Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN KONSTRUKSI ACUAN PERANCAH

Disusun Oleh :
Kelompok 3, Kelas 2A-KGE

1. Fitri Try Kurnia 201111012


2. Fras Alvin Dwipangga 201111013

3. Frida Putri Setiasnani 201111014

4. Happy Siti Nurhamidah 201111015

5. Hikia Hanifam Muslima 201111016

PRODI D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Konstruksi
Acuan Perancah” tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi nilai mata
kuliah Laboratorium Konstruksi Acuan dan Perancah.

Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan, semangat, dan bimbingan. Untuk itu, pada kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Drs. Mujiman, S.T.,.M.T. dan Ujang Ruslan ST., MT. selaku dosen
pembimbing mata kuliah Laboratorium Konstruksi Acuan Perancah yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, dan arahan kepada penulis
2. Kedua orang tua, yang telah memberikan kekuatan secara moril maupun materil,
3. Teman-teman seperjuangan di kelas 2A-KGE yang senantiasa memberikan motivasi
dan semangat.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada kami senantiasa mendapat
pahala yang berlipat ganda dari Allah swt. Aamiin.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
keekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas
ketidaksempurnannya dan kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif
dari pembaca demi sempurnanya laporan ini.

Bandung, 19 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................1
BAGIAN 1 PEKERJAAN BOUWPLANK ...................................................................................1
I. TUJUAN PRAKTIKUM ..........................................................................................................1
II.PETUNJUK K3 ........................................................................................................................1
III.DASAR TEORI ......................................................................................................................1
IV.ALAT YANG DIGUNAKAN ................................................................................................2
V.BAHAN YANG DIPERLUKAN ............................................................................................3
VI.LANGKAH KERJA ...............................................................................................................4
BAGIAN 2 PEKERJAAN KOLOM ..............................................................................................9
I. TUJUAN PRAKTIKUM ..........................................................................................................9
II.PETUNJUK K3 ........................................................................................................................9
III.DASAR TEORI ......................................................................................................................9
IV.ALAT YANG DIGUNAKAN .............................................................................................. 10
V.BAHAN YANG DIPERLUKAN .......................................................................................... 11
VI. LANGKAH KERJA ........................................................................................................... 13
BAGIAN 3 PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI ........................................................ 17
I. TUJUAN PRAKTIKUM ........................................................................................................17
II.PETUNJUK K3 ...................................................................................................................... 17
III. DASAR TEORI.................................................................................................................. 17
IV. ALAT YANG DIPERLUKAN .......................................................................................... 18
V.BAHAN YANG DIPERLUKAN .......................................................................................... 23
VI. LANGKAH KERJA ........................................................................................................... 24
LAMPIRAN ...................................................................................................................................32
I.BAHAN YANG DIPERLUKAN ......................................................................................... 32
II.PERINCIAN KEBUTUHAN BAHAN ............................................................................... 33
III.DETAIL PEMOTONGAN KAYU .................................................................................... 33
IV.KOMPONEN SCAFFOLDING...................................................................................... 48
V.KOMPONEN PERI-UP ...................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 61

ii 1
BAGIAN 1

PEKERJAAN BOUWPLANK

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada akhir pelajaran ini diharapkan dapat :
1. Menentukan titik duga atau peil suatu bangunan
2. Menetukan letak bangunan
3. Menentukan kesikuan bangunan
4. Membuat papan duga di lapangan

II. PETUNJUK K3
1. Alat ditempatkan pada tempatnya
2. Memakai pakaian kerja dan alat
3. Konsentrasi pada waktu bekerja
4. Bahan-bahan ditempatkan

III. DASAR TEORI


Papan duga atau bouwplank (stake out) adalah suatu pedoman sementara untuk
memindahkan gambar kerja ke lapangan. Papan duga merupakan bagian dari pengukuran
lokasi, dimana bangunan akan ditempatkan. Kegunaan papan duga adalah :
1. Untuk menentukan letak titik-titik bangunan
2. Untuk menentukan ketinggian bangunan
3. Untuk menentukan as bangunan
4. Untuk membuat kesikuan bangunan
5. Untuk sarana alat bantu penarikan benang/garis

1
IV. ALAT YANG DIGUNAKAN

No Nama Alat Gambar Keterangan/Fungsi


1 Untuk memberikan tanda pada titik
yang sudah diukur (min 1 buah)
Pensil

2 Untuk mengukur ketegakan suatu


benda atau bidang (min 2 buah)
Unting-Unting

3 Alat yang berfungsi untuk


mengukur atau menentukan sebuah
Waterpasss benda atau garis dalam posisi rata
selang baik pengukuran secara vertikal
maupun horizontal. (1 buah)

4 Untuk mengukur dan menentukan


Waterpass kedataran papan kayu yang
batang dipasang dalam bouwplank berada
pada posisi yang rata (1 buah)

2
5 Untuk memaku sebuah benda agar
tertancap dengan kuat (min. 1 buah)
Palu cakar

6 Untuk pedoman dalam menentukan


kelurusan atau kedataran antara dua
Benang Kasur titik yang telah ditentukan (±1 roll)

7 Untuk mengukur jarak atau panjang


patokan bouwplank (1 buah)
Roll Meter

V. BAHAN YANG DIPERLUKAN


No Nama Bahan Gambar Keterangan/Fungsi
1 5/7 - 120 cm (16 Buah)

Kaso

2 2/20 - 100 cm (8 Buah)

Papan kayu

3
3 Berfungsi untuk melekatkan dua
bahan/benda dengan menebus
Paku keduanya (±100 buah)

4 Berfungsi sebagai penahan untuk


bouwplank
Beton (8 Block beton)

VI. LANGKAH KERJA


1. Gambar kerja dipelajari dan dipahami

Denah
2. Alat dan bahan disiapkan sesuai dengan kebutuhan

4
3. Garis depan bangunan (garis I-II) ditentukan sebagai as bangunan untuk patokan sementara
(Sebagai acuan atau BM pada praktek ini menggunakan kolom bangunan yang sudah ada)

4. Titik I dan II ditentukan dari garis depan bangunan tersebut. Dan jarak disesuaikan
dengan gambar rencana yakni 150 cm dan 270 cm

5. Titik III dan IV ditentukan dengan berpatok pada titik 1 dan II dan jarak disesuaikan
dengan gambar rencana

5
6. Dengan didapatkannya titik I,II,III,IV sebagai patok sementara, kemudian dua buah tiang
bowplank berukuran 5x7x120 cm dipasang pada block beton sebagai dudukan tiang
bowplank

7. Papan duga dipasang pada titik I dengan ketinggian sesuai rencana, atau disesuaikan dengan
kondisi lapangan. Pada praktik ini ketinggian papan duga yang diukur dari dasar sampai As
adalah 90 cm.

Caranya yaitu dengan :


1. Jarak diukur 90 cm dengan menggunakan roll meter dari dasar tiang papan duga
2. Papan duga diletakkan sesuai dengan jarak yang sudah diukur kemudian diberi tanda
pada papan duga dengan menggunakan pensil dan dipaku disatu sisi
3. Untuk mengukur ketinggian sisi lainnya menggunakan waterpass batang untuk
mengontrol kelurusan pada papan duga-duga kemudian dipaku

6
8. Papan duga pada titik II, III dan IV dipasang dengan ketinggian berpatokkan pada titik I
dengan menggunakan waterpasss selang

9. Benang pada as bangunan terdepan (titik I-II) dipasang, kemudian titik I dan II dipindahkan
kebenang tersebut dengan menggunakan unting-unting sehingga didapat garis depan
bangunan (garis I dan II) yang sebenarnya
10. Untuk menentukan titik III yang sebenarnya, benang dipasang diatas papan duga dari arah
I ke titik III pada benang dengan sesuai jarak pada gambar rencana

11. Titik I ke titik III pada benang diukur dengan jarak sesuai rencana, sehingga didapat titik
III yang sebenarnya

12. Untuk menentukan titik IV yang sebenarnya, lakukan langkah kerja saat menentukan titik
III

7
13. Posisi, sudut dan jarak diperiksa kembali

8
BAGIAN 2

PEKERJAAN KOLOM

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada akhir pelajaran diharapkan dapat :
1. Membuat cetakan dan acuan kolom
2. Menyetel cetakan kolom menjadi tegak lurus
3. Meluruskan kedudukan cetakan kolom yang satu dengan yang lainnya

II. PETUNJUK K3
1. Tempatkan alat pada tempatnya
2. Pakailah pakaian kerja dan alat pengaman atau pelindung yang diperlukan.
3. Konsentrasi pada waktu bekerja
4. Tempatkanlah bahan – bahan pada lokasi tertentu supaya tidak mengganggu
pekerjaan

III. DASAR TEORI


Satu hal yang penting dan vital dalam pengukuran adalah titik perletakkan kolom
pada lokasi yang telah ditentukan. Selain itu, keakurataan ketegakkan suatu kolom
sangat dituntut dan tidak dapat diabaikan. Kedua hal tersebut membutuhkan suatu
ketelitian dan kecermatan dalam pelaksanaannya
Untuk menentukan letak kolom, misalnya pada lantai basement atau dasar,
dilakukan setelah berpatokan pada as bangunan dari papan duga, kemudian dikontrol
dengan pesawat theodolite untuk proyek yang besar.
Konstruksi cetakan kolom harus diperhatikan, baik jarak klam maupun cara
perkuatan pada waktu perakitan, karena bila terjadi ketidak kokohan pada konstruksi
cetakan tersebut akan mengakibatkan gagalnya bentuk serta kekuatan kolom

9
IV. ALAT YANG DIGUNAKAN
No Nama Alat Gambar Fungsi
1 Pensil Untuk memberi tanda atau
patokan (Min. 1 buah)

3 Unting-Unting Untuk mengecek kelurusan


titik pusat yang sudah ada
(min. 1 buah)

4 Benang Untuk membuat pedoman


dalam menentukan kelurusan
dan kedataran titik – titik
diantara titik yang telah
ditentukan kedudukannya.

5 Roll meter Untuk mengukur jarak,


panjang, lebar dan tinggi pada
benda tertentu. (min 1 buah)

10
6 Palu cakar Untuk memalu paku pada
benda dan juga memperkuat
hubungan benda dengan
paku.

7 Tension nut / Tie Untuk mengunci pada


Rod pengerjaan statif (12 buah)

V. BAHAN YANG DIPERLUKAN


No Nama Bahan Gambar Keterangan/Fungsi
1. Untuk mencetak kolom
sesuai dengan kebutuhan.
Cetakan Bekisting (Untuk 4 sisi)

Komponen Cetakan Kolom

11
1.1 Kaso 5/7 - 240 Sebanyak 8 buah
cm

1.2 Papan kayu 2/10- Sebanyak 10 buah


45 cm

1.3 Papan kayu 2/10- Sebanyak 10 buah


40 cm

1.3 Kayu Sebanyak 4 buah


Lapis/Multiplek
1,8/40-240

1.4 Balok kayu Untuk penghubung


antara statif dengan
pendukung 8/12-
dynamometer agar stabil.
60 (16 buah)

1.5 Papan penyokong Untuk membantu


menyokong balok kayu
2/10-15
pendukung agar stabil (8
buah)

12
1.6 Paku Untuk merekatkan 2
bahan dan memberi
patokan. (±250 buah)

VI. LANGKAH KERJA


1. Gambar kerja dipelajari dan dipahami

2. Alat dan bahan disipakan sesuai dengan kebutuhan


3. Papan atau multiplek dirangkai sesuai gambar kerja untuk digunakan sebagai cetakan
kolom dengan jarak klam perangkai papan cetakan 35-50 cm

13
4. Kedudukan dan as kolom ditentukan dengan mengontrol letak dan ketegakkan dari
acuan kolom tersebut menggunakan unting-unting

5. Cetakan kolom yang telah dirangkai dipasang pada tempatnya atau kedudukannya

6. Balok-balok vertical dipasang dan ditempatkan disetiap sisi bekisting kolom

14
7. Memasang dua balok pengklam pada sisi dihadapannya dan dirangkai dengan
menggunakan tension nut

8. Memasang lagi pada kedua sisi yang lainnya dengan langkah yang sama

Catatan : Jarak balok pengklam yang terletak disebelah bawah 15-20 cm dan jarak antara balok
80-100 cm

15
9. Letak dari acuan kolom tersebut dikontrol terhadap benang dan untuk ketegakkan atau
vertical dari acuan kolom tersebut dapat menggunakan unting-unting
10. Skoor atau pengangku untuk acuan kolom tersebut dipasang sehingga kedudukannya
dari acuan kolom benar-benar kaku dan kuat
11. Kedudukan, posisi dan kestabilan dari cetakkan kolom diperiksa kembali

16
BAGIAN 3

PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada akhir pelajaran diharapkan dapat :

1. Membuat cetakan acuan dan acuan balok lantai


2. Menyetel cetakan balok dan lantai menjadi horizontal
3. Meluruskan kedudukan cetakan balok dan lantai sesuai dengan rencana

II. PETUNJUK K3
1. Alat-alat ditempatkan pada tempatnya
2. Memakai pakaian kerja dan alat pengaman atau pelindung yang diperlukan
3. Konsentrasi pada waktu bekerja

III. DASAR TEORI


Konstruksi acuan dan perancah pada balok dan plat lantai merupakan tipe
horizontal, sehingga beban konstruksi yang ditahan oleh konstruksi tersebut adalah beban-
beban diatasnya. Apabila tinggi balok lebih besar dadari 50 cm, konatruksi acuan dan
perancah harus dirancang dengan tipe vertical. Beban konstruksi yang harus ditahan terdiri
dari beban beton basah, berat tulangan, berat sendiri acuan dan perancah, serta beban
pekerja. Beban konstruksi tersebut pertama kali akan diatahan oleh cetakan, kemudian akan
diteruskan ke balok pendukung dan penyangga, dan terakhir ditahan oleh sisten scaffolding.
Alas sebagai tempat kedudukan scaffolding harus cukup kuat, supaya tidak terjadi
penurunan pada saat beben konstruksi bekerja. Pada konstruksi berat alas scaffolding harus
dirancang cukup kuat, misalnya menggunakan pondasi beton atau plat baja.

Konstruksi acuan dan perancah pada lantai, sering juga menggunakan system hory
beam, khususnya pada proyek-proyek yang besar. Sebagai tumpuan dari hory beam adalah
bagian sisis balok, sehingga bagian tersebut harus dirancang cukup kuat dan tidak
menyulitkan di dalam pembongkaran hory beam tersebut.

17
IV. ALAT YANG DIPERLUKAN

No Nama Alat Gambar Keterangan/Fungsi


1 Untuk memberi tanda atau
patokan (min 1 buah)
Pensil

2 Berfungsi menentukan
kesikuan (± 10 buah)
Siku-siku

5 Roll meter Untuk mengukur jarak,


panjang, lebar dan tinggi pada
benda tertentu. (min 1 buah)

6 Palu cakar Untuk memalu paku pada


benda dan juga memperkuat
hubungan benda dengan paku.
(min 1 buah)

18
7 Waterpass Untuk mengukur dan
Batang menentukan kedataran agar
berada pada posisi yang rata
(min 1 buah)

8
Komponen
Scaffolding

Scaffolding berfungsi sebagai struktur sementara untuk


menyangga kerangka material konstruksi bangunan atau
perbaikan pada gedung.
➢ Jack Base Jack Base berfungsi sebagai
kaki untuk mengatur
ketinggian sesuai dengan
kebutuhan. Dilengkapi dengan
wingnut yang berfungsi untuk
mengatur ketinggian sesuai
dengan kebutuhan.
➢ Main Frame Main frame adalah komponen
utama dari frame scaffolding
yang berfungsi sebagai
penyangga utama dari bentuk
konstruksi sebuah perancah.
Untuk perancah dasar, bagian
bawah main frame dipasangi

19
jack base dan bagian atasnya
dipasangi joint pin (untuk
membuat tingkat perancah
selanjutnya).
➢ Cross Brace Dua pipa yang saling
bersilangan yang dihubungkan
bagian tengahnya, digunakan
sebagai pengikat antara
masing-masing main frame
sehingga main frame dapat
berdiri tegak. Lock pin
merupakan kelengkapan dari
scaffolding. Komponen ini
berfungsi sebagai pengaman
untuk mengunci cross brace.
➢ Joint Pint salah stau komponen dari
scaffolding yang digunakan
sebagai penyambung antara
main frame.

➢ U-Head Tiang baja berulir dengan


bentuk menyerupai huruf “U”
dilengkapi dengan wingnut
untuk mengatur ketinggian
sesuai dengan kebutuhan. U-
Head berfungsi untuk menahan
gearder dengan aman pada
tempatnya.

20
➢ Cross Head untuk mengatur ketinggian
Jack sesuai dengan kebutuhan.
Berfungsinya untuk menahan
gearder dengan aman pada
tempatnya. Berbeda dengan U
head, cross head jack bisa
digunakan untuk menahan dari
empat sisi.
Komponen
Peri Up

12

Peri Up berfungsi sebagai struktur sementara untuk menyangga


kerangka material konstruksi bangunan atau perbaikan pada
gedung, sama halnya dengan fungsi Scaffolding, akan tetapi
komponen dan cara perakitan peri up sedikit berbeda dengan
scaffolding.

Besi Peri up
Sebagai rangka peri-up

21
Jack Base Sebagai kaki untuk mengatur
ketinggian sesuai dengan
kebutuhan.

U-Head Tiang baja berulir dengan


bentuk menyerupai huruf “U”
dilengkapi dengan wingnut
untuk mengatur ketinggian
sesuai dengan kebutuhan.
Berfungsi untuk menahan
gearder dengan aman pada
tempatnya.
Cross Head Untuk mengatur ketinggian
Jack sesuai dengan kebutuhan.
Dalam praktek yang dilakukan
fungsinya untuk menahan
gearder dengan aman pada
tempatnya. Berbeda dengan U
head, cross head jack bisa
digunakan untuk menahan dari
empat sisi.
13 Gearder untuk menyalurkan beban di
Timber atas konstruksi untuk
dikirimkan ke struktur di bagian
bawahnya, yakni abutment, agar
bisa diredam dan menghindari
persimpangan beban atau gaya.
14 Hory Beam penahan bekisting plat lantai
sesaat, dan sebagai
mempertahankan kedataran

22
bekesting plat lantai sebelum
dan sesudah pengecoran.

V. BAHAN YANG DIPERLUKAN


No Nama Bahan Gambar Keterangan/Fungsi
1 Kaso 5/7 • Kaso ukuran 5/7-244 cm
(10 buah)
• Kaso ukuran 5/7-50 cm (10
buah)
• Kaso ukuran 5/7-30cm (10
buah)
2 Kayu • Multiplek ukuran 1,8/ 40-
Lapis/Multiple 244 cm (2 buah)
k • Multiplek ukuran 1,8 / 60-
244 cm (2 buah)
• Multiplek ukuran 1,8 / 30 -
244 cm (2 buah)
• Multiplek ukuran 2 / 80 - 244
cm (3 buah)
3 Balok Kayu • Balok ukuran 5/12 – 92 (5
buah)
• Balok ukuran 5/12 – 102 (5
buah)
4 Paku 4-7 Berfungsi untuk melekatkan dua
bahan/benda dengan menebus
keduanya (±400 buah)

23
VI. LANGKAH KERJA

➢ Dengan Sistem Scaffolding


1. Gambar kerja dipelajari dan dipahami

2. Alat dan bahan dipersiapkan

3. Menandai As dan ketinggian balok sesuai pada gambar rencana, pada praktik ini ketinggian
balok adalah 275 cm
4. Scaffolding disetting
a. Dua alas papan berukuran 3/20-400 cm dipasang

24
b. Basejack dipasang

c. Scaffolding (Main frame) dipasang pada jalur as balok yang telah dibuat

25
d. Cross head jack dipasang

e. U-head jack dipasang dengan cara diputar dan diberi baji

26
4. Balok girder sebagai balok penyangga dipasang diatas head jack

5. Balok pendukung ditempatkan diatas balok penyangga dengan jarak masing-masing ±


60 cm. Cara memasangnya yaitu dengan memberi paku pada siku yang terdapat diatas
balok penyangga dari girder supaya tidak bergeser

6. Cetakan balok dipasang dimulai dari bagian bawah dengan cara dipaku secukupnya,
kemudian pada kedua sisinya disokong atau ditopang dengan menggunakan penyiku
ukuran 30 cm dan 60 cm

27
➢ Dengan Sistem Peri Up
1. Gambar kerja dipelajari dan dipahami

2. Alat dan bahan dipersiapkan

3. Menandai As dan ketinggian balok sesuai pada gambar rencana, pada praktik ini
ketinggian balok adalah 275 cm
4. Peri up disetting
a. Dua alas papan berukuran 3/20-400 cm dipasang

28
b. Basejack dipasang

c. Peri up dipasang pada jalur as balok yang telah dibuat


d. Cross head jack dipasang
e. U-head jack dipasang dengan cara diputar dan diberi baji

6. Balok girder sebagai balok penyangga dipasang diatas head jack

7. Balok pendukung 5/12 - 92 cm ditempatkan diatas balok penyangga dengan jarak


masing-masing ± 60 cm. Cara memasangnya yaitu dengan memberi paku pada siku
yang terdapat diatas balok penyangga dari girder supaya tidak bergeser

29
8. Cetakan balok dipasang dimulai dari bagian bawah yaitu dengan multiplek ukuran 1,8/30 -
244 kemudian dipaku secukupnya. Untuk pemasangan kedua sisinya dimulai dari bagian
dalam dengan multiplek ukuran 1,8/40 - 244 cm, lalu dipasang dengan tegak dibantu oleh
siku berukuran 30 x 30 lalu siku tersebut di palu ke balok kayu yang ada di bawah dan
cetakan balok samping yang tegak lurus. Lakukan hal yang sama di ke lima bagian.

9. Cetakan balok samping berukuran 1,8/60 - 244 di sisi luar balok dipasang dengan tegak
dibantu oleh siku berukuran 30 x 50 lalu siku tersebut di paku ke balok kayu yang ada di
bawah dan cetakan balok samping yang tegak lurus. Lakukan hal yang sama di kelima
bagian.

Untuk pemasangan plat lantai,, langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kaso ukuran 5/7-244 cm dipasang diantara cetakan balok samping sistem scaffolding dan
sistem peri up dan di bagian kedua ujung cetakan balok samping, setelah posisinya pas
kemudian dipaku di kedua sisi. Kaso ini bertujuan tujuan untuk media pemangku cetakan
lantai dan berperan sebagai tumpuan dari penempatan hory beam

30
2. Lima buah hory beam dukuran 235 cm dipasang didalam kedua kaso dengan jarak antar
hory beam adalah 60 cm. Kemudian dipaku untuk mengunci horry beam agar tidak
bergerak.

3. Setiap kedudukan hory beam dipasang baji untuk memudahkan didalam pembongkaran

4. Tiga buah multiplek ukuran 1,8/80-244 cm sebagai cetakan lantai dipasang dan disusun
diatas kaso dan hory beam sehingga multiplek tersebut menutupi seluruh hory beam.
Kemudian dipaku di bagian ujung-ujung kedua sisi

5. Kedudukan, posisi, dan kestabilan dari cetakan balok dan lantai diperiksa kembali

31
LAMPIRAN

I. BAHAN YANG DIPERLUKAN

No Nama Pekerjaan Bahan Keterangan


Kaso (5 /7 -120 cm) 16 batang
Papan (2 /10 -100 cm) 8 buah
1 Bowplank
Paku (5-7) 100 buah
Benang kasur 1 rol
Multiplek (1,8 / 40 -244 cm) 4 lembar
Kaso (5/ 7 -244cm) 8 batang
Papan (2 /10 - 45 cm) 10 buah
2 Kolom Papan (2 /10 - 40 cm) 10 buah
Paku (5-7) 250 buah
Balok kayu (8 /12 - 60 cm) 16 buah
Papan bantu (2 /15 - 10 cm) 8 buah
Multiplek (1,8 / 40 - 244 cm) 2 lembar
Multiplek (1,8 / 60 - 244 cm) 2 lembar
Multiplek (1,8 / 30 - 244 cm) 2 lembar
Multiplek (2 / 80 - 244 cm) 3 lembar

Balok system Scaffolding,Pire Kaso (5 / 7 - 244 cm) 10 batang


3
Up, dan Plat Lantai Kaso (5 / 7 - 30 cm) 10 batang
Kaso (5 / 7 - 50 cm) 10 batang
Paku (5-7) 400 buah
Balok (8 /12 - 92) 5 buah
Balok (8 /12 - 102) 5 buah

32
II. PERINCIAN KEBUTUHAN BAHAN UNTUK SEMUA ITEM PEKERJAAN

Jumlah
No Bahan
Jumlah Ukuran Utuh Sisa Ukuran sisa
4 lembar 1,8 /122 -244 cm 1 lembar 1,8/60-244 cm
1 Multiplek
3 lembar 2 / 122 -244 cm 3 lembar 2/400-244 cm
2 Papan Kayu 3 buah 2 / 20 - 400 cm 1 buah 2/20-300 cm
1 buah 8 /12-34 cm
2 buah 8 /12-155 cm
2 buah 2/12-400cm
3 Balok Kayu 5 buah 8/ 12- 400 cm
1 buah 2/12-204 cm
1 buah 8/12-23 cm
1 buah 8/12-193 cm
1 buah 5/7-35 cm
1 buah 5 / 7-154 cm
4 Kaso 19 batang 5 / 7-400 cm
3 buah 5/7-132 cm
1 buah 5/7 -102 cm

III. DETAIL PEMOTONGAN KAYU

A. Pekerjaan Bouwplank

Kebutuhan :

- Papan 2/10-100 cm (8 buah)


- Kaso 5/7-120 cm (16 batang)
1. Papan utuh 2/20-400 cm (1 buah)→ Dibuat papan 2/10-100 cm (6 buah)

33
2. Papan sisa dari perkerjaan kolom ukuran 2/20-295 cm (1 buah)→ Dibuat papan
ukuran 2/10-100 cm (2 buah)

34
3. Kaso utuh 5/7-400 cm (1 batang)→ Dibuat kaso 5/7x-120 cm (3 batang)

4. Kaso sisa dari pekerjaan kolom ukuran 5/7-154 cm (3 batang) → Dibuat kaso 5/7-
120 cm (3 batang)

5. Kaso sisa dari pekerjaan balok ukuran 5/7-154 cm (10 batang) → Dibuat kaso
ukuran 5/7-120 cm (10 b batang)

35
SISA BAHAN BOWPLANK

1. Papan 5/7-95 cm (1 buah)


2. Kaso 5/7-35 cm (1 batang)

36
B. Pekerjaan Kolom
Kebutuhan :
- Multiplek 1,8/40- 244 cm (4 lembar)
- Kaso 5/7 -244 cm (8 batang)
- Papan 2/10-45 cm (10 buah)
- Papan 2/10-40 cm (10 buah)
- Papan penyokong 2 /15- 10 cm (8 buah)
- Balok kayu 8/12 -60 cm (16 buah)

1. Multiplek utuh 1,8 /122-244 cm (2 lembar)→ Dibuat multiplek ukuran 1,8/40-244


cm (3 lembar)

37
2. Kaso utuh 5/7-400 cm (8 batang) → Dibuat kaso 5/7-244 (8 batang)

3. Papan Utuh 2/20 -400 cm (2 buah)

✓ Dibuat papan 2/10- 45 cm (10 buah)


✓ Dibuat papan 2/10 -40 cm(10 buah)

38
✓ Dibuat papan penyokong2/10-15 cm (8 buah)

4. Balok kayu utuh 8/12-400 (3 buah) →Dibuat balok 8/12-60 cm (16 buah)

SISA BAHAN KOLOM

1. Multiplek ukuran 1,8/80-244 cm (1 lembar)


Penggunaan : Dapat ukuran 1,8/40-244 cm (2 lembar) untuk pekerjaan balok
Sehingga bahan ini dapat dimanfaatkan semua
2. Kaso ukuran 5/ 7-154 cm (8 batang)

39
Penggunaan : Dapat digunakan untuk kaso 5/7/120 cm (3 batang) dipekerjaaan
bouwplank dan kaso 5/7-50 cm (10 batang) diperkerjaan balok
Sehingga sisa dari bahan ini adalah kaso 5/7-154 cm (1 batang),
kaso 5/7-32 cm (3 batang) dan kaso 5/7-102 cm (1 batang)

3. Papan ukuran 2/20 -7 cm (1 buah)


4. Papan ukuran 2/ 20 - 295 cm (1 buah)
Penggunaan : Dapat digunakan untuk papan 2/20-100 cm (2 buah) diperkerjaan
bouwplank, Sehingga sisa dari bahan ini adalah papan 2/20-193 cm
(1 buah)
5. Balok ukuran 8 /12 - 34 cm (2 buah)
6. Balok ukuran 8 / 12 - 155 cm (1 buah)

40
C. Pekerjaan Balok dan Plat Lantai

Kebutuhan :
- Multiplek 1,8/40 -244 cm (2 lembar)
- Multiplek 1,8/60 - 244 cm (2 lembar)
- Multiplek 1,8/30 - 244 cm (2 lembar)
- Multiplek 2/80 - 244 cm (3 lembar)
- Kaso 5/7 - 244 cm (10 batang)
- Kaso 5/7 – 30 cm (10 batang)
- Kaso 5/7 - 50 cm (10 batang)
- Balok 5/12-400 (3 buah)

1. Sisa Multiplek ukuran 1,8/80 - 244 cm (1 lembar) dari bahan kolom → Dibuat
ukuran 1,8 / 40 - 244 cm (2 lembar)

2. Multiplek utuh 1,8 x 122 x 244 cm ( 2 lembar)


✓ Multiplek 1,8 /60 - 244 cm (2 lembar)
✓ Multiplek 1,8 / 30 - 244 cm (2 lembar)

41
42
3. Multiplek utuh 2/ 122 -244 cm (3 lembar) → Dibuat ukuran 2/ 80 x 244 cm
(3 lembar)

43
4. kaso utuh 5 /7 - 400 cm (10 batang) → Dibuat ukuran 5 /7 - 244 cm ( 10 batang)

44
5. Sisa kaso ukuran 5/7-32 (10 batang) dari pekerjaan balok dan
bowplank → Dibuat kaso ukuran 5x7x30 cm (10 batang)

6. Sisa Kaso ukuran 5 / 7 - 154 cm (4 batang) dari pekerjaan kolom → Dibuat 10


buah kaso 5 / 7 - 50 cm (10 batang)

7. Balok kayu utuh 8/12-400 (3 buah) →Dibuat balok 8/12-92 cm (5 buah) dan
balok 8/12-102 cm (5 buah)

5 cm
92 cm 92 cm 92 cm 92 cm Sisa 23 cm

5 cm
92 cm 102 cm 45
102 cm 102 cm
5 cm
102 cm 102 cm Sisa193 cm

SISA BAHAN BALOK


1. Multiplek ukuran 1,8 / 60 - 244 cm (1 buah)
2. Multiplek ukuran 2 / 40 - 244 cm (3 buah)
3. Kaso ukuran 5 / 7 - 154 cm (10 buah)
Penggunaan :
Dapat dibuat untuk kaso 5/7-120 (10 buah) pada pekerjaan bowplank
Maka sisanya adalah kaso 5/7-32 cm (10 buah), kemudian dapat digunakan untuk kaso
5/7-30 (10 buah) untuk pekerjaan balok, sehingga sisa bahan dapat digunakan semua
4. Balok ukuran 2/12-400cm (2 buah)
5. Balok ukuran 2/12-204 cm (1 buah)
6. Balok ukuran 8/12-23 cm (1 buah)
7. Balok ukuran 8/12-193 cm (1 buah)

REKAPAN SISA BAHAN SETIAP PEKERJAAN

SISA BAHAN PEKERJAAN BOWPLANK


1. Papan 2/20-95 cm (1 buah)
2. Kaso 5/7-35 cm (1 buah)

SISA BAHAN PEKERJAAN KOLOM


1. Kaso ukuran 5/7 -154 cm (1 buah)
2. Kaso ukuran 5/7 -132 cm (3 buah)`.
3. Kaso ukuran 5/7- 102 cm (1 buah)
4. Papan ukuran 2/20 - 7 cm (1 buah)
5. Papan ukuran 2/20 -193 cm (1 buah)
6. Balok ukuran 8/12 - 34 cm (2 buah)
7. Balok ukuran 8/12 -155 cm (1 buah)

46
SISA BAHAN PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI
1. Multiplek ukuran 1,8 / 60 - 244 cm (1 buah)
2. Multiplek ukuran 2 / 40 - 244 cm (3 buah)
3. Balok ukuran 2/12-400cm (2 buah)
4. Balok ukuran 2/12-204 cm (1 buah)
5. Balok ukuran 8/12-23 cm (1 buah)
6. Balok ukuran 8/12-193 cm (1 buah)

MAKA SISA BAHAN KESELURUHAN :

KASO
1. Kaso 5/7 - 35 cm (1 buah)
2. Kaso ukuran 5/7 - 154 cm (1 buah)
3. Kaso ukuran 5/ 7 - 132 cm (3 buah)
4. Kaso ukuran 5/7 - 102 cm (1 buah)

MULTIPLEK
1. Multiplek ukuran 1,8/ 60 -244 cm (1 lembar)
2. Multiplek ukuran 2/ 40 - 244 cm (3 lembara)

PAPAN
1. Papan ukuran 2/20 -95cm (1 buah)
2. Papan ukuran 2/20 -7 cm (1 buah)
3. Papan ukuran 2 /20 - 193 cm (1 buah)

BALOK
1. Balok ukuran 8/12 - 34 cm (2 buah)
2. Balok ukuran 8/12 - 155 cm (1 buah)
3. Balok ukuran 5/12-23 cm (1 buah)
4. Balok ukuran 5/12-193 cm (1 buah)

47
IV. KOMPONEN SCAFFOLDING

Sumber gambar : https://oilandgasmanagement.net/perancah-scaffolding/

Jenis scaffolding yang umum digunakan dalam dunia konstruksi :

1. Supported Scaffolding

Scaffolding yang satu ini disusun dari bawah ke atas menggunakan tiang sebagai penyangga
dan tesedia lantai kerja yang kokoh.

2. Suspended Scaffolding

Jenis ini memiliki Angkor pengaman, tali atau kabel penggantung yang kuat dan sangkat
gantung dengan lantai papan yang dilengkapi pagar pengaman. Scaffolding jenis ini tidak memiliki
penyangga dari bawah dan digerakkan dengan mesin serta harus menggunakan kabel baja.

3. Aerial Lifts

Scaffolding jenis ini biasanya digunakan untuk proyek yang mengharuskan pekerja
mengakses beberapa tingkat untuk pekerjaan konstruksi. Dengan aerial lifts, maka pekerja, material
hingga peralatan kerja bisa dengan mudah dan aman mencapai ketinggian yang diinginkan.

Jenis scaffolding lainnya seperti : Mobile Scaffolding, Ladder Scaffolding, Bearswain’s


Chair, Ladder Jack Scaffolding, Window Jack Scaffolding, Trestle Scaffolding, Outrigger
Cantilever (Jib Scaffolding), Steel Scaffolding, hingga Wooden/Bamboo Scaffolding.

48
1. Jenis-Jenis Komponen Pengikat Scaffolding Pipa Dan Klem

a) Right Angle Coupler (Klem Mati)

Right Angle Coupler ( clamp mati ), hanya digunakan untuk mengikat pipa horizontal
dengan pipa vertical, tidak diperbolehkan untuk mengikat pipa silang.

Sumber gambar : https://www.blibli.com/p/oem-swivel-clamp-scaffolding/ps--DAT-60030-


00741

4. Swivel Coupler (Klem putar/hidup)

Swivel Coupler ( clamp hidup ), hanya digunakan untuk mengikat pipa silang atau

menyambung pipa, tidak diperbolehkan untuk mengikat pipa horizontal dengan pipa vertical.

Sumber gambar : https://www.blibli.com/p/oem-swivel-clamp-scaffolding/ps--DAT-60030-


00741

49
5. Putlog Coupler (Klem Putlog)
Putlog adalah bagian perancah yang persis di bawah working platform, berfungsi
untuk memperkuat working platform agar tidak patah.

Sumber gambar : https://scaffoldingprimasolusindo.wordpress.com/2016/09/26/pt-enerta/

6. Sleeve Coupler/End to End (Klem sambung)


Untuk menyambungkan 2 pipa pada posisi Horizontal dan diagonal.

Sumber gambar : https://scaffoldingprimasolusindo.wordpress.com/2016/09/26/pt-enerta/

7. Base Plate (Plate landasan)

Base Plates ( plat dasar ), dipasang diatas timber sole dan dibawah sebagai alas tiang
vertical. Fungsinya adalah untuk menjaga kerusakan pada ujung tiang vertical dan menjaga
agar tiang vertical tidak bergeser dan di pakukan ke timber sole.

Sumber gambar : http://tokobangunanonline.com/product/base-plate/

50
8. Joint pin

Joint Pin ( penyambung ), digunakan sebagai penyambung antara ujung pipa.

Sumber gambar : https://www.tokopedia.com/find/joint-pin

2. Komponen Frame Scaffolding

i. Frame Scafolding (Rangka)


Tiang vertical ( standart ) atau main frame merupakan tiang utama dari konstruksi
scaffolding, tiang vertical harus berdiri dengan dilandasi / diatas Base plates atau Jack Base
pada dasar yang tidak rata, pipa harus lurus.

Sumber gambar : https://www.klopmart.com/produk/main-frame-scaffolding-


galvanis/077106065049078103061061

51
3. Komponen Scaffolding Rangka Besi

1. Adjustable Base Plate/Jack Base

Jack Base, digunakan untuk landasan tiang vertical apabila dasar dari perancah /
scaffolding tidak rata, karena jack base bisa diajas untuk menaikkan dan menurunkan tiang
vertical.

Sumber gambar :https://www.bukalapak.com/p/rumah-tangga/furniture-interior/dekorasi-


rumah/bprwyn-jual-jual-jack-base-scaffolding

2. Adjustable Leg

Adjustable Leg digunakan sebagai penyambung tiang vertikal antara kerangka tiang
sebelum dan tiang baru pada scaffolding atau penyambung antara tiang dengan U head yang
disertai dengan pengatur levelnya untuk mengatur ketinggiannya.

52
Sumber gambar : https://indonesian.alibaba.com/product-detail/adjustable-swivel-construction-
scaffolding-galvanized-u-head-jack-base-62400977123.html

3. Adjustable U Head

Adjustable U Head berbentuk seperti huruf U yang berfungsi untuk menopang balok kayu
dan disertai dengan pengatur levelnya untuk mengatur ketinggiannya.

Sumber gambar : http://jualscaffolding-bandung.blogspot.com/p/blog-page_1108.html

4. U head

U Head berbentuk seperti huruf U yang berfungsi untuk menopang balok kayu maupu
material konstruksi bangunan lainnya.

Sumber gambar : http://jualscaffolding-bandung.blogspot.com/p/blog-page_1108.html

53
5. Castor
Terletak di dasar scaffolding yang memiliki fungsi yang sama dengan Base plate yaitu
untuk menjaga kerusakan pada ujung tiang vertical. akan tetapi dengan penggunaan castor
ini, kerangka scaffolding dapat berpidah tempat ke tempat lain dengan mudah karena adanya
bantuan roda.

Sumber gambar : https://edmontonscaffolding.com/product/8-heavy-duty-scaffold-castor/


6. Cross Brace
Bracing ( pipa silang ) adalah pipa silang yang harus disediakan pada setiap konstruksi
perancah, yang berfungsi sebagai penguat / membuat kekakuan pada konstruksi perancah. Harus
diikat dengan clamp hidup ( Swivel Coupler ).

Sumber gambar : https://www.bukalapak.com/p/industrial/industrial-lainnya/25zr220-jual-


cross-brace-scaffolding
7. Ledger
Ledger ( Gelagar memanjang ) yang berfungsi sebagai pengikat antara tiang vertical dan
untuk membentuk lift pada perancah dan sebagai tumpuan transom, antara standart dan
ledger harus diikat dengan clamp mati ( right angle coupler ). Jarak standart dengan ledger
1.60 m.

Sumber gambar : https://www.indiamart.com/proddetail/scaffolding-ledger-


6333674212.html

54
Komponen Lainnya :

a) Guardrail / Handrail ( palang pengaman ),


Dipasang diatas midrail dan harus diikat dengan clamp mati ( Right angle coupler ), berfungsi
sebagai palang pengaman agar orang tidak jatuh saat berada di atas pelataran.
Sumber gambar : https://indonesian.alibaba.com/product-detail/exterior-scaffold-of-guard-

rail-post-60780192384.html

b) Midrail ( Palang Tengah )


Terpasang pada guardrail post dibawah dari Handrail dan di atas toe board, fungsinya
adalah untuk menjaga agar orang tidak jatuh pada saat berada di bawah handrail.

c) Toe Board ( papan kaki)


Ditempatkan diatas platform atau pelataran kerja dibawah midrail, minimum
ketinggian toe board adalah 15 cm dari lantai kerja. Fungsinya adalah untuk menjaga agar
peralatan atau material yang berada diatas platform tidak jatuh apabila tidak sengaja
tertendang.

Sumber gambar : https://indonesian.alibaba.com/product-detail/scaffold-toe-board-metal-


plank-scaffolding-walk-board-2008717604.html

55
d) Timber Sole / Sole plate ( papan Alas )
Ditempatkan dibawah dari tiang vertical, di bawah base plates atau jack base.
Fungsinya adalah untuk menahan agar tiang vertical tidak ambles pada permukaan yang
lembek, dan juga berfungsi untuk menyalurkan beban pada tiang vertical, tersebar merata
kelandasan yang lebih luas

Sumber gambar : http://scaffolding001.com/kontak

e) Transom ( Gelagar melintang)


Terpasang diatas ledger gunanya untuk penumpu platform / pelataran kerja. Jarak
standart dari transom adalah 3.4 feet ( 1 m ) pada ketebalan papan 38 mm, tidak
diperbolehkan memasang transom di bawah ledger, dan harus menggunakan clamp mati (
right angle coupler ).

Sumber gambar : https://indonesian.alibaba.com/product-detail/readylock-transom-easylock-


transom-scaffolding-trasom-10764382.html
f) Steel Ladder
Di gunakan sebagai akses menuju meta deck atau untuk pinjakan

Sumber gambar : https://scaffoldingprimasolusindo.wordpress.com/2016/09/26/pt-enerta/

56
V. KOMPONEN PERI-UP

1. Adjustable Base Plate


Berfungsi sebagai landasan tiang vertical apabila dasar dari perancah / scaffolding
tidak rata, karena jack base bisa diajas untuk menaikkan dan menurunkan tiang vertical.

Sumber gambar : https://pdfcoffee.com/qdownload/modul-pelatihan-praktek-peri-up-shoring-


tower-ptbpw-pdf-free.html

2. Cross Forkhead

Berfungsi untuk menopang balok girder dan disertai dengan pengatur levelnya untuk
mengatur ketinggiannya.

Sumber gambar : https://pdfcoffee.com/qdownload/modul-pelatihan-praktek-peri-up-shoring-


tower-ptbpw-pdf-free.html

57
3. Handle Lock
Untuk mengamankan Head dan Base Spindle selama proses perpindahan

Sumber gambar : https://pdfcoffee.com/qdownload/modul-pelatihan-praktek-peri-up-shoring-


tower-ptbpw-pdf-free.html

4. Base Standar
Untuk perakitan langsung pada base spindle.

Sumber gambar : https://pdfcoffee.com/qdownload/modul-pelatihan-praktek-peri-up-shoring-


tower-ptbpw-pdf-free.html
5. Standard

Sumber gambar : https://pdfcoffee.com/qdownload/modul-pelatihan-praktek-peri-up-shoring-


tower-ptbpw-pdf-free.html

58
6. Ledger

Sumber gambar : https://pdfcoffee.com/qdownload/modul-pelatihan-praktek-peri-up-shoring-


tower-ptbpw-pdf-free.html

7. Horizontal Brace

Sumber gambar : https://pdfcoffee.com/qdownload/modul-pelatihan-praktek-peri-up-shoring-


tower-ptbpw-pdf-free.html
8. Spindle Locking

Sumber gambar : https://pdfcoffee.com/qdownload/modul-pelatihan-praktek-peri-up-


shoring-tower-ptbpw-pdf-free.html

9. Lockin Pin
Untuk koneksi standar pipa

Sumber gambar : https://pdfcoffee.com/qdownload/modul-pelatihan-praktek-peri-up-shoring-


tower-ptbpw-pdf-free.html
59
DAFTAR PUSTAKA

PT Beton Perkasa Wijaksana. PERI UP Rosett Flex Shoring Tower Instruksi Kerja &
Standar Konfigurasi. Diases dari : https://pdfcoffee.com/qdownload/modul-pelatihan-
praktek-peri-up-shoring-tower-ptbpw-pdf-free.html, tanggal 24 Desember 2021

Hermadi, Didik. 2016. System PERI Formwork & Keunggulannya. Diakses dari:
https://duniabekisting.wordpress.com/

PERI. 2012. PERI UP Rosett Stair Alu 64 with Deck U, Diakses dari :
https://www.peri.ee/dam/jcr:7aee1c00-fb50-401f-9697-f8b2e4ee2b63/peri-up-rosett-
flex-catalogue.pdf, tanggal 24 Desember 2021

Ananta, Erwin. ND. Construction safety. Diases dari :


https://www.scribd.com/document/443462404/KOMPONEN-SCAFFOLDING-
PIPA, tanggal 24 Desember 2021

60
61

Anda mungkin juga menyukai