Proposal Pandu
Proposal Pandu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hayati yang ada didalamnya, baik yang didarat maupun yang ada dilaut. Bagi
Sebutan ini didukung oleh keadaan alam Indonesia beriklim tropis yang
satu faktor yang memicu pencemaran sungai. Pencemaran yang terjadi akan
dominasi oleh warna kuning yang artinya tercemar ringan. Secara garis besar,
inti dari permasalahan kerusakan air di Indonesia yang terjadi saat ini
1
Anonim, keanekaragaman hayati, dalam https://www.yuksinau.id/keanekaragaman-
hayati/, diakses pada hari kamis tanggal 28 november 2019 pukul 05.53 WIB
2
Anonim, keanekaragaman sungai, dalam https://www.kompasiana.com, diakses
pada hari kamis 28 November 2019 pada pukul 07.24 WIB
1
berkembangnya industri-industri di Indonesia yang membuang limbah ke
karena polutan yang masuk kedalam air. Hal ini tentu berdampak pada juga
3
Anonim, kerusakan air di Indonesia, dalam http://kophi.or.id/kerusakan-air-di-
indonesia/, diakses pada hari kamis 28 November 2019 pada pukul 07.07 WIB
4
Anonim, artikel pencemaran air sungai, dalam https://www.google.com/amp/s/
ilmu geografi.com/, diakses pada hari kamis 28 November 2019 pada pukul 06.35
WIB
5
Anonim, sungai jangkok, dalam https://www.google.com/amp/s/www.suarantb.com/
diakses pada hari kamis 28 November 2019 pada pukul 07.42 WIB
2
dan laut dan termasuk kedalam jenis makhluk hidup fotoautotrof. Alga
utuh. Literature ilmiah menunjukan ada sekitar 200.000 hingga beberapa juta
biasanya tumbuh di air tawar dan laut. Sejumlah spesie mikroalga hampir
seperti dinding bangunan kota, gurun panas, salju antartika, dan udara dengan
6
Harmoko dan Yuni Krisnawati, mikroalga divisi bacillariophyta yang ditemukan di
danau aur kabupaten musi rawas, jurnal biologi universitas andalas, 2018 hal. 30-35
7
Siti Zuhratul Munawarah, potensi mikoalga yang dikultivasi pada media limbah
cair industri karet remah dengan system open pond sebagai sumber protein, 2016
hal. 1
8
Khoirummazidah, bab ii kajian pustaka, dalam repo.iain-tulungagung.ac.id, diakses
pada hari kamis 28 November 2019 pada pukul 08.42 WIB
3
Organisme akuatik merupakan komponen biotik yang memerlukan
terjadi secar tidak langsung dapat menggambarkan kondisi suatu badan air,
stabilitas ekosistem.10
B. Fokus Penelitian
9
Rijal Hakiki, mikroalga sebagai bioindikator kualitass air permukaan, journal of
environment engineering and waste menegment, 2016, hal. 46 vol. 1
10
Anonim, keanekargaman hayati: pengertian, tingkatan dan klasifikasi, dalam
https://foresteract.com/keanekaragaman/ diiakses pada hari kamis 28 November 2019
pada pukul 08.20 WIB
4
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfa’at Keilmuan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pendidik
b. Bagi peneliti
c. Bagi mahasiswa
5
E. Definisi Variabel
lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah tempat
2. Variabel terikat
(variabel bebas). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Variabel Bebas
utara, dan selatan berbatasan dengan Kabupaten Lombok Barat. Serta sebelah
barat dengan selat Lombok yang menghubungkan dengan provinsi Bali. Kota
ini memiliki luas 61, 30 Km2 yang terbagi dalam 6 kecamatan yakni
Km2).11
Sungai jangkok adalah salah satu DAS yang mempunyai luas 170, 29
Km2 dan memiliki panjang 68,38 Km dan berada dipulau Lombok. DAS
11
B setiawan, kreativitas dan inovassi senipertunjukan sebagai jembatan
membangun multikultur: studi kassus kota mataram, jurnal peneltian sejarah dan
nilai tradisional, 23(1), 1-14, 2017
12
Ruliantara, A. D. Analisis Kualitas Air Dan Strategi Pengendalian Pencemaran
Terhadap Sungai Jangkok Di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (Doctoral
dissertation, Universitas Brawijaya), (2018).
7
jangkok mengairi areal irigasi seluas 2.958 ha (suhartini, 2017). Secara
geografis posisi sungai jangkok berada pada 116° 04’ 00” BT s/d 116° 23’
00” BT dan 8° 24’ 00” LS s/d 8° 35’ 00” LS. Sungai jangkok
merupakan sungai terbesar yang berada di kota mataram yang melintasi tiga
B. Variabel Terikat
1. Mikroalga
yang beranekaragam.
individu. Mikroalga secara umum diketahui sebagai biota air yang dapat
8
perairan. Mikroalga sebagi parameter ekologi dapat memberikan
komponen biotik pada suatu metabolisme badan air dan merupakan rantai
ekosistem air.14
2. Jenis-jenis mikroalga
uniseluler. Enam divisi dari sel mikroalga telah dipakai untuk keperluan
pada tanah yang lembab, atau bersimbiosa dengan jasad lain, seperti
14
Harmoko, Keanekaragaman Mikroalga di Sungai Kati Kota Lubuklinggau, vol.4,
hal: 20, 2017
9
Cyanobacteria atau alga biru hijau adalah kelompok alga yang
10
besar alga, namun mereka juga memiliki kerongkongan sehingga mereka
satu flagella yang panjang dan bisanya berenang dengan cara menarik diri
fikosianin (pigmen biru), dan fik oeritrin (pigmen merah), seperti juga
alga ini. Selain itu, alga ini juga terkadang berwarna hijau kebiruan
hingga ungu. Alga merah uniseluler tidak motil dan tidak memiliki
Porphyridium.
