Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK IV

KERAJAAN PADA MASA HINDU BUDHA

Disusun oleh:

Aisyah Putri Roselfi

Ferdo Rizaldi

Keysha Najwa Aldrin

Naraya Ramadhani Padalas

Salaisyah Amalia Yusuf

Salma Feriska Aulia

Pembimbing :

Bu Wita

SMA NEGERI 2 KOTA BENGKULU

2019
Kerajaan Pada Masa Hindu Buddha |1

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT.,
sang Pengatur Alam Semesta, yang telah melimpahkan kasih-Nya sehingga
kami berhasil menyusun Makalah ‘Kerajaan Pada Masa Hindu Buddha’
dengan baik. Shalawat dan salam terlimpah curahkan pada Nabi Besar
Muhammad SAW., keluarga, para sahabat, serta pada kita umatnya yang
terbaik.

Dalam menyelesaikan makalah yang kami laksanakan ini tidaklah


berjalan lancea tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada:

1. Guru Pembimbing kami Ibu Wita


2. Teman-teman tim yang sangat kompak Aisyah, Ferdo, Keysha,
Naraya, Salaisyah, dan Salma
3. Sahabat-sahabat terbaik kami dan semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga selesainya karya
ini

Kami berharap semoga Allah SWT. Membalas segala kebaikan dan


keikhlasan yang telah diberikan. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam pembelajaran Sejarah Indonesia materi kelas 10 semester I
Aamiin.

Bengkulu, Oktober 2019

Tim Penulis
Kerajaan Pada Masa Hindu Buddha |2

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ………………………………………………………..…1

Daftar Isi ……………………………………………………………..… 2

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………….. 3


B. Rumusan Masalah …………………………………….... 4
C. Tujuan Makalah ……………………………………….... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerajaan Majapahit …………………………………..… 5


B. Kerajaan Buleleng dan Dinasti Warmadewa di Bali …... 11
C. Kerajaan Tulang Bawang ……………………………… 15
D. Kerajaan Kota Kapur …………………………………... 17

BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN ………………………………………… 21
a. Kerajaan Majapahit ………………………………… 21
b. Kerajaan Buleleng dan Dinasti WarmaDewa di Bali. 21
c. Kerajaan Tulang Bawang ………………………….. .21
d. Kerajaan Kota Kapur ………………………………. 22
B. SARAN …………………………………………………. 22

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….…. 23


Kerajaan Pada Masa Hindu Buddha |3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Gambar 1.1 sebelah kiri candi bercorak Hindu

sebelah kanan bercorak Buddha

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terbentang dari Sabang


sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote. Indonesia memiliki
kekayaan budaya sejak dahulu kala. Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha di
Indonesia menyebabkan akulturasi budaya antara kebudayaan Hindu-Buddha
dengan budaya asli Nusantara secara damai yang melahirkan budaya Hindu-
Buddha Nusantara.

Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap system pemerintahan di


Indonesia adalah yang dulunya Indonesia mengenal system kesukuan menjadi
system kerajaan. Suatu suku dipimpin oleh Kepala suku merupakan seseorang
yang memiliki kelebihan dalam anggota sukunya yang dipilih secara
demokratis. Dan suatu kerajaan dipimpin oleh seorang raja melalui garis
keturunan. Tidak ada yang dapat menandingi kekuasaan seorang raja.
Kerajaan Pada Masa Hindu Buddha |4

Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia tersebar luas. Kerajaan Tulang


Bawang dan Kota Kapur terletak di pulau Sumatera, Kerajaan Majapahit di
Pulau Jawa, Kerajaan Buleleng di Bali dan masih banyak lagi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah dari
a. Kerajaan Majapahit?
b. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa
c. Kerajaan Tulang Bawang
d. Kerajaan Kota Kapur
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui sejarah dari
a. Kerajaan Majapahit
b. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa
c. Kerajaan Tulang Bawang
d. Kerajaan Kota Kapur
Kerajaan Pada Masa Hindu Buddha |5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerajaan Majapahit

Gambar 2.1 peninggalan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan yang terletak di sekitar Sungai


Brantas dan berpusat di Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia, yang pernah
berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan Majapahit merupakan
kerajaan Hindu terakhir yang menguasai Nusantara dan menjadi yang terbesar
dalam sejarah Indonesia yang sering disebut dengan Negara Kesatuan Kedua.
Kekuasaan Kerajaan Majapahit terbentang di Jawa, Sumatera, Semenanjung
Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur.

 Berdirinya Kerajaan Majapahit

Sebelum berdirinya Kerajaan Majapahit, Kerajaan Singhasari


merupakan kerajaan paling kuat di Jawa. Kertanegara, penguasa terakhir
kerajaan Singhasari, menolak pembayaran upeti yang diminta oleh
Kubilai Khan, Penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok, menyebabkan
Kertanegara digulingkan dan dibunuh oleh Jayakatwang, adipati Kediri.
Kemudian Raden Wijaya, menantu Kertanegara, berhasil melarikan diri
ke Madura untuk meminta perlindungan kepada Arya Wiraraja. Raden
Wijaya diberikan hutan Tarik oleh Arya Wiraraja sebagai daerah
kekuasannya kemudian dijadikan desa baru yang diberi nama
Kerajaan Pada Masa Hindu Buddha |6

“Majapahit”. Nama Majapahit diambil dari buah maja, dan rasa "pahit"
dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba, Wijaya bersekutu dengan
pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Setelah
berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang
sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali
pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di negeri asing.
Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajasa pada tahun 1293 M.

Gambar 2.2 Raden Wijaya (sebelah kiri)

dan Hayam Wuruk (sebelah kanan)

Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan


Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal
15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10
November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa
Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang
terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora dan Nambi
memberontak melawan Raden Wijaya, meskipun pemberontakan tersebut
tidak berhasil. Pemberontakan Ranggalawe ini didukung oleh Panji
Mahajaya, Ra Arya Sidi, Ra Jaran Waha, Ra Lintang, Ra Tosan, Ra
Gelatik dan Ra Tati.
Kerajaan Pada Masa Hindu Buddha |7

Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang


melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang tepercaya raja,
agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun
setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti), Halayudha ditangkap dan
dipenjara, dan lalu dihukum mati. Raden Wijaya meninggal dunia pada
tahun 1309 M.

Putra dan penerus Raden Wijaya adalah Kala Gemet, yang berarti
“penjahat lemah” dengan gelar Jayanegara. Kira-kira pada suatu waktu
dalam kurun pemerintahan Jayanegara (1309—1328), seorang pendeta
Italia, Odorico da Pordenone mengunjungi keraton Majapahit di Jawa.
Pada tahun 1328 M, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya
yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi
Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi bhiksuni.

Rajapatni menunjuk anak perempuannya, Bhre Kahuripan dengan


gelar Tribhuwanatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit. Pada tahun
1336 M, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada sebagai Mahapatih, pada
saat pelantikannya Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang
menunjukkan rencananya untuk melebarkan kekuasaan Majapahit dan
membangun sebuah kemaharajaan. Selama kekuasaan Tribhuwana
(1328—1350), kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan
terkenal di kepulauan Nusantara. Tribhuwana berkuasa di Majapahit
sampai kematiannya pada tahun 1350 M. Ia diteruskan oleh putranya,
Hayam Wuruk dengan gelar Rajasanegara.

 Politik dan Pemerintahan Kerajaan Majapahit

Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang


teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Tampak struktur dan
birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan
sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan raja
memegang otoritas politik tertinggi. Raja dibantu oleh sejumlah pejabat
birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan para putra dan
kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya
diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu:
Kerajaan Pada Masa Hindu Buddha |8

a) Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra


raja.
b) Rakryan Mantriri Pakira-kiran, dewan menteri yang
melaksanakan pemerintahan.
c) Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan.
d) Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan.

Dalam Rakryan Mantriri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang


terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini
dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat
ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula
semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak
saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu.

 Perkembangan Sastra, Budaya, dan Pembangunan

Pada masa Majapahit, bidang seni budaya berkembang pesat, terutama


seni sastra. Karya seni yang dihasilkan pada masa zaman awal Majapahit
adalah antara lain sebagai berikut:

1. Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada tahun


1365 M.
2. Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Kitab yang berisi
tentang riwayat Sutasoma, seorang anak raja yang menjadi
pendeta Buddha.
3. Kitab Arjunawijaya karangan Empu Tantular. Kitab yang berisi
tentang riwayat raja raksasa yang berhasil ditundukkan oleh Raja
Arjuna Sasrabahu.
4. Kitab Kunjarakarna dan Parthayajna, tidak jelas siapa
pengarangnya. Kitab yang berisi tentang kisah raksasa
Kunjarakarna yang ingin menjadi manusia, dan pengembaraan
Pandawa di hutan karena kalah bermain dadu dengan Kurawa.

Selain seni sastra, seni bangunan juga berkembang pesat. Bermacam-


macam candi didirikan dengan ciri-ciri khas Jawa Timur, yaitu dibuat dari
bata, misalnya Candi Panataran, Candi Tegowangi, Candi Surawana,
Candi Jabung, dan Gapura Bajang Batu.
Kerajaan Pada Masa Hindu Buddha |9

Gambar 2.3 Candi Jebung (sebelah kiri)

dan Candi Tegowangi (sebelah kanan)

 Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit memiliki sejarah panjang yang menunjukkan


bahwa Majapahit adalah kerajaan yang besar. Raja-raja yang berkuasa
pun juga mengalami pasang surut mulai dari raja pertama Raden Wijaya.
Raden Wijaya sendiri sebagai pendiri Kerajaan Majapahit termasuk
berhasil dalam menjadi seorang raja yang dicintai rakyatnya meski pada
masa awal berdirinya Kerajaan Majapahit terjadi beberapa
pemberontakan. Setelah berganti beberapa raja yang memerintah
Kerajaan Majapahit, raja Hayam Wuruk yang bisa dikatakan bisa
membawa Kerajaan Majapahit pada masa kejayaannya. Hayam Wuruk
disebut juga Rajasanagara dan memerintah Kerajaan Majapahit mulai dari
tahun 1350—1389.

Karena posisi strategisnya pada rute perdagangan rempah-rempah,


Kerajaan Majapahit tumbuh sangat kaya dengan mengenakan bea / pajak
atas barang-barang yang dikirim melalui wilayah kontrolnya. Masa
keemasan kerajaan ini, bagaimanapun, dikatakan terjadi pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk, penguasa keempat kekaisaran. Hayam
Wuruk, yang memerintah dari tahun 1350—1389, dibantu oleh seorang
perdana menteri yang sama tangguhnya, Gajah Mada.

Keluasan kekuasaan Kerajaan Majaphit ini menurut Kakawin


Nagarakretagama pupuh XIII-XV daerah kekuasaan Majapahit meliputi
Sumatra semenanjung Malaya Borneo Sulawesi kepulauan Nusa
Tenggara Maluku Papua dan sebagian kepulauan Filipina. Namun
demikian, daerah kekuasaan tersebut menunjukkan tidak menjadi wilayah
K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 10

kekuasaan terpusat dengan Majapahit, namun lebih seperti hubungan


perdagangan yang mungkin seperti berupa monopoli oleh raja. Bukan
saja di Indnonesia, bahkan Kerajaan Majapahit juga memiliki hubungan
yang bagus dengan beberapa negara manca seperti Campa Kamboja Siam
Birma bagian selatan dan Vietnam, bahkan juga Tiongkok.

 Kemunduran Kerajaan Majapahit

Seberapapun besar dan meganya sebuah kerajaan di Indonesia, pada


akhirnya akan mengalami keruntuhan juga. Demikian halnya seperti apa
yang terjadi dengan Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit yang begitu
besar ternyata juga tidak bisa menghindari terjadinya perpecahan yang
akhirnya membawa Majapahit kepada masa keruntuhannya. Setelah
mencapai puncak keemasannya pada abad ke-14, Kerajaan Majapahit
sedikit demi sedikit Kerajaan Majapahit mengalami penurunan dan
melemah. Yang paling besar pemicunya adalah terjadinya perang saudara
yaitu Perang Paregreg antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana
pada tahun 1405-1406.

Selain perang saudara, adanya pemberontakan besar yang dilakukan


oleh saudagar kaya juga memiliki peran besar atas melemahnya Kerajaan
Majapahit. Pada akhir abad ke 14, pengaruh Kerajaan Majapahit benar-
benar sirna dan pada awal abad ke-15 pengaruh Majapahit di Nusantara
juga mulai hilang. Seiring menurunnya pengaruh Kerajaan Majapahit,
munculah beberapa kerajaan baru dengan ajaran Islam sebagai dasarnya
seperti Kesultanan Malaka yang berada di bagian barat Nusantara.
Menurut catatan sejarah dari Tiongkok Portugis (Tome Pires) dan Italia
(Pigafetta) mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan
di tanah Jawa. Dari yang semula yang menjadi penguasa adalah
Majapahit yang merupakan penganut Hindu, beralih ke tangan Adipati
Unus penguasa dari Kesultanan Demak yang beragama Islam antara
tahun 1518 dan 1521 M.
K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 11

B. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali

Gambar 2.4 peninggalan Kerajaan Buleleng

Kerajaan Buleleng merupakan sebuah kerajaan yang lokasinya berada


di Bali Utara dimana kerajaan ini adalah kerajaan tertua di Bali yang pertama
kali didirikan pada sekitar abad ke 17 oleh seseorang yang bernama I Gusti
Anglurah Panji Sakti yang berasal dari Panji Sakti atau Wangsa Kepakisan
yang ia lakukan dengan cara mempersatukan seluruh wilayah yang ada di Bali
yang pada mulanya dikenal dengan sebutan Den Bukit.

