Anda di halaman 1dari 2

. Akibat Kelebihan Protein.

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi proteinnya

biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang sering

dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan

masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang

harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen.

Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,

kenaikan ureum darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula

dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang

dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali angaka kecukupan gizi AKG) untuk protein.

3. Penanggulangan Kekurangan Protein

Pengobatan terhadap Kekurangan Energi Protein adalah ditujukan untuk menambah zat

gizi yang kurang, namun dalam prosesnya memerlukan waktu dan harus secara bertahap, oleh

karenanya harus di rawat inap di rumah sakit. Secara garis besar penanganan KEP adalah 1)

pada tahap awal harus diberikan cairan intra vena, selanjutnya dengan parenteral dengan

bertahap, dan pada tahap akhir dengan diet tinggi kalori dan tinggi protein. 2) komplikasi

penyakit penyerta seperti infeksi, anemia, dehidrasi dan defiseiensi vitamin diberikan secara

bersamaan. 3) penanganan terhadap perkembangan mental anak melalui terapi tumbuh

kembang anak.4) penanganan kepada keluarga, melalui petunjuk terapi gizi kepada ibu karena

sangat penting pada saat akan keluar rumah sakit akan mempengaruhi keberhasilan

penanganan KEP di rumah.

Pencegahan dari KEP pada dasarnya adalah bagaimana makanan yang seimbang dapat

dipertahankan ketersediannya di masyarakat. Langkah- langkah nyata yang dapat dilakukan

untuk pencegahan adalah mempertahankan status gizi anak yang sudah baik tetap baik dengan
menggiatkan kegiatan surveilance gizi di institusi kesehatan terdepan (Puskesmas, Puskesmas

Pembantu), mengurangi resiko untuk mendapat penyakit, mengkoreksi konsumsi pangan bila

ada yang kurang, penyuluhan pemberian makanan pendamping ASI, memperbaiki/mengurangi

efek penyakit infeksi yang sudah terjadi supaya tidak menurunkan status gizi., merehabilitasi

anak yang menderita KEP pada fase awal/BGM, meningkatkan peran serta masyarakat dalam

program keluarga berencana, meningkatkan status ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan

segala sektor ekonomi masyarakat (pertanian, perdagangan, dan lain-lain).

Anda mungkin juga menyukai