Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SARINGAN AGREGAT

( SIEVE ANALYSIS )

A. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menetukan ukuran maksimum dari agregat yang di pakai.
2. Membuat suatu distribusi ukuran agregat dalam bentuk grafik yang dapat
memperlihatkan pembagian butir ( gradasi ).

B. BAHAN DAN ALAT


1. Bahan
a. Agregat kasar ( split ) = 1000 gram ( lolos saingan 25,4 mm )
b. Agregat sedang ( screen ) = 1000 gram ( lolos saringan 9,50 mm )
c. Agregat halus ( AB ) = 1000 gram ( lolos saringan 4,75 )
Agregat dalam keadaan kering oven.
2. Alat
a. Saringan satu set : 25,4mm (1”); 19,10mm (3/4”); 12,7mm (1/2”);
9,52mm (1/2”); 6,35mm (1/4”); 4,76 mm (No.4); 2,38 mm (No.8);
1,19 mm (No.16); 0,59 mm (No.30); 0,28 mm (No.50); 0,15 mm
(No.100); 0,8 mm (No.200)
b. Timbangan
c. Oven
d. Alat pemisah contoh
e. Mesin pengguncang / penggetar saringan
f. Kuas
g. Sendok
h. Ember
i. Tampah besi
j. Sarung tangan
k. Dan lain - lain

1
C. TEORI SINGKAT
Analisa saringan adalah penentuan presentasi berat butiran agregat yang lolos
dari satu set saringan kemudian angka-angka presentasi digambarkan pada
grafik pembagian butir (SNI 03-1968-1990). Agregat adalah material glanular,
misalnya pasir,batu,dan kerak tungku besi, yang dipakai secara bersama-sama
dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidrolik
atau adukan (SK SNI-15-1991-03). Analisa saringan ini dilakukan pada
agregat halus yang diayak dengan saringan berdiameter #38,00 mm, #19,00
mm, #9,6 mm, #4,8 mm, #2,4 mm, #1,2 mm, #0,6 mm, #0,3 mm, #0,15 mm,
#0,08 mm, pan.

ASTM mendefinisikan agregat adalah suatu material yang terdiri dari mineral
padat agregat dalam campuran aspal beton pada perkerasan jalan adalah 90% -
95% berdasarkan persentase beratnya dan 75% - 80% berdasarkan persentase
volume. Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat
agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain. Agregat adalah
bahan pengisi atau yang di campurkan dalam proses pembuatan aspal yang
berasal dari batu dan mempunyai peranan penting terhadap kualitas aspal
maupun harganya.
Dalam teknologi beton, agregat dapat dibagi menjadi 2 bagian susunan antara
lain :
1. Agregat Kasar
Agregat halus yaitu agregat yang butirannya memiliki ukuran lebih besar
dari 4,75 mm. Agregat kasar selalu identik dengan sebutan kerikil ataupun
batu pecah. Ukuran maksimal agregat kasar dikelompokkan menjadi 3
golongan. Syarat-syarat menggunakan agregat kasar sesuai PBI-1971
adalah :
a. Agregat kasar berupa kerikil yang berasal dari batuan alami
b. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %
(ditentukan terhadap benda kering)

2
d. Tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti
zat-zat yang reaktif alkali.
2. Agregat Halus
Aregat halus yaitu agregat yang butirannya lolos ayakan 4,75 mm. Agregat
halus sering juga disebut dengan istilah pasir. Agregat halus berfungsi
sebagai bahan pengisi pada rongga campuran beton. Syarat-syarat tertentu
agar dapat digunakan dalam campuran beton sesuai dengan PBI-1971
adalah :
a. Agregat halus dapat berupa pasir alam yang diambil dari sungai
atau berupa pasir buatan yang dihasilkan dari alat pecah batu
b. Butirannya harus yang tajam dan keras, tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca
c. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap
berat kering)
d. Tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak. Untuk
ini bisa dilakukan percobaan warna dari Abrams Harder dengan
larutan NaOH.
Gradasi agregat adalah dsitribusi dari berbagai macam ukuran partikel
sebagai persentase dari berat beton total. Gradasi ditentukan dari material
yang lolos dari berbagai macam saringan yang disusun secara bertahap
dengan ukuran lubang yang terkecil ditaruh paling bawah dan berat dari
material yang tertahan pada setiap saringan. (Paul, Antoni, 2007 : 44 – 45)

