Stroke Iskemik
Disusun Oleh :
Peni Illiyas
30101800139
Pembimbing :
dr. Satya Gunawan Sp. S
I. Identitas Penderita
Nama : Tn M
Umur : 52 tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Tergo RT 03/01 Dawe Kudus
Status Pasien : Rawat Inap (Melati 2)
Tanggal masuk RS : 16 April 2023
II. Anamnesis
Alloanamnesis:
1. Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
3. Status Neurologis
a. Pemeriksaan Motorik
Reflek fisiologik :
Bisep +2 +2
Triseps +2 +2
Reflek Patologi :
Hoffman (-) (-)
Tromer (-) (-)
ANGGOTA GERAK
Kanan Kiri
BAWAH
Inspeksi:
Drop foot (-) (-)
Claw foot (-) (-)
Kontraktur (-) (-)
Warna kulit Normal Normal
Palpasi (nyeri tekan, edema,
konsistensi):
Tungkai atas Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Tungkai bawah Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Kaki Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Sistem motorik:
Gerakan Bebas Bebas
Kekuatan 555 555
Tonus Normal Hipotonus
Trofi Eutrofi Eutrofi
Klonus (-) (-)
Reflek fisiologik :
Patella ++ ++
Achilles ++ ++
Reflek Patologi :
B Babinski (-) (-)
b. Pemeriksaan N. Cranialis
c. Pemeriksaan Sensorik
EMERIKSAAN ANGGOTA
KANAN KIRI
GERAK ATAS
Sensibilitas Protopatik (nyeri,
Normal Normal
suhu, raba)
Sensibiltas Propriseptif (gerak
Tidak diperiksa Tidak diperiksa
dan posisi, getar, diskriminasi)
PEMERIKSAAN ANGGOTA
KANAN KIRI
GERAK BAWAH
Sensibilitas Protopatik (nyeri,
suhu, raba) Normal Normal
Sensibiltas Propriseptif (gerak
dan posisi, getar, diskriminasi) Tidak diperiksa Tidak diperiksa
d. Gerakan-gerakan Abnormal
Tremor :-
Athetosis :-
Korea :-
Hemibalismus :-
4. Alat Vegetatif
Miksi : DBN
Defekasi : DBN
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Interpretasi :
- Tak tampak lesi hipodens atau hiperdens di daerah hemisphere cerebri
- Tampak tampak deviasi midline
- Sulkus, gyrus, fissura normal
- Sistem ventrikel lateral-kiri, III dan IV tampak normal
- Pons dan cerebellum normal
Kesan :
- Tak tampak infark, perdarahan maupun SOL intraserebral
- Cor: Membesar
Batas kiri ke laterocauda;
- Pulmo: Corakan bronkovaskuler normal
Tak tampak bercak infiltrate di kedua paru
- Diafragma sinus normal
d. Elektrokardiografi
F. TERAPI
a. Medikamentosa :
1. Infus RL
2. Inj mecobalamin 3x1
3. Inj omeprazole 1x1
4. Inj Ondansetron 1 Ampul extra
5. Citicoline 2x1000mg
6. Clopidogrel 1x75mg
7. Atorvastatin 1x20mg
b. Non Medikamentosa :
Fisioterapi
Konsul Sp.KFR
f. Edukasi
1. -Mengatur pola makan dengan gizi seimbang
2. -Berhenti merokok dan membatasi konsumsi alcohol (bagi pasien yang merokok dan
mengonsumsi alkohol
3. -Melakukan aktivitas fisik >10menit perhari, seperti bersepeda, berlari, berenang,
berjalan cepat
g. Prognosis
Ad vitam : Dubia Ad bonam
Ad sanam : Dubia Ad bonam
Ad fungsional : Dubia Ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Stroke menurut WHO adalah adanya tanda klinis fokal atau global yang
terjadi mendadak, mengganggu fungsi serebral, dan berlangsung selama lebih dari 24
jam atau menimbulkan kematian, tanpa adanya penyebab selain vaskular (WHO, 1988).
Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otakyang
disebabkan kurangnya alirah darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan
Stroke dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu stroke iskemik dan
neurologis yang disebabkan oleh infark pada otak, medula spinalis, dan retina,
berdasarkan pada bukti patologis, pencitraan, atau gejala klinis yang menetap lebih dari
24 jam atau diakhiri dengan kematian, tanpa penyebab selain vaskular (Sacco dkk.,
2013).
