenanya bertindak
sebagai Lewisbmes. Ligan bisa berupa molekul netral seperti amonia, air, dll.1 dia juga bisa
menjadi ion seperti Cl-, CN-, NO5, SCN-, dll (Satake dan Mido, 2001: 2).
Dalam pembentukan ion kompleks, ion-ion logam dititrasi dengan suatu larutan
pengompleks, dimana ion logam yang digunakan ialah ion yang dapat bereaksi dengan larutan
pengompleks dan berfungsi atau berperan sebagai sebuah akseptor pasangan elektron
(penyedia ruang) orbital kosong, atau dikenal sebagai atom pusat. Lain halnya dengan larutan
pengompleks yang berperan sebagai donor elektron atau bisa disebut dengan ligan. Ligan
dapat diikat oleh surau ion logam dan terikat nya suatu ligan ini dapat disebut dengan
bilangan koordinasi (Pursitasari, 2014: 138).
Senyawa koordinasi merupakan suatu spesi yang terdiri dari ion kompleks. Senyawa
koordinasi dapat mengalami suatu stereisomer. Senyawa koordinasi dapat pula disebut dengan
senyawa kompleks, hal ini dikarenakan senyawa koordinasi jika ditinjau dari asam basa
Lewisligan terikat pada atom pusat dinamakan ikatan kovalen koordinasi, sebab ligan pada
senyawa ini berartindak sebagai basa Lewis atau akseptor sedangkan atom pusat bertindak
sebagai asam Lewis (Ramlawati, 2005: 1).
Pada konsep asam basa Lewis, reaksi pembentukan senyawa kompleks juga termasuk
asam basa. Umumnya pada ligan harus setidaknya memiliki paling sedikit sepasang elektron
bebas agar dapat berikatan dengan ion logam yang sebagai penyedia orbital kosong. Dalam
ligan terdapat beberapa macam Ligan salah satunya ligan monodentat, yaitu ligan-ligan yang
memiliki sepasang elektron bebas, dan ligan bidentatyaitu, ligan yang memiliki dua pasangan
elektron bebas (Pursitasari, 2014: 139).
Penerapan teori ikatan pada senyawa koordinasi (kompleks) pertama yang cukup
berhasil dikemukakan oleh linus pauling dan dikenal dengan teori ikatan valensi (valence
bond theory). Teori ini merupakan perluasan dari konsep yang mengaitkan antara proses
hibridisasi dan bentuk atau struktur senyawa non kompleks. Menurut teori TIV, ikatan dalam
kompleks merupakan ikatan kovalen koordinasi hsail overlap antara orbital ligan yang berisi
pasangan elektron bebas dengan orbital ion logam kosong. Pada proses pembentukan
kompleks ion pusat menyiapkan sejumlah orbital kosong yang sesuai dengannya disertai
dengan proses hibridisasi. Pembentukan kompleks dapat dipandang sebagai reaksi asam bas
lewis (Ramlawati, 2005 :26).
Pembentukan senyawa kompleks, tidak hanya dipengaruhi oleh asam basa, tetapi juga
pH larutan dapat mempengaruhi pembentukan senyawa kompleks.Semakin tinggi suatu pH
maka semakin menurun pula efektivitas pembentukan senyawa kompleks, dikarenakan
tingkat absorsansi yang semakin menurun. JikapH ditingkatkan, sehingga senyawa kompleks
yang terbentuk semakin sedikit. Misalnya pembentukan kompleks pada pelarut organik HQ,
dengan reaksi:
2HQ(org) 2HQ(air)
2HQ(org) 2H+ + 2Q-
Jadi mekanisme reaksi diatas merupakan salah satu contoh dari pengaruh pH terhadap
pembentukan senyawa kompleks. HQ terurai menjadi H+ dan Q -, jika HQ semakin banyak
terurai maka akan semakin banyak H yang terbentuk, banyaknya H yang terbentuk ini
mengakibatkan pH semakin meningkat sehingga pembentukan kompleks pun juga semakin
besar, karena ion ligan dalam larutan juga semakin banyak (Lestari, dkk, 2014: 08).
Selain, dari teori ikatana yang menjelaskan tentang senyawa kompleks, terdapat pula
teori medan Kristal. Teori medan kristal menjelaskan ikatan dalam ion kompleks,
menjelaskan dengan meninjau dari segi gaya elektrostatik. Dalam ion kompleks, ada dua jenis
interaksi, yaitu (1) tarik – menarik antara ion logam positif dan ligan yang berrmuatan negatif
atau ujung bermuatan negatif dari suatu ligan polar inilah gaya yang memikat ligan dengan
logam, (2) adalah interaksi tolak menolak elektrostatik antara pasangan elektron bebas pada
ligan dan elektron dalam orbital d dari logam itu. Orbital – orbital d mempunyai orientasi
berbeda – beda tapi jika tidak ada gangguan dari luar (eksternal) maka energinya akan berada
dalam jumlah yang sama (Chang, 2005 : 244).
Senyawa kompleks atau senyawa koordinasi, dengan metode elektrolisis dapat juga
terbentuk dengan menggunakan metode ini. Metode ini terdapat dua variable yang di gunakan
