Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANAK BERKESULITAN BELAJAR


“Pandangan Ahli Neurologi Tentang Penyebab Kesulitan Belajar”

Dosen Pengampu:
Dra. H. Yarmis Hasan, M.Pd

Disusun Oleh:

Cindy Ardelia (18003058)


Yeni Ratna Sari (18003082)
Sri Rofiatul Amalia (18003077)

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan karunianya sehingga mendapat petunjuk dan kesabaran dalam
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa salawat beserta salam semoga Allah SWT
curahkan selalu kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang diridhainya.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Anak
Kesulitan Belajar. Kami ucapkan terima kasih pula kepada teman-teman yang
selalu memberikan saran serta masukan kepada kami untuk tercapainya penulisan
yang sesuai dengan tatanan yang telah ditentukan.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat dipahami
bagi pembaca. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun yang membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
penulisan yang kurang berkenan.

Padang, Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesulitan Belajar .............................................................. 3


B. Perbedaan Tunagrahita, Lambat Belajar dan Kesulitan Belajar ........ 3
C. Keterkaitan Antara Learning Proses dengan Kesulitan Belajar ......... 4
D. Keterkaitan Antara Genetika dengan Kesulitan Belajar .................... 4
E. Keterkaitan Antara Teratogenic dengan Kesulitan Belajar ................ 5
F. Keterkaitan Antara Ketidakseimbangan Biokimia dengan Kesulitan
Belajar ................................................................................................ 5
G. Keterkaitan Antara Nutrisi dengan Kesulitan Belajar........................ 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 6
B. Saran ................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 7

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada dalam
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga
sendiri.
Pada masa sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan
dalam belajar. Hal tersebut tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang
berkemampuan kurang saja. Hal tersebut juga dialami oleh siswa-siswa yang
berkemampuan tinggi. Selain itu, siswa yang berkemampuan rata-rata juga
mengalami kesulitan dalam belajar. Sedang yang namanya kesulitan belajar itu
merupakan kondisi proses belajar yang ditandai oleg hambatan-hambatan
tertentu untuk mencapai
kesuksesan.
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi yang
rendah (kelainan mental) akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor non-
intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu mendapat jaminan
keberhasilan belajar, karena dalam rangka memperoleh dan meningkatkan
kemampuan
belajarnya.
Setiap siswa memiliki perbedaan dalam hal intelektual, kemampuan fisik,
latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar. Semua
perbedaan tersebut sangat berpengaruh terhadap proses belajar seorang anak.
Pada umumnya, peserta didik yang mengalami kesulitan belajar adalah anak-
anak yang tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman,
hambatan, ataupun gangguan dalam belajar. Hal yang paling mendasar adalah
anak yang memiliki keterbatasan mental dan IQ (Intelligence Quotient)
dibawah rata-rata.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar?
2. Apa perbedaan antara tunagrahita, lambat belajar, dan juga kesulitan
belajar?
3. Apa keterkaitkan antara learning proses dengan kesulitan belajar?
4. Apa keterkaitan antara genetika dengan kesulitan belajar?
5. Apa keterkaitan antara teratogenic dengan kesulitan belajar?
6. Apa keterkaitan antara ketidakseimbangan biokimia dengan kesulitan
belajar?
7. Apa keterkaitan antara nutrisi dengan kesulitan belajar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kesulitan belajar
2. Untuk mengetahui perbedaan antara tunagrahita, lambat belajar, dan
juga kesulitan belajar
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara learning proses dengan kesulitan
belajar
4. Untuk mengetahui keterkaitan anatara genetika dengan kesulitan belajar
5. Untuk mengetahui keterkaitan antara teratogenic dan kesulitan belajar
6. Untuk mengetahui keterkaitan antara ketidakseimbnagan biokimia
dengan kesulitan belajar
7. Untuk mengetahui keterkaiatan antara nutrisi dengan kesultan belajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesulitan Belajar