Stroke sampai saat ini masih menjadi permasalahan utama kesehatan global
penduduk lanjut usia dan perubahan pola hidup masyarakat. Data Global Burden of
Disease (2013) menunjukkan jumlah absolut penderita stroke, penderita disabilitas dan
mortalitas karena stroke semakin meningkat. Pada tahun 2013, secara global didapatkan
25,7 juta penderita stroke yang masih hidup (71% stroke iskemik), 6,5 juta kematian
yang diakibatkan stroke (51% stroke iskemik), dan 10,7 juta kasus stroke baru (67%
stroke iskemik).
dalam hal kematian, kejadian, maupun kecacatan (Pokdi Stroke Perdossi, 2011). Di
jumlah penderita stroke 8,3 per 1.000 orang, sedangkan pada tahun 2013 jumlahnya
makin meningkat yaitu 12,1 per 1.000 orang. Data Badan Penelitian dan
2015).
Faktor risiko stroke adalah suatu keadaan atau kondisi kesehatan atau penyakit
yang ada pada seseorang yang berisiko terhadap timbulnya serangan stroke. Kondisi ini
jika tidak dikendalikan atau diobati dapat memburuk dan berakibat terjadinya sumbatan
pembuluh darah. Faktor risiko stroke dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor risiko yang
3. Ras 3. Dislipidemia
7. Merokok
8. Alkohol
Stroke iskemik diakibatkan oleh penurunan aliran darah otak. Pada situasi
hambatan aktivitas Na/K ATPase dan diikuti kerusakan progresif sistem pompa dan
transpor yang membutuhkan energi (Na/K ATPase, Ca ATPase). Hal ini mengakibatkan
penumpukan ion kalsium intrasel, diikuti kerusakan mitokondria, membran sel, aktivasi
beberapa sistem enzim, dan nekrosis. Kegagalan ionik dan overload kalsium intrasel
pembentukan potensial sinaps oleh neuron korteks serebri dan timbul defisit neurologis
(Dirnagl dkk., 1999; Caplan, 2009; Grotta dkk., 2015). Empat faktor penting pada
faktor resiko stroke yang dapat di ubah. Hipertensi akan menyebabakan disfungsi
endothel akibat inflamasi dan stres oksidatif yang berujung pada pembentukan plak
Oxygen Species). Kelainan tersebut akan meningkatkan resiko stroke karena plak
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi di mana saja di dalam arteri-
arteri yang membentuk Sirkulus Willisi (Gambar 3): arteria karotis interna dan sistem
Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15 sampai
20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa oklusi di
suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh
arteri tersebut. Alasannya adalah bahwa mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang
Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses
berupa:
(1) keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri, seperti pada aterosklerosis dan
(2) berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya syok atau
hiperviskositas darah
(3) gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari
jantung atau pembuluh ekstrakranium
(4) ruptur vaskular di dalam jaringan otak atau ruang subaraknoid (Price et al, 2006).
neurologis yang timbul akibat gangguan peredaran darah pada otak akibat adanya
emboli maupun thrombosis dan gejala neurologis akan menghilang dalam waktu
Pada RIND atau defisit neurologis iskemia sementara gejala neurologis yang
timbulakan menghilang dalam waktu lebih dari 24 jam sampai kurang dari sama
dengan 48 jam.
Pada PRIND atau deficit neurologis iskemia semetara gejala neurologis yang
diperpanjang yang timbul dan akan menghilang dalam rentang waktu 3 hari sampai
d. Stroke in Evolution
Stroke in evolution atau stroke progresif merupakan stroke yang sedang berjalan
e. Completed Stroke
Completed stroke atau stroke komplit memiliki gejala neurologis yang menetap
1. Anamnesis
neurologi akut (baik focal maupun global) atau penurunan tingkat kesadaran. Tidak
terdapat tanda atau gejala yang dapat membedakan stroke hemoragik dan stroke
iskemik meskipun gejala seperti mual muntah, nyeri kepala dan penurunan kesadaran
lebih sering terjadi pada stroke hemoragik. Beberapa gejala umum yang terjadi pada
monokuler atau binokuler, diplopia, disatria, ataksia, vertigo, afasia atau penurunan
Siriraj Score dapat digunakan untuk membedakan stroke hemoragik dan stroke
mencakup pemeriksaan kepala danleher, untuk mencari tanda trauma, infeksi, dan
(ritmik ireguler, bising jantung), dan vaskuler perifer (palpasi arteri karotis, radial dan
femoralis). Pasien dengan gangguan kesadaran harus dipastikan mampu untuk menjaga
a. Pemeriksaan Neurologi
memisahkan stroke dengan kelainan lain yang memiliki gejala seperti stroke, dan
penting dalam pemeriksaan neurologi mencakup pemeriksan status mental, dan tingkat
kesadaran, pemeriksaan saraf cranial, fungsi motorik dan sensorik, fungsi serebral, reflek
patologis, dan reflek fisiologis.Tengkorak dan tulang belakang pun harus diperiksa dan tanda-
tanda meningens pun harus dicari. Adanya kelemahan otot wajah pada stroke harus
dibedakan dengan bell’s palsy dimana pada bell’s palsy biasanya ditemukan pasien yang tidak
UMN LMN
Spastik Flaksid
b. Pemeriksaan sensorik
1) sensibilitas eksteroseptik atau protopatik. Terdiri dari rasa nyeri, suhu, dan raba.
Gejala – gejala neurologi yang timbul biasanya bergantung pada arteri yang
tersumbat:
memperdarahi motorik ekstermiats atas maka kelemahan tungkai atas dan wajah
kesadaran , kelemahan kontralateral (tungkai bawah lebih berat daripada tungkai atas),
batang otak yang luas. Gejala yang timbul antara lain vertigo, nistagmus,
diplopia, sinkop, ataksia, peningkatan refleks tendon, tanda babynski bilateral, tanda
serebellar, disfagia, disatria, dan rasa tebal pada wajah. Tanda khas pada stroke jenis ini
adalah temuan klinis yang saling bersebrangan (deficit nervus kranialis ipsilateral dan
Gejala yang ada umumnya unilateral. Lokasi lesi yang paling sering
adalah bifurkasio arteri karotis komunis menjadi arteri karotis interna dan
eksterna. Adapun cabang-cabang dari arteri karotis interna adalah arteri oftalmika
(menifestasinya adalah buta satu mata yang episodic biasa disebut amaurosis
1. Pemeriksaan Laboratorium.
trombositos dan anemia yang mungkin menjadi penyerta. Kimia darah digunakan untuk
jantung dapat berguna untuk menyingkirkan adanya penyebab dari jantung dan
sirkulasi.
2. Pemeriksaan Radiologi
atau MRI. Gambaran yang ditemukan adalah hipodens atau hipointensitas yang
pencitraan dan pemeriksaan laboratorium dalam jangka waktu 60 menit setelah pasien
tiba. Keputusan penting pada management akut ini mencakup perlu tidaknya intubasi,
pengontrolan tekanan darah, dan menentukan resiko atau keuntungan dari pemberian
terapi trombolitik.
● Penatalaksanaan Umum
2. Pertahankan tekanan darah yang cukup, untuk itu evaluasi fungsi jantung
3. Pertahankan milieu intern, yaitu kualitas darah cairan dan elektrolit, protein
Parenteral.
Apabila sasaran dari terapi stroke akut adalah daerah inti dari iskemi
yaitu daerah dimana neuron mengalami kekurangan oksigen dan depat mati,
maka hanya terapi yang cepat dan efektif yang dapat mengembalikan sumbaan
aliran darah dan meningkatkan aliran sebelum sel mengalami rusak yang
a.Membuka sumbatan
serta dapat menimbulkan bahaya infark hemoragik Fibrinolisis local dengan tissue
plasminogen activator, disini hanya terjadi fibrinolisis local yang amat singkat.
b.Menghilangkan vasokonstriksi
Calcium channel blocker, agar diberikan dalam 3 jam pertama dan belum ada
d. Inhibisi enzim yang keluar dari neuron seperti enzim protein kinase C yang
seperti 2-1 aminosteroid (lazeroid) akan memperpanjang half life dari endothelial
derived relaxing factor.
Kalau terbentuk trombus pada aliran darah cepat, dan trombus ini melewati
permukan kasar seperti plaque arteria maka akan terbentuk white clot (gumpalan
platelet dengan fibrin). Obat yang bermanfaat adalah Trombolitik dan Antiplatelet
agregasi platelet dan untuk mengurangi daya pelekatan dari fibrin. Bila kemudian hal
ini diikuti oleh stenosis dan pelambatan aliran darah yang progresif, maka terapi
sampai buntu total dan aliran darah hanya dari kolateral saja baru antikoagulan
meningkatkan ketahanan neuron yang iskemik dan sel-sel glia disekitar inti
sistemik dengan memperbaiki fungsi sel yang terganggu akibat oklusi dan reperfusi.
b. Harus sistematik
e. Terapi preventif
adalah sifat dan tingkat keparahan deficit neurologis yang dihasilkan. Usia pasien,
prognosis. Secara keseluruhan, sekitar 80% pasien dengan stroke bertahan hidup
selama paling sedikit 1 bulan, dan didapatkan tingkat kelangsungan hidup dalam 10
tahun sekitar 35%. Dari pasien yang selamat dari periode akut, sekitar satu setengah