 Berdirinya Kerajaan Buleleng

I Gusti Anglurah Panji Sakti, yang sewaktu kecil bernama I Gusti


Gede Pasekan adalah putra I Gusti Ngurah Jelantik dari seorang selir
bernama Ni Luh Pasek berasal dari Desa Panji wilayah Den Bukit. I Gusti
Panji memiliki kekuatan supra natural dari lahir. I Gusti Ngurah Jelantik
merasa khawatir kalau I Gusti Ngurah Panji kelak akan menyisihkan
putra mahkota. Dengan cara halus I Gusti Ngurah Panji yang masih
berusia 12 tahun disingkirkan ke Den Bukit, ke desa asal ibunya, Desa
Panji. I Gusti Ngurah Panji menguasai wilayah Den Bukit dan
menjadikannya Kerajaan Buleleng, yang kekuasaannya pernah meluas
sampai ke ujung timur pulau Jawa (Blambangan). Setelah I Gusti Ngurah
Panji Sakti wafat pada tahun 1704, Kerajaan Buleleng mulai goyah
karena putra-putranya punya pikiran yang saling berbeda.
K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 12

 Kerajaan Buleleng

Kerajaan Buleleng tahun 1732 dikuasai Kerajaan Mengwi namun


kembali merdeka pada tahun 1752. Selanjutnya jatuh ke dalam kekuasaan
raja Karangasem 1780. Raja Karangasem, I Gusti Gede Karang
membangun istana dengan nama Puri Singaraja. Raja berikutnya adalah
putranya bernama I Gusti Pahang Canang yang berkuasa sampai 1821.
Kekuasaan Karangasem melemah, terjadi beberapa kali pergantian raja.
Tahun 1825 I Gusti Made Karangsem memerintah dengan Patihnya I
Gusti Ketut Jelantik sampai ditaklukkan Belanda tahun 1849. Pada tahun
1846 Buleleng diserang pasukan Belanda, tetapi mendapat perlawanan
sengit pihak rakyat Buleleng yang dipimpin oleh Patih / Panglima Perang
I Gusti Ketut Jelantik.

Pada tahun 1848 Buleleng kembali mendapat serangan pasukan


angkatan laut Belanda di Benteng Jagaraga. Pada serangan ketiga, tahun
1849 Belanda dapat menghancurkan benteng Jagaraga dan akhirnya
Buleleng dapat dikalahkan Belanda. Sejak itu Buleleng dikuasai oleh
pemerintah kolonial Belanda.

 Keruntuhan Kerajaan Buleleng

Sejak wafatnya I Gusti Anglurah Panji pada tahun 1704 M


menyebabkan goyahnya Kerajaan Buleleng mulai goyah karena putra-
putranya memiliki pemikiran yang berbeda. Pada tahun 1846 Buleleng
diserang pasukan belanda, tetapi mendapatkan perlawanan sengit dari
pihak rakyat Buleleng dengan dipimpin oleh patih atau panglima perang I
Gusti Ketut Jelantik. Pada tahun 1848 Buleleng kembali mendapat
serangan pasukan angkatan laut Belanda di Benteng Jagaraga. Pada
serangan ketiga, tahun 1849 Belanda dapat menghancurkan Benteng
Jagaraga dan akhirnya Buleleng dapat dikalahkan Belanda. Dan sejak saat
itu Buleleng dikuasai oleh pemerintah colonial Belanda.

 Wangsa Warmadewa Di Bali

Dinasti Warmadewa didirikan oleh Sri Kesari Warmadewa. Menurut


riwayat lisan turun-temurun, yang berkuasa sejak abad ke-10. Namanya
disebut-sebut dalam prasasti Blanjong di Sanur dan menjadikannya
sebagai raja Bali pertama yang disebut dalam catatan tertulis. Menurut
K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 13

prasasti ini, Sri Kesari adalah penganut Buddha Mahayana yang


ditugaskan dari Jawa untuk memerintah Bali. Dinasti inilah yang
memiliki hubungan dekat dengan penguasa Kerajaan Medang periode
Jawa Timur pada abad ke-10 hingga ke-11.

Warmadewa merupakan salah satu dinasti kerajaan terbesar di


Kepulauan Nusantara dan Semenanjung Asia. Warmadewa berasal dari
bahasa sansekerta secara umum berarti Dewa Pelindung atau Dilindungi
Dewa. Raja-raja Dinasti Warmadewa awalnya berasal dari India da nada
pula berwangsa Sanjaya.

 Kemunduran Dinasti Warmadewa

Kerajaan ini kurang memiliki banyak informasi tentang


kemundurannya, namun diperkirakan kemunduran kerajaan ini
dikarenakan munculnya kerajaan baru. Kerajaan Buleleng diperkirakan
merupakan salah satu kerajaan yang menggantikan Kerajaan Dinasti
Warmadewa. Kerajaan Buleleng sendiri berakhir seiring waktu pada
tahun 1850 walaupun sempat di rusak oleh VOC.

 Peninggalan Kerajaan Buleleng dan Dinasti Warmadewa

a. Prasasti Blanjong

Gambar 2.5 Prasasti Blanjong

Prasasti Blanjong dikeluarkan oleh seorang raja Bali yang


bernama Sri Kesari Warmadewa. Pada prasasti ini disebutkan kata
Walidwipa, yang merupakan sebutan untuk Pulau Bali. Prasasti ini
bertarikh 835 çaka (913 M). Prasasti Blanjong ditemukan di dekat
K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 14

banjar Blanjong, desa Sanur Kauh, di daerah Sanur, Denpasar, Bali.


Prasasti ini unik karena bertuliskan dua macam huruf; yaitu huruf Pra-
Nagari dengan menggunakan bahasa Bali Kuno, dan huruf Kawi
dengan menggunakan bahasa Sanskerta.

b. Prasasti Penempahan dan Malatgede

Gambar 2.6 Prasasti Penempahan

Prasasti Panempahan di Tampaksiring dan Prasasti Malatgede


yang ditulis pada bagian paro bulan gelap Phalguna 835 S atau bulan
Februari 913.

c. Pura Tirta Empul

Gambar 2.7 Pura Tirta Embul

Pura tersebut terletak di daerah Tampaksiring Bali dibangun pada


tahun 967 M oleh raja Sri Candrabhaya Warmadewa. Pura ini,
digunakan beliau untuk melakukan hidup sederhana, lepas dari
K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 15

keterikatan dunia materi. Penamaan Pura Tirta Empul diambil dari


nama mata air yang terdapat didalam pura ini yang bernama Tirta
Empul. Tirta Empul artinya air yang menyembur keluar dari tanah.
Air Tirta Empul mengalir ke sungai Pakerisan.

d. Pura Penegil Dharma

Gambar 2.8 Pura Penegil Dharma

Pura Penegil Dharma didirikan dimulai pada 915 M. Keberadaan


pura ini berkaitan dengan sejarah panjang Ugrasena, salah seorang
anggota keluarga Raja Mataram I dan kedatangan Maha Rsi
Markandeya di Bali.

C. Kerajaan Tulang Bawang

Gambar 2.9 Kerajaan Tulang Bawang


K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 16

Tulang Bawang merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua di


Nusantara, disamping kerajaan Melayu, Sriwijaya, Kutai, dan Tarumanegara.
Yang diperkirakan berdiri pada masa 400/500 M dan 500/600 M.

 Berdirinya Kerajaan Tulang Bawang

Meskipun belum banyak catatan sejarah yang mengungkapkan


keberadaan kerajaan ini, namun catatan Cina kuno menyebutkan pada
pertengahan abad ke-4 seorang peziarah Agama Budha yang bernama Fa-
Hien, pernah singgah di sebuah kerajaan yang makmur dan berjaya, To-
Lang P'o-Hwang (Tulang Bawang) di pedalaman Chrqse (pulau emas
Sumatera). Sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan pusat
kerajaan Tulang Bawang, namun ahli sejarah Dr. J. W. Naarding
memperkirakan pusat kerajaan ini terletak di hulu Way Tulang Bawang
(antara Menggala dan Pagardewa) kurang lebih dalam radius 20 km dari
pusat kota Menggala.

Sumber lain mengatakan bahwa, pernah ada seorang musafir


Tiongkok yang pernah mengunjungi Nusantara pada abad ke-7, yaitu I
Tsing yang merupakan seorang peziarah Buddha(635—713 Masehi) yang
berkelana dari Tiongkok (masa Dinasti Tang) ke India, dan kembali lagi
ke Tiongkok. Beliau tinggal di Kuil Xi Ming dan beberapa waktu pernah
tinggal di Chang’an. Beliau menerjemahkan kitab agama Buddha
berbahasa Sansekerta kedalam bahasa Cina. Yang didalam catatannya
menyatakan bahwa pernah singgah di To-Lang P’o-Hwang (“Tulang
Bawang”), suatu kerajaan di pedalaman Chrqse (Pulau Sumatera).

Raja pertama kerajaan Tulang Bawang adalah Mulonou yang


berasal dari daratan Cina. Mulonou memiliki arti asal jadi. Pada
perkembangan kerajaan tersebut raja Mulonou dikenal dengan nama
Mulonou Aji. Perkembangan kepemimpinan kerajaan Tulang Bawang
sesudah raja Mulonou yaitu Rakehan Sakti, Ratu Pesagi, Poyang Naga
Berisang, Cacat guci, Cacat Bucit dan Minak Sebala Kuwang. Mereka
adalah putra mahkota kerajaan Tulang Bawang. Pemimpin yang lain
setelah itu adalah Runjung yang dikenal dengan nama Minak Tabu
Gayaw.
K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 17

 Masa Kejayaan Kerajaan Tulang Bawang

Kerajaan Tulang Bawang pernah mengalami kejayaan pada abad


ke-7. Kepopuleran lada hitam kerajaan Tulang Bawang terdengar sampai
wilayah Eropa. Daerah sungai Tulang Bawang merupakan titik
sentral/pusat perdagangan kerajaan tersebut dan kerajaan luar. Pada
tempat tersebut Menggala menjadi dermaga “Boom” bagi para kapal-
kapal dari berbagai pelosok nusantara dan luar. Selain itu, kawasan
Tulang Bawang merupakan kawasan yang memiliki sumber daya alam
yaitu emas dan damar.

 Kemunduran Kerajaan Tulang Bawang

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerajaan Tulang Bawang


mulai runtuh dan hilang kekuasaan. Salah satu diantaranya adalah
perkembangan kerajaan Che-Li P’o Chie (Sriwijaya) yang semakin maju
dengan wilayah kekuasaan yang luas termasuk akhirnya kerajaan Tulang
Bawang menjadi bagian dari kerajaan Sriwijaya.

D. Kerajaan Kota Kapur

Gambar 2.10 Candi Kota Kapur

Kerajaan Kota Kapur adalah kerajaan dimana sejarah terbentuknya


Kerajaan Sriwijaya atau lebih tepatnya bibit dari Kerajaan Sriwijaya yang
sudah berada di Pulau Bangka dengan bukti-bukti seperti arca Durga
Mahisasuramardhni. Kerajaan ini terletak di Pulau Sumatera atau lebih
tepatnya di Bangka.
K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 18

Sebelumnya, di situs Kota Kapur selain telah ditemukan sebuah


inskripsi batu dari Kerajaan Sriwijaya yang berangka tahun 608 Saka (=686
Masehi), telah ditemukan pula peninggalan - peninggalan lain yaitu di
antaranya sebuah arca Wisnu dan sebuah arca Durga Mahisasuramardhini.
Dari peninggalan-peninggalan arkeologi tersebut nampaknya kekuasaan di
Pulau Bangka pada waktu itu bercorak Hindu-Waisnawa, seperti halnya di
Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat.

Gambar 2.11 Arca Durga Mahisasuramardhini

Temuan lain yang penting dari situs Kota Kapur ini adalah
peninggalan berupa benteng pertahanan yang kokoh berbentuk dua buah
tanggul sejajar terbuat dari timbunan tanah, masingmasing panjangnya sekitar
350 meter dan 1200 meter dengan ketinggian sekitar 2–3 meter. Penanggalan
dari tanggul benteng ini menunjukkan masa antara tahun 530 M sampai 870
M. Benteng pertahanan tersebut yang telah dibangun sekitar pertengahan abad
ke-6 tersebut agaknya telah berperan pula dalam menghadapi ekspansi
Sriwijaya ke Pulau Bangka menjelang akhir abad ke-7.

 Prasasti Kota Kapur

Raja yang memimpin Kerajaan Kota Kapur masih belum diketahui


secara pasti bahkan di situs Prasasti Kota Kapur tidak dijelaskan
mengenai raja Kerajaan Kota Kapur.
K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 19

Prasasti Kota Kapur memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dan berangka
608 saka atau 686 masehi. Prasasti itu ditemukan pertama kali oleh JK
Meulen pada tahun 1892 di Desa Kota Kapur, Kabupaten Bangka,
Kepulauan Bangka Belitung. Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam
aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuno, serta merupakan
salah satu dokumen tertulis tertua berbahasa Melayu.

Gambar 2.12 Prasasti Kota Kapur

 Terjemahan dari Prasasti Kota Kapur

“Seorang pembesar yang gagah berani, Kandra Kayet, di medan


pertempuran. Ia bergumul dengan Tandrun Luah dan berhasil membunuh
Tandrun Luah. Tandrun Luah mati terbunuh di medan pertempuran.
Tetapi bagaimana nasib Kayet yang membunuh itu? Kayet juga berhasil
ditumpas. Ingatlah akan kemenangan itu!
Kamu sekalian dewata yang berkuasa dan sedang berkumpul di
Kerajaan Sriwijaya! Dan kau Tandrun Luah, dan para dewata yang
disebut pada pembukaan seluruh persumpahan ini! Jika pada saat
manapun di seluruh wilayah kerajaan ini ada orang yang berkhianat,
bersekutu dengan pengkhianat , menegur pengkhianat atau ditegur
pengkhianat, sepaham dengan pengkhianat, tidak mau tunduk atau
berbakti, tidak setia kepadaku dan kepada mereka yang kuserahi
kekuasaan datu, orang yang berbuat demikian akan termakan sumpah.
Kepada mereka, akan segera dikirimi tentara atas perintah Sriwijaya.
Maka sesanak keluarganya akan ditumpas! Dan semua yang berbuat
jahat, menipu orang, membuat sakit, membuat gila, melakukan tenung,
menggunakan bisa, racun, tuba, serambat, pengasih, pelet dan yang
serupa itu, mudah-mudahan tidak berhasil. Dosa perbuatan mereka yang
K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 20

jahat untuk merusak batu ini hendaklah segera terbunuh oleh sumpah,
segera dipukul. Mereka yang membahayakan, yang mendurhaka, yang
tidak setia kepadaku dan kepada yang kuserahi kekuasaan datu, mereka
yang berbuat demikian itu, mudah-mudahan dibunuh oleh sumpah ini.
Tetapi kebalikannya, mereka yang berbakti kepadaku dan kepada
mereka yang kuserahi kekuasaan dattu, hendaknya diberkati segala
perbuatannya dan sanak keluarganya, berbahagia, sehat, sepi bencana
dan berlimpah rezeki segeap penduduk dusunnya.”

Sebagaian besar sejarawan beropini bahwa prasasti yang bertarikh 686


tersebut mencantumkan beberapa pernyataan sekaligus bahaya bagi
kawasan taklukan-nya. Diantara beberapa pernyataan tersebut kurang
lebih sebagai diberikut:

1. Kerajaan Sriwijaya bisa menaklukan kerajaan melayu jambi dan


mengambil alih kekuasaan wilayah kerajaan melayu.
2. Ancaman bagi para pemberontak, pengkhianat, dan para penentang
sekaligus mereka yang sependapat dengan para pemberontak,
pengkhianat, dan para penentang akan menerima serangan oleh tentara
kerajaan sriwijaya.
3. Sanjungan sekaligus keinginan dan doa bagi rakyat maupun
kawasan kekuasaan yang setia dengan Sriwijaya supaya hidup lebih
damai, dijauhkan dari bencana, memperoleh rejeki banyak, serta sehat
sampai keluarganya.

 Penyebab Runtuhnya Kerajaan Kota Kapur

Runtuhnya Kerajaan Kota Kapur tidak diketahui secara jelas dan


masih menjadi misteri dan para peneliti masih melakukan penelitian di
Bangka Sumatera.
K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 21

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

a. Kerajaan Majapahit
1. Kerajaan Hindu terakhir yang berkuasa di Nusantara.
2. Kerajaan yang berpusat di Mojokerto, Jawa Timur Indonesia
3. Raja Pertamanya adalah Raden Wijaya dengan gelar Sri Kertajasa.
4. Raja pada masa keemasan adalah Hayam Wuruk dengan gelar
Rajasanegara.
5. Masa keemasan Kerajaan Majapahit adalah pada tahun 1350—1389 M
dengan bantuan patih yang bernama Gajah Mada.
6. Peninggalan Kerajaan Majapahit adalah kitab-kitab terkenal seperti
Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular.
7. Runtuhnya Kerajaan Majapahit antara lain dikarenakan oleh Perang
Saudara Paregreg, masuk dan berkembangnya agama Islam, dan tidak
ada yang tokoh-tokoh kuat yang mempertahankan kerajaan setelah
meninggalnya Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada.

b. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali.


