Suatu hari, Ali bin ABi Thalib ra terburu-buru keluar rumah untuk menunaikan salat subuh
berjamaah di masjid Nabi. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan lelaki yahudi yang sudah
berusioa lanjut. Lelaki tua itu berjalan menuju arah yang sama dengan Ali ra. Karena keluhuran
akhlaknya Ali ra tidak mau mendahului yahudi tersebut meski jalannya sangat lamban.
Sementara itu, salat berjamaah sudah dimulai. Rosulullah saat itu dalam keadaan rukuk. Bahkan
hamper berdiri untuk iktidal. Namun, ALLAH memerintahkan kepada Jibril untuk meletakkan
tangannya diatas bahu Rosulullah saw. Jibril menyuruh beliau menahan rukuknya agar Ali ra
tidak sampai ketinggalan rakaat pertama.
Sampai didepan masjid, ternyata yahudi itu berbelok arah. Tujuan yahudi itu memang bukan ke
masjid. Karena merasa telah, Ali ra segera memasuki masjid. Begitu melihat Rosulullah saw dan
para sahabat masih dalamkeadaan rukuk, ia bersyukur kepada ALLAH, Alhamdulillah (segala
puji bagi ALLAH).
Menurut sebuah riwayat, karena ucapan hamdalah dari lisan Ali ra inilah bacaan Dario
perpindahan rukuk ke iktidal berganti menjadi ‘sami’allahu liman hamidahu’ (semoga ALLAH
mendengar orang yang memuji-NYA). Dalam konteks tersebut, yang memuji adalah Ali ra.
Selesai salat, Rosulullah saw berpaling kepada Jibril dan bertanya tentang penyebab yang
membuatnya harus memperpanjang rukuk. Jibril menjawab bahwa ALLAH telah
memerintahkannya untuk memegang pundak beliau ketika rukuk. ALLAH tidak menginginkan
Ali bin Abi Thalib ra kehilangan pahala rakaat pertama dalam salat subuh, karena ia telah
menghormati seorang yahudi tua yang ditemuinya di tengah perjalanan menuju masjid. (Akhlak
Hubungan Vertikal, 2008)
HAK ORANG YANG LEBIH TUA
Written By buletin al-iman on Kamis, 14 Februari 2013 | 08.50
Agama Islam datang membawa kebaikan dan menyeru kepada akhlak yang
mulia. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam sabda beliau:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia.” (HR.
Ahmad No. 8952)
Dan orang pertama yang menghiasi dirinya dengan akhlak mulia adalah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka itu Allah ta’ala memuji beliau dengan
firman-Nya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. al-Qolam: 4)
Kebanyakan kaum muslimin kurang peduli dengan hal yang satu ini. Ironisnya
lagi banyak para penuntut ilmu yang kurang membekali diri mereka dengan akhlak
yang mulia sebagaimana mereka membekali diri mereka dengan ilmu agama.
Mereka tidak menghiasi diri mereka dengan akhlak yang mulia sebagaimana mereka
menghiasi kehidupan mereka dengan beribadah kepada Allah. Padahal Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sungguh seorang mukmin dapat mencapai derajat orang yang berpuasa dan orang
yang sholat malam dengan kemuliaan akhlaknya.” (HR. Ahmad : 25013)
Maka itu pada kesempatan kali ini, redaksi akan menyajikan pembahasan
akhlak mulia yang berisi beberapa kewajiban seorang muslim terhadap orang yang
lebih tua. Tentu saja pembahasan ini termasuk dari kajian akhlak mulia yang sudah
sepatutnya setiap muslim berperangai dengannya.
Berikut di antara hak seorang muslim terhadap orang yang lebih tua:
[1]. Menghormatinya
Menghormati orang yang lebih tua merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan:lah sholat yang kami lakukan bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR.al-Bukhari No. 549 & Muslim No. 623)
(Oleh: Fathurrahman)
http://buletin-aliman.blogspot.com/2013/02/hak-orang-yang-lebih-tua.html