D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alatdan bahan yang akan digunakan
2. Lakukan pembagian agregat dengan alat pemisah (batu pecah
(split), screen, abu batu)
3. Timbang agregat yang telah dibagi tadi sesuai kebutuhan (dilebihkan
sedikit)
4. Masukan agregat ke dalam tampah
5. Cuci agregat sampai bersih

3
6. Masukkan agregat ke dalam oven, keringkan dngan suhu ±110˚C selama
±24 jam
7. Keluarkan agregat dari dalam oven setelah ±24 jam, dinginkan
8. Timbang kembali agregat sesuai dengan kebutuhan
9. Masukkan agregat ke dalam susunan ayakan standard dan letakan di
atas vibrator (penggetar)
10. Lakukan getaran ± 15 menit
11. Timbang agregat yang tertahan di tiap saringan
12. Hitung prosentase lolos dan tertahan pada masing-masing saringan
13. Masukan data pada table dan plot pada grafik

E. ANALISIS DATA
Data Praktikum

Tabel 1.1. Analisis Saringan Agregat Split


Berat Berat Berat
Kumulatif Kumulatif Kumulatif
Nomor Saringan Saringan Agregat+ Agregat Fuller
Tertahan Tertahan Lolos
(gr) Saringan Tertahan
mm gr gr gr gr % % gr
1 25.4 598.1 598.1 0 0 0.0 100.0 100.0
¼ 19.1 558.9 688.6 129.7 129.7 13.0 87.0 88.0
½ 12.7 518.4 1106.1 587.7 717.4 71.8 28.2 73.2
3/8 9.52 546.8 808.7 261.9 979.3 98.1 1.9 64.3
¼ 6.35 570.3 582 11.7 991 99.2 0.8 53.6
No. 4 4.76 554.8 554.8 0 991 99.2 0.8 47.1
No. 8 2.38 555.5 555.5 0 991 99.2 0.8 34.5
No. 16 1.19 493 493 0 991 99.2 0.8 25.2
No. 30 0.59 491.3 491 0 991 99.2 0.8 18.4
No. 50 0.28 441.4 441.4 0 991 99.2 0.8 13.2
No. 100 0.15 386.8 386.8 0 991 99.2 0.8 9.9
No. 200 0.08 413.7 413.7 0 991 99.2 0.8 7.5
Pan 376.6 384.3 7.7 998.7 100 0.0 0.0
Jumlah 998.7

4
Tabel 1.2. Analisis Saringan Agregat Screen
Berat Berat Berat
Kumulatif Kumulatif Kumulatif
Nomor Saringan Saringan Agregat+ Agregat Fuller
Tertahan Tertahan Lolos
(gr) Saringan Tertahan
mm gr gr gr gr % % gr
(3/8) 9.52 546.8 574.5 27.7 27.7 2.8 97.2 100.0
¼ 6.35 570.3 1075.9 505.6 533.3 53.3 46.7 83.3
No. 4 4.76 554.8 930.2 375.4 908.7 90.9 9.1 73.2
No. 8 2.38 555.5 622 66.5 975.2 97.5 2.5 53.6
No. 16 1.19 493 497.1 4.1 979.3 98.0 2.0 39.2
No. 30 0.59 491.3 492.7 1.4 980.7 98.1 1.9 28.6
No. 50 0.28 441.4 441.4 0 980.7 98.1 1.9 20.5
No. 100 0.15 386.8 386.8 0 980.7 98.1 1.9 15.4
No. 200 0.08 413.7 413.7 0 980.7 98.1 1.9 11.6
Pan 376.6 395.6 19 999.7 100 0.0 0.0
Jumlah 999.7

Tabel 1.3. Analisis Saringan Agregat Abu Batu


Berat Berat Berat
kumulatif Kumulatif Kumulatif
Nomor Saringan Saringan Agregat+ Agregat Fuller
tertahan Tertahan Lolos
(gr) Saringan Tertahan
mm gr gr gr gr % % gr
No. 4 4.76 554.8 560.9 6.1 6.1 0.6 99.4 100.0
No. 8 2.38 555.5 628.3 72.8 78.9 7.9 92.1 73.2
No. 16 1.19 493 843.2 350.2 429.1 43.0 57.0 53.6
No. 30 0.59 491.3 710.5 219.2 648.3 64.9 35.1 39.1
No. 50 0.28 441.4 618.3 176.9 825.2 82.6 17.4 27.9
No. 100 0.15 386.8 501.5 114.7 939.9 94.1 5.9 21.1
No. 200 0.08 413.7 460.4 46.7 986.6 98.8 1.2 15.9
Pan 376.6 388.9 12.3 998.9 100 0.0 0.0
Jumlah 998.9
Keterangan :
Berat Agregat Tertahan (gr) = (berat saringan+agregat) – berat saringan
Kumulatif Tertahan (gr) = kumulatif tertahan + berat agregat tertahan

Persentase Kumulatif Tertahan (%) =

Kumulatif Lolos (%) = 100 – Persentase Kumulatif Tertahan


Fuller (gr) = (d/D)0.45 x 100% d  Saringan yang dihitung
D  Saringan Terbesar

5
Perhitungan :
1. Berat Agregat Tertahan = (Berat Agregat+Saringan) - Berat Saringan
a. SPLIT (%)
25,4 = 598,1 – 598,1 = 0
19,1= 688,9 - 558,9 = 129,7
12,7 = 1106,1 – 518,4 = 587,7
9,52 = 808,7 – 546,8 = 261,9
6,35 = 582 – 570,3 = 11,7
b. SCREEN (%)
9,52 = 574,5 – 546,8 = 27,7
6,35 = 1075,9 – 570,3 = 505,6
4,76 = 930,2 – 554,8 = 375,4
2,38 = 622 – 555,5 = 66,5
1,19 = 497,1 – 493 =
c. ABU BATA (%)

6
F. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Gradasi butiran agregat tidak cukup baik karena perbedaan komposisi setiap
ukuran butir dalam agregat yang cukup besar distribusi agregat cukup baik.
Pada grafik terdapat grafik gradasi atau senjang hal tersebut terjadi karena
kelompok tidak menyusun saringan sampai saringan nomor 200 kelompok
berpikir bahwa split akan tertahan pada saringan nomor 3 atau 8 atau 9
koma 52 mm dan screen akan tertahan pada nomor saringan nomor 4 atau
4,76 mm, jadi kelompok tidak atau sengaja tidak menggunakan nomor
saringan dibawahnya akibatnya tidak dapat melihat distribusi agregat yang
sebenarnya yang harusnya lolos pada saringan 25,4 mm tetapi tidak lolos
dan screen seharusnya lolos pada saringan 9,52 mm tetapi tidak lolos juga.
2. Dari grafik gradasi dan fuller yang telah dibuat didapatkan hasil persentase
yaitu:
Split=
Screen=
Abu Batu =

7
DAFTAR PUSTAKA
. 1971. PBI-1971
.1990. Metode Pengujian Analisa Saringan
Agregat Halus Dan Agregat Kasar : sni 03-
1968-1990. Badan Standarisasi Nasional
. 1991. SK SNI-15-1991-03

_____.Labsheet. Konstruksi Jalan Raya. Universitas Negeri Padang


Nuigraha, P., antoni. 2007. Teknologi Beton : Dari Material,
Pembuatan, Ke
Beton Kinerja Tinggi.Yogyakarta : CV. Andi Offset
Anonim. Analisis Saringan agregat. Diambil dari :
https://www.academia.edu.29473432/AnalisiSaringanAgregat.docx
Anonim. Analisis Saringan Agregat. Diambil dari :
https://www.ilmusipil.com/analisis_saringan_agregat/

Anda mungkin juga menyukai