yaitu, arus dan elektroda. Elektroda disini berperan sebgai atom pusatnya. Atom pusat jika
berinteraksi dengan ligan maka akan membentuk sebuah senyawa kompleks, karena adanya
tumpang tindih orbital ligan yang berupa ionatau molekuk yang mempunyai pasangn electron
bebas dengan orbital atom logam. Contoh penerapan dari metode ini adalah proses
pengompleksan N-benziliden aniline, yang dielektrolisis menggunakan tembaga sebagai
anoda dan karbon sebagai katoda. Yang menjadi ligan adalah N-benziliden dan atom pusatnya
adalah elektroda dari logam (Chasanah, 2015: 35-36).
Senyawa kompleks logam yang baik memiliki cirri, yaitu stabil udara, berwarna, tidak
mudah larut dalam air, larut dalam pewarna polar, besifar elektronegatifan tinggi. Ciri tersebut
juga merupakan cirri dari logam unsur transisi. Ligan dalam pembentukannya, dapat
menggunakan proses kondensasi (El-saied, 2017: 7-6).
Salah satu contoh ligan, yaitu tiga-ligan 8-hidroksiokolianat yang membentuk baling-
baling, dengan koordinasi octahedral, yang dipengaruhi atau dikomfirmasi oleh paramagnetik.
Ligan ini termasuk dalam jenis ligan tridentat. Paramagnetic artinya ada electron yang tidak
berpasangan dalam orbital, sehingga ligan dapat mengisi atau bertindak sebagai donor
pasangan electron (Zhu dkk, 2017: 3). Sehingga dapat terbentuk senyawa kompleks, dalam
pembentukan senyawa kompleks juga dapat dipengaruhi oleh gelombang. Senyawa kompleks
dinyatakan terbentuk apabila panjang gelombang maksimal senyawa kompleks berbeda dari
ion logamnya. Senyawa kompleks ditandai sudah terbentuk bila sudah terjadi pergeseran
panjang gelombang dari ligan ke logam (Dharmayanti, 2015: 54).
2. Tinjauan hasil
Dalam percobaan ini, proses pembentukan senyawa kompleks Cu(II), ammonia yang
merupakan ligan netral, di masukkan kedalam ion Cu(H2O)42+, akan menggantikan molekul
air dan membentuk komplek Cu(NH3)2+. Mekanisme reaksinya:
Cu(H2O)42+(aq) + 4 NH3(aq) Cu(NH3)2+(aq) + 4 H2O
Sehingga yang terjadi dalam reaksi adalah NH3 (basa lewis kuat) yang akan menggantikan
yang lemah (H2O) dari asam lewis (ion Cu2+) (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2019 :25-26).
Dalam pembentukan ion kompleks tembaga (II) yang bereaksi dengan ammonia akan
membentuk enam kompleks amin secara bertahap:
Cu2+ + NH3 Cu(NH3)2+ Kf1 =104,15
Cu(NH3)2+ + NH3 Cu(NH3)22- Kf2 =103,50
Cu(NH3)22+ + NH3 Cu(NH3)32- Kf3 =102,89
Cu(NH3)32+ + NH3 Cu(NH3)42- Kf4 =102,13
Cu(NH3)42+ + NH3 Cu(NH3)52- Kf5 =10-4,7
Cu(NH3)52+ + NH3 Cu(NH3)62- Kf6 =10-2,20
(Fernando dan Ryan, 1997:184).
Kristal CuCl2.2H2O dan kristal CuSO4. 5H2O adalah kristal yang berhidrat atau
mengikat air, sehingga jika dilarutkan dalam pelarut air akan menyebabkan kristal Cu2+yang
berhidrat menjadi lebih banyak dilingkupi air (proses solfasi) sehingga pembentukan senyawa
kompleks Cu(II) akan sulit dan berlangsung lama. Namun apabila kristal kristal berhidrat
tersebut dalam pelarut yang mengikat hidrat, seperti alkohol 96% maka proses pembentukan
senyawa kompleks Cu(II) akan lebih mudah ( Tim Dosen Kimia Anorganik, 2017 : 25 ).
B. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan bilangan koordinasi kompleks dengan bahan CuCl2.2H2O
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Buret 50 mL 2 buah
b. Gelas Kimia 100 mL 4 buah
c. Batang pengaduk 1 buah
d. Gelas ukur 100 mL 1 buah
e. Pipet gondok 10 mL 1 buah
f. Erlenmeyer 100 mL 4 buah
g. Neraca Analitik 1 buah
h. Spatula 1 buah
i. Spectronik 20 1 buah
j. Flame forometer 1 buah
k. Kaca arloji 1 buah
l. Labu ukur 100 mL 1 buah
m. Botol timbang 1 buah
n. Thermometer 1100C 1 buah
o. Klem dan statif 1 set
p. Ball pipet 1 buah
2. Bahan
a. alkohol 96% ()
b. Amonium hidroksida17 M (NH4OH)
c. Kristal tembaga II klorida dihidrat (CuCl2.2H2O)
d. Kristal natrium boraks (Na2B4O7.10H2O)
e. Larutan asam klorida (HCl)
f. Aquades (H2O)
D. PROSEDUR KERJA
1. Penentuan bilangan koordinasi kompleks dengan bahan CuCl2.2H2O
a. Pembuatan larutan
- Larutan CuCl2 0,5M

Ditimbang dimasukkan
Ditambah diaduk dipindahkan
kristal CuCl2.
2H2O 50 mL alkohol

- Larutan NH3 8,5 M


b. Standarisasi larutan NH3
2. Penentuan bilangan koordinasi kompleks Cu(NH3)2+ dengan metode titriometri

3. Penentuan absornasi

Anda mungkin juga menyukai