Anda di halaman 1dari 21

PERAN

HORMON
MEDULLA
ADRENAL
OLEH : 
SYIFAA MAHARANI IRMANSYAH
(17711097)
RIZKITA LEONY ALVIONIDA 
(17711125)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA PAGE 1

2017/2018
05.2018

STRUKTUR 

Glandula Berbentuk piramid pipih yang terletak di spatium


retroperitoneale abdominis, masing-masing berada

Adrenal
diatas kutub ginjal.

UKURAN 
Massa    :   3,5-5 g                        Tinggi    :   3-5 cm 
Lebar     :   2-3 cm                         Tebal     :  < 1 cm

REGIO 
Terdiri atas dua regio yaitu korteks adrenal
dibagian perifer dan medula adrenal dibagian
dalam.

PAGE 2
KORTEKS ADRENAL
 LANERDA ALUDNALG

TERDIRI DARI TIGA ZONA


KONSENTRIS DENGAN SUSUNAN
SEL BERBEDA UNTUK

KORTEKS MENGHASILKAN BERBAGAI


HORMON STEROID

MEDULLA ADRENAL

TERDIRI DARI SATU ZONA YANG


TERSUSUN ATAS SEL KROMAFIN
UNTUK MENGHASILKAN HORMON
KATEKOLAMIN
MEDULLA

PAGE 3
sekilas tentang

KORTEKS ADRENAL
Terdiri atas 3 zona 

1 2 3
ZONA RETIKULARIS ZONA FASIKULATA ZONA
Terluar Tengah GLOMERULOSA
Terdalam
Membentuk 15 % korteks Membentuk  65-80%
Menghasilkan hormon  korteks Membentuk 10% korteks 
mineralokortikoid utama Menghasilkan Menghasilkan hormon
nya aldosteron hormon glukokortikoid  seks androgen
utamanya kortisol

PAGE 4
iologi
Embr
Medulla Adrenal
Modifikasi sistem saraf simpatis yang
berkembang dari jaringan embrionik
yang sama seperti semua ganglion
simpatikus lain, tetapi sel-sel nya tidak
memiliki akson dan membentuk
kelompok di sekitar pembuluh darah
besar.

PAGE 5
tologi
His
Medulla Adrenal
Sel-sel polihedral besar yang tersusun
berkelompok dan ditunjang jalinan
serat retikuler.

Sel kromafin mirip dengan neuron


postganglionik simpatis, tapi tidak
menginervasi organ spesifik, melainkan
mensekresikan hormon ke aliran darah.

PAGE 6
About
Sel Kromafin
Disarafi dan dikontrol langsung oleh
neuron preganglionik simpatis SSO
Jika distimulasi sel kromafin akan
mengeluarkan hormon yang
langsung menuju ke darah
80% dari medula adrenal tersusun
atas sel kromafin
Hormon yang dihasilkan adalah
epinefrin dan norepinefrin

PAGE 7
Epinefrin dan Norepinefrin
Horomon epinefrin membentuk sekitar 80% dan norepinefrin
membentuk 20% dari seluruh katekolamin medula adrenal.

Epinefrin terbentuk melalui metilasi norepinefrin, sedangkan


norepinefrin dibentuk melalui hidroksilasi dan dekarboksailasi
tirosin.

Katekolamin disimpan dalam granula kromafin berdiameter 150-


350nm setelah disekresi.

PAGE 8
SINTESIS HORMON NOREPINEFRIN

TIROSIN HIDROKSILASE

L - DOPA
TIROSIN

E
AS
SIL
OK
RB
. KA
AA
DOPAMIN Β-HIDROKSILASE

NOREPINEFRIN DOPAMIN

nb : NOREPINEFRIN IN MEDULA ADRENAL


SINTESIS HORMON EPINEFRIN

Metil dikeluarkan

METIL
S-ADENOSILMETIONIN 

Ditambahkan

PNMT
EPINEFRIN NOREPINEFRIN
nb : EPINEFRIN IN MEDULA ADRENAL
Dopamin
Menarik untuk dicatat bahwa dalam kondisi istirahat, kadar dopamin
dalam plasma darah hampir mirip dengan epinefrin.

Dopamin mulanya dianggap sebagai prekursor epinefrin dan


norepinefrin, tapi penemuan mengatakan bahwa dopamin
merupakan neurotransmiter di otak.

Pada manusia, kadarnya dalam plasma meningkat saat berolahraga


atau tindakan operasi.

Dopamin memiliki efek yang kuat pada tekanan darah, natriuresis,


dan homeostasis glukosa.

PAGE 11
BEBERAPA TIPE

RESEPTOR
Katekolamin

1 2 3
ALPHA 1 ALPHA 2 BETA

-  α -1a,  α -1b,  α -1d -  α -2a,  α -2b, α -2c - β -1 dan  β -3


- Norepinefrin > - Norepinefrin > (Norepinefrin >
Epinefrin   Epinefrin Epinefrin) 
 - β -2
(Epinefrin>>> 
Norepinefrin)

PAGE 12
Reseptor
Type of Receptor Tissue Location Effect

PAGE 13
APA SIH EFEK
HORMON
KATEKOLAMIN
TERHADAP TUBUH ?

