Penguji :
Tanda Tangan
(…………………………….)
(.…………………………….)
LAPORAN
Disusun oleh :
Kelompok IV
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas PBL (Praktik Belajar
Lapangan) beserta laporannya dengan judul “Laporan Praktik Belajar
Lapangan (PBL) Puskesmas Gunungpati Kota Semarang”.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Semarang, Februari
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktik Belajar Lapangan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Praktik Belajar Lapangan
D. Ruang Lingkup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III HASIL PENGAMATAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
b. Tujuan
Umum
Didapatnya pelayanan Puskesmas yang berdaya guna dan berhasil guna
Khusus
1. Dilaksanakannya Perencanaan tingkat Puskesmas
2. Dilaksanakannya loka karya mini Puskesmas
3. Dilaksanakannya stratifikasi Puskesmas
c. Kegiatan Pokok
A. Perencanaan (P1)
Adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Didalam
perencaan, langkah-langkah yang harus ditempuh dan dipahami oleh
Pemimpin Puskesmas ialah sebagai berikut :
1. Mengetahui kebijaksanaan Pusat meliputi SKN, GBHN, dll.
2. Mengetahui kebijaksanaan Kan.Wil Dep.Kes dan Din.Kes Dati 1
setempat
3. Mengertahu kebijaksanaan KanDep. Dan DinKes. Dati II
4. Menentukan tujuan dan sasaran
5. Melakukan analisa situasi
6. Menemukan masalah dan menentukan prioritas masalah
7. Menyusun rencana operasional
8. Pengaturan sumber daya
Hasilnya adalah rencana kerja tahunan.
a. Penyuluhan kesehatan
b. Peningkatan produksi pangan dan status gizi
c. Air bersih dan kesehatan lingkungan
d. Imunisasi
e. Kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana
f. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit endemik setempat
g. Pengobatan terhadap penyakit umum dan kecelakaan
h. Penyediaan obat esensial
Azas Penyelenggaraan
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil
yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap
perencanaan , antara lain
a. Keterpaduan Lintas Program
- MTBS : Keterpaduan KIA dengan P2M, Gizi, Promosi
kesehatan, Pengobatan
- UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan Promosi
kesehatan,
Pengobatan , Kesehatan gigi, Kesehatan reproduksi remaja dan
jiwa
- Pusling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,
Promosi kesehatan,
Kesehatan gigi
- Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, Gizi, P2M,
Kesehatan jiwa, Promosikesehatan
4. Azas Rujukan
a. Upaya kesehatan perorangan
b. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Sarananya :
a. Seluruh golongan produktif terutama di kota besar
b. Seluruh kelompok usia sekolah melalui upaya pelaksanaan
kurikulum dan program ekstrakulikuler
c. Seluruh kelompok olahraga masyarakat dalam bentuk
perkumpulan, klub, dan lain-lain.
d. Pusat – pusat pelayanan kesegaran jasmani
e. Puskesmas sebagai ujung tombak pemberi pelayanan kesehatan
olahraga dengan seluruh sistem rujukan.
Tahap-tahap Perkesmas :
1. Pengkajian :
a. Pengumpulan data
b. Analisa data
c. Menetapkan masalah dan diagnosis keperawatan dan urutan
prioritasnya
2. Perencanaan asuhan keperawatan :
a. Menetapkan tujuan dan sasaran
b. Merencanakan sumber daya
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan
a. Penggerakan pelaksanaan seusai dengan rencana yang telah
disusun
b. Supervisi, komunikasi, motifasi, dan kepemimpinan
4. Penilaian asuhan keperawatan :
a. Berdasarkan tinjauan dan sasaran yang telah ditetapkan
b. Meliputi daya guna, hasil guna, dan kelayakan
Sasaran Perkesmas :
1. Individu, khususnya individu resiko tinggi : menderita penyakit,
balita, lanjut usia, masalah jiwa.
2. Keluarga, khususnya ibu hamil, lansia, menderita penyakit,
masalah jiwa.
3. Kelompok/masyarakat keresiko tinggi, termasuk daerah
kumuh,terisolasi, konflik, tidak terjangkau pelayanan kesehatan.
a. Penyehatan Air
• Inspeksi sanitasi saluran air bersih
• Pembinaan kelompok masyarakat/kelompok pemakai air
g. Pengendalian vector
Pengawasan tempat-tempat potensial perindukan vector di
pemukiman penduduk sekitar.