1. Kerajaan Buleleng merupakan kerajaan tertua di Bali Utara.
2. Didirikan sekitar pertengahan abad ke-17.
3. Raja Pertama adalah I Gusti Anglurah Panji Sakti sekaligus raja pada
masa keemasan Kerajaan Buleleng.
4. Runtuhnya Kerajaan Buleleng disebabkan oleh serangan Belanda pada
tahun 1849 yang menghancurkan Benteng Jagaraga.
5. Dinasti Warmadewa adalah para raja dan penguasa Bali kuno yang
memerintah pada tahun 804—1265 saka.
6. Raja pertama Dinasti Warmadewa adalah Dalem Sri Kesari atau
Dalem Selonding.
7. Runtuhnya Dinasti Warmadewa disebabkan olah munculnya kerajaan
baru.

c. Kerajaan Tulang Bawang


1. Kerajaan Tulang Bawang adalah kerajaan Hindu tertua di Nusantara.
2. Pusat kerajaan diperkirakan berada di hulu Way Tulang Bawang
(antara Menggala dan Pagar Dewa).
K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 22

3. Raja pertama Kerajaan Tulang Bawang adalah Mulonou yang berasal


dari daratan Cina yang dikenal dengan Mulonou Aji.
4. Masa keemasannya terjadi pada abad ke-7.
5. Runtuhnya Kerajaan Tulang Bawang disebabkan oleh perkembangan
kerajaan Che-Li P’o Chie (Sriwijaya) yang semakin maju.

d. Kerajaan Kota Kapur


1. Kerajaan yang merupakan bibit dari Kerajaan Sriwijaya.
2. Terletak di Bangka, Sumatera Selatan.
3. Bukti dari Kerajaan Kota Kapur adalah arca Durga Mahisasumardini.
4. Peninggalannya adalah benteng kokoh berbentuk dua buah tanggul
sejajar terbuat dari timbunan tanah dan Prasasti Kota Kapur.
5. Raja Kerajaan Kota Kapur masih belum diketahui secara pasti.
6. Penyebab dari runtuhnya Kerajaan Kota Kapur masih diteliti.

B. SARAN

Masih dibutuhkan kajian lebih lanjut tentang kerajaan-kerajaan yang


ada di Indonesia. Dan semoga dengan penyusunan makalah ini dapat
membantu pembelajaran bab 2 Sejarah Indonesia.
K e r a j a a n P a d a M a s a H i n d u B u d d h a | 23

DAFTAR PUSTAKA

Permata, Buku LKS Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1.

a. Kerajaan Majapahit
 http://sejarahmajapahitlengkap.blogspot.com/2017/04/sejarah-
kerajaan-majapahit-masa.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit
 https://histori.id/kerajaan-majapahit/
b. Kerajaan Buleleng dan Dinasti Warmadewa di Bali.
 https://ilmusejarah.web.id/sejarah-kerajaan-buleleng/
 http://jasmerahnusantara.blogspot.com/2016/02/kerajaan-buleleng-
dan-dinasti-warmadewa.html
 https://www.gurupendidikan.co.id/kerajaan-buleleng-sejarah-
kehidupan-politik-sosial-budaya-ekonomi-agama/
 https://www.sridianti.com/kerajaan-buleleng-dan-dinasti-wangsa-
warmadewa.html
c. Kerajaan Tulang Bawang
 http://afnanhelmy12.blogspot.com/
 https://www.kompasiana.com/andi26420/5c01847b43322f3c1d29c543
/asal-usul-kerajaan-tulang-bawang
 https://www.edukasinesia.com/2018/01/sejarah-kerajaan-tulang-
bawang-beserta-penjelasan-mengenai-kerajaan-tulang-bawang-
terlengkap.html?m=1
d. Kerajaan Kota Kapur
 https://farmbusinessportal1.blogspot.com/2018/09/prasasti-kota-kapur-
peninggalan.html
 https://www.edukasinesia.com/2018/01/sejarah-kerajaan-kota-kapur-
beserta-penjelasannya-terlengkap.html?m=1#

Anda mungkin juga menyukai