motil, dan memiliki satu atau dua kloroplast serta memiliki klorofil a
(Air tawar, air laut;). memiliki 1-2 kloroplas cokelat dan dapat melakukan
11
Phyrrophyta merupakan suatu kelompok organisme uniseluler yang
unik yang memiliki dua flagella dan umum dijumpai di air tawar
dinding sel yang terbuat dari lapisan selulosa. Akan tetapi ada beberapa
organisme yang tidak memiliki dinding sel ini. Organisme ini memiliki
3. Keragaman
susun oleh spesies yang sedikit atau sedikit spesies yyang dominan. Untuk
15
Joko Wiryatno, https://simdos.unud.ac.id, diakses pada hari sabtu 7 desember 2019
pukul 11.42 Wib
12
H’= -∑(ni/Nlog(ni/N))16
Densitas adalah jumlah individu per unit luas atau per unit volume.
sebagai berikut:
K = Jumlah individu
Luas petak contoh
16
Efendi, W. W., Hapsari, F. N., & Nuraini, Z. (2013). Studi inventarisasi
keanekaragaman tumbuhan paku di kawasan wisata Coban Rondo Kabupaten
Malang. Cogito Ergo Sum, 2(3), 173-188.
13
Jumlah seluruh petak contoh
17
Ayuniara, A., Muntahariah, M., & Nursalbiah, N, INDEKS
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DI PERAIRAN PANTAI DEUDAP PULO
NASI KABUPATEN ACEH BESAR. Prosiding Biotik, 5(1), (2019)
14
Sel mikroalga dikelompokkan menjadi 10 divisi dan 8 divisi adalah
15
BAB III
METOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualiatatif adalah penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisiobjek alammiah, dimana
penelitimerupakan insrumen kunci.18
2. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
eksploratif.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1 bulan dilaksanakan pada
bulan januari 2020, dari tanggal 1-31 januari 2020.
2. Tempat pelaksanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan disungai jangkok kota mataram
dengan tiga stasiun yaitu bagian hulu, tengah, dan hilir. Identifikasi jenis
mikroaga akan dilaksanakan di laboratorium MIPA unram.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah sungai jangkok kota mataram.
2. Objek penelitian
Keanekaragaman mikroalga yang terdapat di sungai jangkok kota
mataram.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
18
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2006)
16
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikroskop, kamera,
kaca benda dan kaca penutup, botol sampel 100 ml, buku identifikasi
mkroalga, jarring flankton 20 µm, kertas label, thermometer, alat tulis.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah formalin 10%, air
sampel, dan aqudes.
E. Teknik Analisis Data
1. Indeks keanekaragaman (H’)
Persamaan yang digunakan dalam menghitumh indeks ini adalah
sebagi berikut:
H’= -∑(ni/Nlog(ni/N))
Keterangan:
H’: indeks keanekaragaman
ni: jmlah individu dari suatu jenis i
N: jumlah total individu seluruh jenis
Besarnya indeks keanekaragaman jenis menurut shanon-wiener
didefinisikan sebagai berikut:
a. Nillai H’> 3 menunjkkan bahwa keanekaragaman spesies pada
suatu transek adalah melimpah tinggi.
b. Nilai H’1< H< 3 menunjkkan bahwa keanekaragaman spesies pada
suatu transek adalah melimpah sedang.
c. Nilai H’<1 menunjkkan bahwa keanekaragaman spesies pada
suatu transek adalah rendah.
2. Kerapatan
K = Jumlah individu
Luas petak contoh
17
FR = Kerapatan suatu jenis x 100%
Kerapatan seluruh jenis
Ket:
K: kerapan jenis
KR: kerapatan relatif
3. Dominasi
D-i = jumlah kerimbunan suatu jenis (i)
Jumlah total luas yang dibuat untuk penarikan contoh
DR-I = kerimbunan jenis (i) x 100%
Jumlah keerimbunan seluruh jenis
Ket:
D-i: dominasi jenis ke- i
DR-i: dominassi relative jenis
4. Indeks nilai penting
Persamaan indeks nilai penting sebagai berikut:
INP = KR+FR+DR
Ket:
INP: indeks nilai penting
KR: kerapatan relative
FR: frekuensi relative
DR: dominasi relative
F. Jadwal Penelitian
No kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
1 Pengambilan
sampel
2 Identifikasi sampel
18
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, keanekaragaman hayati, dalam https://www.yuksinau.id/keanekaragaman-
hayati/, diakses pada hari kamis tanggal 28 november 2019 pukul 05.53 WIB
indonesia/, diakses pada hari kamis 28 November 2019 pada pukul 07.07
WIB
06.35 WIB
diakses pada hari kamis 28 November 2019 pada pukul 07.42 WIB
19
Efendi, W. W., Hapsari, F. N., & Nuraini, Z. (2013). Studi inventarisasi
Hakiki, Rijal. 2016. mikroalga sebagai bioindikator kualitass air permukaan, journal
Munawarah, Siti Zuhratul. 2016. Potensi Mikoalga Yang Dikultivasi Pada Media
Limbah Cair Industri Karet Remah Dengan System Open Pond Sebagai
20
Ruliantara, A. D. (2018). Analisis Kualitas Air Dan Strategi Pengendalian
multikultur: studi kassus kota mataram, jurnal peneltian sejarah dan nilai
21
22