Tujuan
a. Tujuan Umum
Pembinaan kesehatan anak usia sekolah agar tumbuh dan
terwujudnya kemandirian anak untuk hidup sehat.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan cakupan usaha kesehatan sekolah
2. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan anak usia
sekolah berkelainan ALB (Anak Luar Biasa)
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan anak putus
sekolah
4. Tertingkatnya jumlah kader kesehatan sekolah (dokter
kecil/kader kesehatan remaja)
a. Program UKS
- Meningkatkancakupan UKS
- Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan anak usia
sekolah berkelainan
- Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan anak putus
sekolah
- Meningkatkan jumlah kader sekolah
b. Pelaksanaan UKS
- Peningkatan cakupan UKS, melalui :
1) Pendidikan kesehatan di sekolah
2) Pemeliharaan kesehatan di sekolah
3) Pembinaan lingkungan fisik di sekolah
c. Kegiatan pengelola UKS
Unsur-unsur pengelola UKS dalam melaksanakan kegiatan :
A. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat
B. Menggalang kerja sama dengan lintas sektoral
d. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah
Sasaran pelayanan usaha kesehatan sekolah adalah seluruh
peserta didik dari tingkat pendidikan taman kanak-kanak,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan agama,
pendidikan kejuruan, pendidikan khusus atau pendidikan sekolah
luar biasa (Depkes, 2001).
Untuk tingkat sekolah dasar usaha kesehatan sekolah
diprioritaskan pada kelas I, III dan kelas VI dengan alasan bahwa,
kelas I merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah
yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan
kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena
ketidaktauan dan ketidakmengertiannya tentang kesehatan, saat
yang baik untuk diberi imunisasi ulangan. Pelaksanaan program
UKS di kelas III bertujuan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan
UKS di kelas I dahulu. Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan
kesehatan peserta didik kejenjang pendidikan selanjutnya,
sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan
yang cukup (Effendi, 1998).
e. Program Usaha Kesehatan Sekolah
Nemir (1990, dalam Effendi 1998) mengelompokkan usaha
kesehatan sekolah menjadi tiga kegiatan pokok, yaitu :
- Pendidikan Kesehatan di Sekolah (Health Education in
School)
- Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School Health Service)
f. Lingkungan Sekolah yang Sehat
Program usaha kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar
meliputi, kegiatan yang termasuk dalam lingkungan fisik berupa
pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air limbah,
tempat pembuangan tinja dan kebersihan lingkungan sekolah.
a. Program-program KIA/KB
Ibu Hamil Risti yang tertangani adalah Ibu hamil Risti yang mendapat
pelayanan olehtenaga kesehatan yang terlatih. Bumil resiko tinggi yang
tertangani adalah Ibu hamil resiko tinggi di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan
terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit pemerintah / swasta
dengan fasilitas PONED dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergensi Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif)
Ibu Hamil Komplikasi yang tertangani adalah Ibu hamil Risti yang
mendapat pelayanan olehtenaga kesehatan yang terlatih. Bumil komplikasi
yang tertangani adalah Ibu hamil komplikasi disatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit pemerintah /
swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan
Neonatal Emergensi Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergensi Komprehensif).
Peserta KB Aktif (CU) adalah akseptor yang pada saat ini memakai
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri
kesuburan.
Cakupan bayi berat lahir rendah adalah cakupan bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24
jam pertama setelah lahir.
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Neonatus Risti /
komplikasi adalah neonatus dengan penyimpangan dari normal yang dapat
menyebabkan kesakitan dan kematian. Neonatus meliputi : Asfiksia,
Tetanus Neonatorum, Sepsis, Trauma Lahir, BBLR ( Berat Badan Lahir <
2500 gram ), Sindroma gangguan pernapasan dan kelainan congenital.
Masalah gizi yang dihadapi oleh setiap negara tidaklah sama. Secara
umum disebutkan bahwa masalah gizi tersebut dibedakan atas dua macam,
yakni masalah kelebihan gizi (over nutrion ) yang terutama ditemukan di
negara-nega yang sudah berkembang 9 developed countries ) dan masalh
kekurangan gizi ( under nutrion ) yang terutama ditemukan di negara-negara
yang sedang berkembang (developing countries ). Departemen Kesehatan
RI mencatat ada 4 masalah gizi yang sifatnya pokok di tanah air, yakni :
1. Kurang kalori protein yang ditandai dengan tingginya angka
kematian bayi (10 % bayi meninggal sebelum umur 1 tahun ),
kematian anak umur dibawah 4 tahun ( 20 %anak meninggal
sebelum berumur 4 tahun, ditemukannya 9 juta anak pra sekolah
yang menderita KKP ringan atau sedang, 0,9 juta anak pra sekolah
menderita KKP berat, 0,5 juta ibu hamil menderita KKP serta 0,2
juta inu menyusui menderita KKP.
2. Kurang Vitamin A yang ditandai ditemukannya 100.000 anak pra
sekolah menderita defisiensi vitamin A berta, 1,4 juta anak
menderita defisiensi vitamin A sedang, serta 15 juta anak menderita
defisiensi vitamin A ringan.
3. Gondok Endemik, yang ditandai dengan ditemukannya 12 juta orang
diberbagai daerah menderita penyakit kekurangan yodium, 0,5 juta
menderita kretinoid dan 100 ribu orang menderita kretin.
4. Anemia gizi, yang ditandai dengan ditemukannya 12,5 juta anak pra
sekolah, 9 juta anak sekolah , 14 juta wanita serta 5,5 juta pekerja
yang berpenghasilan rendah menderita penyakit anemia gizi.
Untuk mengatasi masalah gizi ini berbagai usaha telah dilaksanakan
oleh Pemerintah yang secara umum disebut “Program perbaikan gizi “.
Untuk melaksanakan program ini, pemerintah mencoba memanfaatkan
berbagai aparat yang dimilikinya.Salah satu diantaranya ialah aparat
kesehatan terdepan yang disebut dengan Puskesmas. Program perbaikan gizi
yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas disebut dengan nama Usaha
Kesehatan Gizi.
Untuk mencapai tujuan yang seperti ini, maka Departemen Kesehatan
telah menggariskan 9 langkah yang harus dilakukan, yakni :
a. Meningkatkan mutu gizi bahan makanan, yakni dengan jalan
fortifikasi.
b. Meningkatkan usaha pencegahan dan penanggulangan KKP dengan
jalan menimbang berat badan anak berumur 0 s/d 6 tahun,
penambahan bahan makanan (PMT) , penyuluhan gizi,
melaksanakan UPGK dengan pelayanan kesehatan serta melakukan
usaha survelance dalam rangka meningkatkan kewaspadaan terhadap
masalah gizi dan pangan.
c. Meningkatkan usaha pencegahan dan penanggulangan defisiensi
vitamin A dengan jalan melaksanakan paket gizi, fortifikasi bahan
makanan dengan vitamin A, penyuluhan dan pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi, yakni 2000.000 IU kepada anak berumur 1
s/d 4 tahun setiap 6 bulan sekali.
d. Meningkatkan usaha pencegahan dan penanggulangan anemia gizi
dengan jalan pemberian paket pertolongan gizi atau tablet
mengandung zat besi, penyuluhan dan fortifikasi bahan makanan
dengan zat besi.
e. Meningkatkan usaha pencegahan dan penanggulangan penyait
gondok endemis dengan jalan penyuntikan dengan lipidol untuk
laki-laki antara 0 s/d 20 tahun dan untuk wanita antara 0 s/d 45
tahun, yodonisasi garam dapur.
f. Meningkatkan usaha penyuluhan gizi yang diterapkan terutama yang
menopang program UPGK.
g. Meningkatkan usaha pembinaan pelayanan gizi institusi dan massal
dengan jalan pengembangan unit gizi rumah sakit provinsi dan
kabupaten serta menentukan penyelenggaraan makananan massal.
h. Meningkatkan usaha pengadaan tenaga gizi, sarana dan penelitian.
i. Meningkatkan kelembagaan koordinasi usaha perbaikan pangan dan
gizi dengan jalan melakukan intervensi program gizi terhadap usaha-
usaha pembangunan lainnya.
Posyandu
Sejak pertengahan tahun 1890-an Posyandu yang merupakan pos
pelayanan KB dan kesehatan terpadu yang diselenggarakan oleh
masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat. Kedudukan Posyandu
merupakan bentuk kegiatan dari PKMD yang mengkhususkan pada
masalah KB dan KIA.Untuk pengadaan dan pengembangan Posyandu
merupakan bentuk kegiatan dari PKMD yang mengkhususkan pada
masalah KB dan KIA. Untuk pengadaan dan pengembanganPosyandu
didukung oleh keluarnya surat keputusan bersama Menteri Dalam Negeri,
Menteri Kesehatan, dari Kepala BKKBN pada tahun 1985 yang
mengintruksikan kepada semua jajaran di bawah kedua departemen dan
badan koordinasi tersebut untuk :
a. Meningkatkan kerja sama dan koordinsi lintas sektoral untuk
penyelenggaraan Posyandu dalam lingkup PKMD dan dengan
mengikutsertakan PKK
b. Mengembangan peran masyarakat
c. Meningkatkan LKMD dan PKK
d. Membentuk dan melaksanakan Posyandu di daerahnya masing-
masing
2. Calcium ( Ca )
3. Vitamin D
4. Vitamin A dan K
3. Derfisiensi vitamin E
Masalah ini timbul karena pada usia ini, anak sangat aktif
berman dan banyak kegiatan, disisi lain terkadang nafsu makan
mereka menurun, sehingga konsumsi makanan tidak seimbang
dengan kalori yang dibutuhkan. Program UKS (usaha Kesehatan
Sekolah) dapat membina dan meningkatlkan gizi dan kesehatan
kelompok ini.
Upaya Pengobatan
Tujuan
A. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di
Indonesia.
B. Khusus
1. Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita
seseorang.
2. Mengurangi penderitaan seseorang karena sakit.
3. Mencegah dan mengurangi kecacatan.
4. Meneruskan penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang
lebih canggih bila perlu.
Kegiatan Pokok
Pelaksanaan Kegiatan
HASIL PENGAMATAN
g. Pengendalian vector
Pengawasan tempat-tempat potensial perindukan vector di pemukiman
penduduk sekitar.
Kesehatan Bayi
1. Penanganan dan atau rujukan neonatus resiko tinggi
2. Cakupan (Bayi Berat Lahir Rendah) BBLR yang ditangani
Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah
1. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita (kontak
pertama balita)
2. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak pra
sekolah
3. Sistem pelayananManajemen Terpadu Balita Sakit(MTBS) di
puskesmas
Pelayanan deteksi dini tidak hanya di puskesmas tetapi juga di
pelayanan kesehatan swasta untuk itu Puskesmas Gunungpati menjalin
kerjasama dengan pelayanan kesehatan swasta (RS,RB,BPS).
1. IUD/Spiral,
2. Pil,
3. Kondom,
4. Suntik, dan
5. Susu/Implant,
Pelayanan Imunisasi
Imunisasi di Puskesmas Gunungpati sejatinya dapat dilaksanakan setiap
hari, namun pelayanan imunisasi yang dibuka setiap hari dirasa memiliki
hambatan.Hambatan tersebut dikarenakan vaksin yang akan digunakan
untuk imunisasi tidak bisa dipakai lagi setelah lewat dari satu hari.sebagai
contoh adalah vaksin BCG dan DPT,setelah dikeluarkan dari alat
penyimpanan dan digunakan maka vaksin memiliki waktu pemakaian hanya
sepanjang satu hari saja.Untuk menyiasati hambatan tersebut serta untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas,maka pelayanan imunisasi
dilaksanakan setiap hari senin dan kamis.Imunisasi yang dilaksanakan di
Puskesmas Gunungpati :
1. BCG, diberikan setelah bayi lahir. Bila terlewat smapai lebih dari 3
bulan, dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.BCG diberikan bila
uji tuberkulin negatif.
2. Campak, diberikan pada bayi berumur 9 bulan.
3. DPT+HB, diberikan pada bayi umur 2 bulan.Jarak pemberian
pertama dan kedua dengan interval satu bulan.
4. TT, diberikan pada ibu hamil dan calon pengantin sebanyak 5 kali
dengan interval 1 bulan.TT juga diberikan pada anak sekolah kelas 2
dan 3.
5. DT, diberikan pada anak sekolah kelas 1.Imunisasi anak sekolah
dilakukan satu tahun sekali pada bulan November yang sering
disebut denganBulan Imunisasi Anak Sekolah(BIAS).
Kegiatan pelayanan imunisasi di Puskesmas Gunungpati :
14 TT WUS 7,80%
15 TT Bumil 2,00%
Kegiatan Pokok
Pelaksanaan
1.Pemberian vitamin A berwarna biru (dosis 100.000 SI) pada bayi
2.Pemberian vitamin A berwarna merah (dosis 200.000 SI) pada balita
3.Pemberian vitamin A pada ibu nifas
4.Pemberian Fe (besi) pada ibu hamil
5.Pemberian PMT pemulihan pada balita gizi buruk
Diberi saat kontrol setiap bulan atau juga kunjungan rumah dari petugas
Puskesmas atau Dinas Kesehatan
Posyandu
Tujuan Posyandu :
-Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu( ibu
hamil, melahirkan, dan nifas)
-Meningkatkan peran serta kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera
Hambatan
Pada masalah gizi diwilayah Puskesmas GunungPati ini adalah
kurangnya kesadaran dan partisipasi orang tua terutama ibu untuk
memeriksakan mengenai status gizi anaknya di Puskesmas sehingga
terkadang petugas Puskesma lah yang harus datang berkunjung untuk
mendata penduduknya yang terkena gizi buruk atau gizi kurang.
a. Malaria.
Pengobatanpenderita Malaria Klinis.
Penderita malaria (+) positifdiobati.
Penderita malaria beratdengankomplikasiditangani / dirujuk.
b. PelayananImunisasi.
Pelaksanaan imunisasi puskesmas gunungpati dilakukan
pada hari senin dan kamis.
Imunisasilengkappadabayi.
Imunisasilengka pada ibuhamil.
BIAS DT anaksekolahkelas I SD / MI.
BIAS TT anaksekolahkelas II dan III SD / MI.
Jadwal imunisasi puskesmas Gunungpati
Jenis Indikasi
vak
sin
Hepatitis Hepatitis B dan Kerusakan Hati
B
Polio yang dapat menyebabkan lumpuh layuh pada tungkai dan
Polio
atau lengan
Difteri yang menyebabkan penyumbatan jalan nafas batuk rejah
DPT (batuk 100 hari )
Tetanus
Campak yang dapat menyebabkan komplikasi radang paru ,
Campak
radang otak, dan kebutaan
BCG TBC (tubercolusis) yang berat
c. Kusta.
Penemuan dan pengobatantersangkapenderita.
Pemeriksaankontakpenderita.
Prevalensi
d. Diare.
Penemuankasusdiare di Puskesmas dan Kader.
Rehidrasi oral denganoralit pada kasusdiare di puskesmas dan
kader.
Ada 5 langkah yang dilakukan puskesmas gunungpati
1. Pemberian ORALIT
2. Pemberian Zinc untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan diberikan hanya pada balita
3. Teruskan pemberian ASI
4. Pemberian antibiotik secara selektif
5. astat guna untuk memberikan penyuluhan,
misal : menggunaan oralit, manfaat dll.
e. TB Paru.
Suspek (diagnosa yang belum pasti)
Penemuan dan pengobatanpenderita TB Paru (DOTS) BTA
positif.
Penemuan dan pengobatanpenderita TB Paru (DOTS) BTA
negatif.
f. ISPA.
Penemuankasuspnemonia dan pnemonia berat oleh
puskesmas termasuk bidan desa, pustu, kader.
Jumlah kasus pnemonia dan pnemonia berat diobati standar.
Jumlah kasus pnemonia berat / dengan tanda bahaya
ditangani / dirujuk.
Diagnosa ISPA apabila terjadi Batuk >> RR (Respirasi Rate) nya
tinggi = ISPA
Balita kurang dari 2 bulan < 60
2 bulan – 1 tahun < 50
1 tahun sampai 5 tahun < 40
g. DemamBerdarah Dengue (DBD).
Penemuankasustersangka.
Rujukankasustersangkake RS.
PenyelidikanEpidemiologi (PE).
h. Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV / AIDS
Penemuan / pengobatankasus PMS dan HIV / AIDS melalui
“pendekatansyndrom:”.
Pembinaanberkalapadakelompoksasaranberesiko.
i. SistemKewaspadaanDini.
Melakukan pemantau dan análisis hasil pelaporan mingguan
penyakit menular.
f. Upaya Pengobatan
A. Kegiatan Pokok
1. Pelayanan pengobatan umum
2. Pelayanan pengobatan gigi
3. Pelayanan konsultasi gizi
4. Kegiatan BP Umum
a. Rawat Jalan
- Pemeriksaan
- Anamnesa
- Diagnosa
- Pemberian terapi atau tindakan
- Membuat surat rujukan
- Membuat pengantar pemeriksaan laboratorium
b. Rawat Inap
Kegiatan di Loket
Memberi pelayanan pendaftaran untuk berobat
a) Prosedur :
- Pasien mendaftar kepada petugas puskesmas dengan
membawa kartu identitas
- Bagi pasien yang tidak membawa kartu identitas petugas
akan mencari data pasien pada simpus komputerisasi dan
kemudian petugas akan mengambil catatan medis (CM)
atau Rekam Medis.
Bentuk Rekam Medis ada 2 :
Harian
setiap bagian pelayanan kesehatan seperti BP,GIZI,KIA/KB,LAB,
melaporkan banyaknya pengguna layanan kesehatan.
Mingguan
Puskesmas pembantu dan puskesmas keliling melaporkan jumlah pengguna
layanan.
Bulanan
dari laporan harian,mingguan, kemudian akan direkap dan dilaporkan ke
dinas kesehatan kota semarang.
Triwulanan
Untuk pelaporan triwulan yang dilaporkan adalahkesehatan reproduksi,TB
paru,rujukan.
Semester
Untuk pelaporan tenaga kesehatan dan sarana kesehatan.
Tahunan
Dari semua laporan harian,mingguan,bulanan,triwulanan,semester direkap
dan digunakan untuk rencana tahun depan.
Kegiatan luar BP
a. upaya promotif
Penyuluhan
Pembinaan mental
Rekreasi
b. upaya preventif
Hambatan
6) Kesehatan Jiwa
Kegiatan pokok
Pada wilayah kerja puskesmas gunung pati pada saat ini telah
mengalami penurunan jumlah penyakit menular KLB DBD terbukti pada
tahun 2010 terjadi 102 kasus DBD dan tahun 2011 16 kasus DBD sedang
pada tahun 2012 terhitung pertanggal 1 -26 januari di temukan 1 kasus
DBD, dan petugas Puskesmas Gunung Pati menanggulanginya dengan
kegiatan – kegiatan seperti : PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) , PE
(Penyelidikan Epidemiologi) dan PJB (Pemberantasan Jentik Berkala) serta
memberikan edukasi kepada warga.
f. Upaya Pengobatan
Sesuai dengan teori yang kami dapatkan dalam pembekalan, upaya
pengobatan meliputi :
- Melakukan pemeriksaan
- Memberikan pengobatan kepada pasien
- Membuat surat rujukan ke RS
Sesuai dengan yang di lapangan meliputi :
Kegiatan BP Umum
o Pemeriksaan pasien umum
o Melakukan tindakan
o Membuat surat rujukan ke RS
o Membuat pengantar pemeriksaan laboratorium
Kegiatan BP Gigi
o Pemeriksaan pasien gigi
o Membuat surat rujukan ke RS
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama melaksanakan Praktek Belajar Lapangan di Puskesmas
Gunungpati
dapat diamati bahwa program yang terlaksana di Puskesmas Gunungpati
meliputi Upaya Kesehatan Wajib berupa Upaya Promosi Kesehatan,Upaya
Kesehatan Lingkungan,Upaya Kesehatan Ibu dan Anak/KB,Upaya
Perbaikan
Gizi,Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.Sedangkan
Upaya Kesehatan Pengembangan berupa Upaya Kesehatan Sekolah,Sistem
Informasi Managemen Puskesmas,Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,Upaya
Kesehatan Mata,Upaya Kesehatan Usia Lanjut,Upaya Kesehatan
Jiwa,Upaya
Pembinaan Pengobatan Tradisional,Upaya Kesehatan Kerja,Upaya
Perawatan
Kessehatan Masyarakat.Adapun hambatan yang ditemukan pada
pelaksanaan
program Upaya Kesehatan di Puskesmas Gunumgpati adalah faktor
geografis,kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan,serta
kurangnya tenaga medis.
B. Saran
- Peningkatan Promosi Kesehatan
- Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas program
- Penembahan tenaga medis di Puskesmas Gunungpati