Anda di halaman 1dari 3

Resyana Cahyanita

PBB/Penilai 3-05
Ekonomi SDA
JENIS KELANGKAAN

Kelangkaan (scarcity) dapat terjadi ketika instrumen pemenuh kebutuhan manusia


berupa barang dan jasa yang tersedia tidak seimbang dengan jumlah kebutuhan manusia. Hal
ini kemudian menimbulkan kondisi di mana jumlah permintaan atas suatu barang lebih
tinggi dari jumlah barang yang mampu diproduksi.

Hall dan Hall (1984) mengamati bahwa terdapat interaksi antara kelangkaan
sumberdaya dengan biaya ekstraksi sepanjang waktu. Oleh karena itu, berkaitan dengan
pembagian dua sumber daya ke dalam stock (tidak terbarukan) dan flow (terbarukan), maka
Hall dan Hall berpandangan ada empat tipe pengukuran kelangkaan. Yaitu Malthusian stock
scarcity, Ricardian stock scarcity, Malthusian flow scarcity dan Ricardian flow scarcity
Malthusian Stock Scarcity : kondisi di mana kelangkaan terjadi jika stock dianggap tetap
(terbatas) dan biaya ekstraksi per unit pada setiap periode tidak bervariasi terhadap laju
ekstraksi pada periode tersebut.

Ricardian Stock Scarcity : kelangkaan yang terjadi dimana stok yang dianggap tidak terbatas
berinteraksi dengan biaya ekstraksi yang meningkat seiring dengan ekstraksi kumulatif sampai
periode akhir.

Malthusian Flow Scarcity : kelangkaan yang terjadi akibat interaksi antara stok yang terbatas
dan biaya ekstraksi per unit yang meningkat seiring laju eksptraksi pada setiap periode.
Ricardian Flow Scarcity : kelangkaan yang terjadi jika stok sumberdaya alam dianggap tidak
terbatas, namun biaya ekstraksi tergantung pada laju ekstraksi pada periode t, dan juga ekstraksi
kumuatif sampai pada periode akhir ekstraksi.

Opini :

Pandangan mengenai keterkaitan antara ketersediaan sumberdaya dengan biaya


ekstraksi sepanjang waktu pertama kali diamati oleh Hall pada tahun 1984. Hall kemudian
mengelompokkan hasil pengamatannya pada dua pandangan besar Malthusian (pertama kali
dicetuskan oleh Thomas Malthus) dan Ricardian (dicetuskan oleh David Ricardo).

Dalam pandangan Malthusian, Thomas Malthus menyatakan bahwa kelangkaan


disebabkan karena pertumbuhan manusia tidak diimbangi oleh perningkatan ketersediaan
pangan. Menurutnya pertumbuhan manusia menurut deret ukur sedangkan ketersediaan pangan
menurut deret hitung. Sehingga pada suatu masa akan terjadi kelangkaan pangan.

Sedangkan dalam pandangan Ricardian, David Ricardo menyatakan bahwa kelangkaan


disebabkan karena penurunan kualitas lahan dan kesuburan sehingga diperlukan input yang
lebih banyak. Degradasi lahan menyebabkan output yang dihasilkan menurun dan keuntungan
menjadi berkurang

Singkatnya, Malthusian memiliki pandangan bahwa suatu saat akan terjadi masa di
mana sumber daya akan benar benar langka karena manusia bertumbuh jauh lebih cepat
dibanding faktor produksi, sehingga menurut Malthusian sumberdaya harus dihemat dan
dimanfaatkan sebaik mungkin. Oleh karena itulah Malthusian disebut sebagai pandangan
pesimistis. Di lain sisi, Ricardian menyatakan bahwa kelangkaan justru terjadi karena input
yang kurang, sehingga terjadi penurunan jumlah produksi, karena seiring berjalannya waktu
faktor produksi akan mengalami penurunan nilai sehingga diperlukan intensifikasi dan
ekstensifikasi guna mengatasi kelangkaan di masa depan. Oleh karena itulah pandangan
Ricardian disebut sebagai pandangan eksploitatif.

Menurut saya, pandangan Ricardian dan Malthusian sama sama berfokus pada upaya
untuk pengelolaan sumberdaya sehingga tetap mampu mencapai titik ekuilibrium antara
permintaan dan penawaran. Kedua teori memiliki kelemahan masing masing. Misal dalam teori
Malthusian, Thomas Malthus berpendapat bahwa guna mengatasi kelangkaan maka
pertumbuhan penduduk harus dihambat untuk memperkecil permintaan, atau dengan kata lain
biaya ekstraksi dianggap tetap dan perubahan hanya terjadi pada faktor permintaan. Dalam
teori ini, Malthus mengabaikan peningkatan teknologi, penanaman modal, perencanaan
produksi, dan lain sebagainya yang kesemuanya mampu menurunkan biaya ekstraksi sehingga
meningkatkan jumlah barang yang diproduksi.

Anda mungkin juga menyukai