Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PATOFISIOLOGI

“Hipertiroidisme”

Disusun oleh:
AGUNG RAMADHAN
AKIKAH AULIA
ALMA FIKA SARI
ANNA MAIRINA YUWIRMA
TATA MUTIA TANRI
WAHYU WIDYA KUSUMA
WIDIA ALFIANI SIAGIAN
WIDYA MUNAWAROH
WINDI APRILYA SAPUTRI
YOLANDA MITASARI
YOLLA SINTYA AMRI
ZAHWA PUTRI

Dosen Pengampu: dr. DEINIKE WANITA MARWAN, M.Kes, AIFO-K

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB

i
2019

ii
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Swt. karena dapat menyelesaikan


makalah ini. Penulisan makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga makalah ini dapat dipahami oleh
pembaca. Penulis memohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, serta
bila ada kata atau kalimat yang kurang berkenan dihati pembaca.

Pekanbaru, 04 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BABI PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 Definisi Hipertiroidisme ............................................................................................... 3


2.2 Etiologi Hipertiroidisme ............................................................................................... 3
2.3 Manifestasi Klinik Hipertiroidisme .............................................................................. 4
2.4 Patofisiologi Hipertiroidisme ....................................................................................... 4
2.5 Pemeriksaan Diagnostik Hipertiroidisme ...................................................................... 5
2.6 Komplikasi Hipertiroidisme .......................................................................................... 5
2.7 Penatalaksanaan Hipertiroidisme .................................................................................. 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 7

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 7


3.2 Saran .............................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penyakit hipertiroid adalah penyakit akibat gangguan produksi hormon, pada
penyakit ini perlu asuhan keperawatan pada hipertiroidisme atau askep hipertiroid yang
komprehensif karena disamping faktor efek penyakit itu sendiri biasanya terdapat pula
kondisi stress psikologi.
Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah, seperti
kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada
wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak daripada pada pria,
terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun. Disini dapat dikarenakan
karena dari proses menstruasi, kehamilan dan menyusui itu sendiri menyebabkan
hipermetabolisme sebagai akibat peningkatan kerja daripada hormone tiroid .
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing
hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid
stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid
untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja
dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan
dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.Pengobatan hipertiroidisme
adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi
(obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi hipertiroidisme?
2. Apa etiologi hipertiroidisme?
3. Apa Manifestasi klinis hipertiroidisme?
4. Apa Patofisiologi hipertiroidisme?
5. Apa saja Pemeriksaan diagnostik hipertiroidisme?
6. Apa komplikasi hipertiroidisme?
7. Bagaimana penatalaksanaan hipertiroidisme?

1
1.3 TUJUAN
1. Mampu mengetahui definisi hipertiroidisme.
2. Mampu mengetahui etiologi hipertiroidisme.
3. Mampu mengetahui manifestasi klinik hipertiroidisme.
4. Mampu mengetahui patofisiologi hipertiroidisme.
5. Mampu mengetahui pemeriksaan diagnostik hipertiroidisme
6. Mampu mengetahui komplikasi hipertiroidisme.
7. Mampu mengetahui penatalaksanaan hipertiroidisme.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap
pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam
darah.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini
dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J.
Corwin: 296).

2.2 ETIOLOGI
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH
yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
a) Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. ’’Solitary toxic adenoma’’

b) Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan

3
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone

2.3 MANIFESTASI KLINIS


1. Peningkatan frekuensi denyut jantung.
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin.
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan.
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak taahan panas
9. Cepat lelah
10. Pembesaran kelenjar tiroid
11. Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan xat dalam
orbit mata.

2.4 PATOFISIOLOGI
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel
ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya
beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi
TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar

4
tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam.
Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan
pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga
diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid
membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk
akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme
tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini,
terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan
sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini
menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik,
sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau
diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler.
Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah
jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:
1. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf
pusat atau kelenjar tiroid.
2. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
3. Bebas T4 (tiroksin)
4. Bebas T3 (triiodotironin)
5. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan
pembesaran kelenjar tiroid
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.

2.6 KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada
pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah

5
yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106
oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati
Graves, dermopati Graves, infeksi.

2.7 PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid
yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan
tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal), obat antitiroid digunakan dengan
indikasi:
1) Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap,
pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis
2) Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
3) Persiapan tiroidektomi
4) Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
5) Pasien dengan krises tiroid
Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah
mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan
pada kehamilan tua sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya
tidak diberikan karena T4, yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak
dal mencegah hipotiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan
propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai
100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien eutiroid, secara Minis dan laboratorim dosis
diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar T4 dipertahank pada batas
atas normal dengan dosis propiltiaurasil.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya Gangguan homeostatic yang
disebabkan oleh produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan autonomic
kelenjar tiroid menjadi hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada
banyak gejala pada penderita penyakit ini yakni gemetar, palpitasi, gelisah, penurunan
berat badan yang drastic, nafsu makan meningkat, emosional, dsb.

3.2 SARAN
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap agar kita senantiasa memiliki
gaya hidup yang sehat. Dan juga bagi analis yang kelak bekerja di rumah sakit agar dapat
mengetahui seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme yang pada akhirnya dapat
memberikan pelayanan yang terbaik apabila menemukan pasien yang menderita penyakit
ini pada khususnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardi .2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


dan NANDA NIC – NOC. Edisi 1 Revisi. Yogyakarta : Mediaction.
Black & Hawks. (2005). Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive
Outcomes, 7th Edition. Philadelphia: Elsevier Saunders
Doenges, Marilyn B, dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.
Jakarta : EGC.
Hidayat, A. Azis Alimul .2005. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan.
Jakarta : EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipertiroidisme
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 4. Jakarta.
Interna Publishing.
Nassisi D .2008. Stroke, Hemorrhagic. Departement of Emergency Medicine, Nursalam.
2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Price, S.A & Wilson. L.M. .2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 vol 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai