PENDAHULUAN
Nadi : 86 x / menit
Suhu : 360 C
2) Paresis N.XII
Tremor lidah (-)
Deviasi ke kanan (+)
2.5 Motorik (tenaga, tonus, koordinasi, gerakan involunter, langkah dan
gaya jalan)
Tenaga Tonus Trofik
444 555 ↓ N N N
444 555 ↓ N N N
Patologis
Hoffman : -/-
Tromner : -/-
Openheim : -/-
Gordon : -/-
Babinski : +/-
Chaddock : +/-
Schaeffer : -/-
2.8 Vegetatif
BAB : Normal
BAK : Normal
SKOR HASANUDDIN
1 TEKANAN DARAH
Sistole ≥ 200, diastole >110 7,5
Sistole < 200, diastole <110 1
2 WAKTU TERJADINYA SERANGAN
Sedang bergiat 6,5
Tidak sedang bergiat 1
3 SAKIT KEPALA
Sangat hebat 10
Hebat 7,5
Ringan 1
Tidak ada 0
4 KESADARAN MENURUN
Tidak ada 0
5 MUNTAH PROYEKTIL
Langsung beberapa menit s/d 1 jam 10
sesudah onset
1 jam s/d 24 jam sesudah onset 7,5
≥24 jam sesudah onset 1
Tidak ada 0
Tanggal 15-08-2018
Tes Nilai Satuan Normal
2.14 Terapi
IVFD RL 20 tpm
Inj. Piracetam 2x3 gr
B complex 2x1 tab
Paracetamol 3x1 tab (k/p)
2.15 Rencana Kerja
Rencana CT-Scan kepala polos
EKG
Cek DL, GDS, BUN, SC
2.16 Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
3.4 Klasifikasi
Stroke iskemik dapat dijumpai dalam 4 bentuk klinis:
1. Serangan Iskemia Sepintas/Transient Ischemic Attack (TIA)
Pada bentuk ini gejalah neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran
darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.
2. Defisit Neurologik Iskemia Sepintas/Reversible Ischemic Neurological
Deficit (RIND).
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih dari 24
jam, tapi tidak lebih dari seminggu.
3. Stroke progresif (Progressive Stroke/Stroke in evolution)
Gejala neurologik makin lama makin berat.
4. Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)
Gejala klinis sudah menetap. Kasus completed stroke ini ialah hemiplegi
dimana sudah memperlihatkan sesisi yang sudah tidak ada progresi lagi.
Dalam hal ini, kesadaran tidak terganggu
Berdasarkan subtipe penyebab :
a. Stroke lakunar
Terjadi karena penyakit pembuluh halus hipersensitif dan menyebabkan
sindrom stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam atau kadang-
kadang lebih lama. Infark lakunar merupakan infark yang terjadi setelah
oklusi aterotrombotik salah satu dari cabang-cabang penetrans sirkulus
Willisi, arteria serebri media, atau arteri vertebralis dan basilaris.
Trombosis yang terjadi di dalam pembuluh-pembuluh ini menyebabkan
daerah-daerah infark yang kecil, lunak, dan disebut lacuna. Gejala-gejala
yang mungkin sangat berat, bergantung pada kedalaman pembuluh yang
terkena menembus jaringan sebelum mengalami trombosis.
b. Stroke trombotik pembuluh besar
d. Stroke kriptogenik
Biasanya berupa oklusi mendadak pembuluh intrakranium besar tanpa
penyebab yang jelas walaupun telah dilakukan pemeriksaan diagnostik dan
evaluasi klinis yang ekstensif.
3.5 Patofisiologi
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stroke iskemik, salah satunya
adalah aterosklerosis, dengan mekanisme thrombosis yang menyumbat arteri
besar dan arteri kecil, dan juga melalui mekanisme emboli. Pada stroke
iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke
otak. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinik
dengan cara:
1. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi
aliran darah.
2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya trombus atau
perdarahan aterom.
6. Mengikuti
perintah
b) Pemeriksaan Fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk mendeteksi penyebab
stroke ekstrakranial, memisahkan stroke dengan kelainan lain yang
menyerupai stroke, dan menentukan beratnya defisit neurologi yang
dialami. Pemeriksaan fisik harus mencakup pemeriksaaan kepala dan
leher untuk mencari tanda trauma, infeksi, dan iritasi menings.
Pemeriksaan juga dilakukan untuk mencari faktor resiko stroke seperti
obesitas, hipertensi, kelainan jantung, dan lain-lain.
c) Pemeriksaan Neurologi
Tujuan pemeriksaan neurologi adalah untuk mengidentifikasi
gejala stroke, memisahkan stroke dengan kelainan lain yang memiliki
gejala seperti stroke, dan menyediakan informasi neurologi untuk
mengetahui keberhasilan terapi. Komponen penting dalam
pemeriksaan neurologi mencakup pemeriksaan status mental dan
tingkat kesadaran, pemeriksaan nervus kranial, fungsi motorik dan
2. Gambaran Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin diperlukan sebagai dasar pembelajaran
dan mungkin pula menunjukkan faktor resiko stroke seperti polisitemia,
trombositosis, trombositopenia, dan leukemia). Pemeriksaan ini pun dapat
menunjukkan kemungkinan penyakit yang sedang diderita saat ini seperti
anemia.
Pemeriksaan kimia darah dilakukan untuk mengeliminasi kelainan
yang memiliki gejala seperti stoke (hipoglikemia, hiponatremia) atau dapat
pula menunjukka penyakit yang diderita pasien saat ini (diabetes,
gangguan ginjal). Pemeriksaan koagulasi dapat menunjukkan
kemungkinan koagulopati pada pasien. Selain itu, pemeriksaan ini juga
berguna jika digunakan terapi trombolitik dan antikoagulan. Biomarker
jantung juga penting karena eratnya hubungan antara stroke dengan
penyakit jantung koroner. Penelitian lain juga mengindikasikan adanya
Terapi pada stroke iskemik dibedakan menjadi fase akut dan pasca fase akut:
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Stroke non hemoragik didefinisikan sebagai sekumpulan tanda klinik
yang berkembang oleh sebab vaskular. Gejala ini berlangsung 24 jam atau
lebih pada umumnya terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, yang
menyebabkan cacat atau kematian. Pada tingkatan makroskopik, stroke non
hemoragik paling sering disebabkan oleh emboli ekstrakranial atau trombosis
intrakranial. Faktor resiko stroke adalah usia lanjut (resiko meningkat setiap
pertambahan dekade), hipertensi, merokok, penyakit jantung (penyakit jantung
koroner, hipertrofi ventrikel kiri, dan fibrilasi atrium kiri),
hiperkolesterolemia, riwayat mengalami penyakit serebrovaskuler. Gejala
klinis tersering yang terjadi yaitu hemiparese, kesadaran biasanya tidak
DAFTAR PUSTAKA