Secara bahasa kesulitan belajar merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
Learning Disability yang berarti ketidakmampuan belajar. Kesulitan belajar dapat
diartikan sebagai suatu kondisi dan suatu proses belajar yang ditandai adanya
hambatan -hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Lebih luas dari pada
pengertian secara bahasa, dalam makalah ini akan disajikan pengertian kesulitan
belajar menurut para ahli.
Menurut (Djamarah, 2002) bahwa kesulitan belajar merupakan kondisi dimana
anak didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan adanya ancaman dan
gangguan dalam proses belajar yang berasal dari faktor internal siswa maupun dari
faktor eksternal siswa.
Menurut (Irham dan Wiyani, 2013) kesulitan belajar adalah kondisi saat siswa
mengalami hambatan-hambatan tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran dan
mencapai hasil belajar secara optimal.
Menurut (Marlina, 2015) kesulitan belajar adalah anak yang memiliki
intelegensi normal atau bahkan superior, tetapi sulit belajar dalam satu atau beberapa
bidang tertentu dan mungkin unggul dalam bidang lain.
Dari pendapat yang dikemukakan para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan
mengenai pengertian dari kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana terdapat
hambatan-hambatan tertentu dalam proses pembelajaran dan juga berdampak pada
proses perolehan hasil belajar yang disebabkan oleh beberapa faktor.
B. Perbedaan Tunagrahita, Lamban Belajar, dan Kesulitan Belajar
Bagi masyarakat umum, anak yang memiliki permasalahan dalam proses
belajar sering sekali disebut dengan istilah anak bodoh. Dalam kajian pendidikan luar
biasa, ternyata anak yang memiliki permasalahan dalam belajar dapat dikategorikan
dengan berbagai kategori, yakni: tunagrahita, lamban belajar dan kesulitan belajar.

3
Adapun pengertian perbedaan dari berbagai hambatan dalam proses belajar adalah
sebagai berikut.

Menurut AAMD (American Association of Mental Defeciency) dalam


(Marlina, 2015) tunagrahita adalah adalah suatu keadaan pada individu yang
ditunjukkan dengan kemampuan intelektual yang rendah dan mengalami hambatan
dalam perilaku adaptif. Adapun pengertian dari lamban belajar menurut (Marlina,
2015) adalah anak yang memiliki intelegensi yang berada pada taraf perbatasan
dengan IQ 70-85. Adapun pengertian dari kesulitan belajar menurut (Marlina,
2015) memiliki intelegensi normal atau bahkan superior, tetapi sulit belajar dalam
satu atau beberapa bidang tertentu dan mungkin unggul dalam bidang lain.

C. Learning Proses dan Kesulitan Belajar


Kesulitan belajar secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok, yakni
kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan dan kesulitan belajar
yang berkaitan dengan akademik. Dalam hal ini, proses belajar lebih terlihat dalam
pembelajaran akademik dikarenakan terjadi proses pertransferan ilmu dari guru dan
murid. Pada kasus kesulitan belajar, seorang individu tentunya memiliki kebutuhan
khusus dalam proses belajarnya. Dalam kajian pendidikan luar biasa, seorang guru
tentunya dituntut untuk mampu memberikan pelayanan dalam penyampaian materi
yang kreatif.
Adapun cara konkrit yang dapat dilakukan guru untuk membantu proses
belajar siswa yang berkesulitan belajar adalah dengan mengubah metode
penyampaian materi, melakukan layanan pembelajaran, memberikan motivasi, dan
juga memberi bimbingan khusus kepada murid. Dengan berbagai cara yang telah
disebutkan, diharapkan siswa yang berkesulitan belajar dapat melakukan proses
belajar dengan baik.
D. Genetika dan Kesulitan Belajar
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak berkesulitan belajar,
salah satunya adalah faktor genetika. Hal ini didasari pada penelitian yang
dilakukan oleh Stevon dkk (1987) dalam (Maryani dkk, 2018) yang mana dilakukan
terhadap beberapa keluarga yang memiliki permasalahan membaca dan bahasa
menyimpulkan bahwa faktor genetiklah yang menjadi penyebabnya. Penelitian
lainnya dilakuakan oleh Muller (1959) dalam (Maryani dkk, 2018) yang melakukan

4
penelitian terhadap 12 pasang kembar identik dan 33 pasang kembar nonidentik,
dari hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa kesulitan membaca, kesulitan
mengeja, dan kesulitan menulis berhubungan dengan faktor genetik.
E. Teratogenik dan Kesulitan Belajar
Selain faktor genetika, terdapat faktor lainnya yang menyebabkan anak
berkesulitan belajar. Salah satu diantaranya adalah teratogenik, yakni zat kimia atau
obat-obatan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa teratogenik yang terkandung dalam
zat-zat, seperti alcohol, rokok, dan limbah-limbah kimia seperti obat-obatan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sherry pada tahun 1984
menunjukakkan bahwa ibu hamil yang meminum alcohol akan menyebabkan kesulitan
belajar pada anak, ketelambatan perkembangan psikomotor, impulsive, kelainan
perilaku dan juga kelainan emosi terhadap anak yang dikandungnya. Selain alcohol,
rokok juga mengandung zat teratogenik berupa zat nikotin dan karbon monoksida yang
mana hal tersebut dapat merusak pertumbuhan bayi. Ada juga zat teratogenic yang tidak
bisa kita hindari, yakni pencemaran dari limbah industri, radiasi lingkungan, dan lain
sebagainya.
F. Ketidakseimbangan Biokimia dalam Tubuh dan Kesulitan Belajar
Dalam tubuh kita, tentulah diperlukan keseimbangan antara komponen-
komponen penyusunnya. Jika satu saja komponen penyusun tersebut mempunyai
kuantitas yang tidak sebagaimana mestinya, maka hal tersebut akan membawa masalah
bagi tubuh kita sendiri. Ada salah satu faktor yang berpengaruh besar dalam penyususan
biokimia dalam tubuh, yakni asupan makanan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Feingold yang mana menjelaskan bahwa zat pewarna dan bumbu penyedap
makanan yang dimakan oleh anak merupakan salah satu penyebab kesulitan belajar dan
hiperaktif pada anak.
G. Nutrisi dan Kesulitan Belajar
Gula dan makanan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan anak
mengalami hiperaktif. Kelainan ini sangat mempengaruhi proses belajar individu.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Crooks diperoleh bahwa 75% anak
laki-laki dapat mengontrol hiperaktifnya setelah melakukan diet terhadap makanan dan
minuman tertentu dan juga 70% orangtua melakukan diet pada anaknya yang hiperkatif
dan menyatakan bahwa hiperaktifnya menurun.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana terdapat hambatan-
hambatan tertentu dalam proses pembelajaran dan juga berdampak pada proses
perolehan hasil belajar yang disebabkan oleh beberapa faktor. Masayarakat umum,
masih sering mengatakan bahwa seorang individu yang memiliki permasalahan
dalam kegiatan belajar. Padahal pada dasarnya terdapat tiga jenis anak yang
mimiliki permasalahn dalam proses berfikir. Adapun anak-anak tersebut adalah
anak tunagrahita, lamban belajar dan kesulitan belajar itu sendiri.
Learning proses bagi anak berkesulitan belajar, tentulah memiliki
metodenya sendiri. Selain faktor dalam diri anak ada bebebrapa faktor yang
menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar. Adapun faktor-faktor tersebut
adalah teratogenik, biokimia dan juga nutrisi.
B. Saran
Kesulitan belajar bukan berati bodoh. Kita tidakboleh mengeneralisasi suatu
hal secara langsung, perlu kiranya kita menelaah lebih jauh tentang sesuatu hal yang
terkesan mirip. Selain itu, perlu kiranya kita menjaga pola kehidupan kita agar tidak
menimbulkan kerugian bagi orang lain, terlebih bagi keturunan kita.

6
Daftar Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Irham, M dan Wiyani, NA. 2013. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Marlina. 2015. Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Padang: UNP Press.

Maryani, Ika, dkk. Model Intervensi Gangguan Kesulitan Belajar. Bantul:

K-Media.

Novembli, Meta Silfia. 2015. “Layanan Proses Pembelajaran Pada Anak


Berkesulitan Belajar.”

7
8

Anda mungkin juga menyukai