Anda di halaman 1dari 3

PROTOKOL

RADIOGRAFI BAHAN KONTRAS

COLONOGRAPHY

Oleh:

Arlita Sariningrum, SKH B94154107


Noor Rohman Setiawan, SKH B94154133
Prista Ayu Nurjannah, SKH B94514136
Zul Fikhiran Bin Asli, SKH B94154149

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
Penggunaan bahan kontras dalam prosedur radiografi dilakukan untuk
mendapatkan gambaran radiograf yang lebih baik terhadap struktur organ. Secara
umum penggunaan bahan kontras biasa dilakukan pada hewan kecil. Tujuan
teknik ini untuk mendapatkan gambaran organ pencernaan
(gastrointestinal), genitourinary, kanalikuli spinalis (myelografi), fistula, dan
persendian. Teknik pewarnaan untuk organ pencernaan meliputi esofagografi,
gastografi, enterografi, dan kolonografi.
Kolonografi merupakan teknik untuk mendapatkan gambaran saluran
pencernaan bagian bawah (lower gastrointestinal tract) seperti kolon. Teknik ini
dilakukan dengan bahan kontras positif (barium enema) dan negatif
(pneumocolon). Kontras positif menggunakan bahan radiopaque berupa barium
sedangkan kontras negatif menggunakan gas yang memiliki spesific
gravity rendah seperti karbondioksidan dan oksigen (Lavin 2003). Bahan kontras
positif memiliki nomor atom dan berat jenis yang lebih tinggi daripada jaringan
tubuh sehingga akan memberikan penampakan radiopaque daripada jaringan
tubuh. Penggunaan barium sulfat sebagai bahan kontras positif telah umum
digunakan. Barium sulfat bersifat tidak larut air dan biasa digunakan dalam
pengamatan organ pencernaan seperti kolon (barium enema) (Jensen dan Michael
1998).

Tujuan
Teknik kolonografi bertujuan untuk melihat anatomi kolon, observasi benda
asing dan perforasi yang ada di kolon, observasi batas kolon dengan usus halus,
dan diagnosis penyakit yang ada pada kolon. Secara mandiri teknik kolonografi
akan melatih mahasiswa PPDH dalam teknik pewarnaan spesifik rontgen untuk
mendapatkan gambaran organ yang diinginkan (kolon).

METODE

Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan berupa syringe, modifikasi
selang untuk aplikasi bahan kontras, timbangan, mesin X-ray, kaset, film, hanger,
lampu illuminator, dan mortar. Bahan-bahan yang digunakan adalah aquades,
atropine sulfat 0,25 mg/mL, ketamine 100 mg/mL, acepromazine 15 mg/mL, dan
BaSO4 10%, bahan pencahar (Microlax ®), jel steril, dan karbondioksida.

Persiapan Hewan

Cara Pelaksanaan
Secara detail teknik colonography yang dilakukan adalah:
1. Hewan dipersiapkan terlebih dahulu dengan dipuasakan selama 24 jam
2. Hewan diberikan pencahar dengan dosis maksimal 2 ml melalui syringe
secara perianal
3. Hewan ditimbang berat badannya untuk menentukan dosis obat anestesi dan
premedikasi
4. Suntikkan Atropin Sulfat (0.42 mL) secara subkutan (SC) dan ditunggu
selama 10 menit. Kemudian diberikan Acepromazine (0.2 mL) dan Ketamine
(0.42 mL) secara intramuskular (IM)
5. Setelah hewan teranastesi, dilakukan pengambilan gambar X-ray dengan
posisi ventrodorsal (VD) dan left lateral (LL) recumbency untuk gambaran
plain, seperti gambar berikut.

Ilustrasi gambaran ventrodorsal (VD) dan left lateral (LL) recumbency

6. Timbang bahan kontras positif (BaSO4) sebanyak 5 g, lalu dilarutkan kedalam


50 mL aquades (BaSO4 10%)
7. Siapkan syringe 20 mL dan selang infus. Ambil udara dengan syringe, dan
sambungkan selang infus pada ujungnya. Kemudian dimasukkan selang infus
ke dalam kolon hewan melalui anus. Ambil kembali udara kedalam syringe
sebanyak 2 kali. Sumbat selang supaya udara tidak keluar, dan segera lakukan
pengambilan gambar x-ray dengan posisi VD dan LL recumbency untuk
gambaran kontras negatif.
8. Siapkan syringe 50 mL, ambil larutan BaSO4 sebanyak 50 mL. Sambung
kembali selang infus pada ujung syringe, kemudian masukkan selang infus ke
dalam kolon melalui anus. Suntikkan larutan BaSO 4 hingga habis, lalu sumbat
selang supaya larutan tidak keluar. Lakukan pengambilan gambar X-ray
dengan posisi VD dan LL recumbency untuk gambaran kontras positif
9. Cuci film hasil radiografi dalam kamar gelap, kemudian dikeringkan. Hasil
yang terlihat diinterpretasikan menggunakan lampu illuminator.

Dapus

Jensen SC, Michael PP. 1998. Pharmacology and Drug Administration for Imaging
Technologists. St. Louis (US): Mosby.

Owens JM, Darryl NB. 1999. Radiographic Interpretation for the Small Animal Clinician.
Ed ke-2. Philadelphia (US): Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai