Tugas Critical Book Report Himlog-1
Tugas Critical Book Report Himlog-1
Dosen Pengampu:
DISUSUN OLEH :
HERION TARIGAN (4181230004)
LIYANTI SILABAN (4183230018)
MEGA SAMOSIR (4181230009)
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
menolong hambaNya menyelesaikan Critical Book Report ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa bantuanNya, mungkin saya sebagai penulis tidak akan mampu
menyelesaikan Critical Book Report ini dengan baik. Adapun tujuan dari tugas ini
dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah kami, yakni Himpunan Logika.
Tugas Critical book report ini dibuat disusun dengan harapan dapat
menambah wawasan kita tentang Himpunan Logika. Penulis menyadari
bahwasannya tugas Critical Book Report ini terdapat banyak kekurangan dan
keasalahan, penulis masih terbatas. Penulis juga menantikan saran dan kritik dari
pembaca dan Dosen pembimbing mata kuliah Himpunan Logika, guna
menyempurnakan tugas ini. Penulis harap tugas Critical Book Report ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
Daftar Isi
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku
BUKU I
BUKU II
BUKU I
1. Bukti Kalimat P Q
Bukti kalimat P Q merupakan metode pembuktian langsung. Metode
Contoh : Buktikan bahwa perkalian tiga bilangan asli berurutan habis dibagi 3
Pembuktian :
Misal 3 bilangan asli berurutan didefenisikan sebagai n,n+1,n+2 untuk
suatu n. Dan perkalian tiga bilangan asli adalah m. Sebagai contohnya kita
menggunakan 3k,3k+1,3k+2.
Pembuktian :
= =2( = 2m
m
yang merupakan bilangan genap.
3. Bukti dengan kalimat berbentuk P Q
Hal (2) x < 0. Jika x < 0 maka berdasarkan definisi |x| = -x, jadi karena untuk x <
0 maka –x > 0 atau |x| > 0.
P(6) : 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = ½( (6)(6 + 1)
Contoh pernyataan kontradiksi : 1 = 2, -1 < a < 0 dan 0 < a < 1, ”m dan n dua
bilangan bulat yang relatif prime” dan ”m dan n keduanya bilangan genap”.
Pembuktian :
Andaikan maksimum A ada, katakan p. Maka haruslah 0 < p < 1, dan akibatnya
p½ < ½ dan ½ (p + 1) < 1. Diperoleh p = p½+ p½< p½+ ½= ½ (p + 1) < 1
Diperoleh dua pernyataan berikut :
• ada q∈A (yaitu q := ½ (p + 1)) yang lebih besar dari p. Kedua pernyataan
ini kontradiktif, jadi pengandaian A mempunyai maksimum adalah salah,
jadi haruslah tidak ada maksimum.
Contoh 2 : Tidak ada bilangan bulat positif x dan y yang memenuhi persamaan
Diophantine x²-y²= 1.
x²-y²= 1.
• Hasil pada kedua kasus ini bertentangan dengan hipotesis bahwa x dan y
bulat positif. Bila dicermati ada kemiripan bukti dengan kontradiksi dan
bukti dengan kontraposisi. Untuk menjelaskan perbedaan kedua metoda
ini kita perhatikan struktur pada keduanya sebagai berikut : Pada metoda
kontradiksi, kita mengasumsikan p dan ¬q, kemudian membuktikan
adanya kontradiksi.
Asumsi awal kedua metoda ini sama, pada metoda kontraposisi tujuan
akhirnya sudah jelas yaitu membuktikan kebenaran p, sedangkan pada metoda
kontradiksi tujuan akhirnya tidak pasti pokoknya sampai bertemu kontradiksi.
Secara khusus jika kita sampai pada pernyataan p maka kontradiksi sudah
ditemukan. Jadi metoda kontraposisi merupakan kasus khusus dari metoda
kontraposisi.
Ada dengan tunggal satu x sedemikian sehingga P(x). Terdapat suatu x yang unik
sedemikian sehingga P(x). Terdapat paling sedikit satu x sehingga P(x), dan
terdapat paling banyak satu x sehingga P(x). Ada satu dan hanya satu x
sedemikian sehingga P(x). Membuktikan kalimat dalam bentuk (E!x)P(x). Ada
dua bagian yang harus dibuktikan yaitu :
a). Bagian eksistensi nya membuktikan adanya x sehingga P(x) kalimat yang
benar.
disini kita membuktikan bahwa jika ada dua elemen x dan z sedemikian sehingga
P(x) benar P(z) benar maka keduanya harus sama. Jadi harus dibuktikan, (Ax)
(Az)(Px)(Pz) => x = z.
Contoh : buktikan terdapat dengan tunggal satu x sedemikian sehingga untuk
setiap y berlaku x + y = y + x = y dalam sistem bilangan real.
Pembuktian :
BUKU II
1. Metode Bukti
Titik awal dari sistem matematika adalah seperangkat kebenaran yang terbukti
dengan sendirinya disebut aksioma. Definisi aksioma diberikan di bawah ini.
terbukti dengan sendirinya benar tanpa bukti. Dengan demikian, aksioma adalah
pernyataan matematis yang diyakini demikian jelas benar bahwa itu tidak perlu
dibuktikan.
Diberikan teorema "Jika H, maka C," ada banyak pendekatan yang berbeda dapat
dicoba ketika mencoba untuk membuktikan teorema ini. Namun, yang khusus
metode yang digunakan untuk membuktikan teorema tidak sepenting fakta itu
bukti yang valid telah ditemukan untuk teorema. Dua yang paling umum
pendekatan yang digunakan untuk membuktikan teorema adalah metode bukti
langsung dan metode bukti tidak langsung.
1) Bukti Langsung
Metode Bukti Langsung: Diberikan teorema dari bentuk H -> С, а bukti langsung
H -> С dimulai dengan asumsi hipotesis dari dalil. Dari hipotesis, urutan
pernyataan logis dibangun yang mengarah pada kesimpulan teorema. Saat urutan
logis argumen yang mengarah dari hipotesis (H) hingga kesimpulan (C) valid,
maka teorema akan terbukti dengan bukti langsung. Diagram dari a bukti
langsung biasanya mengikuti pola.
H → C → C1 → C2 → C3…………….C
Bukti tidak langsung dari teorema "Jika Я adalah benar, maka С benar
"dimulai dengan mengasumsikan bahwa hipotesis (Я) adalah benar dan
kesimpulannya (C) salah.
Selain metode forward direct proof, bukti dengan kontrapositif, dan bukti oleh
kontradiksi ada juga beberapa metode khusus pembuktian. Selain itu, masing-
masing metode ini berkaitan dengan bentuk khusus dari teorema Dalam
pertimbangan. Secara khusus, metode khusus dari bukti itu akan dibahas dalam
bagian ini adalah bukti oleh induksi matematika, keunikan
bukti, bukti keberadaan, dan bukti oleh kasus.
4) Induksi Matematika
Bukti dengan induksi matematika adalah jenis bukti langsung khusus yang
sering bisa digunakan dengan teorema alam "Pernyataan Vn berlaku untuk setiap
alam number n "; yaitu, kandidat yang baik untuk pembuktian dengan induksi
matematika teorema apa pun yang melibatkan pernyataan yang diindeks oleh n
(yaitu, Vn) dan berlaku Vn € N. Dua langkah yang diperlukan dalam setiap
induksi, untuk keduanya lemah (/ i)
dan induksi kuat (/ 2), diberikan di bawah ini. Lemah Induksi (/ 1): Teorema dari
bentuk "Vn memegang Vn G N" akan dibuktikan jika dapat ditunjukkan dua
kondisi berikut ini
benar:
5) Bukti Keunikan
Teorema khusus dari sifat "Obyek A yang merupakan elemen dari set С adalah
satu-satunya objek (yaitu, unik) yang memiliki properti P "disebut sebagai
keunikan dalil. Teorinya yang unik sangat penting karena menunjukkannya dan
hanya satu objek yang memiliki properti khusus P.
Sebuah teorema keunikan dapat dibuktikan dengan bukti oleh kontradiksi, dan
langkah-langkah yang digunakan untuk membuktikan teorema keunikan diuraikan
di bawah ini.Algoritma untuk Bukti Keunikan: Bukti dengan kontradiksi dapat
digunakan
untuk membuktikan teorema "Obyek A di set С memiliki properti P adalah unik"
sebagai
diuraikan di bawah.
1. Tunjukkan bahwa objek A e С memiliki properti P.
6) Bukti Keberadaan
Tipe teorema khusus lainnya adalah teorema alam "Ada sebuah objek A yang
merupakan elemen dari set С yang memiliki properti P. "Teorema sifat ini disebut
sebagai teorema keberadaan. Teorema berikut menyediakan contoh teorema
keberadaan.
Dalam banyak bukti, jalur argumen logis akan mengarah pada sebuah
pernyataan
melibatkan pernyataan baik / atau seperti kondisi S \ atau kondisi 5г.Pendekatan
ini disebut pembuktian oleh kasus. Kebutuhan akan bukti oleh kasus mungkin
menjadi jelas atau mungkin tersembunyi dalam implikasi dari pernyataan tertentu.
Selanjutnya, bukti oleh kasus mungkin melibatkan lebih dari hanya dua kasus. Ex-
ampli jenis pernyataan yang dapat menunjukkan apakah bukti oleh kasus
diperlukan d.
5. Materi yang disajikan dibuku 1 sangat baik dan rumus yang digunakan
juga dapat dimengerti, sedangkan dibuku 2 Matei yang disajikan singkat
jelas dan padat. Rumus yang digunakan juga lebih mudah dipahami.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembuktian Matematika adalah sebuah demonstrasi yang meyakinkan
rumus, teorema itu benar, dengan bantuan logika dan matematika.
Pembuatan bukti telah lama mendapatkan perhatian besar dalam
matematika teoritis. Dengan hasil kritikan buku ini kita lebih dapat
membandingkan antar dua buku tentang Metode Pembuktian dengan
penulis yang berbeda guna untuk menambah wawasan tentang metode
pembuktian. Tidak ada buku yang lebih unggul atau buku yang lebih
buruk. Kedua buku ini isinya saling melengkapi.
3.2 Saran
Mungkin akan lebih baik apabila menggunakan kata-kata yang
sederhana dan ilustrasi yang mendukung guna mencapai pemahaman yang
lebih
DAFTAR PUSTAKA
Dosen Mata Kuliah Himpunan Dan Logika, Tim 2018. Himpunan Dan Logika.
Medan : Universitas Negeri Medan
Courant, R. 2006. Theorems, Corollaries, Lemmas, dan Method of Proof,
Montana Teach: Montana Teach.