PAGE 14
JANTUNG

Mempercepat depolarisasi yang


terjadi ketika diastol. Selain itu juga
meningkatkan kontraktilitas jantung,
dengan mengkatalis fosforilasi dari
kanal kalsium tipe-L, myosin-binding
protein jantung, dan fosfolamban
oleh PKA di myosit ventrikel.

VASKULER

Terjadi vasokonstriksi pembuluh


darah di organ visceral sehingga
menyebarkan aliran darah dari ginjal,
gastrointestinal, dan kulit ke
pembuluh darah yang berdilatasi di
otot skelet. 
PARU-PARU

Merelaksasi otot polos bronkial, dan


mengurangi sekresi cairan dari
kelenjar bronkial. Relaksasi otot polos
diatur oleh reseptor β -2, sementara
sekresi cairan diatur oleh reseptor
α -1.

GASTROINTESTINAL

Otot polos gastrointestinal


mengekspresikan reseptor α dan β .
Pada saat stres atau situasi fight or
flight, efek dari katekolamin adalah
relaksasi dengan mengurangi
aktivitas pencernaan.
METABOLISME

Menginhibisi sekresi insulin karena


interaksi dengan reseptor α -2 di
pankreas dan meningkatkan sekresi
glukagon karena interaksi dengan β . 

MATA

Saat berikatan dengan reseptor α -1


pada otot radial mata akan
menyebabkan kontraksi sehingga
pupil melebar (mydriasis).
GINJAL

Saat aktivitas simpatis tekanan darah


meningkat dan pembuluh darah
renal berkonstriksi karena berikatan
dengan reseptor α . Selain itu
meningkatkan retensi Na+ dengan
aktivasi reseptor α -1 di tubulus
proksimal dan lengkung Henle utuk
meningkatkan pengambilan Na+.

OTOT SKELET

Meningkatkan kontraksi otot skelet


setelah stimulasi cepat yang
berlangsung terus menerus oleh
neuron motorik yang ditimbulkan
oleh aktivasi presinaptik reseptor α -1
yang terdapat pada terminal saraf. 
INTO THE WOODS • BRADLEY SMITH

EFEK DOPAMIN
TEKANAN DARAH PEMBULUH DARAH NATRIURESIS

Dopamin mengatur Pada konsentrasi rendah, Pada ginjal, terdapat


tekanan darah dengan dopamin berinteraksi sistem mirip parakrin
tiga mekanisme dengan reseptor D1 di yang mengatur eksresi
(1) konstriksi pembuluh pembuluh darah renal, Na+. Reseptor mirip D1
darah dan relaksasi mesenterika, dan koroner. diekspresikan di ginjal
melalui reseptor di otot sehingga meningkatkan dan berinteraksi dengan
polos; vasodilatasi. dopamin dalam
(2) regulasi transport Na+ Pada konsentrasi yang pembuluh darah yang
di ginjal dan lebih tinggi, dopamin efeknya meningkatkan
(3) regulasi tidak langsung akan berinteraksi dengan natriuresis.
natriuresis melalui kontrol reseptor α di otot polos
sistem renin-angiotensin.  vaskuler dan
menyebabkan
vasokonstriksi general.

PAGE 19
Daftar Pustaka
Barret, K. et al. (2015) Endocrine and Reproductive Physiology, Ganong’s Review of Medical
Physiology.
Boron, W. F. and Boulpaep, E. L. (2017) Medical Phyisiology. 3rd Editio. Philadelphia: Elsevier.
Debono, M. (2017) ‘Physiology of the pituitary , thyroid , parathyroid and adrenal glands’,
Surgery. Elsevier Ltd, 35(10), pp. 542–555. doi: 10.1016/j.mpsur.2017.07.002.
Gardner, D. G. and Shoback, D. (2018) Obesity and overweight. 10th edn, Greenspan’ s basic &
clinical endocrinology. 10th edn.
Liyanarachchi, K. D. and Debono, M. (2017) ‘Physiology of the pituitary, thyroid, parathyroid and
adrenal glands’, Surgery (United Kingdom). Elsevier Ltd, 35(10), pp. 542–555. doi:
10.1016/j.mpsur.2017.07.002.
Nijhuis, L. E. et al. (2014) ‘Adrenergic β2 receptor activation stimulates anti-inflammatory
properties of dendritic cells in vitro’, PLoS ONE, 9(1), pp. 2–3. doi:
10.1371/journal.pone.0085086.
Queira, J. U. (2013) Histologi Dasar Junquiera Teks dan Atlas. 13th edn.
Sherwood, L. (2014) Fisiologl Manusia.
Tank, A. W. and Wong, D. L. (2015) ‘Peripheral and central effects of circulating
catecholamines’, Comprehensive Physiology, 5(1), pp. 1–15. doi: 10.1002/cphy.c140007.
Tortora, G. J. and Derrickson, B. (2014) Principles of Anatomy & Physiology 14th Edition, Wiley.
doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
Zouhal, H. et al. (2013) ‘Catecholamines and obesity: Effects of exercise and training’, Sports
Medicine, 43(7), pp. 591–600. doi: 10.1007/s40279-013-0039-8.

PAGE 20
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIV ERSITAS ISLAM INDONESIA

THANK YOU
ALHAMDULILLAH

TUTORIAL 10

Anda mungkin juga menyukai